Professional Documents
Culture Documents
I.
PENDAHULUAN
Sapi potong adalah jenis sapi yang diarahkan untuk memproduksi daging,
oleh karena itu penggemukan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai bobot
badan secara maksimal. Produk utama peternakan sapi potong adalah daging.
Tinggi rendahnya produksi penggemukan tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik
ternak itu sendiri dan faktor lingkungan.
Keuntungan usaha sapi potong didapatkan dari selisih bobot badan awal
dibudidayakan dengan bobot badan akhir saat sapi potong siap dipasarkan.
Artinya ada pertambahan berat badan sapi yang sangat ditentukan dari jenis sapi,
umur, jenis kelamin sapi, ransum pakan yang diberikan dan pengelolaan sapi
potong.
1.2. Tujuan
1.3. Kegunaan
Kegunaan dari Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong ini adalah untuk
membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan keadaan
lapang, menambah pengetahuan tentang tatalaksana pemeliharaan sapi potong,
untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa tentang tatalaksana
pemeliharaan sapi potong, serta sebagai bahan informasi bagi yang memerlukan.
II.
2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Perkandangan
Pada prinsipnya, kandang berfungsi sebagai pelindung bagi ternak dan
3) Tata Letak
Penempatan kandang hendaknya disesuaikan dengan arus alir udara, air
dan lalu lintas kegiatan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi
dan penularan penyakit. Lokasi yang ideal untuk membangun kandang
adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi
mudah dicapai oleh kendaraan., kandang harus terpisah dari rumah tinggal
minimal jarak 10 m (Rianto dan Purbowati, 2013).
4) Karakteristik kandang
Persyaratan umum yang harus dipenuhi pada suatu kandang antara lain
sebagai berikut :
-
Luas ruang sesuai dengan bangsa sapi, umur, jenis kelamin, dan
jumlah sapi yang dipelihara
Bahan yang digunakan dipilih dan bahan yang relatif kuat, tidak
terkontaminasi dengan bahan beracun, dan tahan lama
harus kuat dan tahan lama, penataan dan peralatan kandang hendaknya dapat
memberikan kenyamanan kerja bagi petugas dalam proses produksi seperti
memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi, pembuangan kotoran dan
penanganan kesehatan, mempunyai permukaan yang lebih tinggi dari kondisi
sekelilingnya sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih
mudah, tersedia sumber air, dekat dengan sumber pakan, transportasi mudah
terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran, serta areal yang dapat diperluas.
2.2
Pemilihan Bibit
Sapi potong lokal Indonesia mempunyai keragaman genetik yang cukup
besar dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tropis yang kering (udara
panasdengan kelembaban rendah dan tata laksana pemeliharaan ekstensif,
kuantitas dan kualitas pakan terbatas, relative tahan serangan penyakit tropis dan
parasit, serta performans reproduksinya cukup efisien. Keunggulan tersebut
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai materi genetik dalam pengembangan sapi
potong yang unggul.
Bibit sapi potong yang akan digunakan sebagai ternak bakalan sangat
menentukan keberhasilan pengelolaan usaha penggemukan sapi potong. Petani
ternak sapi potong idealnya juga harus tahu betul dengan pengetahuan pembibitan
sapi potong dengan model penggemukan. Dalam menentukan pemilihan bibit sapi
potong yang akan digemukkan dianjurkan memilih bibit sapi potong yang tercatat
sebagai jenis ternak unggul lokal maupun sapi impor atau hasil persilangan.
Pemilihan
bibit
bakalan
memerlukan
ketelitian,
kejelian
dan
10
yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan
kombinasi antara hijauan dan konsentrat (Prabowo, 2007).
Menurut Edi Rianto dan Endang Purbowati dalam Panduan Lengkap
Sapi Potong (2013) menyatakan bahwa pakan utama yang diberikan pada sapi
potong berupa hijauan pakan ternak yang berkualitas dan mampu memberikan
nilai tambah pada pertambahan berat badan sapi potong.
Pakan tambahan atau penguat adalah pakan yang mempunyai kandungan
gizi tinggi dengan kandungan serat kasar yang relatif rendah, mudah dicerna dan
kaya nilai gizi. Sapi yang sedang digemukkan secara intensif (dikandangkan)
perlu diberi pakan tambahan yang cukup, karena usaha penggemukan ditujukan
untuk memperoleh tingkat pertumbuhan yang maksimal dalam waktu relatif
singkat. Bahan pakan tambahan terdiri dari: dedak halus, jagung giling, bungkil
kelapa, tepung ikan, garam, mineral dan lain-lain. Berbagai bahan pakan ini
disusun sedemikian rupa untuk mendapatkan kandungan protein kasar 15%.
Manfaat dari pakan tambahan ini adalah untuk mempertahankan hidup dan
menjamin kesehatan sapi yang sedang digemukan dan pertumbuhan badan akan
lebih cepat (umiyasih & Anggreany, 2007).
