You are on page 1of 38

LAPORAN

MIKRO TEACHING
Penerapan Model Problem Based Learning
Pada Kelas XI SMA/MA Materi Pembelajaran
Aturan Pencacahan

DISUSUN OLEH :
NAMA

: Muhammad Iqbal Pahlawan

NIM / BP

: 1106227 / 2011

PRODI

: Pendidikan Matematika

DOSEN PEMBIMBING
Drs. H. MUKHNI, M.Pd

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya,yang telah memberikan petunjuk serta pedoman bagi hidup manusia.
Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Akhir mata kuliah micro teaching dengan judul Penerapan
Model Problem Based Learning Pada Kelas XI SMA/MA Materi Pembelajaran Aturan
Pencacahan.
Susunan makalah ini penulis peroleh dari buku-buku maupun sumber lain yang
penulis jadikan referensi. Makalah ini bertujuan sebagai tugas. Penyusunan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak.
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk
masa yang akan datang. Harapan penulis semoga laporan akhir micro teaching ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi kami pribadi, dan
generasi muda, terutama para calon guru. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berdoa
dan memohon semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan menjadi
amal sholeh, hendaknya disisi Allah SWT Amin.
Padang, 30 Mei 2015
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..... 1
DAFTAR ISI.... 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II KAJIAN TEORITIS.. 5
BAB III PEMBAHASAN 19
DAFTAR PUSTAKA...... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN.. 23

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan
manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan pemahaman atas
matematika yang kuat sejak dini yakni dari pedoman mata pelajaran matematika
itu sendiri.
Pedoman

Mata

Pelajaran

Matematika

(Peminatan)

untuk

SMA/MA/SMK/ MAK ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi
para pendidik dalam merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan proses
pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) serta penilaian
otentik (authentic assessment) pada mata pelajaran Matematika serta pentingnya
perubahan cara pandang (mindset) para guru Matematika dalam pembelajaran
Matematika

Kurikulum

2013.

Proses

pembelajaran

matematika

akan

dipermudah dengan menggunakan model pembelajaran.


Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
3

melaksanakan aktivitas pembelajaran, (Winataputra, 1996). Model pembelajaran


berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pembelajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Pada proses pembelajaran peneliti menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah atau problem based learning yang merupakan pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk
mendapatkan pengetahuan baru. Maka pada rancangan pembelajaran yang telah
dibuat dengan model problem based learning diharapkan siswa dapat
termotivasi dengan diberikan rangsangan untuk penyelesaian masalah oleh guru
tersebut.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
dari pembelajaran yang menggunakan model problem based learning (PBL).
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai informasi baru bagi
pembaca dan menambah pengetahuan untuk penulis dan pembaca, serta dapat
membantu guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan kegiatan setiap orang. Seseorang dikatakan telah belajar apabila
telah terjadi perubahan tertentu. Pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Namun banyak orang berasumsi bahwa
yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Belajar
menurut Slameto (2003 ) adalah: Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Hudoyo (dalam Hamzah Upu, http//injured.education.com/) menyatakan bahwa:
Belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang, sehingga terjadi
perubahan tingkah laku, dimana perubahan tingkah laku tersebut bergantung pada
pengalaman seseorang. Pengalaman dari setiap orang yang menyebabkan perubahan
tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa adalah belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan secara sadar oleh seorang individu untuk menghasilkan
suatu perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dimana perubahan
tersebut dapat diamati, bersifat kontiniu, fungsional, positif dan aktif yang berlangsung
dalam waktu yang relatif lama.
Soedjadi (2006) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran matematika adalah
kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Artinya, pembelajaran matematika akan menggunakan
matematika untuk menata penalaran siswa, membentuk kepribadian siswa, dan
5

menekankan kepada kemampuan menerapkan matematika dan ketrampilan matematika


dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah sebagai suatu
bentuk formal kegiatan guru berupa penyampaian ilmu dan penciptaan situasi belajar
bagi siswa dalam proses pembelajaran agar proses berpikir siswa meningkat sehingga
siswa termotivasi untuk belajar dengan baik. Seseorang dikatakan belajar matematika
jika terjadi perubahan tingkah laku, mencakup pengetahuan tentang matematika,
keterampilan dalam matematika, sikap terhadap matematika yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman.
B. Model Pembelajaran
Tim Dosen MKPBM (2001 : 18) menyebutkan : Model pembelajaran
dimaksudkan sebagai suatu pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang
menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Arends (dalam Trianto, 2007 :
5). menyatakan The term teaching model refers to a particular approach to intruktion
that includes its goals, syntax, environment, and management system. Istilah model
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk
tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran yaitu cara yang ditempuh guru agar
konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Jadi, model pembelajaran dapat
membantu guru menentukan apa yang harus dilakukan dalam proses belajar mengajar
dalam rangka pencapaian tujuan belajar mengajar.

