You are on page 1of 47

MATRIKS PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 1999 DAN UNDANG-UNDANG NO.

32 TAHUN 2004 TENTANG


PEMERINTAHAN DAERAH
No

PEMBANDI

.
1.

NG
Pengertian

UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN

UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004

KETERANGAN

1999
Dalam undang-undang ini yang

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

Terdapat tambahan

dimaksud dengan:

1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,

pengertian-pengertian yang

a. Pemerintah Pusat, selanjutnya

adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang

secara teknis digunakan

disebut Pemerintah, adalah perangkat

kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

dalam Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Daerah, terdapat juga

yang terdiri dari Presiden beserta


para Menteri
b. Pemerintah Daerah adalah Kepala

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan

Daerah beserta perangkat Daerah

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

Otonom yang lain sebagai Badan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem

Eksekutif Daerah.
c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
selanjutnya disebut DPRD, adalah
Badan Legislatif Daerah.
d. Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan Pemerintahan

dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati,

atau

Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

perbedaan pendefinisian
tentang Pejabat yang
berwenang.
UU No 22 Tahun 1999
Menjelaskan Bahwa
Pejabat Yang Berwenang
adalah , pejabat
Pemerintah di tingkat
Pusat dan atau pejabat
Pemerintah di Daerah

Daerah Otonom oleh Pemerintah

penyelenggara pemerintahan daerah.


4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

Daerah dan DPRD menurut asas

disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat

membina dan mengawasi

Desentralisasi.

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

penyelenggaraan

Propinsi yang berwenang

e. Desentralisasi adalah penyerahan


wewenang pemerintahan oleh
Pemerintah kepada Daerah Otonom
dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
f. Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
dan atau perangkat pusat di Daerah.
g. Tugas Pembantuan adalah penugasan

daerah.
5. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

Tahun 2004 Pejabat Yang

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

Berwenang adalah Pejabat

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

Pemerintah yang

peraturan perundang-undangan.
6. Daerah otonom, selanjutnya disebut
adalah

daerah,

kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang


mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

dari Pemerintah kepada Daerah dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

Desa dan dari Daerah ke Desa untuk

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem

melaksanakan tugas tertentu yang


disertai pembiayaan, sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaannya dan
mempertanggung-jawabkannya
kepada yang menugaskan.
h. Otonomi Daerah adalah kewenangan
Daerah Otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri

Pemerintahan Daerah.
Sedangkan dalam UU No 32

Negara Kesatuan Republik Indonesia.


7. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan

oleh Pemerintah kepada daerah

berwenang mengesahkan
atau menyetujui,
menangguhkan dan
membatalkan kebijakan
daerah dan/atau
mengangkat,
memberhentikan,
mengesahkan, menyetujui,
membina dan mengawasi

otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pelaksana

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik

penyelenggaraan

Indonesia.
8. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang

Pemerintah Daerah
dan/atau pejabat

pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur

pemerintah pada

sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi

pemerintahan Daerah

vertikal di wilayah tertentu.


9. Tugas pembantuan adalah penugasan dari

Provinsi yang berwenang


membina dan mengwasai

berdasarkan aspirasi masyarakat

Pemerintah

sesuai dengan peraturan perundang-

pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau

penyelenggaraan

desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa

pemerintahan daerah

undangan.
i. Daerah Otonom, selanjutnya disebut
Daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu berwenang mengatur
dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
j. Wilayah Administrasi adalah wilayah
kerja Gubernur selaku wakil
Pemerintah.
k. Instansi Vertikal adalah perangkat
Departemen dan atau Lembaga
Pemerintah Non-Departemen di
Daerah.
l. Pejabat yang berwenang adalah

kepada daerah dan/atau desa dari

untuk melaksanakan tugas tertentu.


10. Peraturan daerah selanjutnya disebut
adalah peraturan

pelaksanaan

Kabupaten dan Kota.


Perda

daerah provinsi dan/atau peraturan

daerah kabupaten/kota.
11. Peraturan kepala daerah adalah peraturan

Gubernur

dan/atau peraturan Bupati/Walikota.


12. Desa atau yang disebut dengan nama lain,

UU No. 32 tahun 2004


tentang Pemerintahan
Daerah memberikan
pengertian yang lebih

selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat

lengkap dan jelas dari

hukum yang memiliki batas batas wilayah yang

Undang-Undang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

sebelumnya sehingga tidak

masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat

menimbulkan penafsiran

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

yang berbeda.

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik


Indonesia.
13. Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan
pemerintah daerah adalah suatu sistem pembagian
keuangan yang adil, proporsional, demokratis,
transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka

pejabat Pemerintah di tingkat Pusat

pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan

dan atau pejabat Pemerintah di

mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan

Daerah Propinsi yang berwenang


membina dan mengawasi
penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
m. Kecamatan adalah wilayah kerja
Camat sebagai perangkat Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota.
n. Kelurahan adalah wilayah kerja
Lurah sebagai perangkat Daerah
Kabupaten dan/atau Daerah Kota di
bawah Kecamatan.
o. Desa atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional dan berada di
Daerah Kabupaten.
p. Kawasan Perdesaan adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama

daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan


dekonsentrasi dan tugas pembantuan
14. Anggaran pendapatan dan belanja daerah,
selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan
peraturan daerah.
15. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
16. Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
17. Pembiayaan adalah setiap penerimaan
yang
perlu

dibayar kembali dan atau pengeluaran yang

akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang


bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
18. Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang
mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau
menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain
sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk
membayar kembali.
19. Kawasan khusus adalah bagian wilayah dalam
provinsi dan/atau kabupaten/kota yang ditetapkan

pertanian, termasuk pengelolaan

oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan fungsi-

sumber daya alam, dengan susunan

fungsi pemerintahan yang bersifat khusus bagi

fungsi kawasan sebagai tempat


permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
q. Kawasan Perkotaan adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian, dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.

kepentingan nasional.
20. Pasangan calon kepala daerah dan calon wakil
kepala daerah yang selanjutnya disebut pasangan
calon adalah bakal pasangan calon yang telah
memenuhi persyaratan untuk dipilih sebagai kepala
daerah dan wakil kepala daerah.
21. Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya
disebut KPUD adalah KPU Provinsi, Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2003 yang diberi wewenang khusus oleh
Undang-Undang untuk menyelenggarakan pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap
provinsi dan/atau kabupaten/kota.
22. Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan
Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara yang selanjutnya disebut PPK, PPS, dan KPPS
adalah pelaksana pemungutan suara pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah pada tingkat
kecamatan, desa/kelurahan, dan tempat pemungutan
suara.
23. Kampanye pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah yang selanjutnya disebut kampanye adalah


kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih.
dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan
2.

Pembagian 1) Wilayah Negara Kesatuan Republik


Wilayah

calon.
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

Dalam Undang-Undang No

Indonesia dibagi dalam Daerah

daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi

22 Tahun 2009 disebutkan

Propinsi, Daerah Kabupaten, dan

atas kabupaten dan kota yang masing-masing

pembagian wilayah baik

Daerah Kota yang bersifat otonom.


2) Daerah Propinsi berkedudukan juga
sebagai Wilayah Administrasi.
Wilayah Daerah Propinsi, terdiri atas

mempunyai pemerintahan daerah.


2) Pemerintahan mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembatuan.

secara tingkatan daerah dan


juga secara geografis
daerah. Undang-undang No.
32 Tahun 2004 menjelaskan

wilayah darat dan wilayah laut sejauh

tentang pembagian daerah

dua belas mil laut yang diukur dari garis

beserta wewenang

pantai ke arah laut lepas dan atau ke

pemerintah yang dapat

arah perairan kepulauan.

mengatur dan mengurus


sendiri urusan pemerintah
menurut asas otonomi dan

3.