Dalam menyusun pakan ternak ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu tersedianya bahan baku pakan yang digunakan, kandungan zat-zat pakan
dari bahan baku tersebut, dan kebutuhan zat pakannya. Pemberian zat pakan harus
disesuaikan dengan kebutuhan ternak karena kebutuha zat pakan dan jumlah
11
Pengendalian Penyakit
Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam usaha peternakan sapi potong. Kerugian yang besar seringkali disebabkan
oleh timbulnya penyakit yang menyerang ternak ternak yang ada.
Sapi potong sehat merupakan faktor penting dalam meraih keberhasilan
usaha sapi potong. Karena itu perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian
penyakit. Pencegahan dan pengendalian penyakit adalah menjaga kebersihan
kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi, sapi yang sakit
dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan, mengusahakan
lantai kandang selalu kering, serta memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan
dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
Penyakit yang umum menyerang sapi adalah cacingan, kutu, brucellosis,
kembung, PMK (penyakit mulut dan kuku) dan diare. Hal ini disebabkan oleh
12
13
III.
Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong ini
adalah 5 ekor sapi jantan Bali, 5 ekor sapi jantan Madura, 3 ekor sapi jantan
Simental, 2 ekor sapi jantan Limousin, 2 ekor sapi betina Bali, dan 3 ekor sapi
betina Madura serta sarana prasarana pemeliharaan.
14
3.4.
2.
Perkandangan
3.
Pemilihan Bibit
4.
5.
Pemeliharaan Ternak
5. 1. Pemeliharaan pedet
5. 2. Pemeliharaan ternak dewasa / induk
6.
7.
Penjualan ternak
15
IV.
16
4.2. Perkandangan
a. Lokasi
Peternakan sapi potong milik Bapak Holiansyah terletak di daerah Pasar
Baru, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Lokasi peternakan ini memiliki suhu berkisar antara 21,8 C 30,05 C dengan
luas areal peternakan yaitu sekitar 500 m2. Kota Singkawang memiliki iklim
tropis dan rata-rata kelembaban udara di kota Singkawang adalah 70%.
Jarak antara kandang milik peternakan Bapak Holiansyah dengan
pemukiman penduduk yaitu 3 8 m. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat (Rianto
dan Purbowati, 2103) yang menyatakan lokasi yang ideal untuk membangun
kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk
tetapi mudah dicapai oleh kendaraan, kandang harus terpisah dari rumah tinggal
minimal jarak 10 m. Karena jika kandang dekat dengan pemukiman penduduk
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara akibat bau yang ditimbulkan
dari kotoran ternak yang dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya. Akan
tetapi, lokasi peternakan milik Bapak Holiansyah cukup strategis karena dekat
dengan pasar dan pusat kota. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Rianto dan
Purbowati, (2013) yang mengatakan bahwa salah satu syarat lokasi peternakan
adalah dekat dengan jalur transfortasi, hal tersebut dapat mempermudah peternak
untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan akses jalan yang baik.
b. Kandang
Kandang yang digunakan di peternakan milik Bapak Holiansyah
adalah kandang tipe ganda saling berhadapan (head to head), dengan ukuran
17
a) Lantai kandang
Lantai kandang terbuat dari kayu/papan yang disusun (diberi sedikit celah)
untuk memudahkan air urin mengalir ke bawah. Tetap pembuatan kandang
18
19
digunakan dalam pembuatan kandang harus kuat dan tahan lama serta
memudahkan dalam membersihan kotoran ternak.
20
Sapi bakalan yang dipilih tidak hanya berasal dari satu jenis saja
melainkan berasal dari berbagai jenis sapi misalnya sapi madura, simental,
limousin dan bali.
21
Bahan pakan yang dipilih harus berkualitas dan memenuhi syarat yaitu
tidak berjamur dan tidak berdebu. Konsentrat adalah pakan ternak yang berasal
dari biji bijian atau hasil samping dari pengelolaan produk pertanian seperti;
bungkil kacang, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, ampas tahu, tetes
dan sebagainya. Biasanya pakan konsentrat mengandung protein yang tinggi.
Pemberian
Prosentase
(kg)
(%)
Hijauan
40
87,43
Bungkil kelapa
10,93
Ampas kecap
0,75
1,64
Jumlah
45,75
100
22
Hijauan diambil pada pagi hari dan diangkut menggunakan mobil bak
terbuka milik Bapak Holiansyah sendiri. Hijauan yang diberikan berupa rumput
lapang segar. Pemberian pakan rumput segar 10% dari berat badan dilakukan pada
jam 10.00 WIB, sedangkan konsentrat diberikan 2% dari berat badan jam 14.00
WIB ditambah dengan hijauan. Ransum tambahan berupa bungkil kelapa dan
ampas kecap yang diberikan dengan cara dicampurkan dan ditambah air.