C. Model Pembelajaran Problem Based-Learning


1) Pengertian Model Pembelajaran Probem Based-Learning.
Secara umum problem based-learning atau pembelajaran berbasis masalah
adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah. Serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran.
Menurut Trianto (2007:69) menyatakan bahwa :
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan yang autentik yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata .
Menurut Sanjaya (2008:214) mendefinisikan : Model pembelajaran Problem
Based Learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalahyang dihadapi secara ilmiah. Model
pembelajaran Problem Based Learning tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan,mencatat,kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui
model pembelajaran Problem Based Learning siswa akan aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari, mengolah data dan akhirnya menyimpulkan.
Problem Based Learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai
jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik,
relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Pembelajaran berbasis masalah
(Probelem-based learning). merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Aspek penting dalam PBL adalah
bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan tersebut akan
menentukan arah pembelajaran dalam kelompok.

Dengan kata lain model pembelajaran probem based learning adalah suatu
model pembelajaran yang didalamnya terdapat serangkaian aktifitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelasaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Gurupkn
(http://gurupkn.wordpress.com/pembelajaran-berdasarkan-masalah) menyatakan:
Model Pembelajaran Probem Based-Learning merupakan pembelajaran inovatif
yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, model Pembelajaran
Probem Based-Learning melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga dapat memepelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan
untuk memecahkan masalah.
Dalam model pembelajaran Probem Based-Learning, fokus pembelajaran ada
pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep
yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan
masalah tersebut. Model Pembelajaran Probem Based-Learning digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi dengan situasi berorientasi pada masalah. Dengan
model ini, siswa dapat berpikir kritis dan lebih kreatif dalam belajar.
Maka berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berbeda dengan model
pembelajaran yang lain, pembelajaran ini menekankan pada presentasi ide-ide atau
demonstrasi keterampilan siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah
menyajikan masalah. Pembelajaran masalah dilain pihak berlandaskan kepada psikologi
kognitif sebagai pendukung teoritisnya. Fokus pembelajaran tidak begitu banyak pada
apa yang dilakukan siswa (perilaku). melainkan kepada apa yang dipikirkan siswa
(kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada
pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa,
namun yang lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa
belajar memecahakan masalah oleh mereka sendiri.

Dengan kata lain tampak jelas dalam pembelajaran ini masalah yang dijadikan
sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga
dapat memberi pengalaman-pengalaman beragam pada siswa seperti kerja sama dan
interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan
pemecahan masalah seperti hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,
pengumpulan

data,

menginterprestasikan

data,

membuat

kesimpulan,

mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan ini menunjukkan bahwa


model pembelajaran problem based-learning mampu memberikan pengalaman yang
kaya kepada siswa. Dengan pembelajaran ini pada diri siswa akan lahir ide-ide dalam
upaya menyelesaikan masalah yang ada.
2) Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based-Learning.

Keunggulan Model pembelajaran Problem Based-Learning.


Sebagai suatu model pembelajaran, PBL memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya :
1

PBL merupakan tehknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk


menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

PBL dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk


memahami masalah dalam kehidupan nyata.

PBL dapat membantu siswa mengembangkanpengetahuan barunya dan bertanggung


jawab dalam penbelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBL juga dapat
mendorong untuk dapat melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
hasil belajarnya.
9

Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dam sesuatu yang dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

PBL dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan


mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan kemampuan
baru.

PBL dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan


pengetahuan mereka dalam dinia nyata.

10) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal terakhir.

Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based-Learning.


Selain keunggulan, PBL juga memiliki kelemahan :
1

Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk di pecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.

Akan membutuhkan waktu yang banyak untuk dapat menerapkan PBL agar siswa
dapat bekerja semaksimal mungkin.

3) Langkah-Langkah Dalam Proses Pembelajaran PBL


Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa memahami konsep suatu materi
dimulai dari belajar dan bekerja pada situasi masalah (tidak terdefinisi dengan baik) atau
open ended yang disajikan pada awal pembelajaran. Sehingga siswa diberi kebebasan
berpikir dalam mencari solusi dari situasi masalah yang diberikan.

