Professional Documents
Culture Documents
MIKRO TEACHING
Penerapan Model Problem Based Learning
Pada Kelas XI SMA/MA Materi Pembelajaran
Aturan Pencacahan
DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM / BP
: 1106227 / 2011
PRODI
: Pendidikan Matematika
DOSEN PEMBIMBING
Drs. H. MUKHNI, M.Pd
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya,yang telah memberikan petunjuk serta pedoman bagi hidup manusia.
Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Akhir mata kuliah micro teaching dengan judul Penerapan
Model Problem Based Learning Pada Kelas XI SMA/MA Materi Pembelajaran Aturan
Pencacahan.
Susunan makalah ini penulis peroleh dari buku-buku maupun sumber lain yang
penulis jadikan referensi. Makalah ini bertujuan sebagai tugas. Penyusunan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak.
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk
masa yang akan datang. Harapan penulis semoga laporan akhir micro teaching ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi kami pribadi, dan
generasi muda, terutama para calon guru. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berdoa
dan memohon semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan menjadi
amal sholeh, hendaknya disisi Allah SWT Amin.
Padang, 30 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..... 1
DAFTAR ISI.... 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II KAJIAN TEORITIS.. 5
BAB III PEMBAHASAN 19
DAFTAR PUSTAKA...... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN.. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan
manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan pemahaman atas
matematika yang kuat sejak dini yakni dari pedoman mata pelajaran matematika
itu sendiri.
Pedoman
Mata
Pelajaran
Matematika
(Peminatan)
untuk
SMA/MA/SMK/ MAK ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi
para pendidik dalam merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan proses
pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) serta penilaian
otentik (authentic assessment) pada mata pelajaran Matematika serta pentingnya
perubahan cara pandang (mindset) para guru Matematika dalam pembelajaran
Matematika
Kurikulum
2013.
Proses
pembelajaran
matematika
akan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan kegiatan setiap orang. Seseorang dikatakan telah belajar apabila
telah terjadi perubahan tertentu. Pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Namun banyak orang berasumsi bahwa
yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Belajar
menurut Slameto (2003 ) adalah: Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Hudoyo (dalam Hamzah Upu, http//injured.education.com/) menyatakan bahwa:
Belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang, sehingga terjadi
perubahan tingkah laku, dimana perubahan tingkah laku tersebut bergantung pada
pengalaman seseorang. Pengalaman dari setiap orang yang menyebabkan perubahan
tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa adalah belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan secara sadar oleh seorang individu untuk menghasilkan
suatu perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dimana perubahan
tersebut dapat diamati, bersifat kontiniu, fungsional, positif dan aktif yang berlangsung
dalam waktu yang relatif lama.
Soedjadi (2006) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran matematika adalah
kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Artinya, pembelajaran matematika akan menggunakan
matematika untuk menata penalaran siswa, membentuk kepribadian siswa, dan
5
Dengan kata lain model pembelajaran probem based learning adalah suatu
model pembelajaran yang didalamnya terdapat serangkaian aktifitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelasaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Gurupkn
(http://gurupkn.wordpress.com/pembelajaran-berdasarkan-masalah) menyatakan:
Model Pembelajaran Probem Based-Learning merupakan pembelajaran inovatif
yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, model Pembelajaran
Probem Based-Learning melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga dapat memepelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan
untuk memecahkan masalah.
Dalam model pembelajaran Probem Based-Learning, fokus pembelajaran ada
pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep
yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan
masalah tersebut. Model Pembelajaran Probem Based-Learning digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi dengan situasi berorientasi pada masalah. Dengan
model ini, siswa dapat berpikir kritis dan lebih kreatif dalam belajar.
Maka berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berbeda dengan model
pembelajaran yang lain, pembelajaran ini menekankan pada presentasi ide-ide atau
demonstrasi keterampilan siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah
menyajikan masalah. Pembelajaran masalah dilain pihak berlandaskan kepada psikologi
kognitif sebagai pendukung teoritisnya. Fokus pembelajaran tidak begitu banyak pada
apa yang dilakukan siswa (perilaku). melainkan kepada apa yang dipikirkan siswa
(kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada
pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa,
namun yang lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa
belajar memecahakan masalah oleh mereka sendiri.
