You are on page 1of 37

Laporan Kasus

Pneumocystis
Pneumonia (PCP)
Disusun oleh :
Nageenthren Ragunathan
110100439
Siti Nurul Bahirah
110100485
Nur Suhaila
110100523
Khairun Nisak
110100471

Pimpinan Sidang : dr. Chairun, dr. Irmayani

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

Latar Belakang
Perdarahan saluran makan bagian atas
adalah perdarahan saluran makanan
proksimal dari ligamentum Treitz

Untuk keperluan klinik dibedakan


perdarahan varises esofagus dan nonvarises
Peptic ulcers adalah penyebab terbanyak terhitung
sekitar 40% . Penyebab lainnya seperti erosi gastric
(15%-25%), perdarahan varises (5%-25%), dan
Mallory-Weiss Tear (5%-15%). Penggunaan aspirin
ataupun NSAIDS memiliki prevalensi sekitar 45%
hingga 60% dari keseluruhan perdarahan akut.

DEFINISI
Pneumocystis adalah jamur patogen
oportunistik pada paru-paru yang
menyebabkan pneumonia pada host
dengan immunocompromise
Pneumocystis pneumonia merupakan
koinfeksi yang sering ditemukan
pada penderita HIV

Sel

FAKTOR RESIKO
Seseorang dengan infeksi HIV di mana sel CD4+
turun hingga di bawah 200/L dan yang tidak
mendapatkan profilaksis PJP (pada pasien dengan
infeksi HIV, ditemukan infeksi oportunistik lain
Seseorang dengan defisiensi imun primer,
termasuk beberapa bentuk
hypogammaglobulinemia dan severe combined
immunodeficiency (SCID).
Seseorang yang mendapatkan regimen
immunosupresive jangka panjang untuk kelainan
jaringan ikat, vaskulitides, transplantasi organ
padat
Seseorang dengan keganasan hematologi dan
non-hematologi, meliputi tumor padat dan

MANIFESTASI KLINIS
sesak

DERAJAT
Berat

Sesak napas pada latihan


sedang, PaO2 lebih 70
mmHg dalam suhu kamar
saat istirahat

DIAGNOSIS
Pneumocystis sulit didiagnosis karena gejala dan
tanda yang tidak spesifik. Diagnosis ditegakkan
dengan pemeriksaan mikroskopis. Bahan
pemeriksaan antara lain berasal dari sputum,
bronchoalveolar lavage (BAL), jaringan paru.
Pneumocystis tidak dapat dikultur. Induksi sputum
menggunakan larutan hypertonicsaline
menghasilkan diagnosis 50 sampai 90% dan
merupakan prosedur diagnosis utama. Jika
pemeriksaan tersebut negatif, pemeriksaan dengan
BAL dapat dilakukan.

DIAGNOSIS
Keluhan sesak napas saat aktif atau batuk
non produktif dalam tiga bulan terakhir
Gambaran foto toraks berupa infiltrat
interstitial difus bilateral atau gambaran
penyakit paru difus bilateral
Tekanan oksigen (O2) kurang dari 70mmHg
pada pemeriksaan analisis gas darah atau
kapasitas difusi rendah (kurang 80%
prediksi) atau peningkatan AaDO2

PENATALAKSANAAN

PCP Berat
Penderita perlu dirawat dirumah sakit dengan bantuan ventilator.
Obat lini pertama yang diberikan adalah kotrimoksazol dosis
tinggi intravena (trimetoprim 15 mg/kgBB/hari dan
sulfametoksasol 75 mg/kgBB/hari selama 21 hari).
Bila tidak ada respons dapat diberi lini kedua yaitu pentamidin
intravena (3-4 mg/kgBB selama 21 hari).
Lini ke tiga adalah klindamisin (600 mg IV tiap 8 jam) dengan
primakuin (15 mg/oral/hari).
Pemberian kortikosteroid direkomendasikan 40 mg secara peroral
dua kali sehari pada hari pertama sampai kelima, 40 mg satu kali
per hari selama 6-10 hari, 20 mg setiap hari sampai lengkap21
hari.
PCP Sedang
Penderita dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit.
Pengobatan yang dapat diberikanadalah Trimetoprimsulfametoksazol 480 mgdua tablet tiga kali sehari selama 21 hari.
PCP Ringan
Penderita dapat diberi kotrimoksazol peroral 480 mg dua tablet
sehari selama 21 hari ataucukup 14 hari jika respons membaik.

