Professional Documents
Culture Documents
Pneumocystis
Pneumonia (PCP)
Disusun oleh :
Nageenthren Ragunathan
110100439
Siti Nurul Bahirah
110100485
Nur Suhaila
110100523
Khairun Nisak
110100471
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Latar Belakang
Perdarahan saluran makan bagian atas
adalah perdarahan saluran makanan
proksimal dari ligamentum Treitz
DEFINISI
Pneumocystis adalah jamur patogen
oportunistik pada paru-paru yang
menyebabkan pneumonia pada host
dengan immunocompromise
Pneumocystis pneumonia merupakan
koinfeksi yang sering ditemukan
pada penderita HIV
Sel
FAKTOR RESIKO
Seseorang dengan infeksi HIV di mana sel CD4+
turun hingga di bawah 200/L dan yang tidak
mendapatkan profilaksis PJP (pada pasien dengan
infeksi HIV, ditemukan infeksi oportunistik lain
Seseorang dengan defisiensi imun primer,
termasuk beberapa bentuk
hypogammaglobulinemia dan severe combined
immunodeficiency (SCID).
Seseorang yang mendapatkan regimen
immunosupresive jangka panjang untuk kelainan
jaringan ikat, vaskulitides, transplantasi organ
padat
Seseorang dengan keganasan hematologi dan
non-hematologi, meliputi tumor padat dan
MANIFESTASI KLINIS
sesak
DERAJAT
Berat
DIAGNOSIS
Pneumocystis sulit didiagnosis karena gejala dan
tanda yang tidak spesifik. Diagnosis ditegakkan
dengan pemeriksaan mikroskopis. Bahan
pemeriksaan antara lain berasal dari sputum,
bronchoalveolar lavage (BAL), jaringan paru.
Pneumocystis tidak dapat dikultur. Induksi sputum
menggunakan larutan hypertonicsaline
menghasilkan diagnosis 50 sampai 90% dan
merupakan prosedur diagnosis utama. Jika
pemeriksaan tersebut negatif, pemeriksaan dengan
BAL dapat dilakukan.
DIAGNOSIS
Keluhan sesak napas saat aktif atau batuk
non produktif dalam tiga bulan terakhir
Gambaran foto toraks berupa infiltrat
interstitial difus bilateral atau gambaran
penyakit paru difus bilateral
Tekanan oksigen (O2) kurang dari 70mmHg
pada pemeriksaan analisis gas darah atau
kapasitas difusi rendah (kurang 80%
prediksi) atau peningkatan AaDO2
PENATALAKSANAAN
PCP Berat
Penderita perlu dirawat dirumah sakit dengan bantuan ventilator.
Obat lini pertama yang diberikan adalah kotrimoksazol dosis
tinggi intravena (trimetoprim 15 mg/kgBB/hari dan
sulfametoksasol 75 mg/kgBB/hari selama 21 hari).
Bila tidak ada respons dapat diberi lini kedua yaitu pentamidin
intravena (3-4 mg/kgBB selama 21 hari).
Lini ke tiga adalah klindamisin (600 mg IV tiap 8 jam) dengan
primakuin (15 mg/oral/hari).
Pemberian kortikosteroid direkomendasikan 40 mg secara peroral
dua kali sehari pada hari pertama sampai kelima, 40 mg satu kali
per hari selama 6-10 hari, 20 mg setiap hari sampai lengkap21
hari.
PCP Sedang
Penderita dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit.
Pengobatan yang dapat diberikanadalah Trimetoprimsulfametoksazol 480 mgdua tablet tiga kali sehari selama 21 hari.
PCP Ringan
Penderita dapat diberi kotrimoksazol peroral 480 mg dua tablet
sehari selama 21 hari ataucukup 14 hari jika respons membaik.
BAB 2
STATUS ORANG
SAKIT
ANAMNESIS PRIBADI
Nama
: Linda Kesuma
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Suku
: Batak
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Melati Gg. 1 Lk V
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Sesak nafas
Telaah :
Hal ini dialami OS sejak 2 minggu ini. OS
mengatakan sesak napas timbul tidak tergantung
pada cuaca dingin maupun panas dan tidak
berkurang dengan beristirahat.
Demam (+) dirasakan OS 2 minggu SMRS.
Demam bersifat terus menerus, turun dengan
obat penurun panas tapi kambuh lagi.
Batuk (+) dialami OS dalam 3 minggu SMRS,
dahak (-)
darah (-).
Mencret (+) sejak 2 bulan ini, dengan frekuensi
3-5x/hari, air lebih banyak dari ampas.
