You are on page 1of 14

UNIVERSITAS INDONESIA

POLITICAL ACTOR (AKTOR POLITIK)


TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
Oleh :
KELOMPOK 4
DANIEL PAKPAHAN

1406521560

DEWI SAFITRI

1406595445

FIRDA TANIA

1406521623

HERU MULYANTO

1406595533

JIMMY AGUNG P.

1406521693

MARISI SIHALOHO

1406521756

YOHANNES FEBRU N.

1406522046

Pembimbing Akademik :
Dr. dr. Muhammad Hafizurrachman Syarief, MPH
PROGRAM KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

POLITICAL ACTOR ( AKTOR POLITIK)


I.

Model Politik Pemerintahan


Bagian dari pemerintahan setiap Negara menjadi arena kompleks untuk

permainan intranasional. Para pemimpin politik pada puncak pemerintahan bergabung


dengan pejabat yang menduduki posisi puncak pada organisasi-organisasi utama
untuk membentuk suatu lingkar pemain sentral, sentral dalam kaitannya dengan
keputusan atau output tertentu. Bagi beberapa partisipan, ini suatu keharusan; bagi
yang lain dapat berupa undangan atau memaksa jalan untuk masuk. Dibalik arena
sentral, berturut-turut, dalam lingkar konsentris terdapat pejabat pada level lebih
rendah dijalur eksekutif, press, LSM dan masyarakat. Perdebatan yang berlangsung
dilingkar luar turut membentuk situasi keputusan antar pemain yang dapat
mempengaruhi pilihan dan tindakan pemerintah.
Permasalahan kebijakan asing wajar menimbulkan pertentangan fundamental
antar orang-orang yang terlibat tentang bagaimana pemecahannya, karena hampir
semua pemain berpartisipasi pada pembuatan keputusan berdasarkan atas peran
mereka. Sebagian besar pemain mewakili suatu departemen atau agensi sejalan
dengan ketertarikan dan konstitusi yang dilakukan organisasinya, karenanya analisis
mereka menghasilkan rekomendasi yang bertentangan. Aksi negara sangat
berpengaruh; pilihan yang salah dapat mengakibatkan kehancuran yang tak dapat
diperbaiki, karenanya penduduk yang bertanggung jawab wajib memperjuangkan apa
yang menurut mereka benar.
Para individu berbagi kekuasaan, mereka berbeda tentang apa yang harus
dilakukan, perbedaan ini berpengaruh. Keputusan dan aksi pemerintah merupakan
hasil dari proses politik, bukan karena alasan untuk mendukung suatu tindakan
ataupun berdasarkan rutinitas organisasi yang menjalankan alternatifnya, melainkan
berdasarkan pada kekuasaan dan performa proponen dan oponen dalam tindakan
tersebut.

Karakterisasi ini memperlihatkan daya dorong orientasi politik

pemerintahan. Jika masalah kebijakan asing muncul sebagai isu tersendiri dan
keputusan ditentukan dalam satu permainan pada satu waktu, ini akan mudah. Namun
hampir semua isu muncul sedikit demi sedikit seiring waktu, satu ganjalan pada satu
konteks, ganjalan lain pada konteks lainnya. Setiap pemain dipaksa untuk
memperbaiki isu nya pada hari itu, mengatasinya menurut caranya sendiri dan segera
lanjut ke isu berikutnya. Gaya analisis Richard E. Neustadt dalam bukunya

Presidential Power? mencerminkan pengalamannya di pemerintahan, terutama


sebagai staf Truman White. Model implisit dalam pemikirannya lebih mudah
diidentifikasi sebagai frase karakteristik:
1. Institusi Terpisah berbagi Kekuasaan
Partisipan dalam pemerintahan memiliki dasar independen, kekuasaannya
(contoh pengaruh efektif terhadap hasil) menjadi terbagi.

