Professional Documents
Culture Documents
ENZIM
OLEH ;
NURSIDA
I 11115 0 7 8
UNIVERSITAS HASANUDDIN
F A K U L TA S P E T E R N A K A N
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi.
Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu
jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini.
Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging
oleh sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan
ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum
diidentifikasi
Pengetahuan tentang enzim telah dirintis oleh Berzelius pada tahun 1837.
Ia mengusulkan nama "katalis" untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi
tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Namun, proses kimia yang terjadi dengan
pertolongan enzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan anggur
dengan cara fermentasi atau peragian, dan pembuatan asam cuka. Lois Pasteur
salah seorang yang banyak bekerja dalam fermentasi ini dan ketika mengkaji
fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa
fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat dalam sel ragi,
disebut sebagai "ferment", dan diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh
organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang
berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian
ataupun putrefaksi sel tersebut."[5]
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Khne (18371900)
pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani
yang berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses
ini. Kata "enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti
pepsin, dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang
dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai
kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat
pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia
menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada
campuran.[6] Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase"
(zimase).[7] Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan Nobel dalam bidang kimia
"atas riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya".
Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang
dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah
enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya:
laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong
penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal
menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa
ilmuwan seperti Richard Willsttter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak
sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis.
Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim
urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya
adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas
dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin
(1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel
tahun 1946 pada bidang kimia.[8]
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan
struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali
diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur
putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini
dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips
dan dipublikasikan pada tahun 1965.[9] Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini
menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami
bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan
dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat
dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter. Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi
kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang
membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia
terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan
waktu lebih lama.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai
contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati
menjadi glukosa.
3.
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai
basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol
dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas.
4.
Larutan YODIUM
Yodium merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro.
Dalam keadaan normal, yodium dikonsumsi hewan melalui air dan tumbuhtumbuhan yang menyerap zat tersebut dari tanah. Apabila kandungan yodium
dalam pakan ternak belum tercukupi biasanya peternak memeberikan mineral
yodium dalam bentuk garam dapur pada ransum pakan terak.Yodium ditemui
dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium
berada dalam satu siklus di alam. Sebagian yodium ada di laut, sebagian lagi
merembes dibawa hujan, angin dan banjir turun ke tanah dan gunung di
sekitarnya. Yodium terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam.
Air berasal dari sumur-sumur tersebut merupakan sumber yodium. Daerah
pegunungan di seluruh dunia termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang
mengandung yodium, terutama pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai
curah hujan tinggi yang mengalir ke sungai. Yodium di dalam tanah dan laut
terdapat sebagai iodide. Ion iodide dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur
yodium yang mudah menguap. Yodium kemudian dikembalikan ke tanah oleh
hujan. Pengembalian yodium ke tanah berjalan lambat dan sedikit dibandingkan
dengan kehilangan semula, dan banjir berulang kali akan menyebabkan yodium
yang tersedia di tanah hanyut terbawa air
Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua
jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat
dalam kelenjar tiroid, dan yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot,
dan darah.
5.
6.
RAGI
Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi
biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media
biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiranbutiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri
makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar,
tempe, tape, roti, dan bir.
7.
SALIVA
Air liur adalah zat berair yang terletak di mulut organisme, disekresikan
oleh kelenjar ludah. Saliva manusia adalah air 99,5%, sementara yang lain 0,5%
terdiri dari elektrolit, lendir, glikoprotein, enzim, dan senyawa antibakteri seperti
IgA sekretori dan lysozyme. Enzim yang ditemukan dalam air liur sangat penting
dalam memulai proses pencernaan makanan pati dan lemak. Enzim ini juga
berperan dalam mogok partikel makanan terjebak dalam celah-celah gigi,
melindungi gigi dari pembusukan bakteri. Selain itu, air liur melayani fungsi licin,
pembasahan makanan dan memungkinkan inisiasi menelan, dan melindungi
permukaan mukosa mulut rongga dari pengeringan.
Berbagai spesies memiliki kegunaan khusus untuk air liur yang melampaui
predigestion. Beberapa swifts menggunakan air liur bergetah mereka untuk
membangun sarang. Aerodramus sarang yang berharga untuk digunakan dalam
sup sarang burung Kobra., Ular beludak, dan anggota lain tertentu dari racun clade
berburu dengan air liur berbisa disuntikkan oleh taring. Beberapa arthropoda,
seperti laba-laba dan ulat, membuat thread dari kelenjar ludah.
Fungsi pencernaan air liur termasuk melembabkan makanan dan
membantu menciptakan bolus makanan. Fungsi licin air liur memungkinkan bolus
makanan yang akan lulus dengan mudah dari mulut ke kerongkongan. Air liur
mengandung enzim amilase, juga disebut ptyalin, yang mampu memecah pati
menjadi gula sederhana yang dapat kemudian diserap atau selanjutnya dipecah di
usus kecil. Kelenjar ludah juga mengeluarkan saliva lipase (bentuk yang lebih
ampuh lipase) untuk memulai pencernaan lemak. Saliva lipase memainkan peran
besar dalam pencernaan lemak pada bayi baru lahir sebagai mereka lipase
pankreas masih membutuhkan beberapa waktu untuk berkembang. Ia juga
memiliki fungsi pelindung, membantu mencegah bakteri build-up pada gigi dan
membasuh partikel makanan yang menempel.
8.
AMILASE
Amilase / mlez / adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan pati
menjadi gula. Amilase hadir dalam air liur manusia, di mana ia memulai proses
kimia pencernaan. Makanan yang mengandung banyak pati tetapi sedikit gula,
seperti beras dan kentang, rasa sedikit manis karena mereka dikunyah karena
amilase ternyata sebagian pati mereka menjadi gula di dalam mulut. Pankreas juga
membuat amilase (alpha amilase) untuk menghidrolisis pati makanan menjadi
disakarida dan trisaccharides yang diubah oleh enzim lain untuk glukosa untuk
memasok tubuh dengan energi. Tanaman dan beberapa bakteri juga memproduksi
amilase. Sebagai diastase, amilase adalah enzim pertama yang ditemukan dan
diisolasi (oleh Anselme Payen tahun 1833) protein amilase khusus yang ditunjuk
oleh huruf Yunani yang berbeda.. Semua amilase adalah hidrolisis glikosida dan
bertindak atas -1,4-glikosidik obligasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dalam uji amilase saliva yang dilakukan, larutan iodium dapat larut dan bekerja
dengan baik setelah diinkubasi pada suhu 37C dan jika warna larutan menjadi
ungu maka larutan tersebut bekerja dengan sempurna.
2.
Semakin tinggi dan semakin rendah suhu inkubasi yang dilakukan maka tidak
akan ada perubahan yang terjadi pada larutan tersebut setelah ditetesi iodium.
3.
Dalam uji enzim amilase yang dilakukan pada singkong rebus. Iodium bekerja
dengan baik pada suatu benda yang sudah difermatasikan dan iodium juga dapat
meresap. Iodium tidak dapat bekerja pada suatu benda yang belum
difermentasikan dan tidak meresap.
4.
Semakin lama fermentasi benda tersebut, maka larutan iodium tersebut akan
bekerja dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.1.blog.spot.com//997.Laporan-Uji-Amilase-Politeknik.Jember.com