Dengan kata lain tampak jelas dalam pembelajaran ini masalah yang dijadikan
sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga
dapat memberi pengalaman-pengalaman beragam pada siswa seperti kerja sama dan
interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan
pemecahan masalah seperti hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,
pengumpulan
data,
menginterprestasikan
data,
membuat
kesimpulan,
PBL merupakan tehknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dam sesuatu yang dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
10) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal terakhir.
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk di pecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
Akan membutuhkan waktu yang banyak untuk dapat menerapkan PBL agar siswa
dapat bekerja semaksimal mungkin.
10
Sintaks
Aktivitas Guru
Fase 1:
Orientasi siswa pada
masalah
(a)
Fase 2:
Mengorganisasikan
siswa belajar
(a)
(b)
(b)
(c)
(d)
Fase 3:
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
(a)
Fase 4:
Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya
(a)
(b)
(b)
Guru
mengajukan contoh permasalahan.
Guru meminta
siswa mengamati dan memahami
masalah secara individu.
Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok
heterogen.
Guru
membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Guru berkeliling
mencermati siswa bekerja, mencermati
kegiatan siswa.
Guru memberi
bantuan, jika ada kesulitan yang
dialami siswa secara individu atau
kelompok.
Guru meminta
siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan
informasi/data
yang
diberikan.
Guru meminta
siswa melakukan penyelidikan atau
menganalisa
sosal
untuk
menyelesaikan masalah.
Guru meminta
siswa menyiapkan laporan hasil
diskusi kelompok secara rapi, rinci,
dan sistematis.
Guru berkeliling
mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi
Aktivitas Siswa
(a) Siswa
mengamati
dan
memahami permasalahan yang
diberikan oleh guru
11
Fase 5:
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
(b)
Guru memberi
kesempatan kepada siswa dari
kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok penyaji.
(a)
Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusinya di depan kelas
(b)
Siswa
memberikan
tanggapan
terhadap
apa
yang
dipresentasikan.
(c)
Siswa
membuat kesimpulan tentang
apa yang telah dipelajari
(c)
Guru
mendorong agar siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi kelompok serta
saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
(d)
Guru
mengumpulkan semua hasil diskusi
tiap kelompok
(e)
Guru
mengarahkan semua siswa pada
kesimpulan mengenai permasalahan
tersebut.
4) Pelaksanaan
Model
Pembelajaran
Problem
Based
Learning
Dalam
Pembelajaran Matematika.
Fase -1: Mengorientasi siswa pada masalah
Pada kegiatan ini guru memulai pelajaran dengan memberikan salam pembuka,
mengingatkan
pelajran yang
12
melalui pemberian Lembar Aktivitas Siswa. Selain itu guru juga meminta siswa untuk
mempelajari masalah tersebut dan menyelesaikannya secara berkelompok.
Contoh Permasalahan
Pada pemilihan pengurus OSIS terpilih 3 kandidat yaitu Abdul, Beny dan Cindy yang
akan dipilih menjadi ketua, sekretaris dan bendahara. Aturan Pemilihan adalah setiap
orang hanya boleh dipilih untuk satu jabatan. Berapakah kemungkinan cara untuk
memilih dari tiga orang menjadi pengurus OSIS ?
13
Mengarahkan siswa mengamati soal dan mengerti apa yang diminta dalam soal.
Siswa berdiskusi dengan pasangannya bagaimana cara menyelesaikan permasalahan
yaitu dengan cara :
-
Contoh :
Diketahui : 3 kandidat pengurus OSIS terpilih yaitu Abdul, Beny dan Cindy
Ditanya : cara untuk memilih dari keta, sekretaris, bendahara OSIS !