Setiap partisipan

duduk di posisi yang mengemban tanggungjawab berbeda. Masing-masing


berkomitmen untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagaimana persepsinya.
Oleh karena itu, mereka yang berbagi tugas kepemerintahan dengan presiden
tidak dapat sepenuhnya responsive terhadap perintah presiden. Apa yang
presiden inginkan terkadang akan dianggap tidak penting oleh orang yang
dapat memberikan keinginannya. Lagipula, mereka seharusnya menilai
preferensi presiden dari sudut pandang dan tanggung jawab mereka sendiri,
bukan dari sisi presiden.
2. Kekuatan Persuasi
Pada kekuasaan formal dan status, presiden adalah pimpinan. Bisnis apapun
setiap partisipan lain bagaimanapun juga selalu melibatkan presiden. Tapi
otoritasnya menjamin hanya perluasan urusan perkantoran. Jika presiden
memerintah, ia harus menekan, mulai dari kekuasaan formal, serangkaian
keuntungan tawar menawar. Keuntungan tawar menawar presiden terkadang
cukup untuk memastikan keinginannya dilaksanakan, tapi inilah satu-satunya
cara presiden memastikan dampak pada aksi pemerintahan.
3. Tawar menawar berdasarkan proses
Permainan persuasi presidensial tidak dimainkan secara acak, tapi lebih pada
proses tertentu memberi struktur permainan. Proses tersebut merupakan jalurjalur dengan aturan untuk membawa isu isu menjadi pilihan utama. Perhatian
presiden menjadi terpusat, dan tawar menawar semakin serius, hanya ketika
isu dianggap dapat ditindaklanjuti dengan menjalani alur proses terstruktur
mendekati tenggat waktu.
4. Kekuasaan sama dengan dampak dari hasil/outcome
Fokus perhatian Neustadt bukanlah pada aksi sebagai hasil dari permainan
tawar menawar melainkan pilihan presiden. Apa yang dapat dilakukan dapat

dipahami dengan baik jika menempatkan diri di posisi presiden. Apa yang
dilakukan dapat dipahami dengan baik jika menelaah kemampuan presiden
menganalisa permintaan, risiko dan ancaman terhadap pengaruh pribadinya
disaat ia membujuk anggota pemerintahan lain untuk bertindak sesuai
keinginannya.
5. Hubungan Intranasional dan Internasional
Neustadt menjelaskan kekuasaan terbagi dibalik konteks familiar tawar
menawar

intranasional

menjadi

hubungan

antar

Negara.

Permainan

intranasional dapat melibatkan partisipan asing, mengarah pada yang disebut


interaksi

internasional/intranasional

simultan

permainan

dua

level.

Hubungan internasional benar-benar memasuki model nasional politik


pemerintahan pada kasus pengecualian, khususnya pada hubungan diantara
sekutu erat, ketika pemerintah nasional mengizinkan Negara lain untuk
berpartisipasi secara langsung dan bermakna pada proses pengambilan
keputusan intranasionalnya sebelum pemerintah nasional membuat keputusan
atas suatu kebijakan.
Pengambilan keputusan pemerintahan merupakan proses multi partisipan yang
kompleks.

Isu yang lebih sulitnya ialah: karakteristik tertentu apa dari proses

keputusan-yang melibatkan banyak orang-memiliki konsekuensi terhadap isi


keputusan dan tindakan yang dipilih. Hasil kebijakan diperoleh dari banyak penyebab
yang sulit diringkas sederhana dan digeneralisir. Proses pengambilan keputusan oleh
grup adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Lebih Baik
Proses yang melibatkan banyak orang menjamin analisis informasi tentang
situasi yang lebih mendalam, pertimbangan rangkaian nilai dan minat relevan
yang lebih banyak dan tujuan operasionalisasi mereka; imajinasi lebih dalam
identifikasi dan menemukan pilihan; perkiraan biaya dan keuntungan yang
lebih akurat; dan kewaspadaan yang lebih baik terhadap indikasi kegagalan
dan kesiapan belajar dari kesalahan, sangat mungkin hal ini mengarah pada
keputusan yang lebih baik.
2. Masalah Keagenan

