You are on page 1of 36

Terapi Cairan

Elektrolit
Beta Herilla Sekti 260120150503
Rini Daud Supu 260120150504
Sri Rahayu Evrilia 260120150518
Gilang Sumiarsih Pramanik 260120150529
Ahmad Hanif Santosa 260120150532

KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua
kompartemen utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)
3. Cairan transeluler (CTS)

Kandungan elektrolit cairan tubuh


Electrolyte

Plasma(mEq/L

Interstetiel
(mEq/KgH2o)

Intracelluler
(mEq/KgH2o)

Na+

142

145

10

K+

159

Ca2+

Mg2+

40

Total

153

154

210

Anion:

Cl-

103

117

HCO3-

25

28

Protein

17

45

Others

155

Total

153

154

210

Cation:

INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI


UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Intake (Range)

Output (range)
AIR (ml)
1.Urine = 1400 1800
Air minum = 1400 1800
2.Faeces = 100
Air dalam makanan = 700 1000
3.Kulit
= 300 - 500
Air hasil oksidasi = 300 - 400
4.Paru-paru = 600 - 800

TOTAL

2400 -3200

TOTAL= 2400 3200

Intake (range)

Output (range)

Natrium(mEq)=70 (50-100)

q Urine = 65 (50-100)
q Faeces = 5 (2-20)

Kalium (mEq) = 100 (50-120)

Urine = 90 (50-120)
Faeces = 10 (2-40)

Magnesium (mEq) = 30 (5-60)

q Urine = 10 (2-20)
q Faeces = 20 (2-50)

Kalsium (mEq)

= 15 (2-50)

q Urine = 3(0-10)
q Faeces = 12 (2-30)

Protein (g)

= 55 (30-80)

Nitrogen (g)

= 8 (4-12)

Kalori

= 1800-3000

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan


cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet

Jenis-jenis Elektrolit
1. Sodium (Na+ banyak ditemukan di dalam cairan
ekstraseluler (ECF)
2. Potassium (K+) banyak ditemukan di dalam cairan
intraseluler (ICF)
3. Kalsium (Ca++) banyak ditemukan di ECF, gigi, tulang.
4. Chloride (Cl-)
5. Phosphate (P043-) banyak ditemukan ICF
6. Magnesium (Mg++) banyak ditemukan di ICF

Sodium (Na+
Normal Serum Level 135-145 mmol/L
Fungsi:
Memelihara osmolaritas ektraseluler
Mempengaruhi konsentrasi, ekskresi, dan absorbsi dari
potasium dan kloride
Membantu regulasi keseimbangan asam-basa
Mentransmisi impulse syaraf dan otot

Potassium (K+)
Normal serum level 3.5 - 5.0 mmol/L
Fungsi:
Memelihara sel electro-neutrality
Memelihara osmolaritas sel
Memelihara konduksi impulse saraf
Secara langsung berpengaruh pada kontraksi otot jantung
Berperan dalam keseimbangan asam-basa
Sodium-Potasium berperan penting dalam keseimbangan cairan
antara ekstraselular dan intraselular

Calcium ( Ca++)
Normal serum level 2.15-2.55 mmol/L
Fungsi:
Meningkatkan kekuatan tulang dan daya tahan
Membantu memelihara struktur membran sel, fungsi, dan permeabilitas
Mempengaruhi aktivasi, eksitasi dan kontraksi dari sino-atrial node,
otot jantung dan skeletal
Berpartisipasi dalam release neurotransmitter pada synapses
Membantu aktivasi spesifik pada koagulasi darah
Aktivasi serum complemen pada fungsi sistem imun

Chloride ( Cl-)
Normal serum level 95-110 mmol/L
Fungsi
Memilihara serum osmolaritas
Jika dikombinasikan dengan kation dapat membentuk
senyawa pentingseperti sodium chloride (NaCl),
hydrochloride (HCl), Potasium Chloride (KCl), dan
calcium chloride (CaCl2) yang berkontribusi dalam
keseimbangan asam/basa dan elektrolit.