Pembentukka Dalam rangka pelaksanaan asas

Pembentukan daerah ditetapkan dengan undang-undang

tugas pembantuan.
Dalam UU No. 34 Tahun

n dan

Desentralisasi dibentuk dan disusun

pembentukan daerah

Susunan

Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten,

cakupan wilayah, batas ibukota, kewenangan

secara lebih terperinci dan

Daerah

dan Daerah Kota yang berwenang

menyelenggarakan urusan pemerintahan, penunjukan

jelas mengani

antara lain mencakup nama,

2004 diatur

Otonom

mengatur dan mengurus kepentingan

penjabat kepala daerah, pengisian keanggotaan DPRD,

syarat-syarat pembentukan

masyarakat setempat menurut

pengalihan kepegawaian, pendanaan, peralatan, dan

suatu daerah

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi


masyarakat, yang masing-masing
berdiri sendiri dan tidak mempunyai
hubungan hierarki satu sama lain.
Daerah dibentuk berdasarkan

dokumen, serta perangkat daerah.


Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan
beberapa daerah atau bagian daerah yang bersandingan
atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah
atau lebih yang dapat dilakukan setelah mencapai batas

pertimbangan kemampuan ekonomi,

minimal usia penyelenggaraan pemerintahan.


potensi Daerah, sosial budaya, sosial- Pembentukan daerah harus memenuhi syarat
administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Syarat
politik, jumlah penduduk, luas
Daerah, dan pertimbangan lain yang
memungkinkan terselenggaranya
Otonomi Daerah. Pembentukan,
nama, batas, dan ibukota ditetapkan
dengan Undang-Undang.
Perubahan batas yang tidak
mengakibatkan penghapusan suatu
Daerah, perubahan nama Daerah,
serta perubahan nama dan
pemindahan ibukota Daerah
ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah. Syarat-syarat

administratif untuk
provinsi meliputi adanya persetujuan DPRD
kabupaten/kota dan Bupati/Walikota yang akan menjadi
cakupan wilayah provinsi, persetujuan DPRD provinsi
induk dan Gubernur, serta rekomendasi Menteri Dalam
Negeri.
Syarat administratif untuk kabupaten/kota meliputi
adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan
Bupati/Walikota yang bersangkutan, persetujuan DPRD
provinsi dan Gubernur serta rekomendasi Menteri
Dalam Negeri.
Syarat teknis meliputi faktor yang menjadi dasar
pembentukan daerah yang mencakup faktor kemampuan

otonom, dn tujuan dari


pembentukan
daerah otonom tersebut

pembentukan Daerah, ditetapkan


dengan Peraturan Pemerintah.
Daerah yang tidak mampu
menyelenggarakan Otonomi Daerah
dapat dihapus dan atau digabung

ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik,


kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, dan
faktor lain yang memungkinkan terselenggaranya
otonomi daerah.
Syarat fisik meliputi paling sedikit 5 (lima)

dengan Daerah lain. Daerah dapat

kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi dan paling

dimekarkan menjadi lebih dari satu

sedikit 5 (lima) kecamatan untuk pembentukan

Daerah. Kriteria tentang

kabupaten, dan 4 (empat) kecamatan untuk

penghapusan, penggabungan, dan

pembentukan kota, lokasi calon ibukota, sarana, dan

pemekaran Daerah, ditetapkan


dengan Peraturan Pemerintah.

prasarana pemerintahan.
Daerah dapat dihapus dan digabung dengan daerah lain

Penghapusan, penggabungan dan

apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu

pemekaran Daerah, ditetapkan

menyelenggarakan otonomi daerah. Penghapusan

dengan Undang-undang.

dan

penggabungan daerah otonom dilakukan setelah

melalui proses evaluasi terhadap penyelenggaraan


pemerintahan daerah yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Penghapusan dan penggabungan daerah beserta akibatnya
ditetapkan dengan undang-undang. Perubahan batas
suatu daerah, perubahan nama daerah, pemberian nama
bagian rupa bumi serta perubahan nama, atau
pemindahan ibukota yang tidak mengakibatkan

penghapusan suatu daerah ditetapkan dengan Peraturan


Pemerintah. Perubahan dilakukan atas usul dan
persetujuan daerah yang bersangkutan.
Untuk menyelengarakan fungsi pemerintahan tertentu
yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional,
Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus dalam.
wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota. Fungsi
pemerintahan tertentu untuk Perdagangan bebas
dan/atau pelabuhan bebas ditetapkan dengan undangundang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Untuk membentuk kawasan khusus, Pemerintah
mengikutsertakan daerah yang bersangkutan. Daerah
dapat mengusulkan pembentukan kawasan khusus
kepada Pemerintah yang diatur dalam Peraturan
4.

Penyelenggar Kewenangan Daerah mencakup

Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan

UU No 32 Tahun 2004

aan Otonomi

kewenangan dalam seluruh bidang

pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali

disebutkan secara tegas

Daerah

pemerintahan, kecuali kewenangan

urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini

pembagian urusan

dalam bidang politik luar

ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Dalam

pemerintahan yang menjadi

negeri,pertahanan keamanan,

menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang menjadi

kewenangan Propinsi dan

peradilan, moneter dan fiskal, agama,

kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

yang menjadi kewenangan

serta kewenangan bidang lain yang

(1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-

Kabupaten/Kota, dan

meliputi kebijakan tentang

luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

mengatur pula mengenai

perencanaan nasional dan

pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas

hubungan antara pemerintah

pengendalian pembangunan nasional


secara makro, dana perimbangan
keuangan, sistem administrasi negara
dan lembaga perekonomian negara,
pembinaan dan pemberdayaan sumber
daya manusia, pendayagunaan sumber
daya alam serta teknologi tinggi yang
strategis, konservasi, dan standardisasi
nasional.
Kewenangan Pemerintahan yang

pembantuan.
Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah
meliputi: politik luar negeri; pertahanan; keamanan;
yustisi; moneter dan fiskal nasional; dan agama.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat
melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada
perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah
atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah
dan/atau pemerintahan desa. Dalam urusan

diserahkan kepada Daerah dalam

pemerintahan

rangka desentralisasi harus disertai

Pemerintah di luar urusan pemerintahan Pemerintah

dengan penyerahan dan pengalihan

dapat: Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan

pembiayaan, sarana dan prasarana,

pemerintahan; Melimpahkan sebagian urusan

serta sumber daya manusia sesuai

pemerintahan kepada gubernur selaku wakil

dengan kewenangan yang diserahkan

pemerintah; atau Menugaskan sebagian urusan kepada

tersebut. Kewenangan Pemerintahan

pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa

yang dilimpahkan kepada Gubernur


dalam rangka dekonsentrasi harus
disertai dengan pembiayaan sesuai

yang

menjadi kewenangan

berdasarkan asas tugas pembantuan.


Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi
berdasarkan criteria eksternalitas, akuntabilitas, dan

pusat dan pemerintah


daerah.

dengan kewenangan yang dilimpahkan


tersebut.
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah

efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan


antar susunan pemerintahan.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan merupakan

Otonom mencakup kewenangan dalam

pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah

bidang pemerintahan yang bersifat

dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota

lintas Kabupaten dan Kota, serta

atau antar pemerintahan. daerah yang saling terkait,

kewenangan dalam bidang

tergantung, dan sinergis sebagai satu sistem

pemerintahan tertentu lainnya.

pemerintahan.
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah, yang diselenggarakan
Otonom termasuk juga

kewenangan yang tidak atau belum

berdasarkan criteria terdiri atas urusan wajib dan urusan

dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten

pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

dan Daerah Kota.Kewenangan

bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan

Propinsi sebagai Wilayah Administrasi

minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan

mencakup kewenangan dalam bidang

oleh Pemerintah. Urusan pemerintahan yang

pemerintahan yang dilimpahkan

diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber

kepada Gubernur selaku wakil

pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta

Pemerintah.
Daerah berwenang mengelola sumber

kepegawaian sesuai dengan urusan yang


didesentralisasikan. Urusan pemerintahan yang

daya nasional yang tersedia di

dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan

wilayahnya dan bertanggung jawab

pendanaan sesuai dengan urusan yang

memelihara kelestarian lingkungan

didekonsentrasikan. Urusan wajib yang menjadi

sesuai dengan peraturan perundang-

kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan

undangan. Kewenangan Daerah di

urusan dalam skala provinsi yang meliputi:

wilayah laut meliputi:


eksplorasi, eksploitasi,

Perencanaan dan pengendalian pembangunan;


perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

konservasi, dan pengelolaan

Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

kekayaan laut sebatas wilayah

masyarakat; Penyediaan sarana dan prasarana umum,

laut tersebut;
pengaturan kepentingan

penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan

administratif;
pengaturan tata ruang;
penegakan hukum terhadap

penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;

pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;


Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas

peraturan yang dikeluarkan

kabupaten/kota; Fasilitasi pengembangan koperasi,

oleh Daerah atau yang

usaha kecil, dan menengah termasuk lintas

dilimpahkan kewenangannya

kabupaten/kota; Pengendalian lingkungan hidup;

oleh Pemerintah; dan


bantuan penegakan keamanan
dan kedaulatan negara.
Kewenangan Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota di wilayah laut, adalah
sejauh sepertiga dari batas laut
Daerah Propinsi. Pengaturan lebih
lanjut mengenai ketentuan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota;


Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; Pelayanan
administrasi umum pemerintahan; Pelayanan
administrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/kota; Penyelenggaraan pelayanan dasar
lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh
kabupaten/kota ; dan Urusan wajib lainnya yang
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan

Kewenangan Daerah Kabupaten dan

meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada

Daerah Kota mencakup semua

dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

kewenangan pemerintahan selain

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan

kewenangan yang dikecualikan dalam

potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Urusan

Pasal 7 dan yang diatur dalam Pasal 9.


