You are on page 1of 16

PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA MULTIMEDIA

DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA


KELAS X DI SMA NEGERI 1 MALANG
Yusman
M. Syatibi Nawawi
Yusuf Hanafi
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM)
Jalan Semarang No 5 Malang
Email: yusman_poetra@ymail.com
Abstrak: Pengajaran kemahiran berbicara membutuhkan laboratorium bahasa
multimedia sebagai media penunjangnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang laboratorium bahasa multimedia sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam pemanfaatannya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia dan
efektivitasnya dalam pengajaran berbicara di SMA Negeri 1 Malang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa laboratorium bahasa multimedia sudah
digunakan dalam pengajaran berbicara, melalui pemanfaatan home theatre,
televisi dan parabola, serta mic wireless clip on. Laboratorium bahasa
multimedia terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi
siswa dalam kemahiran berbicara.

Kata kunci: pengajaran, laboratorium bahasa multimedia, berbicara.


Abstract: Teaching the skill of speaking needs language laboratory of multimedia
as a media to support it.This research is aimed to knowing the utilization of the
language laboratory of multimedia and effectiveness of utilization of the language
laboratory of multimedia in teaching the skill of speaking at State Senior High
School 1 of Malang. The results of the research shows that language laboratory of
multimedia was used in teaching the skill of speaking. The facility that used in
teaching the skill of speaking in language laboratory of multimedia are
includes home theatre, television and paraboles, and mic wireless clip on.
Language laboratory of multimedia can increase the learning motivation and
students' achievement in teaching the skill of speaking.

Keywords: Teaching, language laboratory of multimedia, speaking.

:
.


.

.
.



.

:
.
Di berbagai daerah, teknologi menjadi kebutuhan kehidupan masyarakat
pada umumnya. Hampir seluruh aspek kehidupan berbasiskan teknologi,
khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengajaran yang bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, untuk
mencapai suatu pendekatan baru pada peserta didik yang efektif. Hal ini menjadi
suatu pertimbangan dalam hal pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia
sebagai alat bantu untuk memahami materi-materi atau informasi yang akan
disampaikan, agar para peserta didik dapat belajar dengan suasana yang
menyenangkan, dan lebih menarik serta dapat memahami dengan mudah, tepat,
dan cepat.
Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media
konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan media
modern audio visual berupa kaset, film, parabola televisi maupun alat peraga
modern lainnya. Dengan beragam media tersebut, praktik pengajaran dapat
menghadirkan suasana menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan belajar mengajar tentunya akan lebih efektif dan mudah diterima
oleh peserta didik apabila materi yang disajikan menarik dan menyenangkan.
Salah satu alat bantu media pengajaran adalah laboratorium bahasa karena dapat
diterima oleh semua orang dengan mengabaikan tingkat pendidikan, usia, dan
kecerdasan.
Soeparno (dalam Rosyidi, 2009:26) menjelaskan bahwa media
pembelajaran merupakan perpaduan dari perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Dengan kata lain media adalah hardware yang telah
diisi dengan perangkat lunak (software). Oleh karena itu, media sangat membantu
proses pembelajaran, termasuk pengajaran bahasa Arab, agar terwujud tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, melalui bantuan fasilitas-fasilitas yang telah
tersedia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan munculnya persaingan global,
setiap orang dituntut untuk menguasai teknologi dan informasi agar bisa
berkomunikasi satu dengan yang lainnya dan bersaing di dalam kehidupannya.

