You are on page 1of 17

BAB III

MANAJEMEN PROYEK
3.1

Unsur-Unsur Pengelola Pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional

Pringapus Kabupaten Semarang


Unsur-unsur pengelola pekerjaan pembangunan pasar tradisional Pringapus
Kabupaten Semarang secara garis besar terdiri dari empat unsur utama, antara lain :
1.

Pengguna Jasa (Owner).

2.

Konsultan Perencana (Architech).

3.

Konsultan Pengawas (Supervisi).

4.

Kontraktor Pelaksana.

Adapun skema hubungan unsur-unsur pengelola pekerjaan pembangunan pasar


tradisional Pringapus Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut :
Pengguna Jasa/ Pemberi Tugas
Dinas Perdagangan, Perindustrian dan
Penanamam Modal Kabupaten Semarang
Konsultan Pengawas

Konsultan Perencana

PT. MIARSONO and Assosiates

CV. Wisma Artistika


Kontraktor Pelaksana

PT. Bina Keluarga Makmur Sejahtera


Keterangan :
: Garis perintah dan tanggung jawab.
: Garis koordinasi atau konsultasi.
Gambar 3.1 Skema Hubungan Kerja dalam Manajemen Konstruksi Pekerjaan
Pembangunan Pasar Tradisional Pringapus Kabupaten Semarang.

Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi atau tugas sebagai berikut :


3.1.1

Pengguna Jasa/ Pemberi Tugas (Owner )


Pengguna jasa (owner) adalah perseorangan, badan hukum atau instansi baik

pemerintah maupun swasta yang memberikan pekerjaan serta membiayai seluruh


biaya pekerjaan dalam proses pembangunan suatu kegiatan. Dalam pekerjaan
pembangunan pasar tradisional Pringapus Kabupaten Semarang yang bertindak
sebagai pengguna jasa (owner) adalah Dinas Perdagangan, Perindustrian dan
Penanaman Modal Kabupaten Semarang yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.

Mempunyai

wewenang

penuh

dalam

menentukan

dan

mengangkat konsultan perencana (architech), konsultan pengawas


(supervisi) dan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan tersebut.
b.

Menyediakan areal dan biaya perencanaan, pengawasan dan


pelaksanaan pekerjan serta memiliki kewenangan penuh terhadap
pekerjaan dan berhak menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai
dengan gambar rencana (bestek) yang telah disepakati.

c.

Berhak mencabut tugas konsultan perencana


konsultan pengawas
dipandang

ketiga

(architech),

(supervisi) dan kontraktor pelaksana apabila


lembaga

tersebut

tidak

mampu

melaksanakan

pekerjaannya dengan baik dan menggantikannya dengan lembaga yang


lain.
3.1.2

Konsultan Perencana (Architech)


Konsultan perencana (architech) adalah suatu pihak yang ditunjuk oleh

pengguna jasa (owner) sebagai pihak yang bertindak sebagai perencana dalam
pekerjaan atau kegiatan dalam batas-batas yang telah ditentukan baik secara teknis
10

maupun administrasi yang tertuang dalam kontrak. Dalam pekerjaan pembangunan


pasar tradisional Pringapus Kabupaten Semarang, bertindak sebagai konsultan
perencana (architech) adalah CV. Wisma Artistika. Konsultan perencana (architech)
mempunyai tugas sebagai berikut :
a.

Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan dan gambar kerja, merencanakan


alat dan bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat
rencana anggaran biaya sesuai ide dan gagasan dari owner, baik untuk
perancangan struktur maupun arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan
dan syarat-syarat kerja yang ada di Indonesia.

b.

Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula akibat adanya


kendala-kendala fisik di lokasi pekerjaan dan mempertanggung jawabkan
hasil rencana perubahan kepada pengguna jasa (owner).

3.1.3

Konsultan Pengawas (Supervisi)


Konsultan pengawas (supervisi) adalah suatu organisasi atau perorangan yang

bertugas mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan atas nama pengguna
jasa, pengawas harus mampu bekerja sama dengan konsultan perencana (architech)
untuk mencapai hasil yang optimum dari suatu pekerjaan. Dalam pekerjaan
pembangunan pasar tradisional Pringapus Kabupaten Semarang, selaku konsultan
pengawas (supervisi) adalah PT. MIARSONO and Assosiates.
Konsultan pengawas (supervisi) mempunyai tugas sebagai berikut :
a.

Menyusun tata kerja tim yang kemudian disahkan oleh pengguna jasa
(owner) atau yang mewakilinya.

b.

Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan


pembangunan pasar tradisional Pringapus Kabupaten Semarang.