Bidang pemerintahan yang wajib

wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah


untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala

dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten

kabupaten/kota meliputi: Perencanaan dan pengendalian

dan Daerah Kota meliputi pekerjaan

pembangunan; perencanaan, pemanfaatan, dan

umum, kesehatan, pendidikan dan

pengawasan tata ruang; Penyelenggaraan ketertiban

kebudayaan, pertanian, perhubungan,

umum dan ketentraman masyarakat; Penyediaan sarana

industri dan perdagangan, penanaman

dan prasarana umum; Penanganan bidang kesehatan;

modal, lingkungan hidup, pertanahan,

Penyelenggaraan pendidikan; Penanggulangan masalah

koperasi, dan tenaga kerja.


Pemerintah dapat menugaskan kepada
Daerah tugas-tugas tertentu dalam
rangka tugas pembantuan disertai
pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta sumber daya manusia dengan
kewajiban melaporkan
pelaksanaannya dan

sosial; Pelayanan bidang ketenagakerjaan; Fasilitasi


pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
Pengendalian lingkungan hidup; Pelayanan pertanahan;
Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; Pelayanan
administrasi umum pemerintahan; Pelayanan
administrasi penanaman modal; Penyelenggaraan
pelayanan dasar lainnya; dan Urusan wajib lainnya

yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.


mempertanggungjawabkannya kepada Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat
Pemerintah. Setiap penugasan

pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara

ditetapkan dengan peraturan

nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

perundang-undangan.

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,


kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah. Hubungan dalam bidang keuangan
antara Pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi:
Pemberian sumber-sumber keuangan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan
Daerah;Pengalokasian dana perimbangan kepada
pemerintahan daerah; dan Pemberian pinjaman
dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah.
Hubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan
daerah meliputi: Bagi hasil pajak dan nonpajak antara
pemerintahan daerah provinsi dan. Pemerintahan daerah
kabupaten/kota;Pendanaan urusan pemerintahan yang
menjadi tanggung jawab bersama;Pembiayaan bersama
atas kerja sama antar daerah; dan Pinjaman dan/atau
hibah antar pemerintahan daerah.
Hubungan dalam bidang keuangan diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Hubungan dalam bidang
pelayanan umum antara Pemerintah dan

pemerintahan daerah meliputi: Kewenangan, tanggung


jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal;
Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang
menjadi kewenangan daerah; dan Fasilitasi pelaksanaan
kerja sama antar pemerintahan daerah dalam
penyelenggaraan pelayanan umum.
Hubungan dalam bidang pelayanan umum antar
pemerintahan daerah meliputi: pelaksanaan bidang
pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah;
kerja sama antar pemerintahan daerah dalam
penyelengaraan pelayanan umum; dan pengelolaan
perizinan bersama bidang pelayanan umum.
Hubungan dalam bidang pelayanan umum diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Hubungan dalam
bidang pemanfaatan

sumber daya alam dan

sumber daya lainnya antara Pemerintah dan


pemerintahan daerah meliputi: Kewenangan, tanggung
jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian
dampak, budidaya, dan pelestarian;Bagi hasil atas
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya; dan Penyerasian lingkungan dari tata ruang
serta rehabilitasi lahan.

Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam


dan sumber daya lainnya antar pemerintahan daerah
meliputi: Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan
daerah; Kerja sama dan bagi hasil atas pemanfaatan
sumber daya alam. Dan sumber daya lainnya antar
pemerintahan daerah; dan Pengelolaan perizinan
bersama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya.
Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Daerah yang memiliki wilayah
laut diberikan kewenangan

untuk mengelola sumber

daya di wilayah laut Daerah mendapatkan bagi hasil


atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar
dan/atau di dasar laut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di
wilayah laut meliputi: Eksplorasi, eksploitasi,
konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; Pengaturan
administratif; Pengaturan tata ruang; Penegakan hukum
terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau

yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah;


Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan Ikut serta
dalam pertahanan kedaulatan negara.
Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah
laut paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis
pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari
wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/kota.
Apabila wilayah laut antara 2 (dua) provinsi kurang dari
24 (dua puluh empat) mil, kewenangan untuk
mengelola sumber daya. Di wilayah laut dibagi sama
jarak atau diukur sesuai prinsip garis tengah dari
wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan untuk
kabupaten/kota memperoleh 1/3 (sepertiga) dari
wilayah kewenangan provinsi dimaksud. Ketentuan
sebagaimana dimaksud tidak berlaku terhadap
penangkapan ikan oleh neIayan kecil. Pelaksanaan
ketentuan diatur lebih lanjut dalam peraturan
5.

Penyelenggar

perundang-perundangan.
Penyelenggara pemerintahan adalah Presiden dibartu

UU No. 32 Tahun 2004

oleh (satu) orang wakil Presiden, dan oleh menteri

mengatur mengenai

Pemerintahan

negara. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah

asas umum dalam

pemerintah daerah dan DPRD. Penyelenggaraan

penyelenggaraan negara

pemerintahan berpedoman pada Asas Umum

dan hak dan kewajiban dari

Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: Asas

setiap daerah

kepastian hukum; Asas tertib penyelenggara negara;

yang menyelenggarakan

Asas kepentingan umum; Asas keterbukaan; Asas

otonomi daerah. Dalam

proporsionalitas; Asas profesionalitas; Asas

Undang-Undang No 22

akuntabilitas; Asas efisiensi; dan Asas efektivitas.


Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah
menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan,
dan dekosentrasi sesuai dengan peraturan perundangundangan.Dalam menyelenggarakan pemerintahan
daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas

otonomi dan tugas pembantuan.


Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah
mempunyai hak: Mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahannya; Memilih pimpinan daerah;
Mengelola aparatur daerah; Mengelola kekayaan
daerah; Memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah;
mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang
sah; dan mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam

Tahun 1999 tidak terdapat


penjelasan lebih rinci mulai
dari presiden.

Peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah
mempunyai kewajiban: Melindungi masyarakat,
menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional,
serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
meningkatkan kualitas kehidupan, masyarakat;
Mengembangkan kehidupan demokrasi; Mewujudkan
keadilan dan pemerataan; Meningkatkan pelayanan
dasar pendidikan; Menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan; Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak; Mengembangkan sistem jaminan
sosial; Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;
Mengembangkan sumber daya produktif di daerah;
Melestarikan lingkungan hidup;Mengelola
administrasi kependudukan; Melestarikan nilai sosial
budaya;Membentuk dan menerapkan peraturan
perundang-undangan sesuai Dengan kewenangannya;
dan Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.
Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk
rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan
dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan

daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan


keuangan daerah. Pengelolaan keuangandilakukan
secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib,
adil, patut, dan taat pada peraturan perundang6.

