You are on page 1of 5

ANALISIS BELANJA NEGARA

DARI DATA APBN 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013

Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih yang terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer daerah.
a. Belanja pemerintah menurut fungsi, adalah belanja pemerintah pusat yang digunakan
menjalankan fungsi pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi,
lingkungan hidup, perumahaan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya,
agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.
b. Belanja pemerintah pusat menurut jenis, adalah belanja pemerintah pusat yang digunakan
untuk membiayai belanja pegawai, barang, modal, pembayaran utang, subsidi, belanja hibah,
bantuan sosial, dan belanja lain-lain.
c. Transfer ke daerah, adalah bagian dari belanja negara dalam rangka mendanai pelaksanaan
desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana penyesuaian.
Dari perkembangan beberapa tahun terakhir, anggaran belanja negara, khususnya belanja
rutin dan pembangunan secara nominal cenderung meningkat dengan pesat. Hal ini tidak terlepas
dari langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam mengantisipasi berbagai
perkembangan di bidang ekonomi dan non ekonomi, di samping untuk mengimbangi dari
semakin meningkatnya penerimaan negara secara nominal. Beban anggaran belanja negara
dipengaruhi oleh beberapa kebijakan, antara lain :
1. Program restrukturisasi dan penyehatan perbankan yang dilakukan di masa krisis ekonomi,
sehingga pemerintah harus melakukan tindakan dengan menerbitkan surat utang dan obligasi
yang mengakibatkan kepada timbulnya beban bunga utan dalam negeri yang cukup besar
yang dapat dirasa beberapa tahun terakhir.
2. Pemerintah melakukan pemberian subsidi terhadap masyarakat yang kurang mampu dalam
menghadapi dampak dari krisis ekonomi akibat masih rendahnya pendapatan rill masyarakat,
seperti halnya pemberian bantuan langsung tunai (BLT).
3. Program pemberian stimulus kepada pemulihan ekonomi dengan cara meningkatkan
anggaran belanja pembangunan pemerintah, dilihat akibat masih lemahnya peran sektor
privat dalam menggerakan laju perekonomian Indonesia.

Dilihat dari perkembangan beberapa tahun terakhir, anggaran belanja negara cenderung
meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena adanya langkah-langkah kebijakan yang
diambil oleh pemerintah dalam mengantisipasi berbagai perkembangan di bidang ekonomi
dan non ekonomi, di samping untuk menimbangi dari semakin meningkatnya penerimaan
negara secara nominal.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Bila kita melihat tabel dapat dikatakan belanja pemerintah secara keseluruhan
mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Seperti di tahun 2009 berjumlah Rp696.101,4
miliar. Di tahun 2010 belanja pemerintah pusat sebesar Rp781.533,6 miliar. Begitu pula
di tahun 2011-2013 juga mengalami peningkatan belanja pemerintah pusat dengan
nominal sebesar Rp908.243,4 miliar di tahun 2011, Rp1.069.534,4 miliar di tahun 2012,
dan di tahun 2013 sebesar Rp1.154.380,9 miliar.
a. Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin ini diantaranya belanja pegawai, belanja barang, belanja modal
pembayaran bunga utang, dan yang lainnya. Melalui pengeluaran rutin, pemerintah
dapat menjalankan fungsi dan misinya dalam rangka menjaga kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan, seperti kegiatan operasional dan pemeliharaan aset
negara, pemenuhan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga, perlindungan kepada
masyarakat miskin dan kurang mampu, serta menjaga stabilitas perekonomian.
Misi negara itu dapat direalisasikan dengan mengalokasikan anggaran
pengeluaran untuk belanja pegawai, belanja barang, pembayaran bunga utang,
subsidi, dan pengeluaran rutin lainnya. Meskipun demikian Perkembangan
pengeluaran rutin tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan berbagai variabel
ekonomi makro, diantaranya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, suku
bunga SBI-3 bulan, harga dan tingkat produksi minyak mentah, laju inflasi, serta
volume konsumsi BBM di dalam negeri.
Selain itu, besaran pengeluaran rutin juga dipengaruhi oleh berbagai
langkahlangkah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pengelolaan
keuangan negara dan menjaga stabilitas perekonomian, seperti perbaikan pendapatan
aparatur pemerintah, penghematan pembayaran bunga utang, dan pengalihan subsidi
agar lebih tepat sasaran.
b. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran

pembangunan

ini

dalam

APBN

terdiri

dari

pembiayaan

pembangunan dalam mata uang rupiah dan juga yang kedua adalah pembiayaan
proyek.
2. Belanja Daerah
Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak
tahun 2001, dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang positif, baik dari segi
tugas dan wewenang yang telah didaerahkan, maupun dari segi besarnya dana yang
dialokasikan oleh pemerintah ke daerah. Sebelum tahun 2001, dana APBN yang
dialokasikan ke daerah hanya subsidi daerah otonom (SDO) atau Dana Rutin Daerah
(DRD), dan anggaran pembangunan daerah yang dibiayai dengan program Inpres dan
juga dana bagi hasil PBB dan BPHTB. Selanjutnya pada tahun 2001 dengan mulai
dilaksanakannya pelaksanaan desentralisasi fiskal, dana yang dialokasikan ke daerah
diwujudkan dalam bentuk dana perimbangan, yang terdiri dari dana bagi hasil (DBH),
dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).
Bila kita lihat dalam tabel APBN pada tahun 2009 belanja derah sebesar
Rp320.691,0 miliar dan pada tahun 2010 sebesar Rp344.612,9 miliar. Peningkatan
anggaran setiap tahunnya bertambah seperti dapat dilihat di tahun 2011 dan 2012
mengalami pertambahan sebesar Rp66.268 miliar, dimana dengan anggaran sebesar
Rp412.507,9 miliar di tahun 2009 dan Rp478.775,9 miliar di tahun 2012. Sedangkan di
tahun 2013 mengalami peningkatan pula dengan anggaran sebesar Rp528.630,2 miliar.
Sementara itu, dana penyeimbang terdiri dari dana penyeimbang murni, dan dana
penyeimbang kebijakan (ad-hoc). Dana penyeimbang murni disediakan untuk menutup
kekurangan DAU yang diterima oleh masing-masing daerah agar dana yang diterimanya
(DAU ditambah dana penyeimbang) minimal sama dengan DAU plus dana penyeimbang
tahun sebelumnya. Sedangkan dana penyeimbang kebijakan (ad-hoc) diberikan kepada
daerah provinsi/ kabupaten/kota untuk membantu keuangan daerah dalam rangka
perbaikan penghasilan pegawai negeri sipil sebesar 10 persen dan kenaikan tunjangan
fungsional kependidikan sebesar 50 persen.
Peningkatan anggaran belanja pemerintah setiap tahunnya ini terjadi karena
seiring dengan adanya pelaksanaan desentralisasi di setiap daerah maka membuat
banyaknya biaya yang dibutuhkan, seperti belanja pegawai dan barang, pembayaran

bunga utang, dan subsidi dan sisanya untuk pengeluaran pembangunan. Dengan begitu,
setiap tahunnya peningkatan dalam memperbaiki pembangunan perekonomian di
Indonesia selalu ditingkatkan hal ini juga akan mempengaruhi meningkatnya anggaran
yang dialokasikan setiap tahunnya di belanja negara.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2013.
Data Pokok APBN 2013.
http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/download/Data%20Pokok%202009%20Indonesia%20re
v1.pdf, Data Pokok APBN-P 2008 dan APBN 2009, diakses tanggal 2 Maret 2013. Pukul
11.00 WIB.

http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/11-01- 10,%20Data%20Pokok%20APBN
%202011_Indonesia_rev2.pdf, Data Pokok APBN-P 2009 dan APBN 2010, diakses tanggal 2
Maret 2013. Pukul 11.20 WIB.
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/11-01- 10,%20Data%20Pokok%20APBN
%202011_Indonesia_rev2.pdf, Data Pokok APBN-P 2010 dan APBN 2011, diakses tanggal 2
Maret 2013. Pukul 11.40 WIB.
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/11-08-22,%20DataPokokIndonesia20062012_rev1.pdf, Data Pokok APBN-P 20101 dan APBN 2012, diakses tanggal 2 Maret
2013. Pukul 11.50 WIB.
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032NETI_BUDIWATI/APBN.pdf, ANALISI APBN, diakses tanggal 9 Maret 2013. Pukul
22.30 WIB.

You might also like