Professional Documents
Culture Documents
SINTESIS DIAZOAMINOBENZEN
Tujuan Percobaan
Mempelajari reaksi garam diazonium dengan amina dalam sintesis
diazoaminobenzen.
Tinjauan Pustaka
Diazoaminobenzen adalah amina aromatik yang berbentuk kristal kuning pada
suhu kamar. Diazoaminobenzen tidak larut dalam air tetapi bebas larut dalam
benzen, eter, dan alcohol panas. Titik lebur senyawa ini adalah 98 oC dan titik
didihnya 305 oC. Sedangkan untuk kelarutannya dalam air 0,500 g/Lc.
Diazoaminobenzen digunakan sebagai perantara kimia, agen kompleks dan
termaksud polimer yang aditif. Dapat pula digunakan untuk menghasilkan
pewarna sintesik dan menghasilkan insektisida. Diazoaminobenzen dihasilkan
oleh reaksi anilin dengan isoamil nitrat atau dengan diazotization dari anilin
terlarut dalam asam klorida dengan natrium nitrit, diikuti dengan penambahan
natrium asetat (Akron, 2009).
Senyawa diazoamino disintesis dari senyawa garam diazonium dengan amina.
Pada proses diazonisasinya digunakan asam klorida yang berlebih.
Diazoaminobenzen dapat disintesis dari dua ekivalen anilin dan tiga ekivalen
asam klorida dan ditambahkan natrium nintrit yang diikuti dengan dua ekivalen
natrium asetat (Ridhay, A. dan Hardi, J. 2015).
Senyawa azo merupakan senyawa organik dengan rumus umum Ar-N=NAr1 atau
R=NR1, dimana Ar dan Ar1 adalah gugus aromatik, sedangkan R dan R1 adalah
gugus alkil. Umumnya senyawa azo berwarna yang disebabkan adanya gugus azo
N=N- dan karena itu banyak digunakan sebagai zat warna (Fessenden dan
Fessenden, 1986).
Garam diazonium adalah senyawa antara sintesis yang bermanfaat, salah satunya
dalam reaksi kupling diazonium. Nitrogen ujung pada kation diazonium
digunakan sebagai suatu elektrofil dalam suatu reaksi substitusi elektrofilik pada
aromatic. Sebagian besar produk tipe reaksi kupling diazonium berwarna cerah,
dikenal dengan azo-dyes. Sintesis kombinatorial dibutuhkan untuk
menyediakan beragam jenis senyawa dengan beragam fungsi dalam serangkaian
reaksi yang dilakukan bersamaan. Dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu
sintesis parallel dan sintesis split. Dalam sistem parallel, tiap senyawa dibuat
secara individu dan beragam uji dilakukan secara terpisah untuk tiap senyawa.
Sedangkan sintesis split, hasil ujinya memerlukan proses deconvolution
(pemisahan campuran). Zat warna azo merupakan kelas zat warna yang terbesar
dan terpenting, jumlahnya mencapai ribuan. Dalam pewarnaan-azo, mula-mula
tekstil itu dibasahi dengan senyawa aromatik yang teraktifkan terhadap substitusi
elektrofilik, kemudian diolah dengan suatu garam diazonium untuk menghasilkan
zat warna. Reaktivitas tinggi (dari garam diazonium) disebabkan oleh kemampuan
pergi yang sangat bagus dari gas nitrogen, N2. Karena kemampuan pergi ini,
gugus diazonium dapat ditukarganti oleh pelbagai nukleofil, seperti I-. Beberapa
reaksi substitusi yang akan dipaparkan di sini diduga berjalan dengan mekanisme
Amina alifatik tidak memiliki cincin aromatik yang melekat langsung ke atom
nitrogen. Amina aromatik memiliki atom nitrogen yang melekat pada cincin
aromatik, contohnya adalah anilina. Cincin aromatik mengurangi kebasaan dari
amina, tergantung pada subtituennya. Adanya gugus amina sangat meningkatkan
reaktivitas dari cincin aromatik, karena efek donasi elektron. Amina banyak
digunakan sebagai pewarna, sebagai contoh adalah direct brown (Anonim, 2015).
Prosedur Kerja
Memasukkan 37,5 mL aquadest, 10 mL HCl pekat, dan 6,85 mL anilin ke dalam
erlenmeyer 250 mL. Kemudian mengocok dengan stirer dan selanjutnya
menambahkan 25 gram serpihan es. Memasukkan 2,6 gram natrium nitrit dalam 6
mL aquadest, kemudian mengaduk sampai natrium nitrit larut. Melanjutkan
pengocokan selama 10 menit dan menambahkan 10,5 gram kristal natrium asetat
dalam 20 mL aquadest lalu mengocoknya selama 5 menit. Selanjutnya,
melanjutkan pengocokan selama 45 menit dan jangan membiarkan temperatur
diatas 20 oC. Menyaring endapan kuning diazoaminobenzen dengan penyaring
Buchner dan mencuci dengan 250 mL aquadest dingin, mengeringkan dengan
sempurna. Rendemen crude diazoaminobenzen adalah sekitar 7,5 gram (titik leleh
91 oC). Merekristalisasi sebagian kecil crude diazoaminobenzen dengan 100 mL
benzene. Senyawa murni diazoaminobenzen diperoleh titik leleh 97 oC.
Hasil Pengamatan
No. Perlakuan
1.
37,5 mL aquadest + 10 mL HCl pekat
+ 7 mL anilin + 25 gram serpihan es
batu(Larutan 1)
Hasil
Larutan berwarna coklat
2.
