Professional Documents
Culture Documents
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.ES
Umur
: 74 tahun
Alamat
: Kebon Kalapa 05/04 Sukamanah Krangter
Status
: Menikah
Agama
: Islam
II.
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak napas sejak 4 hari sebelum masuk RS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUD Cianjur dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
sebelum masuk RS. Sesak terjadi terus menerus, sesak lebih berat dirasakan setelah
melakukan aktivitas seperti berjalan jarak dekat sudah terasa sesak, saat istirahat
sesak berkurang tetapi hanya berkurang sedikit. Sesak lebih dirasakan ketika
berbaring, pasien tidur biasanya dengan posisi setengah tidur karena akan mengurangi
sesaknya.. Saat malam hari, pasien merasa sesaknya bertambah berat. Pasien
mengaku saat sesak napas disertai adanya bunyi ngik-ngik terus menerus. Pasien
mengaku keluhan sesah disertai nyeri dada sebelah kiri sampai ke tangan kanan,
leher, dan punggung. Sesak juga disertai batuk berdahak. Pasien juga mengeluhkan
adanya nyeri ulu hati (+), mual (+), dan muntah (+). Pasien menyangkal adanya
keluhan bengkak pada ekstremitas dan perut.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi terkontrol sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tidak
memiliki riwayat diabetes mellitus dan tidak ada riwayat asma sejak kecil.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya untuk keluhan seperti ini.
Riwayat penyakit keluarga
Dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami hipertensi, diabetes mellitus, dan
asma.
Riwayat Alergi
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan
ataupun cuaca.
1
Riwayat Psikososial
Pasien mengaku dahulu merokok sebanyak 1 bungkus setiap harinya dan sudah
berhenti semenjak 3 tahun belakangan ini. Pasien suka meminum kopi 2-3 gelas/hari.
III.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
: Tekanan darah = 140/80 mmHg
Nadi
= 115 x/menit, regular, isi cukup
RR
= 32 x/menit
Suhu
= 37.0C
Kepala
: Bentuk normocephal, simetris, rambut hitam, tidak mudah
dicabut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
Cor
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
Auskultasi
Pulmo
-
Inspeksi
Palpasi
Abdomen
-
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Ekstremitas
: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas atas (-/-) dan
bawah (-/-)
IV.
Pemeriksaan
Hasil
Nilai
Rujukan
Satuan
Hemoglobin
*13.0
13.5 17.5
g/dl
Hematokrit
*40.3
42 52
Eritrosit
*4.48
4.7 6.1
10^6/ul
Leukosit
8.1
4.8 10.8
10^3/ul
Trombosit
179
150 450
10^3/ul
MCV
90
80 94
fL
MCH
29
27 31
pg
MCHC
32.3
33 37
RDW-SD
51.2
37 54
fL
PDW
10.8
9 14
fL
MPV
10.0
8 12
fL
LYM %
*19.3
26 - 36
MXD %
*14.5
0 11
Hematologi Lengkap
Differential
NEU %
64.0
40 - 70
EOS %
2.1
1-3
BAS %
0.1
<1
LYM #
*1.55
1.00 1.43
10^3/ul
MXD #
1.17
0 1.2
10^3/ul
NEU #
5.15
1.8 7.6
10^3/ul
EOS #
0.17
0.02 0.50
10^3/ul
BAS #
0.1
0.00 0.10
10^3/ul
< 180
Mg/dL
Absolut
KIMIA KLINIK
Glukosa
Sewaktu
Rapid 101
ELEKTROLIT
Natrium (Na)
139.1
135 - 148
mEq/L
Kalium (K)
4.85
3.50 5.30
mEq/L
Calcium ion
*1.08
1.15 1.29
mmol/L
Hasil
Nilai
Rujukan
Satuan
20
<180
mg/dL
70-110
mg%
KIMIA KLINIK
Glukosa Rapid
Sewaktu
Glukosa Darah
Glukosa darah puasa
Diulang dg
metode stik jam
12.00
*4
Sudah diulang
Lemak
Cholesterol total
140
< 200
mg/dL
Trigliserida
109
< 150
mg%
4
Fungsi Hati
AST (SGOT)
*442
15-37
U/L
ALT (SGPT)
*159
16-63
U/L
Ureum
*63.1
10-50
mg%
Kreatinin
*2.2
0-1.0
mg%
Asam urat
*8.10
3.4-7.0
mg%
Cokelat
Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
Berat Jenis
1.020
1.013-1.030
5.0
4.6-8.0
Negatif
Negatif
75/2+
Negatif
mg/dL
Normal
Negatif
mg/dL
Keton
15/2+
Negatif
mg/dL
Urobilinogen
4/2+
Negatif
UE
Bilirubin
1/1+
Negatif
mg/dL
Eritrosit
50/3+
Negatif
/L
Leukosit
25/1+
Negatif
/L
Leukosit
2-3
1-4
/LPB
Eritrosit
10-11
0-1
/LPB
Fungsi Ginjal
URINE
Urin Rutin
Kimia Urine
Warna
pH
Nitrit
Protein Urin
Glukosa (reduksi)
Mikroskopis
Epitel
1-2
Kristal
Ca oksalat (+)
Negatif
Silinder
Negative
Negatif
/LPK
5
Lain-lain
Negative
Negatif
Hasil
151
Nilai Rujukan
< 180
Satuan
Mg/dL
Jam 18.00
V.
