You are on page 1of 4

BAB II

RUANG LINGKUP

Triage Pasien dilakukan di IGD, dengan menggunakan 5 Sistem pelevelan sebagai


berikut :
LEVEL

RESPON

Segera

(RESUSITASI)

KETERANGAN

JENIS KASUS

Pasien dalam keadaan kritis 1. Cardiac


dan

mengancam

atau

anggota

nyawa

badannya

menjadi cacat bila tidak


segera

mendapat

pertolongan atau tindakan

arrest/henti

jantung Anafilaksis
2. Trauma
multipel/kompleks /ceder
berat

yang

membutuhkan
resusitasi, syok.
3. Pasien tidak sadar (GCS

darurat.

3-9), over dosis, kejang,


cedera kepala).
4. Obstruksi jalan
II
(EMERGENCY)

15 menit

Pasien

berat
dalam 1. Nyeri

berada

dada

nafas

akut,

keadaan

gawat,

akan

aritmia jantung hebat,

menjadi

kritis

dan

cedera kepala (GCS

bila

10 - 13),

mengancam
tidak

segera

pertolongan
darurat.

nyawa

mendapat 2. Gangguan

atau

tidakan

pernafasan

berat

(PO2 < 85%)


3. Nyeri hebat, sengatan/
gigitan

binatang

berbisa
4. Overdosis (sadar)
5. Gangguan
psikiatri
berat
6. Perdarahan
7. Fraktur luas

8. Pasien dengan suhu


>39C
III

30 menit

(URGENCY)

Pasien

berada

dalam 1. Cedera kepala (GCS 14-

keadaan tidak stabil, dapat


2.
berpotensi
menimbulkan
3.
masalah
serius
tetapi 4.
5.
tidak
memerlukan
tindakan darurat, dan tidak

IV

60 menit

(LESS
URGENT)

120

(RUTIN)

menit

15)
Nyeri abdomen sedang
Fraktur tertutup
Penyakit-penyakit akut
Trauma dengan nyeri
sedang

mengancam nyawa
Pasien
dating
dengan 1. Cedera

kepala

keadaan

muntah

stabil, tidak

(tanpa

ringan

mengancam

nyawa, dan

tanda-tanda

tidak

memerlukan

normal), nyeri ringan


Nyeri kepala ringan
Sakit ringan
Ganti verban
Permintaan rujukan
Kontrol ulang
Medical cek up

2.
tindakan segera
3.
Pasien
dating
dengan 1.
2.
keadaan
stabil, tidak
3.
mengancam nyawa, tidak 4.
memerlukan
segera,
membutuhkan

dan
vital

tindakan
hanya
perawatan

lanjutan.

Penilaian dalam triage meliputi :


1. Primary survey (C,A,B) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya
2. Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III,dan
selanjutnya
3. Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada
C, A, B, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
4. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban
Menurut Brooker (2008), dalam prinsip triage diberlakukan system prioritas,
prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan

dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.: 1)
Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit. 2) Dapat meninggal
dalam hitungan jam. 3) Trauma ringan. 4) Sudah meninggal.

Tabel 2. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)


KLASIFIKASI

KETERANGAN
Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan
bedah

PRIORITAS I
(MERAH)

segera, mempunyai

Penanganan

kesempatan hidup yang besar.

dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan

pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan


jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki, combutio (lukabakar) tingkat II
dan III > 25%
Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak seger

PRIORITAS II
(KUNING)

PRIORITAS III
(HIJAU)
PRIORITAS IV
(HITAM)

ditangani

dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan

pemindahan bersifat

jangan terlambat. Contoh : patah tulang

besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma


thorak /abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh

luka

superfisial, luka-luka ringan


Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya
perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala
kritis

Gambar 2.1 Skema


TriageMERAH
Rumah Sakit
LABEL
PRIORITAS I

RUANG RESUSITASI

RUANG OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN PENUNJ


LABEL KUNING
PRIORITAS II

PASIEN MASUK DI IGD


TRIAGE

LABEL HIJAU
PRIORITAS III

RUANG OBSERVASI

LABEL HITAM
PRIORITAS IV

RUANG JENAZAH

You might also like