Kehidupan politik, sosial, ekonomi, budaya tidak bisa lepas dari penguasaan
teknologi yang disampaikan melalui bahasa (Supriatna, 2002:1).
Menurut Effendy (2005:113), kegiatan berbicara yang sebenarnya
merupakan kegiatan yang menarik dan ramai dalam kelas bahasa sering kali
terjadi sebaliknya. Kegiatan berbicara menjadi kaku dan akhirnya macet. Ini
terjadi mungkin karena penguasaan kosakata dan pola kalimat oleh siswa masih
sangat terbatas. Namun demikian, kunci keberhasilan tersebut sebenarnya ada
pada guru. Apabila guru dapat secara tepat memilih topik pembicaraan sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa, dan memiliki kreativitas dalam
mengembangkan model-model pengajaran berbicara yang banyak sekali
variasinya, tentu kemacetan tidak akan terjadi.
Ada berbagai macam media yang mewarnai dunia pendidikan dewasa ini,
mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih seiring dengan
perkembangan zaman. Salah satu media yang berkembang saat ini yaitu media
audio (dengar). Media audio adalah segala jenis media yang hanya dapat
dinikmati oleh alat indera pendengar dan mampu menggugah imajenasi para
pendengarnya. Pemanfaatan media (laboratorium bahasa) untuk menunjang
tercapainya penguasaan keterampilan berbahasa dirasa tepat.
Di banyak negara, penggunaan laboratorium bahasa dalam pembelajaran
bahasa asing telah menunjukkan keberhasilan yang cukup mengagumkan.
Sedangkan di Indonesia penggunaan laboratorium bahasa lebih pada sekedar
keyakinan bahwa laboratorium bahasa itu perangkat canggih. Oleh karena itu,
penggunaan laboratorium bahasa diharapkan memberikan hasil yang lebih baik
daripada tidak menggunakan laboratorium bahasa.
Laboratorium bahasa sebenarnya tidak lain adalah suatu perangkat media
pembelajaran seperti media pembelajaran lainnya, bila dimanfaatkan dengan baik
akan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, namun apabila kurang
tepat penggunaanya akan mubazir (Setyapranata, 2003:2). Hal ini juga sesuai
dengan apa yang dikatakan Sabariati (1992:21), bahwa keberhasilan dalam
melaksanakan program pendidikan tidak hanya bergantung pada program itu
sendiri atau penyediaan fasilitas lainnya tetapi juga ditentukan oleh bagaimana
fasilitas-fasilitas yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.

Beberapa peneliti sebelumnya telah membahas tentang pemanfaatan


laboratorium bahasa, di antaranya skripsi Aniza dengan judul Pemanfaatan
Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran Istima(Menyima) di Jurusan Sastra
Arab Universitas Negeri Malang , dan skripsi Olivia Renata dengan judul
Pemanfaatan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Arab (istima)
kelas VIII di MTs An-Nur Bululawang Malang. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa secara umum kondisi laboratorium bahasa dalam keadaan
baik. Perangkat-perangkat keras dan lunak yang ada di laboratorium bahasa sudah
memadai. Adapun dalam penggunaan laboratorium bahasa yaitu kemampuan
siswa mengalami peningkatan dalam memahami materi dan menangkap pelajaran
dengan mudah. Sedangkan hambatan-hambatan yang sering dialami yaitu
kesulitan dalam mengoprasikan peralatan, sebagian headset yang rusak dan
kurangnya peralatan pada siswa (booth).
Laboratorium bahasa multimedia yang ada di SMA Negeri 1 Malang
adalah salah satu teknologi baru yang dihadirkan sebagai perpaduan Smart Board
Digital, internet dan parabola. Smart Board dengan tipe terbaru di laboratorium di
SMA Negeri 1 Malang juga dilengkapi dengan Smart Notebook, yaitu semacam
papan interaktif yang bersambung dengan monitor di meja siswa, sehingga
laboratorium ini dinamai Laboratorim Bahasa Multimedia.
Maka dengan hal itu, laboratorium bahasa multimedia sangatlah praktis
untuk meningkatkan kemahiran berbahasa siswa, khususnya siswa di SMA Negeri
1 Malang karena telah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang serba ada.
Sebab kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang hanya mencukupkan
atas kemampuan individunya saja, namun saling berkaitan dengan yang lain
termasuk di dalamnya adalah alat bantu dalam kemampuan berbicara.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan
laboratorium bahasa multimedia di SMA Negeri 1 Malang. Oleh karena itu jenis
penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif adalah suatu rancangan penelitian yang menggambarkan variabel atau
kondisi seperti apa adanya dalam suatu situasi (Ainin, 2007:67). Sedangkan tujuan
deskriptif kualitatif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-takta, sifat-sifat serta hubungan antara