Phosphate (PO43-)
Normal serum level 0.8-1.5 mmol/L
Fungsi:
Membantu memelihara tulang dan gigi
Membantu memelihara integritas sel
Berperan dalam keseimbangan asam-basa (sebagai urinary buffer)
Meningkatkan transfer energi kedalam sel
Memainkan peran esensial dalam otot, sel darah merah , dan
fungsi neurologis

Magnesium (Mg++)
Normal serum level 0.70-1,.05 mol/L
Fungsi:
Aktivasi enzim intraselular, aktivasi dalam karbohidrat
dan metabolisme
Beraksi dalam vasodilatasi myo-neural
Mempengaruhi level Ca++

Kebutuhan Elektrolit
Na+ 1 to 2 mmol/kg/d (or 60-120 meq/d)
K+ 0.5 to 1 mmol/kg/d
(or 30 - 60 meq/d)
Mg++ 0.35 to 0.45 meq/kg/d (or 10 to 20 meq /d)
Ca++ 0.2 to 0.3 meq/kg/d(or 10 to 15 meq/d)
PO42- 20 to 30 mmol/d

Abnormalitas Cairan Elektrolit Tubuh


Sebagian besar kondisi ketidakseimbangan ini disebabkan oleh
gangguan ginjal. Jika terjadi gangguan/patologi pada organ tersebut,
maka senyawa (elektrolit) akan terpengaruhi.
Jika elektrolit berada di luar batas normal, maka biasanya akan
menyebabkan gangguan dalam bentuk konsentrasi berlebihan/
kekurangan (hiper dan hipo).
Abnormalitas bersifat simtomatik ataupun asimtomatik.
Biasanya abnormalitas asimtomatik tidak berbahaya dan hanya memerlukan
penanganan non-farmakologi.

Abnormalitas Cairan Elektrolit Tubuh


Gangguan Keseimbangan :

Abnormalitas Kalsium dan Fosfat


Patofisiologi
Kalsium dan fosfat berada dalam tubuh sebagian besar
dalam bentuk kompleks hidoroksiapatit yang merupakan
penyusun utama tulang.
Oleh karena itu, seringkali abnormalitas 1 elektrolit akan
memnyebabkan abnormalitas pada elektrolit lainnya.

Gangguan konsentrasi kalsium biasanya disebabkan oleh


hormon paratiroid yang bekerja di tulang, usus dan ginjal.
Gangguan kesetimbangan fosfat biasanya disebabkan oleh
penurunan absorpsi saluran pencernaan dan penurunan
reabsorpsi tubular ekstraselular ke intraseluler.

GEJALA & TANDA

Hipokalsemia

Hiperkalsemia

Hipofosfatemia - Hiperfosfatemia
Pada gangguan fosfat, terapi yang tersedia tidak terlalu banyak. Karena
jumlah fosfat yang tidak terlalu banyak di dalam tubuh walaupun
perannya besar dalam aktivasi energi.
Terapi non-farmakologi menjadi pilihan utama dengan pengaturan diet
pada pasien. Namun tetap terdapat terapi farmakologi yang dapat
digunakan yaitu fosfat infus dan oral.

Jika elektrolit berada di luar batas normal, maka biasanya


akan menyebabkan gangguan yang dapat berada dalam
bentuk konsentrasi berlebihan atau kurang (hiper atau hipo)

Gangguan Keseimbangan Natrium

Hiponatremia
Hiponatremia adalah keadaan dimana
konsentrasi natrium dalam plasma berada di
bawah batas normal atau 136 mEq/L darah

Konsentrasi natrium darah menurun karena


telah dilarutkan oleh banyaknya air dalam
tubuh.