Menambah jumlah peserta dalam proses pengambilan keputusan membantu


pembuat keputusan menghindari kesalahan. Pembuat keputusan tunggal akan
cenderung untuk salah mengerti masalah, mengabaikan kepentingan yang
relevan, tidak tetap di satu tujuan, atau misestimate konsekuensi, antara resiko
kesalahan lainnya.
3. Siapa peserta (partisipan)
Untuk memilih peserta pengambil keputusan dilakukan proses terhadap
beberapa orang. Pemilihan dilakukan dengan mengetahui siapa yang
berpartisipasi dan apa peran. Rangkaian proses ini telah dibuktikan berulang
kali oleh psikolog sosial dalam percobaan laboratorium dengan kelompokkelompok yang berbeda dari individu memecahkan masalah keputusan yang
sama.
4. Aturan keputusan
Aturan pengambilan keputusan yang paling jelas terlihat dalam pertemuan
kelompok formal, yaitu aturan penentuan voting. Keputusan yang akan
diambil dilakukan dengan melakukan voting, dan diselenggarakan dengan
aturan voting tertentu.
Aturan tersebut meliputi :
Jumlah wakil kelompok peserta pengambil keputusan
Siapa saja yang memiliki hak veto
Apakah ada syarat peserta utama dan ataupun peserta tambahan
Berapa banyak jumlah suara yang dibutuhkan untuk menetapkan
keputusan
Apakah pemberian suara terbuka atau rahasia
Kapan dilakukan rekonsiliasi
Bagaimana masalah diformulasikan untuk kemudian ditentukan pilihan
aternatif keputusan
Bagaimana urutan penilaian yang akan dibuat
5. Membingkai masalah dan menetapkan agenda
Bagaimana kelompok merespon masalah, atau memang tidak merespon sama
sekali, sering tergantung pada cara membingkai masalah dan menetapkan
agenda kelompok. Apakah masalah biasa atau darurat. Identifikasi masalah
penting untuk menentukan agenda kelompok. Sesuatu menjadi masalah bisa
berhubungan dengan kejadian politik.

6. Berpikir Grup
Wawasan psiko-sosial para pengambil keputusan di pemerintahan dikenal
dengan konsep groupthink, yang dikenalkan oleh Irving Jenis. Kelompok yang
membuat keputusan tentang kebijakan haruslah memiliki ikatan yang kuat
sehingga bisa memunculkan sebuah konsensus atau kesepakatan. Konflik yang
terjadi dalam kelompok ataupun konflik antar peserta bisa menyulitkan
pembuatan kesepakatan.
7. Aksi bersama yang kompleks
Aaoron wildavsky dan Jeffrey pressman menyebutnya ketika para executive
menang secara independen dari legisatif dibeberapa lembaga institusi
pemerintah, koalisi pemerintahan,disitulah terbentuk suatu aksi dan tindakan
bersama yang kompleks. Pemegang keputusan meningkat,timbul para pemain
pemain independent,dan terjadi penurunan pencapaian keputusan dasar yang
sebenarnya didasari oleh keputusan awal dari para pemegang kebijakan,agen
juga tokoh tokoh pemerintah. Wildasky dan Pressman mengembangkan suatu
konsep aksi bersama yang kompleks dari studi kasus program administrasi
pembangunan ekonomi di Oakland,California.program tersebut mencari
bagaimana membangun bandara dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
penggangguran dengan cara sederhana.Dan mereka menemukan bahwa
dengan cara yang sederhana, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
( minoritas) akan menghasilkan hasil yang maksimal.

II.

Paradigma Politik Pemerintah


I.
Unit dasar analisis : aksi pemerintah sebagai resultan politik.
II.

Konsep organisasi , dimana terbagi menjadi :


1. Siapa pemain politiknya-- dan dimana posisi para pemain politiknya
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi,persepsi pemain,preferensi, dan
apa masalah utama
a) Prioritas paroki dan persepsi
b) Tujuan dan kepentingan
c) Taruhan dan pendirian atas isu utama
d) Batas akhir dan siap menghadapi isue yang terjadi

3. Apa yang menentukan dampak dari masing masing pemain dan apa
hasilnya.
4. Apa permainan politiknya?
A. Aksi-saluran
B. Peraturan permainan politik
C. Aksi resultan politik
III.

Pola Gangguan yang Dominan


Mencoba untuk menentukan rincian permainan yang membuat
kemenangan mungkin terjadi. Tapi dengan tidak mengabaikan
perbedaan yang tajam, kesalahpahaman, dan kekacauan yang
berkontribusi terhadap apa yang terjadi.

IV.

Rencana Umum.
1. Peraturan permainan.
2. Pentingnya keahlian, reputasi, dan karakteristik lain yang pemain
membawa ke posisi jika penting karakteristik yang dimiliki
masing-masing pemain,
3. Distribusi kartu, contoh keuntungan dan kerugian sisi-sisi tertentu,
4. Valuasi pemain pemain dari hadiah alternative, contoh apakah
masing-masing hanya ingin memaksimalkan kemenangannya atau
apakah beberapa menikmati kemenangan lebih dengan menggertak
dari pada dengan memiliki kekuatan kartu.