11

c.

Melaporkan kepada pengguna jasa (owner) hasil kinerja kontraktor dalam


bentuk laporan mingguan, progress report dan laporan bulanan.

3.1.4

Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan

pekerjaan oleh pemberi tugas (owner) melalui prosedur lelang maupun penunjukan
langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai kontrak (rencana kerja dan
syarat-syarat dan gambar kerja) dengan biaya sesuai kontrak yang telah disepakati.
Adapun yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana pada pekerjaan pembangunan
pasar tradisional Pringapus Kabupaten Semarang adalah PT. Bina Keluarga Makmur
Sejahtera.
Hak, tugas dan wewenang kontraktor pelaksana adalah :
a.

Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi


tugas sesuai dengan jumlah dan cara pengambilan yang telah ditetapkan
dalam dokumen kontrak perjanjian pemborongan.

b.

Membuat atau mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan


syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian
pemborong (rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja).

c.

Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga


kerja.

d.

Membuat laporan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan berupa


laporan kemajuan pekerjaan.

e.

Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan dalam pekerjaan


akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua biayanya,
apabila tercantum dalam kontrak.

12

f.

Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan selesai kepada


pemilik dan melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan kontrak.

g.

Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada


pengawas secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan
pekerjaan, prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada,
jumlah bahan bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat
pekerjaan.

h.

Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan


waktu pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan
yang

diakibatkan

oleh

hal

yang

bersifat

diluar

dugaan

dan

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas (owner).

Struktur organisasi kontraktor pelaksana :

KEPALA PROYEK (MANAGER)

Ir. S HARIYONO, MT

KEPALA PELAKSANA

ADM .KEUANGAN

SITE OFFICE ENGINEER

R.W. SETYO
PELAKSANA

gung

LOGISTIK

DRAFTER

LABORAT

Gambar 3.1.4 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

1.

Kepala Proyek (Manager)

13

SURVEYOR

Kepala proyek adalah wakil dari perusahaan atau kontraktor utama yang
memimpin sebuah pekerjaan. Kepala proyek mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
a. Sebagai orang yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya pekerjaan.
b. Menguasai manajemen proyek dan perencanaan proyek secara keseluruhan.
c. Memimpin jalannya pekerjaan sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar, dan
tepat waktu.
d. Mengevaluasi hasil kegiatan kerja dibandingkan dengan rencana pelaksanaan
pekerjaan.
e. Memberikan konsultasi dengan koordinator pelaksana tentang pelaksanaan
pekerjaan dan cara mengatasi masalah yang timbul.
f. Membuat laporan pekerjaan dari awal sampai berakhirnya pekerjaan.
g. Mengatur cara pelaksanaan pekerjaan secara praktis sesuai rencana kerja yang
sudah disusun oleh site manager.
2.

Site Office Engineer


Site office engineer merupakan wakil dari kepala proyek yang bertugas

membantu kepala proyek

dalam mengendalikan jalannya pekerjaan di lapangan.

Site office engineer bertanggung jawab kepada manager yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :

3.

a.

Menyeleksi dan menyimpan semua data dan dokumen yang diperlukan.

b.

Mengelola dan membuat shop drawing.

c.

Membuat contract review pekerjaan tambah kurang.

d.

Membuat as build drawing dan perencanaan biaya pemeliharaan.

e.

Mengelola dokumentasi pekerjaan.

Administrasi Keuangan

14

Bagian administrasi keuangan adalah seorang tenaga ahli yang bertanggung


jawab dan mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengadaan barang,
peralatan dan material untuk pelaksanaan pekerjaan serta menyusun laporan keuangan
kegiatan.
Adapun tugas dan kewajiban dari bagian administrasi keuangan adalah :
a.

Bertanggung jawab terhadap tersedianya bahan/ material untuk keperluan


pelaksanaan pekerjaan.

b.

Bertanggung jawab terhadap aliran dana (cash flow) untuk pelaksanaan


pekerjaan.

c.

Mengecek, mencatat dan membuat laporan pemasukan dan pengeluaran


bahan/ material proyek.

d.

Melaksanakan koordinasi dengan kepala pelaksana tentang kebutuhan bahan/


material dan kapan harus ada di lapangan.

4.

Kepala Pelaksana
Kepala pelaksana adalah seorang tenaga ahli yang bertanggung jawab kepada

Manager dan mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Adapun tugas dan kewajiban dari bagian kepala pelaksana adalah :
a.

Mengadakan pengujian terhadap semua jenis pekerjaan tertentu.

b.

