Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
LAPORAN
Mr. Y a 40 years old, truck driver, was admitted to hospital with massive hemoptoe. He
complained that 6 hours ago he had severe of coughing with fresh blood of about 2 glasses. He
also sad that in previous months, he had productive cough with a lot of phlegm, mild fever, loss
of appetite, rapid loss of body weight (previous weight 70kg) and shortness of breath. Since a
week ago, he felt his symptom were worsening. From further interview, Mr. Y have similar
symptoms 6 years ago, he was given medication after consulting with doctor at the time. But stop
the treatment after 2 weeks because he feeling better.
Physical Examination
General appearance: he look severaly sick and pale. Body heigh: 175 cm, body weight: 55 kg
BP: 100/70 mmHg, HR: 12x/minute, RR: 36x/minute, temp 37,6 0C. there was tattoo on the
chest. In chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right apex lung with
moderate rales.
Laboratory information
HB: 9,5 g% WBC: 6000 /L, ESR 125 mm/hr, diff count 0/3/2/75/15/5, acid fast bacilli (-), HIV
(-)
Radiologi
Chest radioghraph showed infiltrate at right apex lung
A. Klarifikasi Istilah
a. Hemoptoe: batuk berdarah; adanya pengeluaran darah dari saluran pernafasan
b. Phlegm: mucus kental yang diekskresikan secara abnormal dari saluran pernafasan
c. Productive cough: batuk yang menghasilkan mucus
d. Pale: pucat atau pallor; keadaan kulit lebih putih dari biasanya dapat disebabkan
karena berkurangnya suplai darah ke kulit.
e. Vesicular sound: suara yang terdapat pada paru normal dimana suara inspirasi lebih
keras dan lebih tinggi nadanya serta lebih panjang darpada ekspirasi
f. Moderate rales: ronki basah; suarayang berisik dan terputus akibat aliran udara yang
melewati cairan
B. Identifikasi Masalah
a. Mr. Y a 40 years old, truck driver, was admitted to hospital with massive hemoptoe.
He complained that 6 hours ago he had severe of coughing with fresh blood of about
2 glasses.
b. He also sad that in previous months, he had productive cough with a lot of phlegm,
mild fever, loss of appetite, rapid loss of body weight (previous weight 70k) and
shortness of breath. Since a week ago, he felt his symptom were worsening
c. Mr. Y have similar symptoms 6 years ago, he was given medication after consulting
with doctor at the time. But stop the treatment after 2 weeks because he feeling better.
d. Physical appearance
e. General appearance: he look severaly sick and pale. Body heigh: 175 cm, body
weight: 55 kg BP: 100/70 mmHg, HR: 12x/minute, RR: 36x/minute, temp 37,6 0C.
there was tattoo on the chest. In chest auscultation there was an increase of vesicular
sound at the right apex lung with moderate rales.
f. Laboratory information
g. HB: 9,5 g% WBC: 6000 /L, ESR 125 mm/hr, diff count 0/3/2/75/15/5, acid fast
bacilli (-), HIV (-)
h. Radiologi
i. Chest radioghraph showed infiltrate at right apex lung
C. Prioritas Masalah
No.
1.
Masalah
Prioritas
Mr. Y a 40 years old, truck driver, was admitted to hospital with
VVV
massive hemoptoe. He complained that 6 hours ago he had
2.
VV
medication after consulting with doctor at the time. But stop the
treatment after 2 weeks because he feeling better
Physical appearance
4.
5.
HB: 9,5 g% WBC: 6000 /L, ESR 125 mm/hr, diff count
0/3/2/75/15/5, acid fast bacilli (-), HIV (-)
Radiologi
Chest radioghraph showed infiltrate at right apex lun
D. Analisis Masalah
a. Mr. Y a 40 years old, truck driver, was admitted to hospital with massive hemoptoe.
He complained that 6 hours ago he had severe of coughing with fresh blood of
about 2 glasses.
i.
Kelainan
sistemik
sindrom
goodpasture,
idiopathic
pulmonary
arteri bronkialis dan vena bronkialis. Asal anatomis perdarahan berbeda tiap
proses patologik tertentu:
TB paru akibat robekan atau ruptur aneurisma arteri pulmoner (dinding kaviti
aneurisma Rassmussen). atau akibat pecahnya anastomosis bronkopulmoner
atau proses erosif pada arteri bronkialis,
ii.
iii.