fenomena yang diteliti, karena itu penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang
terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa tersebut dilakukan secara sistematik
dan lebih menekankan pada data faktual.
Menurut Arikunto (2003:291), penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status atau gejala
yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Data yang dikumpulkan berupa data data dari hasil observasi yaitu mengenai
kondisi laboratorium bahasa multimedia, penggunaan laboratorium bahasa
multimedia dalam pengajaran bahasa Arab, efektivitas pemanfaatan laboratorium
bahasa multimedia bagi siswa dalam pengajaran bahasa Arab, dan faktor-faktor
yang mendukung dan yang menghambat pemanfaatan laboratorium bahasa
multimedia dalam pengajaaran bahasa Arab di SMA Negeri 1 Malang.
Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan. Prosedur
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3)
Tes; (4) Angket atau kuesioner; dan (5) Dokumentasi
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif dengan
langkah-langkah, yaitu: (1) Pengumpulan data (data collection); (2) Reduksi data
(data reduction); (3) Penyajian data (data display); (4) Penyimpulan (conclution:
drawing/verifying).Sedangkan Tahap-tahap mengumpulan data dalam penelitian
ini melalui tiga tahap yaitu: (1) Tahap persiapan; (2) Tahap pengambilan data; dan
(3) Tahap penyelesaian.
HASIL PENELITIAN
Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia dalam Pengajaran
Kemahiran Berbicara
Berdasarkan hasil obeservasi diketahui, bahwa siswa berlatih menirukan
percakapan yang dipendengarkan oleh guru, baik yang dilakukan oleh guru atau
dari alat bantu pendengaran seperti video, film, dan acara televisi. Sedangkan dari

hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab diketahuai, bahwa
pelaksanaan pengajaran berbicara di laboratorium bahasa multimedia sering
memperdengarkan materi kepada siswa melalui media yang berupa dialog
sederhana. Setelah siswa mendengarkan dengan seksama kemudian siswa diminta
untuk menirukan, memahami dan melakukan dialog antara guru dan siswa,
maupun siswa antar siswa. Dialog yang diperagakan oleh siswa berjalan dengan
efisien. Hal tersebut karena didukung adanya tempat yang nyaman.
Home Theatre dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Home Theatre merupakan perangkat keras yang dimiliki SMA Negeri 1
Malang sebagai media pembelajaran. Home theatre adalah tempat atau ruangan
untuk kegiatan acting atau tempat untuk menampilkan suatu pertunjukan. Oleh
karena itu, demi kenyamanan dan kelancaran belajar siswa, maka Home theatre
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukungnya, seperti adanya
Mic wireless clip on, lampu lighting , kamera studio, LCD, (support zoom dan
rotation). Disamping itu, Home theatre yang ada di SMA Negeri 1 Malang
terkadang juga difungsikan untuk pidato, rapat dewan guru, penyambutan tamu
dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan media tersebut.
Di dalam home theatre sering memfungsikan mic wireless clip on sebagai
media pendukung kelancaran pengajaran kemahiran berbicara. Mic wireless clip
on merupakan salah satu alat pengeras suara yang dapat dipergunakan tanpa
adanya kabel. mic wireless clip on di dalam laboratorium bahasa multimedia yang
dimiliki SMA Negeri 1 Malang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan-kegiatan lainnya seperti diskusi, drama, master of ceremony, dan pidato.
Dengan menggunakan mic wireless clip on pengguna akan lebih nyaman dan
bebas bergerak sesuai kebutuhan yang diperlukannya.
Adapun pengajaran yang di laksanakan di home theatre, yaitu: guru
terlebih dahulu menayangkan dan memperdengarkan materi di layar LCD dengan
salah satu tema yaitu: ( kata keterangan tempat). Kemudian guru
meminta siswa untuk memahami dan mengucapkan kembali sebagaimana yang
telah dipelajari bersama. Setelah itu, guru meminta pada masing-masing siswa
secara bergantian untuk memperagakan dan mengucapkan ulang mengenai materi

tersebut di depan (home theatre) dengan menggunakan mic wireless clip on


sebagai media pendukungnya.