Bertanggung jawab terhadap semua hasil pengujian dan diajukan ke


konsultan serta pemberi tugas.

c.

Melaksanakan pengujian terhadap jenis produk tertentu sebagai langkah


pengendalian mutu.

d.
5.

Terlaksananya kalibrasi alat.

Pelaksana

15

Pelaksana adalah seorang tenaga ahli yang membantu kepala pelaksana dalam
mengerjakan fisik secara keseluruhan.
Tugas pelaksana adalah sebagai berikut :
a.

Menghitung volume pekerjaan.

b.

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,

c.

Bertanggung jawab kepada kepala pelaksana,

d.

Memimpin beberapa mandor sesuai dengan kondisinya.

6.

Logistik
Bagian logistik adalah seorang tenaga ahli yang bertanggung jawab dan

mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengadaan barang, peralatan dan
material untuk pelaksanaan pekerjaan.
Adapun tugas dan kewajiban dari bagian logistik adalah :
a. Mengatur dan mengawasi keluar masuknya barang dari gudang.
b. Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar masuk gudang serta
mencatat semua barang di dalam gudang untuk selanjutnya dilaporkan
kepada kepala pelaksana.
c. Mengatur tempat penyimpanan material dan merawat barang-barang di dalam
gudang.
d. Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-alat.
e. Mencari informasi sumber dan harga bahan dan mengatur jumlah uang yang
digunakan dalam pembelian bahan.
7.

Surveyor
Surveyor adalah tenaga ahli yang membantu kepala pelaksana dalam masalah

pengukuran.
Tugas dan kewajiban Surveyor adalah :
16

a.

Mengukur ulang data-data dalam pelaksanaan pekerjaan.

b.

Menentukan posisi bangunan.

c.

Bisa juga sebagai penentu kualitas bangunan.

8. Drafter
Drafter adalah seorang yang bertugas untuk mengerjakan gambar kerja/
pelaksanaan (shop drawing) dan gambar terlaksana (as build drawing) sesuai dengan
hasil rekayasa lapangan dan dalam bekerja berkoordinasi dengan surveyor.
9.

Laborat
Laborat adalah tenaga ahli yang mengurusi tentang kegitan laboratorium.
Tugas dan kewajiban Laborat adalah :
a.

Menyusun urutan kerja peralatan.

b.

Melaksanakan dan melaporkan setiap kegiatan pengetesan.

c.

Melaksanakan job mix untuk kelancaran kegiatan.

d.

Bertanggung jawab atas terpeliharanya peralatan test dan terlaksananya


inspeksi tes.

3.2. Hubungan Kerja antara Unsur-Unsur Pengelola Pekerjaan


Pelaksanaan suatu pekerjaan akan dapat berjalan lancar apabila semua unsur
penyelenggara pekerjaan dapat saling bekerja sama dengan baik. Kerja sama yang
baik akan dapat tercapai bila masing-masing pihak dapat menyadari tugas, wewenang,
dan tanggung jawab mereka serta mampu melaksanakannya sebagaimana mestinya
sehingga dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
Keempat unsur pekerjaan ini mempunyai hubungan kerja satu sama lainnya di
dalam menjalankan peranannya masing-masing. Hubungan kerja yang ada dapat
bersifat ikatan kontrak, hubungan koordinasi ataupun perintah.
17

Dari skema bagan di atas dapat dijelaskan hubungan kerja diantara kelima
unsur pekerjaan tersebut sebagai berikut :

3.1.

Pemberi Tugas (Owner) dan Konsultan Perencana (Architech)


Diantara keduanya terdapat ikatan kontrak, di mana konsultan perencana

(architech) memberikan jasa perencanaan pekerjaan yang meliputi masalah-masalah


teknis maupun administrasi kepada pemberi tugas (owner) dan sebaliknya pemberi
tugas (owner) berkewajiban memberikan imbalan berupa biaya perencanaan kepada
konsultan perencana (architech). Pemberi tugas (owner) mempunyai hak memberi
perintah kepada konsultan perencana (architech).
3.2.2. Pemberi Tugas (Owner) dan Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana berkewajiban melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
memuaskan pemberi tugas (owner) pada waktu penyerahan pekerjaan. Sebaliknya
pemberi tugas (owner) berkewajiban untuk membayar seluruh biaya pelaksanaan
kepada kontraktor pelaksana agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Hubungan
kerja telah diatur dalam kontrak kerja.
3.2.3

Pemberi Tugas (Owner) dan Konsultan Pengawas (Supervisi)


Konsultan pengawas berkewajiban memberikan informasi kepada pemberi

tugas (owner) mengenai hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik untuk


pekerjaan yang sudah selesai, sedang berlangsung ataupun pekerjaan yang belum
sempat dilaksanakan. Sebaliknya pemberi tugas (owner) berkewajiban memberikan
imbalan berupa biaya pengawasan kepada konsultan pengawas (supervisi). Hubungan
kerja telah diatur dalam kontrak kerja.