V.

Rencana Khusus.
a. Penggunaan Kekuatan dalam Keadaan Krisis
i. Kemungkinan pemerintah AS membuat keputusan untuk
menggunakan kekuatan militer dalam meningkatnya krisis .
Presiden jarang jika memilih tindakan tegas tanpa
dukungan solid pimpinan pimpinan lainnya.
ii. Beberpa persepsi individu terhada masalah ini akan berbeda
sama sekali. Cally radikal. Perbedaan sebagian akan
diprediksi dari tekanan posisi mereka ditambah kepribadian
mereka.
iii. Hasilnya akan dibentuk dengan cara masalah dibentuk
untuk melakukan untuk tindakan. Tindakan yang hebat
kemungkinan jika aksi dibentuk sebagai langkah tambahan,

signifikansi yang tidak pasti dan karena itu rentan terhadap


berbagai interpretasi oleh pemain lain.
b. Aksi Militer.
i. Untuk setiap tindakan militer yang singkat dari perang
nuklir, keputusan dan pelaksanaan akan tertunda saat
pendukung mencoba untuk melawan mendapatkan kapal.
ii. keputusan utama tentang penggunaan kekuatan militer
cenderung tidak hanya menjadi keputusan presiden, atau
keputusan mayoritas, tetapi keputusan oleh pluralitas besar.
iii. Tidak ada tindakan militer yang dipilih tanpa konsultasi
yang ekstensif dengan para pasukan militer. Di Amerika
Serikat, tidak ada keputusan yang untuk penggunaan
kekuatan, perang nuklir yang singkat, akan dilakukan
terhadap saran mereka, dan setidaknya tanpa konsultasi
yang ekstensif disiapkan.
VI.

Bukti. Informasi tentang rincian perbedaan persepsi dan prioritas


dalam pemerintahan pada masalah tertentu jarang terjadi dalam waktu
singkat, dan penggalian hanya bisa diandalkan oleh studi yang serius.
Perhitungan yang akurat dari penawaran menghasilkan resolusi
masalah yang masih jarang.

Penggunaan dokumen publik, koran,

wawancara

diskusi

peserta,

dan

dengan

pengamat

untuk

mengumpulkan potongan-potongan informasi yang tersedia.

III.
Pemberlakuan Blokade Amerika Serikat Terhadap Kuba
1. Penemuan Politik
Kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk menjalankan blokade terhadap
Kuba merupakan suatu aksi yang muncul karena beberapa sebab. Sebab sebab ini
juga tidak dapat dipisahkan dari penjelasan kepentingan politik yang melingkari
peristiwa ini. Keterlambatan AS dalam mengetahui keberadaan pangkalan rudal di
Kuba bagian barat lewat pesawat pengintai U-2 yang diusulkan oleh The Committee
on Overhead the Reconnaissance (COMOR) , memunculkan suatu situasi yang
tumpang tindih antara perdebatan kebijakan di masa lampau dan dampak terhadap