Televisi dan Parabola dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara


Televisi dan parabola selain sebagai media hiburan dan informasi juga
dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan menggunakan televisi
sebagai media pembelajaran maka kita bisa mendapatkan informasi langsung dan
nyata, serta memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah bahkan berbagai
negara.
Adapun monitor LCD TV di SMA Negeri 1 Malang berukuran 55 inci
yang berhubung langsung dengan monitor yang ada di meja siswa, sehingga siswa
lebih fokus pada apa yang telah diperlihatkan oleh pengajar. Dalam hal ini,
Televisi dan parabola telah dipergunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa
kelas X SMA Negeri 1 Malang.
Acara televisi yang dipergunakan sebagai pengajaran kemahiran berbicara
diantaranya: acara televisi yang menggunakan bahasa Arab, seperti berita dan
film. Salah satu acara televisi yang digunakan sebagai media pengajaran adalah
sejarah-sejarah Islam yang berkembang di Timur tengah. Guru dan siswa
bersama-sama menyaksikan dan memperhatikan acara televisi tersebut untuk
mendapatkan informasi sekaligus untuk mengetahui lahjah (cara bicara orang
Arab). Dan siswa mencatat kata atau kalimat yang tidak dipahami di acara televisi
tersebut untuk ditanyakan kepada guru. Kemudian siswa diberi kesempatan oleh
guru untuk menceritakan ulang dengan menggunakan bahasa Arab sebagaimana
yang telah disaksikan diacara televisi tersebut.
Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia Bagi Siswa
dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia yang ada di SMA Negeri 1
Malang sangat baik, hal ini diketahui dari hasil wawancara. Menurut guru bahasa
Arab kelas X (Keterampilan) pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia
meningkatkan motivasi, minat, ketertarikan siswa dalam belajar, selain itu

pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia dapat meningkatkan pemahaman


siswa dalam belajar bahasa Arab khususnya dalam kemahiran berbicara.
Sedangkan dari hasil angket yang telah disebarkan kepada siswa diketahui,
bahwa pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia meningkatkan motivasi
belajar siswa. Hal tersebut diketahui dari hasil angket, yaitu dari jumlah 29 siswa,
6 siswa menyatakan sangat menigkat, 23 siswa manyatakan meningkat, 0 siswa
menyatakan cukup meningkat, dan 0 siswa menyatakan tidak meningkat.
Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pengajaran berbicara di
laboratorium bahasa multimedia menujukkan kenaikan yang signifikan, hal
tersebut dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada siswa, yaitu dari
jumlah 29 siswa, 2 siswa menyatakan sangat meningkat, 24 siswa menyatakan
meningkat, 2 siswa menyatakan cukup meningkat dan 0 siswa menyatakan tidak
meningkat. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan guru dari hasil wawancara
yang telah dilakukan.
Ketertarikan atau minat sisiwa dalam pengajaran berbicara di laboratorium
bahasa multimedia sangat bagus, dan mayoritas siswa menyatakan tertarik ketika
pengajaran berbicara dilaksanakan di laboratorium bahasa multimedia. Pernyataan
siswa dari 29 siswa, 14 siswa menyatakan sangat menarik, 15 siswa menyatakan
menarik, 0 siswa menyatakan kurang menarik, dan 0 siswa menyatakan tidak
menarik. Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan siswa yang menyatakan
kenyamanannya, 10 siswa menyatakan sangat nyaman, 18 menyatakan nyaman, 1
siswa menyatakan cukup nyaman, dan 0 siswa menyatakan tidak nyaman.
Selain wawancara dan angket, untuk mengetahui efektivitas, serta untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam pengajaran berbicara perlu mengadakan tes
pelaksanaan berbicara di dalam kelas dan di laboratorium bahasa multimedia.
Hasil rekapan tes yang dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut:
No
Pengucapan dan intonasi
Tingkat responsif
Minat Belajar
1
A: 0
A: 0
A: 0
2
B : 15
B : 21
B : 18
3
C : 13
C: 8
C : 10
4
D: 1
D: 0
D: 1
Keterangan: angka-angka dalam tabel di atas menunjukkan jumlah siswa.
Sedangkan hasil rekapan tes yang dilaksanakan di dalam laboratorium
bahasa multimedia sebagai berikut:
8