10

Dalam Trianto (2007:71) tahapan PBL terdiri atas 5 tahapan yaitu :

Fase 1 : Orientasi siswa pada masalah


Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Problem Based Learning

Sintaks

Aktivitas Guru

Fase 1:
Orientasi siswa pada
masalah

(a)

Fase 2:
Mengorganisasikan
siswa belajar

(a)

(b)

(b)

(c)

(d)

Fase 3:
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.

(a)

Fase 4:
Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya

(a)

(b)

(b)

Guru
mengajukan contoh permasalahan.
Guru meminta
siswa mengamati dan memahami
masalah secara individu.
Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok
heterogen.
Guru
membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Guru berkeliling
mencermati siswa bekerja, mencermati
kegiatan siswa.
Guru memberi
bantuan, jika ada kesulitan yang
dialami siswa secara individu atau
kelompok.
Guru meminta
siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan
informasi/data
yang
diberikan.
Guru meminta
siswa melakukan penyelidikan atau
menganalisa
sosal
untuk
menyelesaikan masalah.
Guru meminta
siswa menyiapkan laporan hasil
diskusi kelompok secara rapi, rinci,
dan sistematis.
Guru berkeliling
mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi

Aktivitas Siswa
(a) Siswa
mengamati
dan
memahami permasalahan yang
diberikan oleh guru

(a) Siswa bekerja sama dalam


kelompok
(b) Siswa menyelesaikan soal yang
ada di LKS

(a) Siswa memahami masalah


secara individu
(b) Siswa
mendiskusikan
permasalahan
secara
berkelompok
(c) Siswa menjawab pertanyaan
yang ada di Lembar Kerja
Siswa.
(a) Siswa menyiapkan laporan hasil
diskusi
(b) Siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas

11

bantuan, bila diperlukan.


(c)
Guru meminta
siswa
menentukan
perwakilan
kelompok secara musyawarah untuk
menyajikan
(mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
(a)
Guru memilih
perwakilan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.

Fase 5:
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

(b)

Guru memberi
kesempatan kepada siswa dari
kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok penyaji.

(a)

Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusinya di depan kelas
(b)
Siswa
memberikan
tanggapan
terhadap
apa
yang
dipresentasikan.
(c)
Siswa
membuat kesimpulan tentang
apa yang telah dipelajari

(c)

Guru
mendorong agar siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi kelompok serta
saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
(d)
Guru
mengumpulkan semua hasil diskusi
tiap kelompok
(e)
Guru
mengarahkan semua siswa pada
kesimpulan mengenai permasalahan
tersebut.

4) Pelaksanaan

Model

Pembelajaran

Problem

Based

Learning

Dalam

Pembelajaran Matematika.
Fase -1: Mengorientasi siswa pada masalah
Pada kegiatan ini guru memulai pelajaran dengan memberikan salam pembuka,
mengingatkan

siswa tentang materi

pelajran yang

lalu, memotivasi siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan


dijalani. Pada kegitan ini guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu kubs dan balok,

12

melalui pemberian Lembar Aktivitas Siswa. Selain itu guru juga meminta siswa untuk
mempelajari masalah tersebut dan menyelesaikannya secara berkelompok.
Contoh Permasalahan
Pada pemilihan pengurus OSIS terpilih 3 kandidat yaitu Abdul, Beny dan Cindy yang
akan dipilih menjadi ketua, sekretaris dan bendahara. Aturan Pemilihan adalah setiap
orang hanya boleh dipilih untuk satu jabatan. Berapakah kemungkinan cara untuk
memilih dari tiga orang menjadi pengurus OSIS ?

Fase - 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar


Dalam tahap ini, pertama guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Pembagian kerlompok dapat dilakukan berdasarkan
kesepakatan bersama anatar siswa dan guru. Membimbing siswa untuk berkaloborasi.
Dalam hal ini guru juga membimbing siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Fase - 3: Membantu siswa memecahkan masalah


Pada tahap ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas
dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen aktual hingga mereka benar-benar mengerti dimensi situasi
permasalahannya. Tujuannya adalah agar siswa mampu mengumpulkan informasi yang
cukup yang diperlukan untuk mengembangkan dan menyusun ide-ide mereka sendiri.
Untuk itu guru harus lebih banyak tahu tentang masalah yang diajukan agar mampu
membimbing siswa dan memecahkan masalah.
Langkah-1 : Memahami masalah

13

Mengarahkan siswa mengamati soal dan mengerti apa yang diminta dalam soal.
Siswa berdiskusi dengan pasangannya bagaimana cara menyelesaikan permasalahan
yaitu dengan cara :
-

Menuliskan apa yang diketahui dalam soal.