Hasil EKG
Interpretasi EKG
1. Irama : Sinus
6
2. HR: 118
RR: 115
PR: <0,2
QRS: <0,12
QT: <0,4
3. Axis : Normal
4. Hypertrophi
-
Analisis Masalah
1. Dyspneu ec PPOK eksaserbasi akut
2. Gastropathy
3. Hipertensi dalam pengobatan
4. Gangguan fungsi hati
5. Susp. Nephrolitiasis
VII.
Rencana Penatalaksanaan
-
VIII. Follow Up
Pasien masuk RS 28-02-2016
Hari
/tanggal
Hari ke-3
Sesak (+)
TD : 140/80 mmHg
01-03-
Batuk (+)
N : 100 x/mnt
2016
1.PPOK
eksaserbasi akut
dgn CPC
2.Gastropathy
3.Gangguan fungsi
: 36.5C
hati
4.Susp.
mukosa
lembab.
Nephrolitiasis
5.Hipertensi dalam
pengobatan
- D10% 500
cc/12jam
- Nebulisasi
Flexotide :
Combivent/6
jam
- Aminophilin
1x1 drip
- Furosemide
1x40
- MP 125 + D5%
100 cc
- Lefofloxacin
1x750 (II)
- OMZ 1x40
- Curcuma 3x1
Faring
huperemis (-)
Leher
pemb.KGB(-), JVP
(-)
Thorak
Cor
BJ
I&II
(+) N
Ekst : edema (-/-)
Hari ke-4
02-032016
Sesak
berkurang
Batuk (+)
Nyeri ulu hati
(+)
Mual (+)
Muntah (-)
1.PPOK
eksaserbasi akut
N : 98 x/mnt
dgn CPC
2.Gastropathy
3.Gangguan fungsi
RR : 24 x/mnt
S : 36,7C
hati
4.
Susp.
Nephrolitiasis
5.
Hipertensi
dalam
(-)
pengobatan
Mulut
mukosa
lembab.
- D10% 500
cc/12jam
- Nebulisasi
Flexotide :
Combivent/6
jam
- Aminophilin
1x1 drip
- Furosemide
1x40
- MP 125 + D5%
100 cc
- Lefofloxacin
1x750 (III)
- OMZ 1x40
- Curcuma 3x1
Faring
huperemis (-)
Leher
pemb.KGB(-), JVP
(-)
Thorak
Cor
BJ
I&II
Sesak (+)
TD : 120/70 mmHg
1.PPOK
- D10% 500
9
03-032016
Batuk (+)
N : 96 x/mnt
eksaserbasi akut
dgn CPC
2.Gastropathy
3. Gangguan
S : 37,0C
Mual (+)
Muntah (-)
fungsi hati
4. Susp.Nephrolith
iasis
5. Hipertensi
dalam
(-)
pengobatan
Mulut
mukosa
lembab.