Jenis kelamim: Pria lebih umum terkena, hal ini dikarenakan tekanan
psikologis dan kehamilan yang menurunkan resistensi. TB banyak ditemukan
pada laki-laki karena memiliki kebiasaan merokok sehingga memudahkan
terjangkitnya TN.
iv.
v.
vi.
Mild
Moderate
Massive
< 5cc in 24 Hr
5 - 600cc in 24 Hr
600cc in 24 Hr
100cc < 24 Hr to 1000cc over
several days
> 50cc in single eYpectoration
b. He also sad that in previous months, he had productive cough with a lot of
phlegm, mild fever, loss of appetite, rapid loss of body weight (previous weight
70kg) and shortness of breath. Since a week ago, he felt his symptom were
worsening.
i. Bagaimana mekanisme dari keluhan yang dialami Mr. Y?
Batuk berdahak
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada
setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau
berbulan-bulan peradangan ermula. Sifat batuk dimulai dari batyuk kering
(non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi bstuk produktif
(menghasilkan sputum). Sputum juga dapat dihasilkan akibat penumpukan
mukus saat proses pembersihan saluran pernapasan tidak efektif lagi. Ketika
terjadi penumpukan mucus, membrane mukosa akan terangsang dan mucus
dibatukkan keluar sebagai sputum. Pembentukan sputum yang berlebihan
mungkin disebabkan oleh gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi pada
membrane mukosa.
Demam ringan
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.
Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,
ataupun parasit.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi,
penyakit autoimun, keganasan, dan pemakaian obat-obatan (antibiotik,
difenilhidantoin, dan antihistamin).
Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan
mencegahnya dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain
berupa leukosit, makrofag, dan untuk memakannya (fagositosis). Dengan
adanya proses fagosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengeluarkan senjatasenjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya
IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar
selanjutnya akan merangsang sel-sel epitel hipotalamus untuk mengeluarkan
suatu substansi yakni asan arakhidonat. Asam arakhidonat yang di keluarkan
oleh hipotalamus akan memacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
Pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari thermostat
hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus akan meningkatkan titik
patokan suhu tubuh (diatas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan
ini dikarenakan thermostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh
sekarang
di
bawah
batas
normal.
Akibatnya
terjadilah
respon
iii.
c. Mr. Y have similar symptoms 6 years ago, he was given medication after
consulting with doctor at the time. But stop the treatment after 2 weeks because
he feeling better.
i. apa diagnostic banding dari semua keluhan gejala yang dialami Mr. Y?
femmy, ova
Indikator
Kasus
Hemoptisis
Demam
+
Ringan
Tb paru
+
Ringan
Pneumonia
Bronkietaksi
Karsinoma
(typical)
bronkogeni
+
Tinggi
+
Tinggi,
k
+
Ringan
(subfebris) (subfebris
berulang
Sesak
)
+
napas
BB
, +
anoreksia
Productive
cough
Pembesara
infiltrat
+
Konsolidasi
+
Kista-kista
Nodul
biasanya
kecil
pada
paru
paru
kelenjar
limfe
WBC
Gambaran Infiltrate
Radiologi
apeks
paru
seperti soliter
basis gambaran
sirkumskript
ii.
d. Physical appearance V
General appearance: he look severaly sick and pale. Body heigh: 175 cm, body
weight: 55 kg BP: 100/70 mmHg, HR: 12x/minute, RR: 36x/minute, temp 37,6
0
C. there was tattoo on the chest. In chest auscultation there was an increase of
RR: 36x/mnt
Mukus
berlebihan
dalam
saluran
nafas
mencapai paru.
Inflamasi pada tubuh menyebabkan suhu tubuh
IMT : 17,95
HR: 112x/minute
gagal
jantung
kanan
seperti
Auscultati
Infiltrat
pada
apex
paru
(massa
padat)
ii.
e. Laboratory information
Hb: 9,5 g% WBC: 6000, ESR 125 mm/hr, diff count 0/3/2/75/15/5, acid fast
bacilli (-), HIV (-)
Radiologi
Chest radioghraph showed infiltrate at right apex lung
i. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratory dan radiologi
tersebut?