BAB 2
STATUS ORANG
SAKIT

ANAMNESIS PRIBADI

Nama
: Linda Kesuma
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Suku
: Batak
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Melati Gg. 1 Lk V

ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Sesak nafas
Telaah :
Hal ini dialami OS sejak 2 minggu ini. OS
mengatakan sesak napas timbul tidak tergantung
pada cuaca dingin maupun panas dan tidak
berkurang dengan beristirahat.
Demam (+) dirasakan OS 2 minggu SMRS.
Demam bersifat terus menerus, turun dengan
obat penurun panas tapi kambuh lagi.
Batuk (+) dialami OS dalam 3 minggu SMRS,
dahak (-)
darah (-).
Mencret (+) sejak 2 bulan ini, dengan frekuensi
3-5x/hari, air lebih banyak dari ampas.

Penurunan berat badan (+) sebanyak 20kg


dalam satu tahun ini.
Berkeringat pada malam hari (+).
Os sebelumnya merupakan pekerja seks
komersial (PSK) selama 5 tahun.
OS mengatakan sudah pernah berobat
sebelumnya dan didiagnosa dengan penyakit HIV
dengan TB millier. Os ada mengonsumsi obat OAT
namun tidak teratur.
Riwayat merokok (+) kira kira selama 5 tahun.
Jumlah rokok 1 kotak per hari.
Riwayat penyakit darah tinggi dan sakit gula
disangkal pasien.
RPT : TB Millier
RPO : OAT (Rifampicin 1x300mg, Pirazinamid

STATUS PRESEN

Sensorium :
Compos
mentis
Tekanan darah : 100/
60 mmHg
Nadi
:120 x/i
Pernapasan : 28 x/i
Temperatur :38.9 C
Anemis : (+/+)
Ikterik : (+/+)
Sianosis : (-)
Dipsnoe : (+)

Oedema : (+/+)
Pedis
Pancaran Wajah :
Lemah
Refleks Fisiologis :(+/+)
Normal
Refleks Patologis : (-)
Normal
Berat Badan : 38 kg
Tinggi Badan : 158 cm
IMT :
BB (kg) / TB (m) x
TB(m) = 15.2 kg/m2
Kesan : underweight

KEPALA :
Mata
: Konjungtiva palpebra inferior anemis (+/+), sklera ikterik (+/+),
reflex cahaya (+/+) , pupil isokor (+/+) 3 mm
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut
: Oral Candidiasis (+)
LEHER : TVJ R-2 cmHO, trakhea medial, pembesaran KGB (-)
THORAX DEPAN
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Sulit Dinilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara Pernapasan : Bronkial pada kedua lapangan paru atas
Suara Tambahan
: Ronkhi basah pada kedua lapangan paru atas

ABDOMEN
Inspeksi
: Asimetris membesar
Palpasi : Hepar teraba membesar 3cm BAC, 5cm BPX, pinggir tumpul,
permukaan rata.
Lien/ren : tidak teraba. Shifting dullness (-)
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : Normoperistaltik

Ekstremitas
Superior
: oedema (-), akral hangat
Inferior
: oedema pretibial (-/-), oedema pedis (+/+), akral hangat

Genitalia
: Perempuan. Tidak dilakukan pemeriksaan
Rektum
: Tidak Dilakukan Pemeriksaan

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
WBC
RBC

3.91 .10/uL
2.45 .

HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-CV
RDW-SD
Albumin
LDH

10/uL
6.2 g/dL
18.3%
74.7 fL
25.3 pg
33.9 g/dL
51. 10/uL
16.5 %
42.3fL
1,909 g/dL
2,477.000
u/L

SGOT

136.00 U/L

SGPT

27.00 U/L

Alkaline

535,00 U/L

Phospatase
Total

457 mg/dL

Bilirubin
Bilirubin
Direct

3,49 mg/dL

Elektrolit
Natrium

122.00 mmol/L

Kalium

3.10 mmol/L

Klorida

113.00 mmol/L
RFT

Ureum
Kreatinin

23.00 mg/dL
0.53 mg/dL
Metabolisme KH

Glukosa

146 md/dL
AGDA

pH

7.535

pCO2

21,80 mmHg

pO2

170,00 mmHg

TCO2

19,20 mmol/L

HCO3

18,60 mmol/L

SaO2

99,70%

RESUME DATA DASAR


Keluhan Utama : Dispneu
Telaah : Hal ini dirasakan OS (+) sejak 2 minggu SMRS.
Febris (+) dialami OS sejak 2 minggu ini. Pertusis (+)
dialami OS dalam 3 minggu SMRS. Diare (+) sejak 2
bulan ini. Penurunan berat badan (+). Berkeringat pada
ANAMNESIS

malam hari (+). Os sebelumnya merupakan pekerja


seks komersial (PSK) selama 5 tahun. OS mengatakan
sudah pernah berobat sebelumnya dan didiagnosa
dengan

penyakit

HIV

dengan

TB

millier.

Os

ada

mengonsumsi obat OAT namun tidak teratur.. Riwayat


merokok (+) kira kira selama 5 tahun.

STATUS
PRESENS

Sensorium
: Compos mentis
Tekanan darah
:100/ 60 mmHg
Nadi
: 120 x/i
Pernapasan
: 28 x/i

Kepala
Mata
: anemis (+/+), ikterus (+/+)
Mulut
: Oral candidiasis (+)

Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi :
Suara Pernapasan
: Bronkial pada kedua lapangan paru atas
PEMERIKSAA Suara Tambahan : Rhonki basah pada kedua lapangan paru
N FISIK

Abdomen
Inspeksi : Asimetris membesar
Palpasi : Hepar teraba membesar 3cm BAC, 5cm BPX, pinggir
tumpul, permukaan rata. Lien/ ren : tidak teraba. Shifting dullness (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Normoperistaltik
Ekstremitas
Superior
: oedema (-), akral hangat, CRT <3
Inferior : oedema pretibial (-/-), oedem pedis (+/+), akral hangat,
CRT <3

Hb/ Leu / Trom : 6,2/3,91/51


PEMERIKSAAN Kesan : Pansitopenia
PENUNJANG

SGOT/ALP/Total bilirubin/Bilirubin direct :


136/535/457/3,49
Kesan : Hipertransaminase, hiperbilirubinemia
Na/K : 122/3.10
Kesan : Hiponatremia, hipokalemia

DIAGNOSIS

AGDA ; Kesan : alkalosis respiratorik


HIV stage III + PCP dd/ TB milier + Pansitopenia ec

BANDING

viral infection + Hepatitis viral dd/ non viral +


Hipoalbuminemia + Hiponatremia + Hipokalemia +
Oral candidiasis + PPE + Susp. DILI

DIAGNOSA

HIV stage III + PCP dd/ TB milier + Pansitopenia ec

SEMENTARA

viral infection + Hepatitis viral dd/ non viral +


Hipoalbuminemia + Hiponatremia + Hipokalemia +
Oral candidiasis + PPE + Susp. DILI

PENATALAKSA

Tirah baring

NAAN

O2 1-2l/i via nasal canule

Diet MB TKTP

IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro

Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV

Drip Fluconazole 200mg/24jam IV

Cotrimoxazole 3x960mg

OAT (Rifampisin/Ethambutol/Pirazinamid)-aff
sementara

RENCANA

Loperamide 1 tab/kali mencret, max 8 tab/hari

N-asetil systein 200mg tab 3x1


Urinalisa dan feses rutin

CD4, Anemia profile (SI,TIBC, feritin, morfologi darah tepi,

PENJAJAKAN
DIAGNOSTIK

retikulosit count)