Faring
cc/12jam
Nebulisasi
Flexotide :
Combivent/6
jam
Aminophilin
1x1 drip
Furosemide
1x40
MP 125 + D5%
100 cc
Lefofloxacin
1x750 (IV)
OMZ 1x40
Curcuma 3x1
huperemis (-)
Leher
pemb.KGB(-), JVP
(-)
Thorak
Cor
BJ
I&II
Sesak
berkurang
Batuk
berkurang
N : 86 x/mnt
(+)
RR : 22 x/mnt
1.PPOK
eksaserbasi akut
dgn CPC
2.Gastropathy
3.Gangguan fungsi
- D10% 500
cc/12jam
- Nebulisasi
Flexotide :
Combivent/6
jam
- Aminophilin
10
hati
4.Susp.
Nephrolithiasis
5.Hipertensi dalam
pengobatan
Mulut
1x1 drip
Furosemide
1x40
MP 125 + D5%
100 cc
Lefofloxacin
1x750 (V)
OMZ 1x40
Curcuma 3x1
mukosa
lembab.
Faring
huperemis (-)
Leher
pemb.KGB(-), JVP
(-)
Thorak
Cor
BJ
I&II
11
BAB II
ANALISIS MASALAH
Status Sosialekonomi
Infeksi
12
Pada kasus ini faktor yang mempengaruhi dari terjadinya PPOK adalah usia dan
paparan dari partikel. Menurut guidline GOLD 2015 semakin lama adanya paparan selama
masa hidup semakin tinggi risiko terkena PPOK. Dan salah satu paparan yang berpengaruh
adalah asap rokok, pada kasus ini pasien adalah seorang perokok walaupun pasien sudah
berhenti semenjak 3 tahun yang lalu.
Pada pasien ini ditegakan diagnosis PPOK berdasarkan gambar diatas. Pada pasien
ditemukan adanya sesak napas yang terus menerus dan semakin meburuk bahkan saat
aktivitas ringan sudah mengalami sesak napas. Selain itu pasien juga mengluhkan adanya
batuk yang berdahak. Dan pasien juga memiliki riwayat merokok dalam waktu yang
lama.
13
PPOK Eksaserbasi
14
Eksaserbasi PPOK adalah kejadian akut yang bedasarakan karakteristik perburukan dari
gejala pernapasan pasien yang awalnya normal dari hari ke hari dan berubah mengalami
pengobatan.
Terapi oksigen
Ventilator :
o ventilasi non invasif
o ventilasi invasive
2. Pengobatan Farmakologi
-
Bronkodilator
Kortikosteroid
Antibiotic
Terapi adjuvant
15
16
PPOK
Adanya PPOK dapat diduga/ditegakkan dengan pemeriksaan klinis (anamnesis dan
pemeriksaan jasmani), laboratorium, foto torak, tes faal paru.
Hipertensi Pulmonal
Tanda hipertensi pulmonal bisa didapatkan dari pemeriksaan klinis elektrokardiografi
dengan P pulmonal dengan deviasi aksis ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan, foto
toraks terdapat pelebaran daerah cabang paru di hilus, ekokardiografi dengan ditemukan
hipertrofi ventrikel kanan (RV) dan katerisasi jantung.
17
Tatalaksana
1. Terapi Oksigen
Pemakaian oksigen secara kontinyu selama 12 jam (NIH, Amerika).
2. Digitalis
Hanya digunakan pada pasien kor pulmonal bila disertai gagal jantung kiri. Digitalis
tidak terbukti meningkatkan fungsi ventrikel kanan pada pasien kor pulmonal dengan
fungsi ventrikel kanan pada pasien kor pulmonal dengan fungus ventrikel kiri normal,
hanya pada pasien kor pulmonal dengan fungsi ventrikel kiri yang menurunkan digoksin
bisa meningkatkan fungsi ventrikel kanan. Di samping itu pengobatan dengan digitalis
menunjukkan peningkatan terjadinya komplikasi aritmia.
3. Diuretik
Diuretic diberikan bila ada gagal jantung kanan. Pemberian diuretic yang berlebihan
dapat menimbulkan alkalosis metabolik yang bisa memicu peningkatan hiperkapnia.
Disamping itu dengan terapi diuretic dapat terjadi kekurangan cairan yang
mengakibatkan preload ventrikel kanan dan curah jantung menurun.
4. Flebotomi
Tindakan ini pada pasien kor pulmonan dengan hematokrit yang tinggi untuk
menurunkan hematokrit sampai dengan nilai 59% hanya merupakan terapi tambahan
pada pasien kor pulmonal dengan gagal jantung kanan akut.
5. Antikoagulan
18
19