situasi pemerintahan saat itu. Hal inilah yang menyebabkan AS memutuskan untuk
melakukan blokade terhadap Kuba.
Kuba merupakan titik kelemahan pada pemerintahan Presiden Kennedy.
Kerentanan ini bersumber dari 3 faktor. Pertama, kegagalan untuk menggulingkan
Castro pada invasi di Teluk Babi, April 1961. Kedua, musibah yang terjadi pada
invasi di Teluk Babi telah menunjukkan suatu pelajaran pahit kepada masyarakat,
bahwa Kuba memberikan ancaman serius bagi keamanan Amerika Serikat dan hal
tersebut menyerukan penggulingan komunisme Castro. Ketiga, kegagalan invasi ini
membuat Kennedy bersikap tidak tegas dan ragu ragu dalam mengambil keputusan.
Partai Republik menilai tindakan yang diambil Kennedy sebagai suatu kerentanan
baik bagi partai dan masa kepemimpinan Kennedy. Beberapa berpendapat bahwa
keputusan Kennedy untuk tidak meyerang Kuba dengan menggunakan perangkat
militer, sebagai do-nothing policy yang tidak efektif. Pendapat ini jelas berbeda
dengan pemerintahan yang memandang bahwa blokade adalah cara paling efektif.
Akhirnya blokade terhadap Kuba dijalankan pada 20 Oktober.
Di tahun sebelumnya, Kennedy telah terlibat dalam program rahasia CIA yang
bernama Operasi Mongoose. Operasi ini dijalankan secara gerilya yang memiliki
tujuan untuk merusak pengaruh Castro di Kuba. Operasi ini bahkan memiliki rencana
untuk melakukan pembunuhan pada Castro namun tidak pernah berhasil bahkan
belum mencapai suatu perkembangan yang berarti. Pada tahun 1962, The Mongoose
Operation mengalami hambatan dikarenakan masih kurangnya dukungan dari
pemerintah Amerika Serikat sehingga program ini tidak berjalan secara optimal.
Memiliki progress yang kurang signifikan, Operasi Mongoose meningkatkan
kinerjanya dengan mulai meninjau beberapa aksi yang dapat ditempuh untuk
mengahadapi Kuba pada Juli 1962. Pilihan itu memunculkan dilema, yaitu apakah
dengan menerima Kuba sebagai aliansi dari Soviet atau melakukan provokasi
serangan untuk mendukung invasi Amerika. Disatu sisi, CIA dapat saja menstimulasi
perpecahan dan pemberontakan internal di Kuba, namun disisi lain, aksi tersebut
hanya akan mengungkap peran Amerika dibalik pemberontakan itu.
2. Pilihan Politik
Bukti bahwa Soviet telah menempatkan perangkat militer dan rudal di Kuba
dari hasil pemantauan berupa gambar oleh pesawat U-2, membuat Amerika Serikat
merasa keamanan nasionalnya akan terganggu. McCone melihat hal ini sebagai suatu

hal yang dapat mengancam keamanan AS, dan harus menjadi perhatian bersama
terutama bagi pemerintah. Pihak Kuba yang diwakili oleh Kruschev sebagai perdana
menteri mengklasifikasikan supply rudal oleh Soviet sebagai suatu perangkat
denfensive dan bukan perangkat offensive.
Terdapat banyak perdebatan akan hal hal yang seharusnya dilakukan oleh AS
dalam merespon penyebaran dan penempatan beberapa misil dan rudal oleh Uni
Soviet di Kuba. Kepala Gabungan Staf AS menilai bahwa invasi merupakan hal yang
paling tepat untuk menghilangkan ancaman Kuba terhadap AS. Namun pendapat lain
dikemukakan oleh Maxwell Taylor yang menjelaskan bahwa cara yang paling efisien
ialah dengan mengambil alih ketersediaan misil, rudal, dan pesawat udara MiG-21
serta SAMs dengan serangan dari udara yang diestimasikan berlangsung selama 5
hari.
Selain itu, Dean Rusk melihat bahwa perlu dilakukan aksi diplomatik untuk
mengadakan suatu forum komunikasi diantara kedua belah pihak.

Kegiatan ini

mungkin tidak secara langsung menghasilkan penyelesaian, namun kegiatan berbicara


diantara kedua belah pihak akan sangan membantu proses rekonsiliasi.
Menteri Pertahanan, McNamara memandang bahwa pengadaan misil merupakan
suatu masalah politik. McNamara mengusung ide untuk menetapkan blokade senjata
yang ditunjukan ke Kuba di masa yang akan datang. Tetapi, senjata yang telah di
supply dan telah tersebar oleh Soviet hanya dikenakan aturan agar tidak digunakan.
Pada masa ini, pendekatan diplomatik dilakukan untuk mencapai kesepakatan
dimana kedua belah pihak tidak merasa dirugikan oleh satu sama lain. Pada tanggal
18 19 Oktober, terdapat beberapa pendapat dan perdebatan untuk menyelesaikan
maslah ini, tetapi semua saran banyak yang hanya terfokus pada invasi ataukah serang
udara secepatnya.
Pada tanggal 19 Oktober, Presiden Kennedy bertemu dengan Kepala Staf
Gabungan dan merumuskan untuk melakukan serangan udara secepatnya. Kepala Staf
Angkatan Udara, Curtis LeMay, melihat bahwa blokade dan aksi politik yang akan
dilancarkan akan mengarah pada perang. Pada tanggal 20 Oktober, digelar sebuah
pertemuan di Gedung Putih yang diahadiri oleh Presiden Kennedy, pertemuan ini
secara formal disebut