No
Pengucapan dan Intonasi
Tingkat Responsif
Minat Belajar
1
A : 10
A: 5
A: 8
2
B : 17
B : 22
B : 21
3
C: 2
C: 2
C: 0
4
D: 0
D: 0
D: 0
Keterangan: angka-angka dalam tabel di atas menunjukkan jumlah siswa.
Dengan dua perbandingan hasil tes di atas menunjukkan bahwa tempat dan
suasana berpengaruh pada proses kegiatan belajar mengajar khususnya kemahiran
berbicara.
PEMBAHASAN
Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia dalam Pengajaran
Kemahiran Berbicara
Laboratorium bahasa multimedia digunakan untuk pengajaran bahasa
Arab, termasuk di dalamnya kemahiran berbicara. Untuk pengajaran kemahiran
berbicara sangatlah efektif dan nyaman apabila menggunakan laboratorium
bahasa multimedia tersebut, selain peralatannya lengkap juga didukung oleh
tempat yang kondusif, sehingga kegiatan belajar mengajar terasa tenang dan
nyaman.
Pengajaran kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan
berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa
Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian,
komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, guru menggunakan media-media
yang telah tersedia, antara lain: pemutaran video, film, televisi dengan tujuan agar
siswa mudah memahami dan mengetahui langsung lahjah (cara bicara orang
Arab) yang digunakan oleh penutur asli. Penggunaan media dalam pengajaran
berbicara sangat membantu siswa untuk kemahian berbicara siswa, karena setelah
mengikuti pelajaran yang diberikan guru, siswa dapat menceritakan kembali,
melakukan dialog dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mampu meningkatkan
kemahiran berbicara.
Disamping itu, dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa
kegiatan dalam proses belajar mengajar bahasa Arab berbicara di laboratorium

bahasa multimedia sangatlah membantu motivasi belajar siswa, menigkatkan


pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa.
Kegiatan-kegiatan yang dapat membatu siswa terhadap kemahiran
berbicara yang dijelaskan oleh (Effendy, 2005) yaitu melalui beberapa tahapan (a)
latihan asosiasi dan identifikasi, (b) latihan pola kalimat (pattern practice, (c)
latihan percakapan, (d) bercerita, (e) diskusi, (f) wawancara, (g) drama, dan (h)
berpidato.
Dengan demikian, pengajaran bahasa Arab dalam kemahiran berbicara
hendaknya juga bisa melakukan ke delapan tahapan tersebut, agar tingkat
kemahian berbicara akan lebih meningkat.
Penggunaan dan tata tertib laboratorum bahasa multimedia di SMA Negeri
1 Malang diharuskan untuk ditaati oleh semua pihak yang menggunakannya, agar
semua pihak dapat menggunakannya dengan tertib dan teratur. Namun melihat
jadwal yang telah disusun, diketahui bahwa untuk pelajaran bahasa Arab hanya
ada satu pertemuan dalam satu minggu untuk kelas X. Artinya kesempatan belajar
bahasa Arab di laboratorium bahasa multimedia terlalu sedikit waktunya. Oleh
karena itu, diperlukan jadwal tambahan pengguanaan, agar tujuan pengajaran
dalam kemahiran berbicara bisa tercapai.
Home Theatre dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Home theatre akan memberikan sumbangsih terhadap pemahaman belajar
siswa dan akan menghasilkan prestasi belajar siswa dalam pengajaran kemahiran
berbicara apabila digunakan dengan benar.
Salah satu perlengkapan di Home theatre yaitu: mic wireless clip on untuk
pengajaran kemahiran berbicara. Penggunaan mic wireless clip on dirasa sangat
efektif bagi guru dan siswa pengajar bahasa Arab di SMA Negeri 1 Malang. Guru
tidak perlu membuang banyak energi untuk menghampiri siswa. Selain itu, siswa
bisa lebih fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru, karena penggunaan
mic wireless clip on itu dapat meminimalisir efek suara lain yang mengganggu
pendengaran siswa.
Dengan demikian, penggunaan mic wireless clip on dapat membantu
kelancaran kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil yang diharapkan dalam
tujuan pembelajaran dapat diperoleh dengan maksimal.