Langkah-2 : Merencanakan penyelesaiannya
-
14
15
penyelidikan atau inkuiri. Menurut Dewey (Dalam Trianto, 2007 : 67) : Belajar
berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan
kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Pengajaran Problem Based-Learning dimulai dengan disajikannya kepada
siswa suatu masalah otentik dan bermakna. Teori belajar Jerome S. Bruner
mengemukakan bahwa balajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir
bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan. Dahar (1991). kaitan antara teori belajar Bruner
dengan pendekatan pengajuan masalah matematika dapat dilakukan dengan cara
melibatkan siswa secara aktif untuk mengkonstruksi dan mengajukan masalah, soal,
atau pertanyaan matematika sesuai dengan situasi yang diberikan. Misalnya, siswa
menyusun dan mengaitkan ide - ide yang disediakan dengan skemayang dimiliki oleh
siswa. Pengajuan masalah dapat dilakukan oleh siswa baik secara individu, berpasangan
atau berkelompok. Ketiga cara tersebut dapat menjadi penghubung antar topik yang
diajarkan oleh guru dengan skema yang dimiliki siswa.
Setelah siswa dihadapkan kepada masalah, selanjutnya siswa mengaplikasikan
apa yang terdapat pada masalah kedalam bentuk simbol, lemma, dalil atau rumus.
Seperti yang di ungkapkan oleh teori belajar Robert M. Gane ; Rangkaian perbal dalam
pembelajaran matematika dapat berarti mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan
16
konsep, simbol, defenisi, aksioma, lemma atau teorema, dalil atau rumus. Sedangkan
pengertian rangkaian verbal itu sendiri menurut Ruseffendi (1988) adalah pembuatan
lisan terurut dari dua rangkaian kegiatan atau lebih stimulus respons. Dengan
memperhatikan pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian
verbal dapat mengantarkan siswa dalam mengaitkan antara skema yang telah dimiliki
oleh siswa dengan unsur unsur dalam matematika yang akan dipelajari.
Kemudian siswa memecahkan masalah, seperti halnya juga menurut teori belajar
Robert M. Gane bahwa pengajuan masalah merupakan langkah kelima setelah empat
langkah Polya dalam pemecahan masalah matematika Gonzales (dalam Hamzah Upu,
http//injured.education.com). Pandangan ini menjelaskan bahwa dengan melihat tahaptahap kegiatan antara pengajuan dan pemecahan masalah, maka pada dasarnya
pembelajaran dengan pengajuan masalah matematika merupakan pengembangan dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah matematika. Dukungan lain mengenai
keeratan hubungan antara kedua pendekatan yang dimaksud di atas adalah tuntutan
kemampuan siswa untuk memahami masalah, merencanakan dan menjalankan strategi
penyelesaian masalah.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajuan masalah
matematika menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
17
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Micro Teaching dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Mei 2015 di Ruang
C27 selama 40 menit pada pukul 10.00 10.40 WIB.
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Pra-Micro Teaching
- Mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 1)
- Mempersiapkan Instrumen Penilaian (lampiran 2 )
- Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci jawaban (lampiran 3)
- Mempersiapkan Slide Power Point (lampiran 4)
- Mempersiapkan Alat/Bahan yang digunakan dalam pembelajaran
- Mempersiapkan dan Menjelaskan Skenario Pembelajaran yang akan
-
teaching sebelumnya.
2. Pelaksanaan Mikro Teaching
Micro teaching yang dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sudah
disebutkan di atas telah berjalan dengan lancar. Pelaksanaan yang telah
dilakukan telah sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dan sesuai
dengan sintaks atau tahapan- tahapan pembelajaran dengan model problem
based learning.
Tahapan- tahapan atau sintaks proses pembelajaran dengan model
tersebut dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Sintaks
Fase 1:
Orientasi siswa pada
masalah
Fase 2:
Mengorganisasikan
siswa belajar
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Guru
mengajukan contoh permasalahan.
(d)
Guru meminta
siswa mengamati dan memahami
masalah secara individu.
(e)
Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok
heterogen.
(f)
Guru
(b) Siswa
mengamati
dan
memahami permasalahan yang
diberikan oleh guru
(c)
(g)
(h)
Fase 3:
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
(c)
Fase 4:
Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya
(d)
(d)
(e)
(f)
Fase 5:
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
(f)
(g)
(d)
Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusinya di depan kelas
(e)
Siswa
memberikan
tanggapan
terhadap
apa
yang
dipresentasikan.