Viral marker (HbsAg, anti HCV)

Sputum BTA DS 3x,kultur sputum/ST

DR, elektrolit, LFT /3 hari

Foto thorax

Rencana Substitusi Albumin

BAB 3
FOLLOW UP HARIAN
RUANGAN

Tanggal

Follow Up
S: Demam (+), mencret (+), batuk (+), sesak (+)

26
Februari
2016

O: Sensorium: CM TD : 100/60 mmHg HR: 120x/i RR: 28x/i T :


38,9C
A:
Keterangan
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Transfusi PRC 4 bag @ 175cc tanpa premed
Pansitopenia ec viral infection
Anemia profile (MDT, SI/TIBC, RT.count,
Hepatitis viral dd/ non viral
Ferritin)
Hiponatremia
Hipokalemia
Urinalisa, feses rutin, kultur feses/ST
Oral candidiasis
Susul hasil Ro thorax PA, sputum BTA,
PPE
kultum sputum/ST
Hipoalbuminemia
Konsul VCT
Susp. DILI

USG abdomen

P:
Rencana substitusi albumin
Tirah baring
CD4
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
Loperamide awal 2 tab, selanjutnya 1 tab/x mencret (max : 8
tab/hari)
N-asetil systein 200mg tab 3x1

Tanggal

Follow Up
S : Demam (+), batuk (+), sesak nafas (+)
O : Sensorium: CM TD :90/60 mmHg HR: 100x/i RR: 28x/i T:38,0C

27 Februari
2016

A:
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Pansitopenia ec viral infection
Hepatitis viral dd/ non viral
Hiponatremia
Hipokalemia
Oral candidiasis
PPE
Hipoalbuminemia
Susp. DILI
P:
Tirah baring
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
Loperamide awal 2 tab, selanjutnya 1 tab/x mencret (max : 8
tab/hari)
N-asetil systein 200mg tab 3x1
IVFD albumin 20% 100cc 1fls/hari selama 3 hari (H2)

Tanggal

Follow Up
S : Demam (+), batuk (+), sesak nafas (+)
O : Sensorium: CM TD : 90/60 mmHG HR: 100x/i RR: 32x/I T :
37,

28
Februari
2016

A:
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Pansitopenia ec viral infection
Hepatitis viral dd/ non viral
Hiponatremia
Hipokalemia
Oral candidiasis
PPE
Hipoalbuminemia
Susp. DILI
P:
Tirah baring
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV (H1)
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
Loperamide awal 2 tab, selanjutnya 1 tab/x mencret (max : 8
tab/hari)
N-asetil systein 200mg tab 3x1

Tanggal

Follow Up
S : Demam (-), sesak nafas (+)
O :Sensorium: CM TD :100/80mmHg HR: 80x/i RR: 28x/i T:37,2C

29 Februari
2016

A:
HIV stage III + PCP dd/ TB milier
Pansitopenia ec viral infection
Hepatitis viral dd/ non viral
Hiponatremia
Hipokalemia
Oral candidiasis
PPE
Hipoalbuminemia
Susp. DILI
P:
Tirah baring
O2 1-2L/I via nasal canule
Diet MB TKTP
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV (H1)
Cotrimoxazole 3x960mg
Drips Fluconazole 200 mg/hari
N-asetil systein 200mg tab 3x1

FOTO TORAKS
Trakea medial
Sudut costofrenikus
lancip
CTR 48%
Dijumpai bercak
millier di kedua
lapangan paru

Kesan : TB milier

BAB IV
DISKUSI

TEORI

KASUS

Anamnesa
Pasien ini mengalami
Pneumocystis

menyebabkan

pneumonia

pada

sesak nafas sejak 2

penderita HIV dengan karakteristik sesak napas,

minggu

demam dan batuk yang tidak produktif.

mengatakan
napas

ini.