10

Dengan kelengkapan fasilitas yang ada di home theatre seperti yang telah
dipaparkan di atas dan pada bab sebulumnya, maka kegiatan belajar siswa kelas X
(keterampilan) akan terasa mudah untuk dilakukannya. Adapun aktivitas siswa
kelas X (keterampilan) yang dilaksanakan di home theatre tersebut, yaitu siswa
diberi kesempatan untuk melakukan dialog sederhana dan mengekspresikannya.
Dengan demikian, dapat menghasilkan antusiasme siswa kelas X (keterampilan)
dalam belajar, serta lebih tenang dan nyaman daripada dilaksanakan di kelas.
Namun penggunaan home theatre kurang begitu maksimal untuk
pengajaran kemahiran berbicara kelas X (keterampilan) SMA Negeri 1 Malang,
sebab kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan hanya terfokus pada kegiatan
percakapan antar siswa. Padahal home theatre dapat digunakan untuk latihan
pidato, drama, puisi, atau kegiatan lainnya yang dapat menghasilkan kemahiran
dalam berbicara siswa.
Televisi dan Parabola dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Sejalan dengan kemajuan teknologi, guru dan siswa kelas X SMA Negeri
1 Malang telah mempergunakan televisi dan parabola sebagai media penunjang
pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar dalam pempergunakan media tersebut,
siswa diharapkan setidaknya mampu untuk mengenali dan menirukan dialeg Arab
(lahjah) yang telah dilakukan oleh penutur asli.
Kehadiran televisi ini dapat membantu meningkatkan kelancaran proses
belajar mengajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Malang. Selain itu siswa akan
merasa senang ketika menyaksikan suatu tayangan berbahasa Arab yang disiarkan
langsung dari stasiun televisi Timur tengah. Di samping itu, tingkat pengetahuan
siswa dalam mengenali lahjah (cara bicara orang Arab) dan kecakapan berbicara
juga bertambah.
Meskipun hasil belajar dan antusiasme siswa bertambah dalam pengajaran
kemahiran berbicara, namun kelemahan-kelemahan televisi sebagai media
pengajaran, sama halnya yang terjadi pada film, yakni televisi terlalu menekankan
pentingnya materi daripada proses pengembangan materi tersebut. Kekurangan
lainnya yang begitu mencolok adalah sifat komunikasinya hanya satu arah.
Apabila pembelajaran melalui televisi dilakukan dengan siaran langsung, maka
yang pasti akan terjadi adalah kesulitan terintegrasikannya jadwal siaran

11

pembelajaran di televisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Dari sifatnya


yang sentralistik ini, guru di sekolah sulit untuk mengontrol proses penyampaian
pesannya.
Faktor yang Menghambat dan Mendukung Pemanfaatan Laboratorium
Bahasa Multimedia bagi Siswa dalam Pengajaran Berbicara
Peneliti merasa perlu untuk mencantumkan faktor penghambat dan faktor
pendukung pada bab ini, agar menjadi suatu pertimbangan dalam memanfaatkan
laboratorium bahasa multimedia untuk kemahiran berbicara.
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan belajar mengajar di laboratorium
bahasa multimedia tidak dapat berlangsung apabila ada gangguan listrik (padam).
Mahalnya fasilitas yang ada dilaboratorium bahasa multimedia juga menghambat
bagi pengajar untuk berkreasi dengan bebas, karena pengajar masih
menghawatirkan kerusakannya. Dan juga kadangkala pengguna laboratorium
bahasa multimedia kesulitan dalam mengoprasikan peralatan. Oleh karena itu,
pengajar atau pihak pengelolah dituntut bisa dan menguasai teknik khusus dan
skill lebih dalam memanfaatkan laboratorium bahasa multimedia, agar proses
belajar berjalan dengan lancar.
Selalain faktor penghambat yang telah dijabarkan di atas ada pula faktor
pendukung, yaitu laboratorium ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang
modern sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam
memahami pelajaran, meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa karena
penyampaian pesan dapat diperkuat dengan teks, suara, gambar, video, dan
animasi. Sedangkan faktor yang mendukung pada guru, yaitu guru merasa
nyaman, tenang, dan tidak bising karena guru tidak harus banyak mengeluarkan
energi seperti berjalan menghampiri masing-masing siswa atau mengeluarkan
suara yang keras untuk memperdengarkan penjelasan guru pada siswa. Di dalam
laboratorium bahasa multimedia ini guru cukup dengan mengunakan fasilitasfasiltas yang ada.
Selain itu, Dengan menggunakan laboratorium bahasa multimedia,
pengajaran dapat dihubungkan pada pembelajaran online sehingga pengajaran
bahasa Arab lebih cepat untuk meningkatkan kemampuan dalam berbicara siswa
dan dapat mengenali penutur asli. Menggunakan komputer dan database sehingga