(f)
Siswa
membuat kesimpulan tentang
apa yang telah dipelajari
(h)
Guru
mendorong agar siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi kelompok serta
saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
(i)
Guru
20
3. Evaluasi
Pada awal pembelajaran, guru lupa memberikan motivasi dan tujuan
pembelajaran sehingga siswa menjadi bingung tentang materi yang akan
dipelajarinya. Walaupun demikian dengan menggunakan sintaks atau tahap-tahap
dari model problem based learning (PBL) siswa dapat termotivasi dalam
pembelajaran dalam masalah-masalah yang diberikan guru. Sehingga pada fase 2-4
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Hal ini tergambar dengan
semangat siswa saat diberikan masalah, siswa termotivasi untuk pemecahan
masalahnya seperti saat diberikan pertanyaan dan siswa dapat menjawabnya secara
individu maupun kelompok. Akan tetapi pada saaat membahas masalah 2, terjadi
kesalahan pada soal yang menyebabkan penafsiran ganda, sehingga guru harus
membahas secara keseluruhan permasalahan tersebut, sehingga menyebabkan dari
waktu yang seharusnya 40 menit, menjadi berlebih 15 menit karena membahas
masalah tersebut. Secara keseluruhan, pelaksanaan mikro teaching telah terlaksana
dengan baik dan lancar, meskipun ada beberapa kendala dalam pelaksanannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Gurupkn.
(2007).
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah,
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/pembelajaran-berdasarkan-masalah/
(diakses 30 April 2015)
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Penerbit Kencana.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Soedjadi. (2006). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.
Tim, MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Upu, Hamzah. (2008). Teori Belajar Pendukung Pendekatan Pengajuan Masalah
Matematika, http//injured.education.com/ (diakses 30 April 2015).
22
Lampiran 1
Materi Pokok
: Aturan Pencacahan
Alokasi Waktu
: 1 JP x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi masalah,
kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika
Indikator
2.2.1 Berprilaku jujur dan disiplin dalam melakukan tugas belajar
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
lingkungan
Indikator
2.3.1 Bersikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
lingkungan
3.13
Memahami dan menerapkan berbagai aturan pencacahan melalui beberapa
contoh nyata serta menyajikan alur perumusan aturan pencacahan (perkalian,
permutasi dan kombinasi) melalui diagram atau cara lainnya.
23
Indikator
3.13.1 Merumuskan pola aturan perkalian yang digunakan untuk menentukan
banyaknya cara yang mungkin untuk menjawab persoalan yang diberikan
3.13.2 Menggunakan aturan perkalian dengan cara mendaftar atau cara diagram
untuk menghitung banyak cara yang mungkin untuk menjawab persoalan yang
diberikan
Memilih dan menggunakan aturan pencacahan yang sesuai dalam pemecahan
4.10.
4.10.2.
masalah nyata
C. Materi Pembelajaran
Menemukan Konsep Pencacahan dengan menggunakan Aturan Perkalian
Menggunakan metode untuk menghitung banyak cara dalam pemilihan yaitu :
i.
ii.
Cara mendaftar
Cara Diagram
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan
Model Pembelajaran
Metode
: Scientific Learning
: Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
: Tanya jawab, diskusi, penugasan.
24
25
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan
Langkah-Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar
1. Orientasi
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
2. Apersepsi
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat
memahami dan menjelaskan tentang Aturan Perkalian dengan metode cara mendaftar
dan cara diagram.
2) Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan apa yang telah dipelajari saat SMP yaitu materi relasi (hubungan)
dan menyatakannya dalam bentuk diagram pohon, diagram venn atau tabel silang, dan
pasangan berurutan. Ketentuan ini berlaku pula untuk membahas aturan perkalian.
3) Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Contoh Pertanyaan :
Pada pemilihan pengurus OSIS terpilih 3 kandidat yaitu Abdul, Beny dan Cindy yang
akan dipilih menjadi ketua, sekretaris dan bendahara. Aturan Pemilihan adalah setiap
orang hanya boleh dipilih untuk satu jabatan. Berapakah kemungkinan cara untuk
memilih dari tiga orang menjadi pengurus OSIS ?
Estimasi
Waktu
5 menit
3. Motivasi
1) Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
26
Kegiatan Inti
Fase 1:
Orientasi siswa pada
masalah
Fase 2:
Mengorganisasikan
siswa belajar
Fase 3:
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
Fase 4:
7 menit
4 menit
8 menit
8 menit
27
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Fase 5:
Menganalisa dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah.
Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, bila diperlukan.
Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara musyawarah untuk
menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.
Siswa menyiapkan laporan hasil diskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
Guru memilih perwakilan salah satu kelompok untuk mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas.
Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari
kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya.
10 menit
Kegiatan
Penutup
Guru mendorong agar siswa secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua
siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh
pekerjaannya.
Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
Guru mengarahkan semua siswa pada kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.
1 Siswa diminta menyimpulkan apa saja yang sudah dipelajari.
2 Guru memberikan tugas PR beberapa soal mengenai penerapan rumus yang diperoleh.
3 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa / bersyukur dan Salam.
3 menit
28
2. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses
No
1.
2.
3.
Aspek yang
dinilai
Aktif
Kerjasama
Toleran
Teknik
Penilaian
Pengamatan
Waktu
Penilaian
Proses
(Observasi)
Instrumen
Penilaian
Lembar
Keterangan
Pengamatan
(terlampir)
b. Penilaian Hasil
Teknik
Bentuk
Penilaian
Tes
Penilaian
Penugasan
Tertulis
Kerja Siswa
Uraian
(terlampir)
Instrumen
Lembar
Tes
Tertulis
Kerja Siswa
Uraian
(terlampir)
Penugasan
Lembar
_______________________
29
Lampiran 2
: Matematika
Kelas/Semester
: XI/2
Waktu Pengamatan
30
Nama Siswa
Aktif
KB B SB
Sikap
Bekerjasama
KB B SB
Toleran
KB B SB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
....
40
Keterangan:
KB
: Kurang baik
: Baik
SB
: Sangat baik
Lampiran 2
: Matematika
Kelas/Semester
: XI/2
Waktu Pengamatan
31
Nama Siswa
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah
KT
T
ST
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
...
40
Keterangan:
32
KT
: Kurang terampil
: Terampil
ST
: Sangat terampil
33
Lampiran 3
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Kompetensi Dasar
: Matematika
: XI/2
: Aturan Pencacahan
:
Kelompok
: ...........................
Anggota
: 1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
4. .........................................................
MASALAH 1
HIMATIKA UNP, setiap tahun mengadakan acara pentas seni. Biasanya 2 bulan
sebelum acara, dilakukan pemilihan untuk jabatan ketua dan sekretaris. Setelah
melalui seleksi terdapat 5 kandidat yang lolos yaitu: Ayu (A), Beni (B), Charli (C), Debi
(D) dan Edo (E).
Bagaimana cara kita mengetahui banyak cara memilih ketua dan sekretaris
untuk acara pentas seni sekolah tersebut.
34
Jawaban Masalah 1
1. Susunlah dengan cara mendaftarkan seluruh kandidat calon ketua dan sekretaris !
3. Jika dipilih Edo (E) mengundurkan diri dari pencalonan, daftarkanlah nama-nama kandidat
calon ketua dan sekretarisnya!
MASALAH 2
35
36
AB
BA
CA
DA
EA
AC
BC
CB
DB
EB
AD
BD
CD
DC
EC
AE
BE
CE
DE
ED
Dari daftar diatas diperoleh banyak susunan pengurus acara pentas seni adalah 20 cara
2. Susunlah dengan menggunakan diagram !
EC
D
ABC
E EABCD
ABD
3. Jika dipilih Edo (E) mengundurkan diri dari pencalonan, daftarkanlah nama-nama kandidat
calon ketua dan sekretarisnya!
Seluruh kandidat yang mungkin dibuat dapat didaftarkan jika Edo (E) mengundurkan diri :
AB
BA
CA
DA
AC
BC
CB
DB
AD
BD
CD
DC
Dari daftar diatas diperoleh banyak susunan pengurus acara pentas seni adalah 12 cara
Masalah 2
1. Bilangan Ganjil !
9
8
7
6
5
= 9 x 8 x 7 x 6 x 5 = 15120 cara
2. Bilangan Genap lebih dari 5000!
5
8
7
6
5
= 5 x 8 x 7 x 6 x 5 = 8400 cara
3. Bilangan yang dapat dibagi 5!
9
8
7
6
2
= 5 x 8 x 7 x 6 x 5 = 6048 cara
37