3.
4.
6.
Berat kristal
diazoaminobenzen = 2,036
gram. Titik leleh 94 C
97 C.
Analisa Data
Diketahui :
Berat endapan sebelum rekristalisasi = 5,646 gram
Berat kristal setelah rekristalisasi = 2,036 gram
Berat anilin = 7 gram
Berat NaNO3 = 2,6 gram
Berat CH3COONa
= 10,5 gram
Ditanya :
Jumlah bahan = ...?
Rendemen sebelum rekristalisasi= ...?
Rendemen setelah rekristalisasi = ?
Penyelesaian :
Jumlah bahan =
berat anilin + berat NaNO3 + berat CH3COONa
=
7 gram + 2,6 gram + 10,5 gram
=
20,1 gram
Beratendapan
Rendemen sebelum rekristalisasi (%)
=
Berat jumla h ba h an
100%
=
=
5,646 gram
20,1 gram
x 100%
20,0895 %
2,036 gram
20,1 gram
x 100%
Beratendapan
Berat jumla h ba h an
x 100%
10,1293 %
Pembahasan
Diazoaminobenzen adalah amina aromatik yang berbentuk kristal kuning pada
suhu kamar. Diazoaminobenzen tidak larut dalam air tetapi bebas larut dalam
benzen, eter, dan alkohol panas. Titik lebur senyawa ini adalah 98 oC dan titik
didihnya 305 oC. Sedangkan untuk kelarutannya dalam air 0,500 g/Lc.
Percobaan ini bertujuan untukmempelajari reaksi garam diazonium dengan amina
dalam sintesis diazoaminobenzen. Senyawa diazoamino disintesis dari senyawa
garam diazonium dengan amina. Pada proses diazonisasinya digunakan asam
klorida yang berlebih. Diazoaminobenzen dapat disintesis dari dua ekivalen anilin
dan tiga ekivalen asam klorida dan ditambahkan natrium nintrit yang diikuti
dengan dua ekivalen natrium asetat.
Perlakuan pertama pada percobaan ini yaitu menempatkan dalam erlenmeyer 37,5
mL aquadest, 10 mL HCl pekat dan 7 gram anilin. Pada pencampuran ini,
aquadest harus lebih dahulu dimasukkan ke dalam erlenmeyer karena HCl pekat
merupakan senyawa alkali yang dapat bereksi hebat. Selanjutnya, mengocok
dengan stirer dan menambahkan 25 gram serpihan es. Pengocokan berfungsi agar
campuran menjadi homogen dan cepat karena tumbukan antar senyawa semakin
sering sehingga proses reaksi berlangsung lebih cepat. Fungsi dari penambahan es
batu disini adalah untuk mengontrol kereaktifan garam diazonium. Karena garam
diazonium bersifat reaktif, oleh karena itu campuran reaksi ini harus dilakukan
dalam keadaan dingin (<20C).
Selanjutnya, dilakukan penambahan natrium nitrit ke dalam campuran.Natirum
nitrit dibuat dengan cara memasukkan 2,6 gram natrium nitrit dalam 6 mL air dan
mengaduknya sampai larut. Pada keadaan ini, natrium nitrit bereaksi dengan asam
klorida membentuk asam nitrit dan garam natrium klorida. Asam nitrit dalam
keadaan ini mengurai agak cepat pada suhu kamar. Dengan demikian, senyawa ini
dibuat secukupnya dengan mengolah larutan berair natrium nitrit dengan asam
kuat pada suhu es. Karena pada suhu tersebut larutan asam nitrit cukup stabil.
Kemudian melanjutkan pengocokan dengan stirer dan menambahkan larutan 10,5
gram kristal natrium asetat dalam 20 mL air. Dimana akan terbentuk endapan
kuning diazoaminobenzen.
Pengocokan kemudian dilanjutkan hingga 45 menit. Pada kondisi reaksi seperti
ini, keadaan diusahakan berlangsung pada suhu di bawah 20oC dengan cara
menambahkan es batu. Hal ini dimaksudkan agar gas N2 tidak terlepas ke udara
bebas. Selain itu, suhu yang rendah dapat mempercepat pembentukan
kristaldiazoamoniumbenzen.
Langkah selanjutnya yaitu menyaring endapan kuning diazoaminobenzen dengan
penyaring Buchner dan mencuci dnegan 125 mL air dingin. Prinsip kerja dari
penyaring Buchner yaitu meminimalisir suatu tekanan di dalam sistem, sehingga
tekanan di luar sistem (lingkungan) menjadi lebih besar dan akan mempercepat
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
Senyawa diazoamino disintesis dari senyawa garam diazonium dengan amina.
Pada proses diazonisasinya digunakan asam klorida yang berlebih.
Diazoaminobenzen dapat disintesis dari dua ekivalen anilin dan tiga ekivalen
asam klorida dan ditambahkan natrium nintrit yang diikuti dengan dua ekivalen
natrium asetat.
Diazoaminobenzen yang diperoleh berupa endapan kuning dengan berat2,036
gram dan rendemen yang diperoleh yaitu10,1293 %. Titik leleh
diazoaminobenzen yang diperolehsebelum rekristalisasi yaitu 89oC - 93oC dan
setelah rekristalisasi yaitu 94oC-97oC.
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR ASISTENSI
Nama :
Stambuk
Kelompok
Asisten
No
.
Kasmawati
:
G 301 12 007
:
II (Dua)
:
Nur Iman
Hari/Tanggal
Catatan/perbaikan
Paraf