Pemeriksaan
Hasil
Hemoglobin
9.5g%
Hitung jumlah 6,000/mm3
WBC
Nilai normal
14-18g%
5,000-10,000/mm3
Interpretasi
Anemia
Normal
Hitung
jenis 0/3/2/75/15/5
WBC
Tes BTA
Tes HIV
ESR
Radiologi
Negatif
Negatif
125mm/hr
Infiltrat pada apex
0-1/1-4/2-5/36-
Peningkatan
66/22-40/4-8
neutrofil
Negatif
Negatif
10-15mm/hr
Tidak ada
batang,
penurunan limfosit
Normal
Normal
meningkat
kanan
ii.
IL-10
juga
menyebabkan
anemia
melalui
stimulasi
WBC
Tidak terjadi peningkatan WBC. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi TB yang harusnya meningkat tajam, pada saat pemeriksaan terlihat
normal.Atau mungkin saja telah terjadi peningkatan WBC dari nilai WBC Mr.
Y sebelum menderita TB.Artinya peningkatan tidak terlau signifikan.
Pada DC terjadi peningkatan netrofil segmen. Hal ini disebabkan reaksi
imunologis akan merngasang sumsul tulang untuk memproduksi netrofil
termasuk pula limfosit Namun karena HIV menyerang sel limfosit tersebut
akibatnya banyak sel T yg mati. Neutrofilia pada umumnya berhubungan
dengan penyebaran lokal akut seperti pada meningitis tuberkulosis, pecahnya
fokus perkejuan pada bronkhus atau rongga pleura (Lee et al., 1999).Pada
infeksi tuberkulosis yang berat atau tuberkulosis milier, dapat ditemukan
peningkatan jumlah neutrofil dengan pergeseran ke kiri (shift to the left) dan
granula toksik (reaksi leukomoid) (Schlossberg, 1994).
ESR
Meningkat karena meningkatnya mediator inflamasi akibat reaksi
peradangan. Darah menjadi lebih kental dan ESR pun meningkat.
Infiltrat di lobus atas paru pada rontgen
Ada penebalan di bagian apeks paru, kemungkinan merupakan tempat
mikobakterium tuberkulosa menyukai tempat itu karena memiliki PO 2 yang
tinggi.
Berdasarkan hasil X-ray thorax yaitu terdapatnya infiltrat dan kavitas pada
paru kanan dan kiri atas, dapat diinterpretasikan bahwa gambaran X-ray
thoraxyang merupakan gambaran lesi aktif.
- Infiltrat pada paru kanan dan kiri atas berarti adanya nekrosis kaseosa
akibat tuberkel karena infeksi Tb yang dikelilingi jaringan fibroblast dan
makrofag sehingga membentuk kapsul dan memberikan gambaran
-
infiltrat.
Kavitas atau lubang pada paru kanan dan kiri atas, timbul akibat
granuloma yang bagian tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek
membentuk jaringan keju (nekrosis kaseosa). Sehingga pada radiologi
menunjukkan gambaran kavitas atau lubang-lubang. Kavitas ini mulamula berdinding tipis, lama-kelamaan dinding menebal karena infiltrasi
jaringan fibroblast dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik
(kronik).
Adanya infiltrat dan kavitas pada paru kanan dan kiri atas terjadi karena
iv.
v.
vi.
E. Learning Issue
F. Sintesis
G. Kerangka Konsep
Mr. Y 40 tahun
immunocompremi
sed
Penyem
pitan
Ganggu
lumen
sesak
an
ronki
Sel Goblet
sesak
banyak
Factor
lingkungan
Usia
Infeksi
Darah yang
Batuk
Bunyi
Terbentuknya
Mycobacterium
Aneurisma
Volume
Peradangan
darah
Neutrophi
rass
AktivasiMenekan
Produksi
Aktivasi
respon
Sklerotik
Infiltrasi
Infeksi
Hancurnya
meluas
Aktivasi di pompa
berdah
granuloma
Nekrosis
vesikuler
anemia
hemopto
demam
anoreksi
Cavitas
di apex
tuberculosis
mussen
menurun
di dinding
pecah
l
imun TNF
seluler
makrofag
nafsu
dan IL
jantung
jaringan
jaringan ikat arteri
PGE2
ak
H. Kesimpulan
Mr. Y 40 tahun mengalami TB paru BTA negative HIV negative dikarenakan factor
pencetus; jenis kelamin dan lingkungan.
takik
ardi
DAFTAR PUSAKA
Aditama T Y, Patofisiologi Batuk, dalam Cermin Dunia Kedokteran no.84,1993,5-7.
Alsagaff, Hood dan Abdul Mukty. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga
University Press.
Oksidan
Antioksidan,dalam
Cermin
Dunia