Kepala

Yang dapat ditetapkan menjadi Kepala

undangan.
Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah

Daerah

Daerah adalah warga negara Republik

warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat:

Indonesia dengan syarat-syarat :

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Esa;
b. Setia dan taat kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan

Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun


1945, cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

Pemerintah yang sah;


Pemerintah;
c. Tidak pernah terlibat dalam kegiatan c. Berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan
yang mengkhianati Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undangundangdasar 1945 yang dinyatakan
dengan surat keterangan Ketua
Pengadilan Negeri;
d. Berpendidikan sekurang-kurangnya
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
dan/atau sederajat;

tingkat atas dan/atau sederajat;


d. Berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun;
e. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter;
f. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan

Terdapat perbedaan
mengenai:
Syarat-syarat calon
kepala daerah dalam
Pembatasan masa
jabatan:
Dalam Syarat-syarat calon
kepala daerah UU no 32
tahun 2004 menambahkan
syarat-syarat calon kepala
daerah dalam UU no 22
tahun 1999.
UU No 22 Tahun 1999 tidak

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

ada pembatasan masa

hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

jabatan sedangkan dalam

diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

Undang- Undang No 32

tahun atau lebih; tidak sedang dicabut hak pilihnya

Tahun 2004 terdapat

berdasarkan putusan pengadilan yang telah

e. Berumur sekurang-kurangnya tiga


puluh tahun;
f. Sehat jasmani dan rohani;
g. Nyata-nyata tidak terganggu
jiwa/ingatannya;
h. Tidak pernah dihukum penjara

memperoleh kekuatan hukum tetap;


g. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di
daerahnya;
h. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia
untuk diumumkan;
i. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara

karena melakukan tindak pidana;


i. Tidak sedang dicabut hak pilihnya

perseorangan dan/atau secara badan hukum yang


menjadi tanggungjawabnya yang merugikan keuangan

berdasarkan keputusan pengadilan

negara. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan

negeri;
j. Mengenal daerahnya dan dikenal
oleh masyarakat di daerahnya;
k. Menyerahkan daftar kekayaan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan


hukum tetap;
j. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
k. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau

pribadi; dan bersedia dicalonkan


menjadi Kepala Daerah.

mempunyai bukti pembayaran pajak;


l. Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang
memuat antara lain riwayat pendidikan dan pekerjaan

Pasal yang membahas tentang


pemberhentian kepala daerah
dibahas dari pasal 49 55 .

bagi yang belum mempunyai NPWP wajib

Pengisian jabatan Kepala Daerah

pembatasan masa jabatan


adalah 2 kali dalam

mengatur lebih rinci


tentang:
Tata cara pemberhentian

dalam jabatan yang sama; dan


n. Tidak dalam status sebagai penjabat kepala daerah.

dan Wakil Kepala Daerah dilakukan


oleh DPRD melalui pemilihan secara

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam

kepala daerah,
Penetapan Pemilih
Kampanye
Pemungutan Suara
Penetapan calon terpilih

dan pelantikan
Pemantauan pemilihan
kepala daerah dan wakil
kepala daerah
Ketentuan pidana

serta keluarga kandung, suami atau istri;


m. Belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau
wakil kepala daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan

jabatan yang sama.


UU No 32 Tahun 2004

pemilihan kepala daerah

dan wakil kepala daerah


Dalam UU No. 32 Tahun
2004 mengatur bahwa
Pemilihan Kepala
Daerah dilakukan secara
langsung, hal ini berbeda

bersamaan. Calon Kepala Daerah

satu pasangan calon yang dilaksanakan secara

dengan yang diatur

dan calon Wakil Kepala Daerah,

demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,

dalam UU No.22 tahun

dite-tapkan oleh DPRD melalui

rahasia, jujur, dan adil. Pasangan calon diajukan oleh

1999 pemilihan kepala

tahap pencalonan dan pemilihan.

partai politik atau gabungan partai politik. Pemilihan

daerah dilakukan oleh

Untuk pencalonan dan pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah

DPRD.

Kepala Daerah dan Wakil Kepala

diselenggarakan oleh KPUD yang bertanggungjawab

Daerah, dibentuk Panitia Pemilihan.

kepada DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya, KPUD

Ketua dan para Wakil Ketua DPRD

menyampaikan laporan penyelenggaraan pemilihan

karena jabatannya adalah Ketua dan

kepala daerah dan wakil kepala daerah kepada DPRD.

Wakil Ketua Panitia Pemilihan

Dalam mengawasi penyelenggaraan pemilihan kepala

merangkap sebagai anggota.

daerah dan wakil kepala daerah, dibentuk panitia

Sekretaris DPRD karena jabatannya

pengawas pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

adalah Sekretaris Panitia Pemilihan,

daerah yang keanggotaannya terdiri atas unsur

tetapi bukan anggota.

kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, pers, dan


tokoh masyarakat. Panitia pengawas kecamatan
diusulkan oleh panitia pengawas kabupaten/kota untuk
ditetapkan oleh DPRD. Panitia pengawas pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada DPRD dan

berkewajiban menyampaikan laporannya.


Pasal yang mengatur tentang Tata cara pemberhentian
kepala daerah diatur dalam pasal 29-36

Pasal yang mengatur tentang Penetapan Pemilih diatur

dalam pasal 68-74


Pasal yang mengatur tentang Kampanye diatur dalam

pasal 75 85
Pasal yang mengatur tentang Pemungutan Suara diatu

dalam pasal 86 106


Pasal yang mengatur tentang Penetapan calon terpilih

dan pelantikan diatur dalam pasal 107 112


Pasal yang mengatur tentang Pemantauan pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur dalam

pasal 113 dan 114


Pasal yang mengatur tentang Ketentuan pidana
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah
diatur dalam pasal 115-119

7.

Dewan

DPRD mempunyai tugas dan wewenang: membentuk

Terdapat perbedaan dalam

wewenang : memilih

Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk

tugas dan

Rakyat

Gubernur/Wakil Gubernur,

mendapat persetujuan bersama; membahas dan

wewenang anggota DPRD

Daerah

Bupati/Wakil Bupati, dan

menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama

dimana dalam UU No 22

Walikota/Wakil Walikota; memilih

dengan kepala daerah; melaksanakan pengawasan

Tahun 1999 DPRD

anggota Majelis Permusyawaratan

terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-

berwenang memilih calon

Rakyat dari UtusanDaerah;

undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD,

kepala daerah sedangkan

mengusulkan pengangkatan dan

kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan

UU No 32 Tahun 2004

Perwakilan

DPRD mempunyai tugas dan

pemberhentian Gubernur/ Wakil

program pembangunan daerah, dan kerja sama

DPRD hanya berhak

Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, atau

internasional di daerah; mengusulkan pengangkatan

menetapkan kepala daerah

Walikota/ Wakil Walikota; bersama

dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah

setelah dilakukan pemilihan

dengan Gubernur, Bupati, atau

kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi

secara langsung.

Walikota membentuk Peraturan

DPRD provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri

Terdapat perbedaan hak

Daerah; bersama dengan Gubernur,

melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota;

DPRD dimana dalam UU

Bupati, atau Walikota menetapkan

memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi

No 32 Tahun 2004 hanya

Anggaran Pendapatan dan Belanja

kekosongan jabatan wakil kepala daerah; memberikan

menyebutkan hak-hak

Daerah; melaksanakan pengawasan

pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

tersebut antara lain hak

terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

interpelasi, angket dan

memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sana

menyatakan pendapat.

internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

Menurut UU No 32 Tahun

meminta laporan keterangan pertanggungjawaban

2004, badan kehormatan

kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan

disebutkan secara tegas

daerah; membentuk panitia pengawas pemilihan

dalam salah satu alat

kepala daerah; melakukan pengawasan dan meminta

kelengkapan DPRD yang

laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan

mempunyai tugas-tugas

kepala daerah; memberikan persetujuan terhadap

tertentu.

rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak

Dalam UU No 32 Tahun

ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.


DPRD mempunyai hak:
a. Interpelasi;

2004 anggota DPRD

terhadap :
a. Pelaksanaan Peraturan Daerah dan
peraturan perundang- undangan lain;
b. Pelaksanaan Keputusan Gubernur,
Bupati, dan Walikota;
c. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
d. Kebijakan Pemerintah Daerah; dan
e. Pelaksanaan kerja sama
internasional di Daerah; memberikan
pendapat dan pertimbangan kepada
Pemerintah terhadap rencana
perjanjian internasional yang
menyangkut kepentingan Daerah;

dilarang untuk merangkap


jabatan sebagai pejabat

danmenampung dan menindaklanjuti

aspirasi Daerah dan masyarakat.