18

3.4

Konsultan Perencana (Architech) dan Kontraktor Pelaksana


Konsultan perencana (architech) terlebih dahulu menyampaikan perencanaan

pekerjaan, sedangkan kontraktor pelaksana bertugas untuk melaksanakan pekerjaan


proyek sesuai dengan perencanaan konsultan perencana (architech). Tetapi di antara
keduanya tidak terjadi baik hubungan perintah tetapi terdapat hubungan koordinasi.
3.5

Konsultan Perencana (Architech) dan Konsultan Pengawas


Konsultan perencana dan konsultan pengawas berkoordinasi dalam hal

pengelolaan dan pengawasan jalannya pekerjaan agar sesuai dengan rancangan


konsultan perencana. Selain itu hubungan kerja dan konsultasi dapat dilakukan jika
terjadi perubahan-perubahan terhadap perencanaan gambar dan anggaran biaya sesuai
keinginan pemberi tugas.
3.6

Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas (Supervisi)


Konsultan pengawas berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan

kontraktor agar memenuhi semua persyaratan perencanaan. Dalam hal ini pengawas
mempunyai hak untuk memberikan perintah kepada kontraktor dan di antara
keduanya saling berkoordinasi dalam jalannya pekerjaan agar sesuai perencanaan.
3.3

Pengendalian Pekerjaan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat tercapai sesuai dengan target dan rencana,

maka dalam pelaksanaan pekerjaan ketepatan waktu, biaya ekonomis dan kualitas
maksimal harus diperhitungkan dengan baik. Seorang kepala proyek harus dapat
melaksanakan fungsi manajemen yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Perencanaan

19

Meliputi penentuan strategi, program maupun metode yang digunakan untuk


mencapai tujuan yang diharapkan, meliputi perencanaan waktu, gambar, pengadaan
bahan, pengadaan peralatan dan perencanaan keuangan.

2. Pengarahan
Merupakan bagian dari koordinasi yang bertujuan agar masing-masing bagian
mengetahui tanggung jawabnya.
3. Pengawasan
Untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan perencanaan mutu,
biaya dan waktu.
4. Evaluasi
Menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai atau belum.
5. Perencanaan ulang
Dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan dengan tujuan
untuk merumuskan penyelesaian yang terbaik agar kesalahan yang sama tidak
terulang kembali.
Pengendalian pekerjaan dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan
langsung selama masa pelaksanaan melalui rapat koordinasi dengan tujuan untuk
mengoptimalkan kinerja seluruh unsur yang terlibat didalam pekerjaan. Adapun
pengendalian itu dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat :
2.1

Rencana Kerja (Time Schedule)


Time schedule merupakan uraian pekerjaan dari awal sampai akhir pekerjaan

secara umum. Time schedule ini disusun berdasarkan urutan langkah-langkah kerja
network planning. Masing-masing pekerjaan diatur sedemikian rupa dengan

20

memperhatikan urutan kerja, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material agar
dicapai efektifitas kerja yang baik. Dari time schedule ini tiap pekerjaan diberi bobot
masing-masing pekerjaan, sehingga diperoleh kurva S.

2.2

Laporan Pekerjaan
a.

Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani oleh

pihak Direksi, laporan harian berisi tentang :


1.

Waktu dan jam kerja.

2.

Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan.

3.

Keadaan cuaca setiap harinya pada saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

4.

Bahan-bahan yang masuk ke lapangan.

5.

Peralatan yang tersedia di lapangan.

6.

Jumlah tenaga kerja di lapangan.

7.

Hal-hal yang terjadi di lapangan.


Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan yang dilaksanakan

tiap hari dapat dipantau.


b.

Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan

pekerjaan yang telah dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun
berdasarkan laporan harian selama satu minggu kerja. Laporan mingguan
berisikan antara lain :
1.

Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.

2.

Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu kerja.

3.

Catatan-catatan lain yang diperlukan.


21

Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut


dapat diketahui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah
dibuat, ditambah dengan bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada
minggu itu. Dari prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini
kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada
minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau
kemajuan yang telah diperoleh.
c.

Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu

untuk memberikan gambaran tentang kemajuan pekerjaan. Untuk tujuan itu


dibuatlah rekapitulasi laporan mingguan maupun laporan harian dengan
dilengkapi dokumentasi pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan.
Laporan bulanan dilaporkan kepada pengguna jasa/ pemberi tugas.
2.3

Rapat Koordinasi Mingguan


Rapat

koordinasi

mingguan

diadakan

dengan

dihadiri

oleh

panitia

pembangunan, owner, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor


utama. Dalam rapat ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta
masalah-masalah teknis yang timbul di lokasi pekerjaan dan perkembangan pekerjaan
selama satu minggu berjalan serta koordinasi masing-masing unsur pekerjaan yang
terlibat langsung.
2.4

Rapat Koordinasi Bulanan


Rapat koordinasi bulanan pada dasarnya sama dengan rapat koordinasi

mingguan hanya saja dalam rapat ini dibahas dan ditinjau kembali pelaksanaan,
masalah yang timbul dan perkembangan pekerjaan setiap bulannya.
22

2.5

Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada pekerjaan ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Tenaga Tetap
Tenaga kerja tetap adalah karyawan yang sudah diangkat, dan mendapat gaji
tetap langsung dari kontraktor pelaksana.
b. Tenaga Harian
Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dipekerjakan berdasarkan
kebutuhan pada suatu jenis pekerjaan tertentu. Jumlah tenaga kerja harian
tergantung pada volume pekerjaan yang ada.
c. Tenaga Borongan
Tenga kerja borongan adalah mandor beserta anak buahnya yang
mendapatkan upahnya berdasarkan prestasi pekerjaan yang dilakukan dengan
cara borongan pekerjaan dalam waktu tertentu.
2.6

Waktu Kerja
Waktu kerja yang berlaku pada pekerjaan pembangunan pasar tradisional

Pringapus Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut :


1. Hari Senin s.d Kamis

08.00 12.00
12.00 13.00 (istirahat)
13.00 16.00

2. Jumat

08.00 11.00
11.30 13.30 (istirahat)
13.30 16.00

3. Sabtu

08.00 12.00
23

12.00 13.00 (istirahat)


13.00 16.00
Dengan adanya waktu kerja yang sama, maka akan diharapkan terjadi
koordinasi yang baik sehingga mendapatkan hasil pekerjaan yang baik. Untuk
pekerjaan khusus yang memerlukan waktu kerja yang berkelanjutan, maka waktu
kerja dapat ditambah dengan jam lembur.
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja di luar waktu kerja biasa/ dinas. Hal
ini dapat terjadi bila pekerjaan tidak boleh dihentikan, misalkan pada pengecoran
yang pelaksanaannya tidak dapat dihentikan dan harus berlanjut hingga malam hari
atau memang diperlukan jam lembur untuk mencapai target yang telah ditentukan
oleh time schedule. Waktu kerja lembur dalam pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai
berikut:

2.7

1. Lembur normal

: 16.00 22.00

2. Lembur pengecoran

: Tak terbatas

Upah Kerja
Pelaksanaan pembayaran upah pada karyawan yang bekerja pada proyek ini

adalah sebagai berikut :


a.

Upah tenga kerja tetap dibayarkan setiap bulan.

b.

Upah tenaga kerja harian lepas dibayarkan setiap hari Sabtu.

c.

Upah borongan dibayarkan atas prestasi pekerjaan kepada mandor yang


kemudian oleh mandor akan dibayarkan kepada anak buahnya sesuai dengan
ketrampilannya masing-masing dengan cara borongan terhadap suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu.

24

d.

Upah kerja lembur hanya diberikan kepada tenaga kerja harian, sedangkan
tenaga kerja borongan tidak mendapatkan upah lembur.
Karena pekerjaan berdasarkan prestasi/ volume pekerjaan dalam batas waktu

yang telah disepakati, sehingga apabila terjadi keterlambatan kerja, tenaga kerja
borongan harus bekerja lembur tanpa mendapatkan upah lembur.
2.8

Keselamatan Kerja
Untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja, maka Manager

wajib memenuhi segala kepentingan mengenai ketenaga kerjaan antara lain :


a.

Mengasuransikan setiap tenaga kerjanya (ASTEK).

b.

Menyediakan obat-obatan P3K.

c.

Menyediakan alat-alat kerja bagi pekerja yang memerlukan seperti sepatu


kerja, helm kerja, sarung tangan dan segala sesuatu hal yang diperlukan
untuk keselamatan kerja.

d.

Membiayai pengobatan untuk tenaga kerja bila terjadi kecelakaan di lokasi


pekerjaan.

e.

Menyediakan air untuk minum, mandi dan toilet serta tempat untuk istirahat.

25

You might also like