The National Security Council meeting. McNamara

menjelaskan mengenai pendekatan dalam aksi blokade yang telah ditetapkan tersebut,
dan setelah melakukan blokade maka akan dilakukan kegiatan negosiasi untuk
menarik rudal dari Turkey dan Italia serta menutup markas AS di Kuba. Merespon

pendapat dari beberapa pejabat pemerintahan, President Kennedy memutuskan untuk


menjalankan blokade sekaligus serangan udara karena hal ini dianggap sebagai
kesempatan terakhir untuk menggulingkan Castro serta misil Soviet di Kuba. Bokade
yang dilakukan terbatas pada penhentian pasokan rudal atau senjata ofensive lainnya
oleh Soviet terhadap Kuba, dan tidak membatasi pasokan yang bernilai untuk
menunjang kehidupan negara, seperti minyak. Pada tanggal 23 Oktober, serangan
udara siap untuk dilancarkan. Sadar akan tanggung jawab yang dipikulnya, President
Kennedy tidak hanya berfokus pada bagaimana dan kapan Amerika Serikat akan
melakukan serangan, namun lebih kepada dampak agar seluruh rudal yang
ditempatkan di Kuba dihilangkan.
Pengenaan blokade oleh Amerika terhadap Kuba merupakan suatu kebijakan
yang digunakan untuk mempertahankan kepentingan nasional AS dan untuk menjaga
sbabilitas nasional negaranya. Terdapat serangkaian proses dan pertimbangan dalam
memformulasikan suatu kebijakan agar dapat meminimalisir kerugian sedapat
mungkin.

IV.

Soviet Melakukan Penarikan Misil Dari Kuba


Pada akhir September 1962, salah seorang staf pribadi presiden Soviet kala itu,

Nikita Khrushchev, melaporkan perkembangan pembangunan pangkalan misil di


Kuba.
Setelah pertemuannya pada tanggal Oktober 18 dengan Kennedy dan Rusk,
Gromkyo melaporkan kembali bahwa suruhan situasi di Kuba adalah Lengkap dan
Memuaskan. Dia melaporkan bahwakagum dengan keberanian Soviet Union untuk
membantu Cuba. Gromkyo tidak mempunyai bukti bahwa para Amerika tahu tentang
misil tersebut.Dia menyimpulkan dengan mengatakan bahwasebuah petualangan
militer USA melawan Cuba hampir mustahil untuk dibayangkan.
Pada pertengahan bulan Oktober 1962 U-2, pesawat mata-mata AS,
mendapatkan foto-foto yang mengindikasikan pembangunan pangkalan 2 tipe misil di
Kuba, yaitu : MRBM yang mampu mencapai jarak hingga 2000 km dan IRBM yang
mampu menjangkau target hingga 4100 km. Misil-misil ini dapat mencapai banyak
kota-kota besar AS termasuk LA, Chicago dan New York.

Pemerintahan Kremlin terlibat dalam kiris ini pada 22 Oktober setelah


presiden Kennedy menyampaikan krisis ini secara terbuka pada publik. Berbeda
dengan Kennedy, Khrushchev lebih mengandalkan saluran politik dengan membentuk
satu kelompok kecil yang terdiri dari staf pembantu presiden, kementerian pertahanan,
luar negeri para staf central partai komunis. Khrushchev mengkhawatirkan Amerika
akan menyerang Kuba. Dia mempertimbangkan untuk mengarahkan persenjataan
nuklir melalui Kuba dan melihat respon dari Amerika.
Kennedy memutuskan untuk melakukan blokade terhadap kapal-kapal Soviet yang
akan menuju kesiagaan Kuba. Setiap kapal Soviet diperiksa ada tidaknya komponen
untuk misil. Namun kennedy memutuskan untuk tidak melakukan penyerangan
terhadap Kuba.
Ketegangan

meningkat

pada

24

Oktober. Angkatan

perang

Soviet

meningkatkan kesiagaan untuk melakukan aksi militer. Pesan dari Dobrynin


menyampaikan hasil pertemuan rahasia dengan Robert Kennedy bahwa Amerika akan
menghentikan blokade terhadap kapal-kapal Soviet.
Pada Jumat