DPRD mempunyai hak :meminta

hak interpelasi dan mendapatkan persetujuan dari

pertanggungjawaban Gubernur,

Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-

Bupati, dan Walikota; meminta

kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah, anggota

keterangan kepada Pemerintah

DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan

Daerah; mengadakan penyelidikan;

sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah

mengadakan perubahan atas

anggota DPRD yang hadir. Dalam menggunakan hak

Rancangan Peraturan Daerah;

angket dibentuk panitia angket yang terdiri atas semua

mengajukan pernyataan pendapat;

unsur fraksi DPRD yang bekerja dalam waktu paling

mengajukan Rancangan Peraturan

lama 60 (enam puluh) hari telah menyampaikan hasil

Daerah; menentukan Anggaran

kerjanya kepada DPRD. Dalam melaksanakan

Belanja DPRD; dan menetapkan

tugasnya, panitia angket dapat memanggil,

Peraturan Tata Tertib DPRD. DPRD

mendengar, dan memeriksa seseorang yang dianggap

dalam melaksanakan tugasnya

mengetahui atau patut mengetahui masalah yang

berhak meminta pejabat negara,

sedang diselidiki serta untuk meminta menunjukkan

pejabat pemerintah, atau warga

surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang

masyarakat untuk memberikan

sedang diselidiki. Seluruh hasil kerja panitia angket

keterangantentang suatu hal yang


perlu ditangani demi kepentingan
negara, bangsa, pemerintahan, dan
pembangunan. Pejabat negara,

b. Angket; dan
c. Menyatakan pendapat.
Pelaksanaan hak angket dilakukan setelah diajukan

bersifat rahasia.
Anggota DPRD mempunyai hak:
a. Mengajukan rancangan Perda;
b. Mengajukan pertanyaan;

negara lainnya, hakim pada


badan peradilan dan
pegawai negeri sipil,
anggota TNI/Polri, pegawai
pada badan usaha milik
negara, badan usaha milik
daerah dan/atau badan lain
yang anggarannya
bersumber dari
APBN/APBD
UU No 32 Tahun 2004
mewajibkan DPRD untuk
menyusun kode etik untuk
menjaga martabat dan
kehormatan anggota DPRD
dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya.

pejabat pemerintah, atau warga


masyarakat yang menolak
permintaan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diancam dengan
pidana kurungan paling lama satu
tahun karena merendahkan martabat

Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar

dan kehormatan DPRD. Anggota

Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan mentaati segala

DPRD mempunyai hak: pengajuan

c. Menyampaikan usul dan pendapat;


d. Memilih dan dipilih;
e. Membela diri;
f. Imunitas;
g. Protokoler; dan .
h. Keuangan dan administratif.
Anggota DPRD mempunyai kewajiban: mengamalkan

pertanyaan; protokoler; dan

peraturan perundang-undangan; melaksanakan

keuangan/administrasi.
DPRD mempunyai kewajiban :

kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan,

mempertahankan dan memelihara

memelihara kerukunan nasional serta keutuhan

keutuhan Negara Kesatuan Republik

Negara Kesatuan Repub1ik Indonesia;

Indonesia; mengamalkan Pancasila

memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di

dan Undang-Undang Dasar 1945,

daerah; menyerap, menampung, menghimpun, dan

serta mentaati segala peraturan

menindaklanjuti aspirasi masyarakat; mendahulukan

perundang-undangan; membina

kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,

demokrasi dalam penyelenggaraan

kelompok, dan golongan. Memberikan

Pemerintahan Daerah; meningkatkan

pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku

kesejahteraan rakyat di Daerah

anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral

berdasarkan demokrasi ekonomi;

dan politis terhadap daerah pemilihannya. mentaati

dan memperhatikan dan

Peraturan Tata Tertib, Kode Etik, dan sumpah/janji

pemerintahan daerah; mempertahankan dan

menyalurkan aspirasi, menerima

anggota DPRD; menjaga norma dan etika dalam

keluhan dan pengaduan masyarakat,

hubungan kerja dengan lembaga yang Terkait.

serta memfasilitasi tindak lanjut


8.

Aparatur dan

Kepegawaian
Daerah

penyelesaiannya.
Perangkat Daerah terdiri atas

Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah,

Dalam Undang-Undang

Sekretariat Daerah, Dinas Daerah

sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis

No.32 Tahun 2004

dan lembagateknis Daerah lainnya,

daerah. Perangkat daerah kabupaten/kota

ditambahkan bahwa

sesuai dengan kebutuhan

atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas

Sekertariat DPRD

Daerah.Sekretariat Daerah dipimpin

daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan

termasuk dalam perangkat

terdiri

oleh Sekretaris Daerah.


kelurahan.
Sekretaris Daerah Propinsi diangkat Sekretariat daerah dipimpin olen Sekretaris Daerah.

daerah

oleh Gubernur atas persetujuan

Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban

Dalam Undang-Undang

pimpinan DPRD dari Pegawai

membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan

No.32 Tahun 2004

Negeri Sipil yang memenuhi

dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga

disebutkan secara lebih rinci

syarat.Sekretaris Daerah Propinsi

teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban

mengani tugas

karena jabatannya adalah Sekretaris

Sekretaris daerah bertanggung jawab kepada kepala

dari Camat dan Lurah dalam

Wilayah Administrasi.
Sekretaris Daerah Kabupaten atau

daerah.
Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil

Sekretaris Daerah Kota diangkat

yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah untuk

oleh Bupati atau Walikota atas

provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas

persetujuan pimpinan DPRD dari

usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-

Pegawai Negeri Sipil yang

undangan. Sekretaris Daerah untuk kabupaten/kota

pasal 126-127.

memenuhi syarat. Sekretaris Daerah

diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul

berkewajiban membantu Kepala

Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang

Daerah dalam menyusun kebijakan

undangan.Sekretaris Daerah karena kedudukannya

serta membina hubungan kerja


dengan dinas, lembaga teknis, dan

sebagai pembina pegawai negeri sipil di daerahnya.


Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD

unit pelaksana lainnya. Sekretaris

diangkat dan diberhentikan oleh

Daerah bertanggung jawab kepada

Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD.

Kepala Daerah. Apabila Sekretaris


Daerah berhalangan melaksanakan
tugasnya, tugas Sekretaris Daerah
dilaksanakan oleh pejabat yang
9.

Peraturan

ditunjuk oleh Kepala Daerah.


Kepala Daerah menetapkan

Perda ditetapkan oleh kepala daerah setelah

Dalam UU No.32 Tahun

Peraturan Daerah atas persetujuan

mendapat persetujuan bersama DPRD. Perda dibentuk

2004 disebutkan secara

DPRD dalam rangka

dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah

rinci mengenai asas dan

Kepala

penyelenggaraan Otonomi Daerah

provinsi/ kabupaten/kota dan tugas pembantuan. Perda

materi pembuatan suatu

Daerah

dan penjabaran lebih lanjut dari

merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan

peraturan Daerah

peraturan perundang-undangan yang

perundang-undangan yang lebih tinggi dengan

lebih tinggi.
Peraturan Daerah tidak boleh

memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.

bertentangan dengan kepentingan

umum dan/atau peraturan perundangundangan yang

umum, Peraturan Daerah lain dan

lebih tinggi. Perda berlaku setelah diundangkan

Daerah
dan Peraturan

Perda dilarang bertentangan dengan kepentingan

peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi.
Peraturan Daerah dapat memuat

perundang-undangan yang meliputi:


a. Kejelasan tujuan;
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. Kejelasan rumusan; dan
g. Keterbukaan.

ketentuan tentang pembebanan biaya


paksaan penegakan hukum,
seluruhnya atau sebagian kepada

pelanggar.
Peraturan Daerah dapat memuat
ancaman pidana kurungan paling

Materi muatan Perda mengandung asas:

lama enam bulan atau denda

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

sebanyak banyaknya
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
dengan atau tidak merampas barang
tertentu untuk Daerah, kecuali jika
ditentukan lain dalam peraturan

dalam lembaran daerah.