12

pembelajaran dapat dikembangkan semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar


mengajar, dan dapat menyimpan berbagai data untuk kepentingan pengembangan
pembelajaran.
Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia bagi Siswa
dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Dari uraian di atas, pengajaran di laboratorium bahasa multimedia dapat
memberikan motivasi belajar siswa, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam berbahasa, hal ini karena ketenangan, kenyamanan, dan kefokusan dalam
belajar dapat dirasakan oleh siswa.
Laboatorium bahasa mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran
karena dengan adanya laboratorium bahasa multimedia ketertarikan siswa pada
pelajaran tersebut meningkat. Dengan demikian, fasilitas-fasilitas tersebut
memungkinkan semua siswa untuk dapat melakukan latihan berbahasa secara
intensif dan lebih fokus. Kegiatan belajar mengajar di laboratorium bahasa
menjadikan suasana berbeda dibandingkan dengan belajar di kelas. Hal ini
dikuatkan oleh pernyataan Izzan (2007:195), laboratorium bahasa memungkinkan
pelajar dapat melakukan latihan yang intensif dan efektif daripada di dalam kelas.
Selain itu, peralatan laboratorium bahasa multimedia dengan didesain
secara maksimal dapat peningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Arab
secara signifikan. Simulasi berbagai cara berkomunikasi dapat dilakukan oleh
semua siswa. Motivasi belajar siswa meningkat setelah memanfaatkan
laboratorium bahasa multimedia karena pengajaran yang dilaksanakan di
laboratorium bahasa multimedia tersebut jadi lebih bervariasi. Selain itu,
mayoritas siswa menyatakan bahwa proses belajar mangajar di laboratorium
bahasa multimedia sangat menarik. Oleh karena itu pemanfaatan laboratorium
bahasa multimedia sudah di fungksikan sebagaimana mestinya.
Pembelajaran bahasa Arab melalui laboratorium bahasa dibagi menjadi 4
fungsi dasar yaitu, percakapan (conversation), mendengarkan (listening), menulis
(reading), dan fungsi manajemen instruktur dalam mengatur kegiatan belajar
mengajar. Artinya proses balajar mangajar di laboratorim bahasa multimedia lebih
bervariasi dalam belajar, sehingga tujuan pembelajaran mudah untuk dicapai.

