Kedudukan bahasa Indonesia mulai diakui sebagai bahasa Nasional bertepatan dengan berlangsungnya Sumpah Pemuda, sedangkan kedudukannya sebagai bahasa negara bertepatan dengan Indonesia merdeka. Bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu, terutama Melayu Riau. Pada awalnya, bahasa Melayu memang telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di berbagai daerah, hal itulah yang sekiranya mendorong bahasa Melayu akhirnya diangkat sebagai bahasa Indonesia. Pada perkembangannya, bahasa Indonesia telah mengalami tiga kali pergantian ejaan. Dimulai ejaan yang pertama tahun 1901, dikenal dengan ejaan Van Opusjen, berubah menjadi ejaan Soewandi, dan pada akhirnya tahun 1972 menjadi EYD. Jika di Indonesia menggunanakan ejaan Van Opusjen maka di Malaysia menggunakan ejaan Wilkinson (1904). Perbedaan pada kedua ejaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Indonesia Malaysia Indonesia Malaysia tj ch nj ny dj j j y ch kh oe u Kongres yang diadakan guna membahasa masalah kebahasaan adalah Kongres Bahasa Indonesia, yang pertama kali dilangsungkan pada tahun 1938 di Solo, disusul dengan Kongres Bahasa Indonesia II, pada tahun 1954 di Medan. II. Pemakaian Tanda Baca Tanda titik (.) a. Fatimah, S.S. b. Pukul 06.30.45 c. Fatimah. 2007. Struktur Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar d. A. Latar Belakang Masalah 1.4.2 Bagian-bagain Tuturan Tanda koma (,) • Beliau bukan dosen saya, melainkan dosen di tempat lain • Seandainya bisa diulang, pasti akan diusahakan yang terbaik • Meskipun demikian, penelitian ini harus tetap dilanjutkan. III. Penulisan Angka, Bilangan, dan singkatan yang tepat Penulisan Angka dan Bilangan • Tiga puluh tiga siswa terjebat dalam reruntuhan bangunan gedung. • Sebanyak tujuh siswa mendapat gelar Pelajar Teladan • Pserta dalam lomba lari terdiri atas 15 orang laki-laki, 27 orang perempuan, 4 anak-anak, dan 2 orang lansia. Penlusian Singkatan UIN : Universitas Islam Negeri SMU : Sekolah Menengah Umum EYD : Ejaan Yang Disempurnakan Penulisan Akronim Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah Pileg : Pemilihan Legislatif Kepres : Keputusan Presiden IV. Pemilihan Kata (Diksi) Kata yang digunakan dalam penulisan ilmiah harus yang baku dan telah dibakukan. Selain itu, harus disesuaikan dengan kalimat yang menjelaskannya. Kata melihat memiliki banyak sekali sinonim, tetapi masing-masing tidak semuanya saling dapat menggantikan. Menonton, melihat, melirik, melotot, mengamati. Dalam kalimat Kami sedang mengamati perkembangan anak didik tida dapat digantikan dengan Kami sedang menonton perkembangan anak didik. Kata wawancara bersinonim dengan dialog, berbicara, ngobrol, tanya jawab. Tetapi dalam kalimat Penelitian ini menggunakan metode wawancara tidak dapat digantikan dengan Penelitian ini menggunakan metode dialog, tetapi dapat digantikan oleh kata tanya jawab. V. Kalimat Efektif dan Kurang Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang tidak menggunakan kata-kata secara mubazir, atau pemborosan kata. Contoh : * Bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang sangat penting Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting * Di desa ini sangat banyak sekali anak yang tidak bersekolah. Di desa ini sangat banyak anak yang tidak bersekolah VI. Unsur-unsur Kalimat Kata : bagian terkecil dari struktur bahasa yang memiliki makna Contoh : duduk, kursi, tulisan, makanan, buku. Frase : Gabungan kata yang lebih kecil dari kalimat Contoh : seorang mahasiswa (bisa menjadi seorang yang berstatus mahasiswa), topi merah (topi yang berwarna merah). Frase berbeda dengan kata majemuk Kata majemuk : gabungan dua kata berbeda arti menjadi satu arti yang tidak dapat disela oleh kata yang lain. Contoh : Terjun payung (tidak dapat menjadi terjun yang payung) Bunga desa (tidak dapat menjadi bunga itu desa) VII. Makalah Unsur-unsur makalah A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penulisan 4. Manfaat Penulisan 5. Tinjauan Pustaka 6. Landasan Teori B. Pembahasan 1. ... C. Penutup 1. Simpulan 2. Saran Daftar Pustaka Catatan : dalam makalah belum diperbolehkan ada halaman motto, halaman peresembahan.