Perda dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan

perundang-undangan.
Untuk melaksanakan Peraturan
Daerah dan atas kuasa peraturan

pemerintahan;
i. Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Perda dapat memuat asas lain sesuai dengan substansi

perundang-undangan lain yang


berlaku, Kepala Daerah menetapkan
keputusan Kepala Daerah yang tidak
boleh bertentangan dengan

Pengayoman;
Kemanusiaan;
Kebangsaan;
Kekeluargaan;
Kenusantaraan;
Bhineka tunggal ika;
Keadilan;
Kesamaan kedudukan dalam hukum dan

Perda dapat yang bersangkutan.


Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan
atau tertulis dalam rangka penyiapan atau
pembahasan rancangan Perda.

kepentingan umum, peraturan

Persiapan pembentukan, pembahasan, dan

daerah, dan peraturan perundang-

pengesahan rancangan Perda berpedoman kepada

undangan yang lebih

peraturan perundang-undangan

tinggi.Peraturan Daerah dan


Keputusan Kepala Daerah yang
bersifat mengatur diundangkan
dengan menempatkannya dalam
10.

Polisi

Lembaran Daerah.
Dalam rangka menyelenggarakan

Untuk membantu kepala daerah dalarn menegakkan

Dalam UU No.32 Tahun

Pamong

ketenteraman dan ketertiban umum

Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan

Praja

serta untuk menegakkan Peraturan

ketentraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong anggota dari satua Polisi

Daerah dibentuk Satuan Polisi

Praja. Pembentukan dan susunan organisasi Satuan

Pamong Praja dapat

Pamong
Praja sebagai perangkat Pemerintah

Polisi Pamong

diangkat sebagai penyidik

Daerah. Susunan organisasi, formasi,

diangkat sebagai penyidik pegawai negeri sipil sesuai

kedudukan, wewenang, hak, tugas,

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

dan
Kewajiban Polisi Pamong Praja

Penyidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran atas

ditetapkan dengan Peraturan Daerah,


sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.

Praja berpedoman pada Peraturan

Pemerintah. Anggota Satuan Polisi Pamong Praja dapat

ketentuan Perda dilakukan oleh pejabat penyidik dan


penuntut umum sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dengan Perda dapat juga ditunjuk pejabat
lain yang diberi tugas untuk melakukan penyidikan
terhadap pelanggaran atas ketentuan Perda.

2004 disebutkan bahwa

pegawai negeri sipil.

11.

Perencanaan
Pembanguna
n Daerah

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah

Dalam UU no 22 Tahun

disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu

1999 Perencanaan

kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

pembangunan daerah belum

nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun

dijelaskan.

oleh pemerintahan daerah provinsi, kabupaten/kota


sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan disusun
secara berjangka meliputi:
a. Rencana pembangunan jangka panjang daerah disingkat
dengan RPJP daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan
daerah yang mengacu kepada RPJP nasional;
b.Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya disebut RPJM daerah untuk jangka waktu 5
(lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program kepala daerah yang penyusunannya
berpedoman kepada RPJP daerah dengan
memperhatikan RPJM nasional;
c. RPJM daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program
satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja

perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai


dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
d.Rencana kerja pembangunan daerah, selanjutnya disebut
RKPD, merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah
maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja
Pemerintah;
Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana
stratregis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat
indikatif.
Renstra-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dirumuskan dalam bentuk rencana kerja satuan kerja
perangkat daerah yang memuat kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

langsung oleh pemerintah daerah maupun yang


ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan. Tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah yang berpedoman pada
12.

Keuangan

Penyelenggaraan tugas Pemerintah

perundang-undangan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

Daerah

Daerah dan DPRD dibiayai dari dan

kewenangan daerah didanai dari dan atas beban

1999 belum dijelaskan

atas beban Anggaran Pendapatan dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

mengenai pemegang

Belanja Daerah. Penyelenggaraan tugas

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kekuasaan pengelolaan

Pemerintah di Daerah dibiayai dari dan

kewenangan Pemerintah di daerah didanai dari dan atas

keuangan daerah.

atas beban Anggaran Pendapatan dan

beban anggaran pendapatan dan belanja negara.

Belanja Negara.

Administrasi pendanaan penyelenggaraan dilakukan


secara terpisah dari administrasi pendanaan
penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah. Dalam melaksanakan kekuasaan,
kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh

Dalam UU No. 22 Tahun

kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan,


penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban,
serta pengawasan keuangan daerah kepada para pejabat
perangkat daerah. Pelimpahan sebagian atau seluruh
kekuasaan didasarkan pada prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan
13.

Pendapatan,

Sumber pendapatan Daerah terdiri atas:

Belanja, dan

a. Pendapatan asli Daerah, yaitu :hasil

Pembiayaan
Daerah

yang menerima/mengeluarkan uang.


Sumber pendapatan daerah terdiri atas:
a. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut

Terdapat perbedaan dalam


pengaturan mengenai

pajak Daerah; hasil retribusi Daerah;

PAD, yaitu hasil pajak daerah; hasil retribusi daerah;

sumber pendapatan daerah

hasil perusahaan milik Daerah, dan

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;

dalam UU No.22 Tahun

hasil pengelolaan kekayaan Daerah


yang dipisahkan; dan
b. Lain-lain pendapatan asli Daerah
yang sah;
c. Dana perimbangan;
d. Pinjaman Daerah; dan
e. Lain-lain pendapatan Daerah yang
sah.

dan lain-lain PAD yang sah;


b. Dana perimbangan; dan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Dana perimbangan terdiri atas: Dana Bagi Hasil;

sumber pendapatan daerah


berasal dari dana

daya alam terdiri dari:


Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor perdesaan,

daerah (UU N0 22 Tahun

perkotaan, perkebunan, pertambangan serta

Daerah dari penerimaan Pajak Bumi

kehutanan;
Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan

Tanah dan Bangunan, dan penerimaan

2004 ditambahkan bahwa

Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi Khusus.


Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber

Dana perimbangan terdiri atas: bagian


dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas

1999 dan UU No.32 Tahun

(BPHTB) sektor perdesaan, perkotaan, perkebunan,


pertambangan serta kehutanan;

perimbangan dan pinjaman


1999, untuk pinjaman
daerah tidak disebutkan
dalam UU No.32 Tahun
2004). Dalam UU No.32
tahun 2004. diatur lebih

dari sumber daya alam; dana alokasi


umum; dan dana alokasi khusus.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Pasal 25, dan

terperinci mengenai Dana

Pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Alokasi Umum dan Dana

Bagian Daerah dari penerimaan Pajak

Alokasi Khusus

Bumi dan Bangunan sektor perdesaan,


perkotaan, dan perkebunan serta Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan,diterima langsung oleh
Daerah penghasil.
Bagian Daerah dari penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor
pertambangan serta kehutanan dan
penerimaan dari sumber daya alam,
diterima oleh Daerah penghasil dan
Daerah lainnya untuk pemerataan
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
14.

Surplus dan

Dalam hal APBD diperkirakan surplus,

Dalam UU no 22 Tahun

Defisit

penggunaannya ditetapkan dalam Perda tentang

1999 Surplus dan deficit

APBD

APBD. Surplus dapat digunakan untuk: pembayaran

APBD belum dibahas

cicilan pokok utang yang jatuh tempo; penyertaan


modal (investasi daerah); transfer ke rekening dana
cadangan.

Dalam hal APBD diperkirakan defisit, dapat didanai


dari sumber pembiayaan daerah yang ditetapkan
dalam Perda tentang APBD. Pembiayaan daerah
bersumber dari: sisa lebih perhitungan anggaran tahun
lalu; transfer dari dana cadangan; hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan; dan pinjaman

daerah.
Menteri Dalam Negeri melakukan pengendalian
defisit anggaran setiap daerah. Pemerintah daerah
wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap
semester dalam tahun anggaran berjalan. Dalam hal
pemerintah daerah tidak mmenuhi Pemerintah dapat
melakukan penundaan atas penyaluran dana

15.

Pemberian
Insentif
dan
Kemudahan
Investasi

Untuk mendorong pemberdayaan

perimbangan.
Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian

Materi tentang pemberian

Daerah, Pemerintah memberi insentif

daerah dapat memberikan insentif dan/atau

insentif dan kemudahan

fiskal dan nonfiskal tertentu. Ketentuan,

kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang

investasi ada perubahan

ditetapkan dengan Peraturan

diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan

bahwa dalam UU No.32

Pemerintah.

perundang-undangan.