Menuliskan apa yang ditanya dalam soal.

Contoh :
Diketahui : 3 kandidat pengurus OSIS terpilih yaitu Abdul, Beny dan Cindy
Ditanya : cara untuk memilih dari keta, sekretaris, bendahara OSIS !
Langkah-2 : Merencanakan penyelesaiannya
-

Setiap kelompok mengilustrasikan masalah yang ada pada contoh tersebut.

Siswa menentukan variabel yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah


kemodel matematika.

Kemudian membuat masalah kedalam model matematika.

Langkah-3 : Melaksanakan masalah sesuai rencana


-

Mengarahkan siswa dalam menetapkan konsep yang telah dipelajari untuk


menyelesaikan masalah berdasarkan model matematika.

Melakukan penyelesaian masalah.

Mendiskusikan langkah-langkah penyelesaian masalah

Langkah-4 : Melakukan Pengecekan kembali terhadap semua langkah yang


dikerjakan.
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, dilihat apakah proses pemecahan
masalah sudah benar atau belum, jika sudah benar, dilanjutkan ke fase 4.

14

Fase - 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah


Pada tahap ini guru memilih secara acak kelompok yang mendapat tugas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, serta memberikan kesempatan pada kelompok lain
untuk menanggapi dan membantu siswa mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna
untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan penyusunan siswa terhadap materi
yang disajikan.

Fase - 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Pada tahap ini guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah yang telah mereka kerjakan. Sementara itu siswa menyusun
kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang dilampaui pada tahap penyelesaian masalah.
5) Teori Belajar / Pendapat yang Mendukung Problem Based Learning
Pembelajaran Problem Based-Learning (pembelajaran berbasis masalah).
selanjutnya disingkat PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa. PBL adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahaptahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah.
Pengajaran Berdasarkan Masalah telah dikenal sejak zaman Jhon Dewey, yang
sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan
masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang outentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan

15

penyelidikan atau inkuiri. Menurut Dewey (Dalam Trianto, 2007 : 67) : Belajar
berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan
kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Pengajaran Problem Based-Learning dimulai dengan disajikannya kepada
siswa suatu masalah otentik dan bermakna. Teori belajar Jerome S. Bruner
mengemukakan bahwa balajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir
bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan. Dahar (1991). kaitan antara teori belajar Bruner
dengan pendekatan pengajuan masalah matematika dapat dilakukan dengan cara
melibatkan siswa secara aktif untuk mengkonstruksi dan mengajukan masalah, soal,
atau pertanyaan matematika sesuai dengan situasi yang diberikan. Misalnya, siswa
menyusun dan mengaitkan ide - ide yang disediakan dengan skemayang dimiliki oleh
siswa. Pengajuan masalah dapat dilakukan oleh siswa baik secara individu, berpasangan
atau berkelompok. Ketiga cara tersebut dapat menjadi penghubung antar topik yang
diajarkan oleh guru dengan skema yang dimiliki siswa.
Setelah siswa dihadapkan kepada masalah, selanjutnya siswa mengaplikasikan
apa yang terdapat pada masalah kedalam bentuk simbol, lemma, dalil atau rumus.
Seperti yang di ungkapkan oleh teori belajar Robert M. Gane ; Rangkaian perbal dalam
pembelajaran matematika dapat berarti mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan

16

konsep, simbol, defenisi, aksioma, lemma atau teorema, dalil atau rumus. Sedangkan
pengertian rangkaian verbal itu sendiri menurut Ruseffendi (1988) adalah pembuatan
lisan terurut dari dua rangkaian kegiatan atau lebih stimulus respons. Dengan
memperhatikan pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian
verbal dapat mengantarkan siswa dalam mengaitkan antara skema yang telah dimiliki
oleh siswa dengan unsur unsur dalam matematika yang akan dipelajari.
Kemudian siswa memecahkan masalah, seperti halnya juga menurut teori belajar
Robert M. Gane bahwa pengajuan masalah merupakan langkah kelima setelah empat
langkah Polya dalam pemecahan masalah matematika Gonzales (dalam Hamzah Upu,
http//injured.education.com). Pandangan ini menjelaskan bahwa dengan melihat tahaptahap kegiatan antara pengajuan dan pemecahan masalah, maka pada dasarnya
pembelajaran dengan pengajuan masalah matematika merupakan pengembangan dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah matematika. Dukungan lain mengenai
keeratan hubungan antara kedua pendekatan yang dimaksud di atas adalah tuntutan
kemampuan siswa untuk memahami masalah, merencanakan dan menjalankan strategi
penyelesaian masalah.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajuan masalah
matematika menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan


Hasil yang menyangkut tentang model pembelajaran Problem Based Learning,
antara lain oleh Sefika (2013) menyimpulkan bahwa : berdasarkan hasil analisis data
kuantitatif terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika sebelum

17

dan sesudah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah. Kemampuan


memecahkan masalah dapat terlihat dari tes kemampuan awal memecahkan masalah
terdapat 10 siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah. Setelah pemberian
tindakan dengan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah, diperoleh hasil
bahwa 23 siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah cukup baik. Selanjutnya
menurut penelitian Junita Amalia (2014) yang berjudul : Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 8 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 menyimpulkan bahwa
siswa dapat mengatasi kesulitan dalam mengerjakan soal cerita dengan merapakan
model pembelajaran berdasarkan masalah untuk mengatasi kesulitan belajar dalam
memecahkan permasalahan soal cerita pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua
variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP Negeri 8 Padang T.A 2013/2014.
Dari temuan-temuan penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa ada
pengaruh pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan siswa
memecahkan masalah matematika dan efektif digunakan dalam pembelajaran. Dan dari
kedua temuan di atas respon siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning
adalah positif.

18

BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Micro Teaching dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Mei 2015 di Ruang
C27 selama 40 menit pada pukul 10.00 10.40 WIB.
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Pra-Micro Teaching
- Mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 1)
- Mempersiapkan Instrumen Penilaian (lampiran 2 )
- Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci jawaban (lampiran 3)
- Mempersiapkan Slide Power Point (lampiran 4)
- Mempersiapkan Alat/Bahan yang digunakan dalam pembelajaran
- Mempersiapkan dan Menjelaskan Skenario Pembelajaran yang akan
-

dilaksanankan selama Proses Micro Teaching


Menjelaskan kekurangan dan apa yang perlu diperbaiki saat tampil mikro

teaching sebelumnya.
2. Pelaksanaan Mikro Teaching
Micro teaching yang dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sudah
disebutkan di atas telah berjalan dengan lancar. Pelaksanaan yang telah
dilakukan telah sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dan sesuai
dengan sintaks atau tahapan- tahapan pembelajaran dengan model problem
based learning.
Tahapan- tahapan atau sintaks proses pembelajaran dengan model
tersebut dapat terlihat pada tabel berikut ini:

Sintaks
Fase 1:
Orientasi siswa pada
masalah

Fase 2:
Mengorganisasikan
siswa belajar

Aktivitas Guru

Aktivitas Siswa

Guru
mengajukan contoh permasalahan.
(d)
Guru meminta
siswa mengamati dan memahami
masalah secara individu.
(e)
Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok
heterogen.
(f)
Guru

(b) Siswa
mengamati
dan
memahami permasalahan yang
diberikan oleh guru

(c)

(c) Siswa bekerja sama dalam


kelompok
(d) Siswa menyelesaikan soal yang
ada di LKS
19

(g)

(h)

Fase 3:
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.

(c)

Fase 4:
Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya

(d)

(d)

(e)

(f)

Fase 5:
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

(f)

(g)

membagikan Lembar Kerja Siswa


(LKS).
Guru berkeliling
mencermati siswa bekerja, mencermati
kegiatan siswa.
Guru memberi
bantuan, jika ada kesulitan yang
dialami siswa secara individu atau
kelompok.
Guru meminta
siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan
informasi/data
yang
diberikan.
Guru meminta
siswa melakukan penyelidikan atau
menganalisa
sosal
untuk
menyelesaikan masalah.
Guru meminta
siswa menyiapkan laporan hasil
diskusi kelompok secara rapi, rinci,
dan sistematis.
Guru berkeliling
mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, bila diperlukan.
Guru meminta
siswa
menentukan
perwakilan
kelompok secara musyawarah untuk
menyajikan
(mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
Guru memilih
perwakilan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
Guru memberi
kesempatan kepada siswa dari
kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok penyaji.