STATUS PRESEN
Sensorium :
Compos
mentis
Tekanan darah : 100/
60 mmHg
Nadi
:120 x/i
Pernapasan : 28 x/i
Temperatur :38.9 C
Anemis : (+/+)
Ikterik : (+/+)
Sianosis : (-)
Dipsnoe : (+)
Oedema : (+/+)
Pedis
Pancaran Wajah :
Lemah
Refleks Fisiologis :(+/+)
Normal
Refleks Patologis : (-)
Normal
Berat Badan : 38 kg
Tinggi Badan : 158 cm
IMT :
BB (kg) / TB (m) x
TB(m) = 15.2 kg/m2
Kesan : underweight
KEPALA :
Mata
: Konjungtiva palpebra inferior anemis (+/+), sklera ikterik (+/+),
reflex cahaya (+/+) , pupil isokor (+/+) 3 mm
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut
: Oral Candidiasis (+)
LEHER : TVJ R-2 cmHO, trakhea medial, pembesaran KGB (-)
THORAX DEPAN
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Sulit Dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara Pernapasan : Bronkial pada kedua lapangan paru atas
Suara Tambahan
: Ronkhi basah pada kedua lapangan paru atas
ABDOMEN
Inspeksi
: Asimetris membesar
Palpasi : Hepar teraba membesar 3cm BAC, 5cm BPX, pinggir tumpul,
permukaan rata.
Lien/ren : tidak teraba. Shifting dullness (-)
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : Normoperistaltik
Ekstremitas
Superior
: oedema (-), akral hangat
Inferior
: oedema pretibial (-/-), oedema pedis (+/+), akral hangat
Genitalia
: Perempuan. Tidak dilakukan pemeriksaan
Rektum
: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
WBC
RBC
3.91 .10/uL
2.45 .
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-CV
RDW-SD
Albumin
LDH
10/uL
6.2 g/dL
18.3%
74.7 fL
25.3 pg
33.9 g/dL
51. 10/uL
16.5 %
42.3fL
1,909 g/dL
2,477.000
u/L
SGOT
136.00 U/L
SGPT
27.00 U/L
Alkaline
535,00 U/L
Phospatase
Total
457 mg/dL
Bilirubin
Bilirubin
Direct
3,49 mg/dL
Elektrolit
Natrium
122.00 mmol/L
Kalium
3.10 mmol/L
Klorida
113.00 mmol/L
RFT
Ureum
Kreatinin
23.00 mg/dL
0.53 mg/dL
Metabolisme KH
Glukosa
146 md/dL
AGDA
pH
7.535
pCO2
21,80 mmHg
pO2
170,00 mmHg
TCO2
19,20 mmol/L
HCO3
18,60 mmol/L
SaO2
99,70%
penyakit
HIV
dengan
TB
millier.
Os
ada
STATUS
PRESENS
Sensorium
: Compos mentis
Tekanan darah
:100/ 60 mmHg
Nadi
: 120 x/i
Pernapasan
: 28 x/i
Kepala
Mata
: anemis (+/+), ikterus (+/+)
Mulut
: Oral candidiasis (+)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi :
Suara Pernapasan
: Bronkial pada kedua lapangan paru atas
PEMERIKSAA Suara Tambahan : Rhonki basah pada kedua lapangan paru
N FISIK
Abdomen
Inspeksi : Asimetris membesar
Palpasi : Hepar teraba membesar 3cm BAC, 5cm BPX, pinggir
tumpul, permukaan rata. Lien/ ren : tidak teraba. Shifting dullness (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Normoperistaltik
Ekstremitas
Superior
: oedema (-), akral hangat, CRT <3
Inferior : oedema pretibial (-/-), oedem pedis (+/+), akral hangat,
CRT <3
DIAGNOSIS
BANDING
DIAGNOSA
SEMENTARA
PENATALAKSA
Tirah baring
NAAN
Diet MB TKTP
Cotrimoxazole 3x960mg
OAT (Rifampisin/Ethambutol/Pirazinamid)-aff
sementara
RENCANA
PENJAJAKAN
DIAGNOSTIK
retikulosit count)
Foto thorax
BAB 3
FOLLOW UP HARIAN
RUANGAN
Tanggal
Follow Up
S: Demam (+), mencret (+), batuk (+), sesak (+)
26
Februari
2016
USG abdomen
P:
Rencana substitusi albumin
Tirah baring
CD4
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
Loperamide awal 2 tab, selanjutnya 1 tab/x mencret (max : 8
tab/hari)
N-asetil systein 200mg tab 3x1
Tanggal
Follow Up
S : Demam (+), batuk (+), sesak nafas (+)
O : Sensorium: CM TD :90/60 mmHg HR: 100x/i RR: 28x/i T:38,0C
27 Februari
2016
A:
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Pansitopenia ec viral infection