Tahun 2004 disebutkan


bahwa insentif tidak hanya
berupa insentif fiskal dan

non fiskal tetapi dalam


penjelasannya disebutkan
Insentif tersebut berupa
penyediaan sarana, prasana,
dan hal tersebut diatur
dalam Peraturan Daerah
tidak lagi dituangkan dalam
16.

17.

Daerah dapat memiliki Badan Usaha

Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang

Peraturan Pemerintah.
Dalam UU No. 32 Tahun

Milik Daerah sesuai dengan peraturan

pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan,

2004 Dijelaskan secara

perundang-undangan dan

dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang

terperinci terhadap BUMD

pembentukannya diatur dengan

berpedoman pada peraturan perundang-undangan

pemerintah.

Peraturan Daerah.
Barang milik Daerah yang digunakan

Barang milik daerah yang dipergunakan untuk melayani

UU No. 32 tahun 2004

Barang

untuk melayani kepentingan umum

kepentingan umum tidak dapat dijual, diserahkan haknya

menghapuskan wewenang

Daerah

tidak dapat digadaikan, dibebani hak

kepada pihak lain, dijadikan tanggungan, atau digadaikan

dari kepala daerah untuk

tanggungan, dan/atau

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

menetapkan keputusan

dipindahtangankan. Kepala Daerah

Barang milik daerah dapat dihapuskan dari daftar

mengenai Penghapusan

dengan persetujuan DPRD dapat

inventaris barang daerah untuk dijual, dihibahkan,

tagihan daerah sebagian

menetapkan keputusan tentang

dan/atau dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan

atau Seluruhnya Persetujuan

penghapusan tagihan Daerah sebagian

perundang-undangan. Pelaksanaan pengadaan barang

penyelesaian sengketa

atau seluruhnya, persetujuan

dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan

perdata secara damai

BUMD

Pengelolaan

penyelesaian sengketa perdata secara

kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi,

Tindakan hukum lain

damai; dan tindakan hukum lain

efektivitas, dan transparansi dengan mengutamakan

mengenai barang milik

mengenai barang milik Daerah.

produk dalam negeri sesuai dengan peraturan perundang-

daerah

undangan. Pelaksanaan penghapusan dilakukan


berdasarkan kebutuhan daerah, mutu barang, usia pakai,
dan nilai ekonomis yang dilakukan secara transparan
18.

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


Kepala daerah mengajukan rancangan Perda tentang

Materi mengani Aggaran

Daerah ditetapkan dengan Peraturan

APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen

Pendapatan dan Belanja

Daerah selambat-lambatnya satu

pendukungnya kepada DPRD untuk memperoleh

Daerah diatur lebih rinci

persetujuan bersama.
Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dalam UU No.32 Tahun

bulan setelah ditetapkannya Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara.
Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah selambat-lambatnya
tiga bulan sebelum tahun anggaran

dibahas pemerintah daerah bersama DPRD berdasarkan

kewajiban Kepala daerah

kebijakan umum APBD, serta prioritas dan plafon

menyampaikan rancangan

anggaran.
Pengambilan keputusan DPRD untuk menyetujui

berakhir. Perhitungan Anggaran

rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Pendapatan dan Belanja Daerah

dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum

ditetapkan dengan Peraturan Daerah


selambat-lambatnya tiga bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran yang
bersangkutan.

2004 seperti adanya

tahun anggaran dilaksanakan.


Atas dasar persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), kepala daerah menyiapkan rancangan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD dan
rancangan dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja

Perda tentang
pertanggungjawabanpelaksa
naan APBD kepada DPRD
berupa laporan keuangan
yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan
paling lambat 6 (enam)
bulan setelah tahun

Pedoman tentang penyusunan,


perubahan, dan perhitungan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah
disampaikan kepada Gubernur bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota dan
kepada Presiden melalui Menteri
Dalam Negeri bagi Pemerintah
Propinsi untuk diketahui.
Pedoman tentang pengurusan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan Daerah serta tata cara
penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, pelaksanaan tata
usaha keuangan Daerah dan
penyusunan perhitungan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

perangkat daerah.
Tata cara penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan
kerja perangkat daerah serta tata cara penyusunan
dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat
daerah diatur dalam Perda yang berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:
perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi
kebijakan umum APBD; keadaan yang menyebabkan
harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja; dan
keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya harus digunakan untuk
pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan.
Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang
perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumendokumen pendukungnya kepada DPRD. Pengambilan
keputusan mengenai ranca-ngan Perda tentang
perubahan APBD dilakukan oleh DPRD paling lambat
3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran yang
bersangkutan berakhir.
Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD

anggaran berakhir.

berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh


Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 (enam)
bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan
keuangan sekurang-kurangnya meliputi laporan
realisasi APBD, neraca, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan, yang dilampiri dengan laporan
keuangan badan usaha milik daerah yang disusun dan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
19.

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.


Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat

UU No.32 tahun 2004

Desa atau yang disebut dengan nama

desa. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan

merubah ketentuan yang

lain dan perangkat Desa.Kepala Desa

perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari Pegawai

terdapat dalam UU No.22

dipilih langsung oleh penduduk Desa

negeri sipil yang memenuhi persyaratan.Masa jabatan

Tahun 1999 mengenai masa

dari calon yang memenuhi syarat.

kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih

jabatan Kepala Daerah dari

Calon Kepala Desa yang terpilih

kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan

sepuluh tahun menjadi enam

dengan mendapatkan dukungan suara

berikutnya

tahun.

Pemerintahan Pemerintah Desa terdiri atas Kepala


Desa

terbanyak, ditetapkan oleh Badan

UU No.22 Tahun 1999

Perwakilan Desa dan disahkan oleh

mengatur secara lebih rinci

Bupati.
Masa jabatan Kepala Desa paling lama
sepuluh tahun atau dua kali masa
jabatan terhitung sejak tanggal

mengenai syarat dan tata


cara jabatan kepala desa

ditetapkan.
Pasal mengenai syarat dan tata cara
jabatan kepala desa dibahas dalam
20.

Badan

pasal 97 - 103
Badan Perwakilan Desa atau yang

Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan

Dalam UU No.32 Tahun

Permusyawar

disebut dengan nama lain berfungsi

peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan

2004 terdapat perubahan

atan

mengayomi adat istiadat, membuat

menyalurkan aspirasi masyarakat. Anggota badan

istilah dari lembaga

Desa dan

Peraturan Desa, menampung dan

permusyawaratan desa adalah wakil dari penduduk

perwakilan desa menjadi

Lembaga

menyalurkan aspirasi masyarakat,

desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara

lembaga permusyawaratan

serta melakukan pengawasan

musyawarah dan mufakat. Pimpinan badan

desa dan diatur mengenai

terhadap penyelenggaraan

permusyawaratan desa dipilih dari dan oleh anggota

pembatasan masa jabatan

Pemerintahan Desa.
Anggota Badan Perwakilan Desa

badan permusyawaratan desa. Masa jabatan anggota

dari anggota Badan

badan permusyawaratan desa adalah 6 (enam) tahun

Permusyawaratan Desa.

dipilih dari dan oleh penduduk Desa

dan dapat dipilih lagi untuk 1 (satu) kali masa jabatan

yang memenuhi persyaratan.

berikutnya. Syarat dan tata cara penetapan anggota

Pimpinan Badan Perwakilan Desa

dan pimpinan badan permusyawaratan desa diatur

dipilih dari dan oleh anggota. Badan

dalam Perda yang berpedoman pada Peraturan

Perwakilan Desa bersama dengan

Pemerintah.
Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang

Lainnya

Kepala Desa menetapkan Peraturan

Desa. Pelaksanaan Peraturan Desa

ditetapkan dengan peraturan desa dengan berpedoman

ditetapkan dengan Keputusan

pada peraturan perundang-undangan. Lembaga

Kepala Desa.
Di Desa dapat dibentuk lembaga

kemasyarakatanbertugas membantu pemerintah desa

21.

lainnya sesuai dengan kebutuhan

dan merupakan mitra dalam memberdayakan

Desa dan ditetapkan dengan

masyarakat desa.