(d) Siswa memahami masalah


secara individu
(e) Siswa
mendiskusikan
permasalahan
secara
berkelompok
(f) Siswa menjawab pertanyaan
yang ada di Lembar Kerja
Siswa.
(c) Siswa menyiapkan laporan hasil
diskusi
(d) Siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas

(d)

Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusinya di depan kelas
(e)
Siswa
memberikan
tanggapan
terhadap
apa
yang
dipresentasikan.
(f)
Siswa
membuat kesimpulan tentang
apa yang telah dipelajari

(h)

Guru
mendorong agar siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi kelompok serta
saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
(i)
Guru

20

mengumpulkan semua hasil diskusi


tiap kelompok
(j)
Guru
mengarahkan semua siswa pada
kesimpulan mengenai permasalahan
tersebut.

3. Evaluasi
Pada awal pembelajaran, guru lupa memberikan motivasi dan tujuan
pembelajaran sehingga siswa menjadi bingung tentang materi yang akan
dipelajarinya. Walaupun demikian dengan menggunakan sintaks atau tahap-tahap
dari model problem based learning (PBL) siswa dapat termotivasi dalam
pembelajaran dalam masalah-masalah yang diberikan guru. Sehingga pada fase 2-4
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Hal ini tergambar dengan
semangat siswa saat diberikan masalah, siswa termotivasi untuk pemecahan
masalahnya seperti saat diberikan pertanyaan dan siswa dapat menjawabnya secara
individu maupun kelompok. Akan tetapi pada saaat membahas masalah 2, terjadi
kesalahan pada soal yang menyebabkan penafsiran ganda, sehingga guru harus
membahas secara keseluruhan permasalahan tersebut, sehingga menyebabkan dari
waktu yang seharusnya 40 menit, menjadi berlebih 15 menit karena membahas
masalah tersebut. Secara keseluruhan, pelaksanaan mikro teaching telah terlaksana
dengan baik dan lancar, meskipun ada beberapa kendala dalam pelaksanannya.

21

DAFTAR PUSTAKA
Gurupkn.
(2007).
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah,
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/pembelajaran-berdasarkan-masalah/
(diakses 30 April 2015)
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Penerbit Kencana.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Soedjadi. (2006). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.
Tim, MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Upu, Hamzah. (2008). Teori Belajar Pendukung Pendekatan Pengajuan Masalah
Matematika, http//injured.education.com/ (diakses 30 April 2015).

22

Lampiran 1

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester

: SMA Negeri 10 Padang


: Matematika Wajib
: XI/2

Materi Pokok

: Aturan Pencacahan

Alokasi Waktu

: 1 JP x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi masalah,
kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika
Indikator
2.2.1 Berprilaku jujur dan disiplin dalam melakukan tugas belajar
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
lingkungan
Indikator
2.3.1 Bersikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
lingkungan
3.13
Memahami dan menerapkan berbagai aturan pencacahan melalui beberapa
contoh nyata serta menyajikan alur perumusan aturan pencacahan (perkalian,
permutasi dan kombinasi) melalui diagram atau cara lainnya.

23

Indikator
3.13.1 Merumuskan pola aturan perkalian yang digunakan untuk menentukan
banyaknya cara yang mungkin untuk menjawab persoalan yang diberikan
3.13.2 Menggunakan aturan perkalian dengan cara mendaftar atau cara diagram
untuk menghitung banyak cara yang mungkin untuk menjawab persoalan yang
diberikan
Memilih dan menggunakan aturan pencacahan yang sesuai dalam pemecahan

4.10.

masalah nyata serta memberikan alasannya


Indikator
4.10.1.
Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dengan menggunakan
aturan pencacahan yang sesuai
Menemukan aturan pencacahan yang tepat untuk memecahakan

4.10.2.

masalah nyata

C. Materi Pembelajaran
Menemukan Konsep Pencacahan dengan menggunakan Aturan Perkalian
Menggunakan metode untuk menghitung banyak cara dalam pemilihan yaitu :
i.
ii.

Cara mendaftar
Cara Diagram

Aturan Perkalian : Jika terdapat k unsure yang tersedia, dengan :


n1 = banyak cara untuk menyusun unsur pertama
n2 = banyak cara untuk menyusun unsur kedua setelah unsur pertama tersusun
n3 = banyak cara untuk menyusun unsur ketiga setelah unsur kedua tersusun
.
.
nk = banyak cara untuk menyusun unsur ke- k setelah objek- unsur sebelumnya
tersusun.
Maka banyak cara untuk menyusun k unsur yang tersedia adalah :
n1 n2 n3 n k

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan
Model Pembelajaran
Metode

: Scientific Learning
: Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
: Tanya jawab, diskusi, penugasan.

E. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran


Media :

Worksheet atau lembar kerja (siswa)


Lembar penilaian
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis

24

Laptop & infocus


Sumber Belajar :
Buku Matematika Wajib XI Siswa Kelas XI, Kemendikbud, tahun 2013
Buku referensi yang relevan,
Slide Power Point

25

F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan

Langkah-Langkah
Pembelajaran

Kegiatan Belajar
1. Orientasi
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
2. Apersepsi
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat
memahami dan menjelaskan tentang Aturan Perkalian dengan metode cara mendaftar
dan cara diagram.
2) Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan apa yang telah dipelajari saat SMP yaitu materi relasi (hubungan)
dan menyatakannya dalam bentuk diagram pohon, diagram venn atau tabel silang, dan
pasangan berurutan. Ketentuan ini berlaku pula untuk membahas aturan perkalian.
3) Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Contoh Pertanyaan :
Pada pemilihan pengurus OSIS terpilih 3 kandidat yaitu Abdul, Beny dan Cindy yang
akan dipilih menjadi ketua, sekretaris dan bendahara. Aturan Pemilihan adalah setiap
orang hanya boleh dipilih untuk satu jabatan. Berapakah kemungkinan cara untuk
memilih dari tiga orang menjadi pengurus OSIS ?

Estimasi
Waktu
5 menit

3. Motivasi
1) Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.

26

Kegiatan Inti

Fase 1:
Orientasi siswa pada
masalah

Fase 2:
Mengorganisasikan
siswa belajar

Fase 3:
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.

Fase 4:

2) Guru memotivasi siswa dengan melibatkan lingkungan nyatanya yaitu tentang


pengurus OSIS.
Guru mengajukan contoh permasalahan nyata yang berhubungan dengan Aturan Perkalian
Contohnya : Pemilihan Ketua, Sekretaris, dan Bendahara OSIS dari 3 Orang Kandidat.
Guru meminta siswa mengamati dan memahami masalah secara individu dan mengajukan
hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan.
Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan siswa lain untuk
memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan melalui pemberian
scaffolding (pertanyaan bantuan).
Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen sesuai pembagian kelompok yang
telah direncanakan oleh guru.
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan masalah dan langkahlangkah pemecahan serta meminta siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.
Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan menemukan berbagai
kesulitan yang dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami.
Guru memberi bantuan, jika adakesulitan yang dialami siswa secara individu atau
kelompok.
Siswa bekerja sama dalam kelompok dalam menyelesaikan soal yang ada di LKS
Guru meminta siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan informasi/data yang
diberikan.
Guru meminta siswa melakukan penyelidikan atau menganalisa sosal untuk menyelesaikan
masalah.
Siswa memahami masalah secara individu
Siswa mendiskusikan permasalahan secara berkelompok
Siswa menjawab pertanyaan yang ada di Lembar Kerja Siswa.
Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan
sistematis.

7 menit

4 menit

8 menit

8 menit

27

Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya

Fase 5:
Menganalisa dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah.

Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, bila diperlukan.
Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara musyawarah untuk
menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.
Siswa menyiapkan laporan hasil diskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
Guru memilih perwakilan salah satu kelompok untuk mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas.

Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.

Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari
kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya.

10 menit

Kegiatan
Penutup

Guru mendorong agar siswa secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua
siswa untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh
pekerjaannya.
Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
Guru mengarahkan semua siswa pada kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.
1 Siswa diminta menyimpulkan apa saja yang sudah dipelajari.
2 Guru memberikan tugas PR beberapa soal mengenai penerapan rumus yang diperoleh.
3 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa / bersyukur dan Salam.

3 menit

28

G. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian

: Pengamatan (Observasi) dan Tes Tertulis Uraian

2. Prosedur Penilaian:

a. Penilaian proses
No
1.
2.
3.

Aspek yang
dinilai
Aktif
Kerjasama
Toleran

Teknik
Penilaian
Pengamatan

Waktu
Penilaian
Proses

(Observasi)

Instrumen
Penilaian
Lembar

Keterangan

Pengamatan
(terlampir)

b. Penilaian Hasil
Teknik

Bentuk

Siswa dapat merumuskan pola aturan

Penilaian
Tes

Penilaian
Penugasan

perkalian yang digunakan untuk

Tertulis

Kerja Siswa

menentukan banyaknya cara yang

Uraian

(terlampir)

Indikator Pencapaian Kompetensi

Instrumen
Lembar

mungkin untuk menjawab persoalan


yang diberikan.
Siswa dapat menggunakan aturan

Tes

perkalian dengan cara mendaftar atau

Tertulis

Kerja Siswa

cara diagram untuk menghitung

Uraian

(terlampir)

Penugasan

Lembar

banyak cara yang mungkin untuk


menjawab persoalan yang diberikan
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 10 Padang

Padang, 21 Maret 2015


Guru Mata Pelajaran

_______________________

Muhammad Iqbal Pahlawan

29

Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: XI/2

Waktu Pengamatan

: Saat Pembelajaran Berlangsung

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran aturan pencacahan


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada

usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan

kelompok tetapi masih belum konsisten.