Klasifikasi Hiponatremia
Hiponatremia
Hipotonis
Hipovolemik
Hipervolemik
Euvolemik

Hipertonis

Isotonis

HIPONATREMIA
Hipotonis
(nilai osmolatitas < 280 mOsm)
Hipovolemik

Osmolaritas
urin 450
mOsm/kg

Hipervolemik

Osmolaritas
urin > 100
mOsm/kg

Konsentrasi Na
Urin < 20
Penyebabny
mEq/L
a : Gagal
jantung,
Penyebabnya
: biasanya
adalah
kehilangan
natrium dari
organ
eksternal
seperti sistem
pencernaan,

Euvolemik

Osmolaritas
urin > 100
mOsm/kg
Konsentrasi
Na urin >20
mEq/L
Penyebabny
a:
Hipotiroid,
hipokortisol,
gangguan
ginjal

Hipertonis

Isotonis

Tekanan
Tekanan
osmolaritas > 280 osmolaritas
mOsm
kurang lebih
280 mOsm
Penyebab :
- Hiperglikemia
- Kurang tepat
dalam
mengukur
osmolaritas

Penyebabnya
:
-

Hiperlipidemi
a

- Hiperglikemi
a

Hipernatremia
Hiponatremia adalah keadaan dimana
konsentrasi natrium dalam plasma
berada di atas batas normal atau > 145
mEq/L darah

Tubuh mengandung terlalu sedikit


air dibandingkan dengan jumlah
natrium.

Konsentrasi natrium darah yang tinggi


secara tidak langsung menunjukkan bahwa
seseorang tidak merasakan haus meskipun
seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi
tidak dapat memperoleh air yang cukup
untuk minum.

Penyebab utama dari hipernatremi:


1. Cedera kepala atau pembedahan saraf
yang melibatkan kelenjar hipofisa
2. Gangguan
dari
elektrolit
lainnya
(hiperkalsemia dan hipokalemia)
3. Penggunaan obat (lithium, demeclocycline,
diuretik)
4. Kehilangan cairan yang berlebihan (diare,
muntah, demam, keringat berlebihan)
5. Penyakit sel sabit
6. Diabetes insipidus.

Klasifikasi Hipernatremia

Hipernatremia
Hipovolemik

Hipervolemik

Isovolemik

HIPERNATREMIA
Hipovolemik

Hipervolemik

Isovolemik

Hilangnya cairan
dan natrium dengan
jumlah cairan relatif
lebih banyak dari
jumlah natrium
yang dibuang

Asupan cairan dan


natrium dengan
jumlah natrium
relatif lebih banyak
dari asupan cairan
dan asupan natrium
berlebihan

Hilangnya cairan
dari tubuh

Penyebab :
Gangguan ginjal,
saluran pencernaan ,
paru-paru dan kulit

Penyebab :
Kelebihan mineral
kortikoid dan
asupan natrium
berlebihan

Penyebab :
polidipsi, diabetes
insipidus, ekskresi
dari kulit

Contoh Perhitungan Elektrolit


Meq digunakan untuk mengukur elektrolit pada pembulu darah
dan/atau pada persiapan sediaan I.V Contoh: Ditambahkan 44
mEq of NaCl ke dalam IV bag. Larutan NaCl yang tersedia 4 mEq/mL.
Berapa mL yang harus km tambahkan ke dalam I.V bag?
x mL
44 mEq
(44 mEq) x
mL
44 mEq

1 mL
4 mEq

(44 mEq) 1 mL
4 mEq

x mL

x mL

44 mL
4

11 mL

Contoh mempersiapkan TPN


Contoh menambahkan larutan fosfat ke infus glukosa :
Bahan: kantong infus Glukosa dan ampul berisi larutan fosfat :
1.Rekonstitusi infuse di lakukan secaara aseptic diruang sterile dan dilakukan oleh personil
kesehatan terlatih
2. Ambillah larutan fosfat dengan volume yang dibutuhkan dengan menggunakan jarum
suntik.
3. Sebelum melakukan proses pencampuran dua larutan tersebut ,Pastikan volume yang
siapkan telah sesuai dengan dosis yang diresepkan oleh dokter.
4. Suntikan larutan fosfat ke kantong infus glukosa
5. Homogenkan dengan car menggoyang-gaoyangkan kantong infus.
6. Infuse siap diberikan kepada pasien

Daftar Pustaka

Dipiro, Joseph T. 2009. Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2009. Iso Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan, Jakarta

You might also like