13

Sedangkan pengajaran yang dilaksanakan dalam kelas guru terbatas untuk


menggunakan model pengajaran yang bervariasi, guru menyampaikan materi
kepada semua siswa secara satu arah, bertanya kepada semua siswa atau secara
satu persatu, guru dituntut bergerak secara aktif menjangkau seluruh penjuru kelas
agar dapat lebih memperhatikan setiap siswa.
Atas perbedaan kelengkapan fasilitas di dalam laboratorium bahasa
multimedia dan di dalam kelas dapat memberikan hasil belajar yang berbeda, apa
bila pengajaran berbicara dilaksanakan di laboratorium bahasa tentunya akan
mengantarkan kepada tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Selain itu, hasil tes menunjukkan bahwa penggunaan laboratorium bahasa
multimedia dapat meningkatkan prestasi siswa, baik pengucapan dan intonasi,
tingkat responsifnya, maupun minat belajar siswa, sebagaimana yang telah di
jabarkan di bab sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Pengajaran bahasa Arab di SMA Negeri 1 Malang telah menggunakan
laboratorium bahasa multimedia sebagai medianya. Di dalamnya yaitu meliputi
home theatre, televisi dan parabola, serta mic wireless clip on. Dalam pengajaran
berbicara siswa berlatih menirukan percakapan yang dipendengarkan oleh guru,
baik yang dilakukan oleh guru atau dari alat bantu pendengaran seperti video,
film, dan acara televisi. Diketahui dari hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran bahasa Arab bahwa pelaksanaan pengajaran berbicara di laboratorium
bahasa multimedia sering memperdengarkan materi melalui media yang berupa
dialog sederhana. Setelah siswa mendengarkan dengan seksama kemudian siswa
diminta untuk memahami, menirukan, dan melakukan dialog antara guru dan
siswa maupun siswa antar siswa. Dialog yang diperagakan oleh siswa berjalan
dengan lancar. Selain hal tersebut, siswa juga diperdengarkan serta diperlihatkan
film atau video berbahasa Arab, kemudian guru meminta siswa untuk
menceritakan ulang dengan menggunakan bahasa Arab. Namun di dalam
menggunakan media tidak semua bisa di manfaatkan dengan maksimal, hal ini

14

dibuktikan dengan terbatasnya penggunaan home theatre. Selain itu, hambatan


yang diketahui yaitu kesulitan mengoprasikan peralatan.
Pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam belajar bahasa Arab khususnya dalam kemahiran
berbicara. Bagitu juga diketahui dari hasil angket bahwa, pemanfaatan
laboratorium bahasa multimedia meningkatkan motivasi belajar siswa,
pemahaman siswa, serta ketertarikan atau minat sisiwa dalam pengajaran
berbicara. Selain itu, hasil tes menunjukkan adanya kemajuan bagi siswa dalam
belajar bahasa Arab.
Saran-saran
Hasil penelitian ini menenjukkan bahwa pemanfaatan laboratorium bahasa
multimedia di SMA Negeri 1 Malang terbukti secara efektif dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab. Dengan demikian
peneliti berusaha memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya kepala sekolah mempertahankan sekaligus mengembangkan
laboratorium bahasa multimedia baik dari pembangunan atapun fasilitasfasilitasnya, sehingga hal tersebut akan dapat menjadikan laboratorium bahasa
multimedia sebagai sarana pendidikan yang lebih nyaman, dan lebih
menyenangkan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
2. Hendaknya guru bahasa Arab mempertahankan proses belajar mengajar
bahasa Arab dengan menggunakan laboratorium bahasa multimedia sebagai
media pembelajaran, selain itu tetap meningkatkan kualitas personalnya
sehingga memiliki kompetensi pada proses belajar mengajar, dan juga guru
bersama siswa menggunakan chatting/dialog langsung dengan penutur asli
melalui media yang sudah ada dan menggunakan home theatre dengan
maksimal, sehingga kemampuan dalam percakapan dan pemahaman siswa
lebih cepat meningkat.
3. Hendaknya siswa bersama-sama dengan seluruh pengelola laboratorium bahasa
multimedia terus memanfaatkan dengan baik laboratorium bahasa multimedia
beserta isinya, sehingga diharapkan laboratorium bahasa multimedia di SMA
Negeri 1 Malang tetap bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.

15

DAFTAR RUJUKAN

Ainin, Moh. 2001. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Surabaya. Hilal Pustaka.
Aniza. 2005. Pemanfaatan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran Istima
(Menyima) Di Jurusan Sastra Arab Universitas Universitas Negeri
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka.
Effendy, Achmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Misykat.
Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi pembelajaran bahasa Arab. Bandung:
Humaniora.
Renata, Olivia. 2008. Pemanfaatan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran
bahasa Arab (istima) kelas VIII di Mts. An-nur Bululawang Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media pembelajaran bahasa Arab. Malang: UIN
Malang Press.
Setyapranata, S. 2003. Laboratorium Bahasa Sebagai Media Pengajaran.
Makalah disajikan dalam penelitian pengelolaan laboratorium bahasa
guru bahasa Inggris SLTA/MTs, proyek peningkatan mutu pendidikan.
Jakarta, Mei-Juni.

16

You might also like