3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah
yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.

30

Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


No

Nama Siswa
Aktif
KB B SB

Sikap
Bekerjasama
KB B SB

Toleran
KB B SB

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
....
40
Keterangan:
KB

: Kurang baik

: Baik

SB

: Sangat baik

Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: XI/2

Waktu Pengamatan

: Saat Pembelajaran Berlangsung

31

Indikator Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang


relevan yang berkaitan dengan aturan pencacahan.
1. Kurangterampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan aturan pencacahan.
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan aturan pencacahan
tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan aturan
pencacahan dan sudah tepat.
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No

Nama Siswa

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah
KT
T
ST

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
...
40
Keterangan:

32

KT

: Kurang terampil

: Terampil

ST

: Sangat terampil

33

Lampiran 3

Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Kompetensi Dasar

: Matematika
: XI/2
: Aturan Pencacahan
:

1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.


2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan
disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan
3.13
Memahami dan menerapkan berbagai aturan pencacahan melalui beberapa contoh nyata
serta menyajikan alur perumusan aturan pencacahan (perkalian, permutasi dan kombinasi) melalui
diagram atau cara lainnya.
4.11.
Memilih dan menggunakan aturan pencacahan yang sesuai dalam pemecahan masalah
nyata serta memberikan alasannya
4.12.
kombinasi dalam pemecahan masalah tersebut

Kelompok

: ...........................

Anggota

: 1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
4. .........................................................

MASALAH 1
HIMATIKA UNP, setiap tahun mengadakan acara pentas seni. Biasanya 2 bulan
sebelum acara, dilakukan pemilihan untuk jabatan ketua dan sekretaris. Setelah
melalui seleksi terdapat 5 kandidat yang lolos yaitu: Ayu (A), Beni (B), Charli (C), Debi
(D) dan Edo (E).
Bagaimana cara kita mengetahui banyak cara memilih ketua dan sekretaris
untuk acara pentas seni sekolah tersebut.

34

Jawaban Masalah 1
1. Susunlah dengan cara mendaftarkan seluruh kandidat calon ketua dan sekretaris !

2. Susunlah dengan cara menggunakan diagram!

3. Jika dipilih Edo (E) mengundurkan diri dari pencalonan, daftarkanlah nama-nama kandidat
calon ketua dan sekretarisnya!

MASALAH 2

35

Diberikan angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.


Rangkailah bilangan yang terdiri dari bilangan berbeda dengan syarat :
Jawaban Masalah 2
1. Bilangan Ganjil

2. Bilangan Genap yang bernilai lebih kecil dari 5000

3. Bilangan yang dapat dibagi 5

KUNCI JAWABAN LKS


Masalah 1
1. Susunlah dengan cara mendaftarkan seluruh kandidat calon ketua dan sekretaris !
Seluruh kandidat yang mungkin dibuat dapat didaftarkan sebagai berikut :

36

AB
BA
CA
DA
EA
AC
BC
CB
DB
EB
AD
BD
CD
DC
EC
AE
BE
CE
DE
ED
Dari daftar diatas diperoleh banyak susunan pengurus acara pentas seni adalah 20 cara
2. Susunlah dengan menggunakan diagram !

EC
D
ABC
E EABCD
ABD

3. Jika dipilih Edo (E) mengundurkan diri dari pencalonan, daftarkanlah nama-nama kandidat
calon ketua dan sekretarisnya!
Seluruh kandidat yang mungkin dibuat dapat didaftarkan jika Edo (E) mengundurkan diri :
AB
BA
CA
DA
AC
BC
CB
DB
AD
BD
CD
DC
Dari daftar diatas diperoleh banyak susunan pengurus acara pentas seni adalah 12 cara
Masalah 2
1. Bilangan Ganjil !
9
8
7
6
5
= 9 x 8 x 7 x 6 x 5 = 15120 cara
2. Bilangan Genap lebih dari 5000!
5
8
7
6
5
= 5 x 8 x 7 x 6 x 5 = 8400 cara
3. Bilangan yang dapat dibagi 5!
9
8
7
6
2
= 5 x 8 x 7 x 6 x 5 = 6048 cara

37

You might also like