26 Oktober, Khrushchev menimbulkan kegemparan lagi.

Tindakan ini karena adanya laporan inteligen yang melaporkan bahwa angkatan
perang Amerika meningkatkan kesiagaannya. Khrushchev juga mendapatkan laporan
dari duta besar Soviet di Kuba bahwa presiden Fidel Castro menyetujui tindakan yang
diambil Soviet untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan Amerika.
Sampai 27 Oktober, presiden Kennedy merasa tidak perlu untuk berkonsultasi
dengan seseorang di atas ExCom dalam mengambil keputusan ini. Tapi ketika
Khrushchev menghubungkan MRBMs NATO di Turki dengan misil Soviet di Kuba,
dia memperluas permainan. Seperti pernyataan Kennedy, Sejauh ini yang benarbenar terlibat adalah kita, Rusia, dan Kuba. Dimulai penawaran ke Turki lalu aliansi
mulai terlibat, karena misil Amerika ditempatkan di Turki berdasarkan keputusan
aliansi NATO. Sehingga NATO pula yang harus memutuskan jika misil-misil tersebut
akan dipindahkan.
Kennedy telah mengalami kesulitan menerima kenyataan yang disampaikan
melalui surat Khrushchev; jaminan untuk tidak meng-invasi Kuba jika misil dilucuti.
Seperti yang dia sampaikan pada Menteri Luar negeri Gromyco minggu sebelumnya.
Amerika tidak punya maksud meng-invasi Kuba tapi bagaimana menjawab proposal

sabtu untuk menukar misil NATO di Turki dengan misil Soviet di Kuba. Amerika
dapat langsung menolaknya sebagaimana desakan mayoritas ExCom. Namun
Kennedy berpendapat hal tersebut tidak dapat diterima.
Jika di sisi lain Amerika bersedia menukar misil-misil NATO di Turki dengan
misil-misil Soviet di Kuba, bagaimana dengan konsekuensi aliansi NATO dan untuk
komitmen Amerika di seluruh dunia.
Pergumulan untuk menghindari hal teesbut merupakan dilema yang
ditimbulkan dari proposal sabtu. Transkrip diskusi rahasi tersebut mengijinkan
seseorang untuk melakukan pertimbangan paling intens di antara pimpinan negaranegara super power.dalam menyusun rencana perang dalam waktu 24-48 jam ke
depan. Suatu perang yang diyakini akan cepat meningkat menjadi perang nuklir.
Ketersediaan dari bukti yang tidak lazim mengenai sebuah kejadian dengan
konsekuensi yang sedemikian besar membuat hal ini klasik untuk pelapor-pelapor,
pembuat keputusan level atas dan diplomasi. Mulai dari kulit luar pernyataan publik
hingga masuk ke dalam lapisan berikutnya berupa komunikasi rahasia di antara para
penasehat dan aliansi. Seseorang dapat membongkar boneka Natryoshka. Dalam
setiap lapisan dan di antaranya dan lainnya, seseorang dapat menemukan
percampuran yang indah dalam setiapdebat, pengungkapan, refleksi dan tawarmenawar. Sangat sulit untuk meminjam kembali catatan ini tanpa setuju dengan
wawasan Kennedy yang mengabdi sebagai prasasti buku ini. Untuk mengerti inti dari
keputusan utama ini membutuhkan analisa mendalam.
Presiden Kennedy sebagai penggerak dari debat dapat dipandang sebagai
kepala analisa. Dalam setiap masalah, ia menekan semua koleganya untuk menggali
lebih dalam setiap implikasi dan setiap pilihan, untuk mengeksplorasi cara
menghindari rintangan yang tak teratasi, untuk menghadapi secara tepat setiap
perjanjian yang tidak menguntungkan, dan untuk memegang imajinasi mereka.
Dalam diskusi Sabtu, kelompok dengan cepat setuju dalam satu fokus diskusi.
Soviet mendesak agar kesepakatan pelucutan misil secepatnya dilakukan.
Khrushchev mengirim pesan pada Amerika akan menarik misil-misilnya dari
Kuba hal yang sama dilakukan penarikan misil-misil Amerika di Turki.
Pada 27 Oktober Kuba menembak jatuh pesawat pengintai Amerika U-2 dan
membunuh pilot pesawat tersebut. Kenyataan ini memunculkan pedebatan perlu
tidaknya aksi balasan yang akan diambil Amerika.

Kennedy meyakini bahwa publik Amerika akan mendukung kebijakannya


untuk menarik misil-misil Amerika dari Turki namun ia tidak ingin menunjukan
bahwa Amerika tunduk pada tuntutan Soviet.

You might also like