OS
sesak

timbul

tidak

tergantung

pada

cuaca dingin maupun


panas

dan

tidak

berkurang

dengan

beristirahat.

Demam

(+) dialami os sejak 2


minggu
bersifat

yang

lalu,
terus

menerus.. Batuk (+)


dialami OS dalam 3

Manifestasi Klinis
Seseorang dengan infeksi HIV di mana sel CD4+ turun
hingga di bawah 200/L dan yang tidak mendapatkan
profilaksis PJP (pada pasien dengan infeksi HIV,
ditemukan infeksi oportunistik lain [contoh: sariawan
mulut]

meningkatkan

resiko

dari

PJP,

tanpa

Pasien telah
didiagnosa dengan HIV
sebelumnya

memperhatikan angka CD4+)


Seseorang dengan defisiensi imun primer, termasuk
beberapa bentuk hypogammaglobulinemia (terutama
defisiensi CD40-ligand, juga dikenal sebagai X-link
hyper-IgM

syndrome)

dan

severe

yang

immunosupresive

jangka

ditemukan candidiasis
oral pada lidah pasien

combined

immunodeficiency (SCID).
Seseorang

Pada pemeriksaan fisik

BMI pasien dengan


mendapatkan
panjang

untuk

regimen
kelainan

jaringan ikat, vaskulitides, transplantasi organ padat


(contoh: jantung, paru, hepar, ginjal)
Seseorang dengan keganasan hematologi dan non-

kesan underweight =
15kg/m2

Pemeriksaan Fisik
Takipnea dan takikardia
Tidak didapatkan ronkhi pada
auskultasi.
Sianosis akral, sentral dan membran
mukosa juga dapat ditemukan.
Foto toraks memperlihatkan infiltrat
bilateral yang dapat meningkat
menjadi homogen.
Tanda yang jarang antara lain
terdapat nodul soliter atau multipel,
infiltrat pada lobus atas pada pasien
dengan pengobatan pentamidin,
pneumatokel dan pneumotoraks.
Efusi pleura dan limfadenopati
jarang ditemukan.
Jika pada foto toraks tidak
didapatkan kelainan maka

Pasien dengan nadi


120x/ menit dan
pernafasan 28x/ menit

Derajat
PaO2
Berat

pada pasein ini

adalah 170,000 mmHg

Sesak napas pada waktu istirahat atau PaO2

(derajat ringan)

kurang dari 50 mmHg dalam suhu ruangan


Sedang
Sesak napas pada latihan ringan, PaO2 antara
50-70

mmHg

pada

suhu

ruangan

saat

istirahat, AaDO2 lebih dari 30 mmHg atau


saturasi oksigen kurang 94%
Ringan
Sesak napas pada latihan sedang, PaO2 lebih
70 mmHg dalam suhu kamar saat istirahat
Penatalaksanaan
Pasien diberikan obat
PCP Ringan

Cotrimoxazole 3x960mg

Penderita dapat diberi kotrimoksazol peroral 480

sejak hari pertama

mg dua tablet sehari selama 21 hari atau cukup 14

BAB V : KESIMPULAN
Pasien, seorang perempuan berusia 27 tahun didiagnosa dengan HIV
stage III + PCP dd/ TB milier + Pansitopenia ec viral infection +
Hepatitis viral dd/ non viral + Hipoalbuminemia + Hiponatremia +
Hipokalemia + Oral candidiasis + PPE + Susp. DILI dan diberi
pengobatan :

Tirah baring
O2 1-2l/i via nasal canule
Diet MB
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 1g/12jam IV
Drip Fluconazole 200mg/24jam IV
Cotrimoxazole 3x960mg
OAT (Rifampisin/Ethambutol/Pirazinamid)
Loperamide 1 tab/kali mencret, max 8 tab/hari
N-asetil systein 200mg tab 3x1

Dengan prognosis :
Quo ad vitam
: malam
Quo ad functionam : dubia ad malam

You might also like