Hepatitis viral dd/ non viral
Hiponatremia
Hipokalemia
Oral candidiasis
PPE
Hipoalbuminemia
Susp. DILI
P:
Tirah baring
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
Loperamide awal 2 tab, selanjutnya 1 tab/x mencret (max : 8
tab/hari)
N-asetil systein 200mg tab 3x1
IVFD albumin 20% 100cc 1fls/hari selama 3 hari (H2)
Tanggal
Follow Up
S : Demam (+), batuk (+), sesak nafas (+)
O : Sensorium: CM TD : 90/60 mmHG HR: 100x/i RR: 32x/I T :
37,
28
Februari
2016
A:
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Pansitopenia ec viral infection
Hepatitis viral dd/ non viral
Hiponatremia
Hipokalemia
Oral candidiasis
PPE
Hipoalbuminemia
Susp. DILI
P:
Tirah baring
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV (H1)
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
Loperamide awal 2 tab, selanjutnya 1 tab/x mencret (max : 8
tab/hari)
N-asetil systein 200mg tab 3x1
Tanggal
Follow Up
S : Demam (-), sesak nafas (+)
O :Sensorium: CM TD :100/80mmHg HR: 80x/i RR: 28x/i T:37,2C
29 Februari
2016
A:
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Pansitopenia ec viral infection
Hepatitis viral dd/ non viral
Hiponatremia
Hipokalemia
Oral candidiasis
PPE
Hipoalbuminemia
Susp. DILI
P:
Tirah baring
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV (H1)
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
N-asetil systein 200mg tab 3x1
FOTO TORAKS
Trakea medial
Sudut costofrenikus
lancip
CTR 48%
Dijumpai bercak
millier di kedua
lapangan paru
Kesan : TB milier
BAB IV
DISKUSI
TEORI
KASUS
Anamnesa
Pasien ini mengalami
Pneumocystis
menyebabkan
pneumonia
pada
minggu
mengatakan
napas
ini.
OS
sesak
timbul
tidak
tergantung
pada
dan
tidak
berkurang
dengan
beristirahat.
Demam
yang
lalu,
terus
Manifestasi Klinis
Seseorang dengan infeksi HIV di mana sel CD4+ turun
hingga di bawah 200/L dan yang tidak mendapatkan
profilaksis PJP (pada pasien dengan infeksi HIV,
ditemukan infeksi oportunistik lain [contoh: sariawan
mulut]
meningkatkan
resiko
dari
PJP,
tanpa
Pasien telah
didiagnosa dengan HIV
sebelumnya
syndrome)
dan
severe
yang
immunosupresive
jangka
ditemukan candidiasis
oral pada lidah pasien
combined
immunodeficiency (SCID).
Seseorang
untuk
regimen
kelainan
kesan underweight =
15kg/m2
Pemeriksaan Fisik
Takipnea dan takikardia
Tidak didapatkan ronkhi pada
auskultasi.
Sianosis akral, sentral dan membran
mukosa juga dapat ditemukan.
Foto toraks memperlihatkan infiltrat
bilateral yang dapat meningkat
menjadi homogen.
Tanda yang jarang antara lain
terdapat nodul soliter atau multipel,
infiltrat pada lobus atas pada pasien
dengan pengobatan pentamidin,
pneumatokel dan pneumotoraks.
Efusi pleura dan limfadenopati
jarang ditemukan.
Jika pada foto toraks tidak
didapatkan kelainan maka
Derajat
PaO2
Berat
(derajat ringan)
mmHg
pada
suhu
ruangan
saat
Cotrimoxazole 3x960mg
BAB V : KESIMPULAN
Pasien, seorang perempuan berusia 27 tahun didiagnosa dengan HIV
stage III + PCP dd/ TB milier + Pansitopenia ec viral infection +
Hepatitis viral dd/ non viral + Hipoalbuminemia + Hiponatremia +
Hipokalemia + Oral candidiasis + PPE + Susp. DILI dan diberi
pengobatan :
Tirah baring
O2 1-2l/i via nasal canule
Diet MB
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV
Drip Fluconazole 200mg/24jam IV
Cotrimoxazole 3x960mg
OAT (Rifampisin/Ethambutol/Pirazinamid)
Loperamide 1 tab/kali mencret, max 8 tab/hari
N-asetil systein 200mg tab 3x1
Dengan prognosis :
Quo ad vitam
: malam
Quo ad functionam : dubia ad malam