Peraturan Desa.
Keuangan Sumber pendapatan Desa terdiri atas
Desa

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa

Terdapat perbedaan

pendapatan asli Desa yang meliputi :

yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu

mengenai sumber

hasil usaha Desa; hasil kekayaan

baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat

pendapatan desa dimana

Desa; hasil swadaya dan partisipasi;

dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan

dalam UU No.32 Tahun

hasil gotong royong; dan lain-lain

hak dan kewajiban yang menimbulkan pendapatan,

2004 pinjaman desa bukan

pendapatan asli Desa yang sah;

belanja dan pengelolaan keuangan desa.


Sumber pendapatan desa terdiri atas: pendapatan asli

lagi termasuk dalam sumber

yang meliputi : bagian dari perolehan

desa; bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah

secara lebih rinci mengenai

pajak dan retribusi Daerah; danbagian

kabupaten/kota; bagian dari dana perimbangan

Badan Usaha Milik Desa.

dari dana perimbangan keuangan

keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Pusat dan Daerah yangditerima oleh

kabupaten/kota; bantuan dari Pemerintah,

Pemerintah Kabupaten; bantuan dari

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota;

bantuan dari Pemerintah Kabupaten

Pemerintah dan Pemerintah Propinsi;


sumbangan dari pihak ketiga; dan
pinjaman Desa.
Sumber pendapatan Desa, dikelola

hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.


Belanja desa untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat
desa. Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh

melalui Anggaran Pendapatan dan

kepala desa yang dituangkan dalam peraturan desa

Belanja Desa.Kepala Desa bersama

tentang anggaran pendapatan dan belanja desa.

Badan Perwakilan Desa menetapkan

Pedoman pengelolaan keuangan desa ditetapkan oleh

pendapatan desa dan diatur

AnggaranPendapatan dan Belanja

Bupati/Walikota dengan berpedoman pada peraturan

Desa setiap tahun dengan Peraturan


Desa.Pedoman penyusunan Anggaran

perudang-undangan.
Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai

Pendapatan dan Belanja Desa

dengan kebutuhan dan potensi desa. Badan usaha

ditetapkanoleh Bupati. Tata cara dan

milik desa berpedoman pada peraturan perundang-

pungutan objek pendapatan dan

undangan. Badan usaha milik desa dapat melakukan

belanja Desa ditetapkanbersama

pinjaman sesuai peraturan perundang undangan.

antara Kepala Desa dan Badan


Perwakilan Desa.Desa dapat memiliki
badan usaha sesuai dengan peraturan
22.

Kerja Sama
Desa

perundang-undangan.
Beberapa Desa dapat mengadakan

Desa dapat mengadakan kerja sama untuk kepentingan

Dalam UU No 22 Tahun

kerja sama untuk kepentingan Desa

desa yang diatur dengan keputusan bersama dan

1999 Belum terdapat

yang diatur dengan keputusan

dilaporkan kepada Bupati/Walikota melalui camat.

penjelasan mengenai

bersama dan diberitahukan kepada

Kerja sama antar desa dan desa dengan pihak ketiga,

pembangunan kawasan

Camat.Untuk pelaksanaan kerja

melakukan sesuai dengan kewenangannya.Kerja sama

perdesaan yang dilakukan

sama, dapat dibentuk Badan Kerja

desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan sesuai dengan oleh kabupaten/kota dan

Sama. Pengaturan lebih lanjut

peraturan perundang-undangan. Untuk pelaksanaan

mengenai Desa ditetapkan dalam

kerja sama, dapat dibentuk badan kerja sama.


Peraturan Daerah Kabupaten, sesuai Pembangunan kawasan perdesaan yang dilakukan oleh
kabupaten/kota dan atau pihak ketiga mengikutsertakan
dengan pedoman umum yang
ditetapkan oleh Pemerintah

pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang

atau pihak ketiga.

berdasarkan undang-undang ini.

diatur dengan Perda, dengan memperhatikan:

Peraturan Daerah, wajib

kepentingan masyarakat desa; kewenangan desa;

mengakuidan menghormati hak,

kelancaran pelaksanaan investasi; kelestarian

asal-usul, dan adat istiadat Desa.

lingkungan hidup; keserasian kepentingan antar


kawasan dan kepentingan umum.
Pengaturan lebih lanjut mengenai desa ditetapkan da1am
Perda dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Perda wajib mengakui dan menghormati hak, asal-usul,

23.

Pembinaan
dan
Pengawasan

Dalam rangka pembinaan, Pemerintah

dan adat istiadat desa.


Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan

Materi mengenai Pembinaan

memfasilitasi penyelenggaraan

daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi :

dan Pengawasan Daerah

Otonomi Daerah. Pedoman mengenai

Koordinasi pemerintahan antarsusunan pemerintahan;

diatur secara lebih rinci

pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan

dalam UU No.32 Tahun

penyelenggaraan Otonomi Daerah

pemerintahan; pemberian bimbingan, supervisi, dan

2004

ditetapkan dengan Peraturan

konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan. pendidikan

Pemerintah. Dalam rangka pengawasan,

dan pelatihan; dan perencanaan, penelitian,

Peraturan Daerah dan Keputusan

pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan

Kepala Daerah disampaikan kepada

urusan pemerintahan. Pengawasan atas penyelenggaraan

Pemerintah selambat-lambatnya lima

pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pemerintah

belas hari setelah ditetapkan.

yang meliputi: Pengawasan atas pelaksanaan-urusan

Pemerintahaa pembinaan dan pengawasan atas


n
Daerah

pemerintahan di daerah; Pengawasan terhadap peraturan


daerah dan peraturan kepala daerah. Pengawasan

dilaksanakan oleh aparat pengawas intern Pemerintah


24.

sesuai petaturan perundang-undangan.


Pertimbangan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah,
dalam
Kebijakan
Otonomi
Daerah

Dalam UU No.32 Tahun

bertugas memberikan pertimbangan

Presiden dapat membentuk suatu dewan yang bertugas

2004 tidak disebutkan lagi

kepada Presiden mengenai

memberikan saran dan pertimbangan terhadap

mengenai anggota dari

Pembentukan, penghapusan,

kebijakan otonomi daerah. Dewan bertugas

Dewan Perimbangan

penggabungan, dan pemekaran

memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden

Otonomi Daerah, akan

Daerah;Perimbangan keuangan Pusat

antara lain mengenai rancangan kebijakan:

tetapi dalam Undang-

dan Daerah; danKemampuan Daerah

pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah

undang ini diatur lebih rinci

Kabupaten dan Daerah Kota untuk

serta pembentukan kawasan khusus; perimbangan

mengenai tugas dari dewan

keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah,

tersebut

melaksanakan kewenangan tertentu


Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
terdiri atas Menteri Dalam Negeri,

yang meliputi:
1) Perhitungan bagian masing-masing daerah atas dana
bagi hasil pajak dan sumber daya alam sesuai dengan

Menteri Keuangan, Menteri Sekretaris


Negara, menteri lain sesuai dengan
kebutuhan, perwakilan Asosiasi
Pemerintah Daerah, dan wakil-wakil
Daerah yang dipilih oleh DPRD .
Menteri Dalam Negeri dan Menteri

peraturan perundang-undangan;
2) Formula dan perhitungan dau masing-masing daerah
berdasarkan besarnya pagu dau sesuai dengan
peraturan perundangan;
3) Dak masing-masing daerah untuk setiap tahun
anggaran berdasarkan besaran pagu dak dengan

Keuangan karena jabatannya adalah

menggunakan kriteria sesuai dengan peraturan

Ketua dan Wakil Ketua Dewan


Pertimbangan Otonomi Daerah.

perundangan.
Dewan sebagaimana dipimpin oleh Menteri Dalam

Dewan Pertimbangan Otonomi

Negeri yang susunan organisasi keanggotaan dan tata

Daerah mengadakan rapat sekurang-

laksananya diatur lebih lanjut dengan Peraturan

kurangnya satu kali dalam enam

Presiden.

bulan.Dewan Pertimbangan Otonomi


Daerah bertanggung jawab kepada
Presiden.
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan
Pertimbangan Otonomi Daerah
dibantu oleh Kepala Sekretariat yang
membawahkan Bidang Otonomi
Daerah dan Bidang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah.

MATRIKS PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 1999 DAN UNDANG-UNDANG


NO.32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Desentralisasi Otonomi Daerah

Disusun oleh:

YOUKE FARADHILLA NASUTION

D2A009003

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011

You might also like