Diberikan sebelum pemberian hij auan sore hari. Selain itu, dapat ditambah
mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur. Pakan sapi dalam bentuk
campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah
ransum.
Dalam menyusun pakan ternak ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu tersedianya bahan baku pakan yang digunakan, kandungan zat-zat pakan
dari bahan baku tersebut dan kebutuhan zat pakannya. Pemberian pakan harus
23
disesuaikan dengan kebutuhan ternak karena kebutuhan zat pakan dan jumlah
konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan pertambahan bobot badan tidak
maksimal.
24
Colostrum adalah susu pertama yang dikeluarkan oleh sapi induk yang baru
melahirkan.
Pemeliharaan pedet di Peternakan milik Bapak Holiansyah tidak
memiliki perlakuan khusus pada pedet. Setelah dilahirkan, pedet mendapatkan
colostrum langsung dari induknya tanpa adanya batasan pemberian.
Setelah dilahirkan seharusnya pedet disapih dan dipisahkan dari
induknya. Akan tetapi, di Peternakan milik Bapak Holiansyah pedet tidak
mendapat perlakuan khusus seperti dipisah di kandang khusus masa sapih serta
mendapat pakan yang berkualitas tinggi. Pedet hanya dipelihara dengan cara
melepas bebas pedet di area kandang pemeliharaan. Pedet memperoleh makanan
hanya dengan menyusu pada induk dan makan hijauan mengikuti induknya.
b. Pemeliharaan Ternak Dewasa
Di Peternakan milik Bapak Holiansyah sapi yang dipelihara tidak hanya
sapi pejantan, tetapi juga memelihara sapi betina. Sapi jantan dipelihara di
kandang yang sama. Sapi dipelihara dengan sistem intensif (kreman), yaitu ternak
dipelihara secara terus menerus sampai saat dipanen, kebutuhan sapi disuplai oleh
peternak termasuk pakan dan minum.
Keberhasilan usaha pembibitan sapi potong salah satunya ditentukan
oleh keberhasilan reproduksi. Apabila pengelolaan reproduksi ternak dilakukan
dengan tepat maka akan menghasilkan kinerja reproduksi yang baik yaitu
peningkatan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet. Perkawinan pada sapi
potong bias dilakukan secara alami maupun kawin suntik (Inseminasi Buatan,IB).
25
Penanganan kelahiran.
26
27
28
29
V.
30
telah
mengikuti
standar
dengan
mengikuti
beberapa
aturan
penyembelihan yang baik dan pemeriksaan kesehatan ternak yang dilakukan oleh
dokter hewan sehingga daging yang di peroleh memenuhi standar ASUH ( Aman,
Sehat, Utuh dan Halal).
5.2. Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan adalah :
Untuk lebih memperhatikan dalam pembuatan kandang, bahan serta
kontruksi kandang sesuai dengan syarat pembuatan kandang agar ternak
dapat hidup dengan nyaman dan mudah dalam pembersihan.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015. Letak Geografis Menurut Lintang dan Bujur
Singkawang.
E. Rianto dan E. Prabowati, 2013. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya. Jakarta
Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2009. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha Sapi
Potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian.
Prabowo, A. 2007. Budidaya Penggemukan Sapi Potong dengan Nutrisi Organik.
Http://kab.merauke.go.id/index.php?option=com_content&task
=view&id=61&Itemid=9 Di akses tanggal 09 Desember 2015
Rasyid. 2007. Sapi Potong Lokal. Edisi Revisi. Penebar swadaya. Jakarta.
Santosa, U. 2009. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Umiyasih. U. dan Y.N. anggraeny (2007). Petunjuk Praktis Ransum Seimbang,
Strategi Pakan Pada Sapi Potong. Badan Penelitian dan
Pengembngan Peternakan. Departement Pendidikan. Jakarta.
33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Bentuk kandang
34
7
8
2
5
Keterangan :
Nomor 1 = lebar kandang 7 m
2 = panjang kandang 12 m
3 = lebar jalur untuk jalan 1, m
4 = lebar tempat sapi 2 m
5 = panjang setiap tiang ke tiang 1 m ( diisi 1 ekor sapi)
6 = tempat penyimpanan konsentrat
7 = Tempat penyimpanan peralatan
35
36
No.
Jenis Sapi
1
2
3
4
Limosin
Madura
Bali
Simental
rata- rata
Panjang
Badan (cm)
160
107
135
146
137
Lingkar Dada
(cm)
206
144
182
190
180,5
Bobot Badan
(kg)
519,84
275,56
416,16
449,44
415,25
: BB = (206+22)^2/100
= (228)^2/100
= (51984)/100
= 519,84 kg
Rata-rata
37
= 41,525 kg
38
39
Prosentase
Bungkil Kelapa
= 5 kg
Ampas Kecap
= 0,75 kg
Total
= 5,75 kg
= 5,75/415,25*100
= 1,38 %
Jenis Sapi
Limosin
Madura
Bali
Simental
Bobot
Badan
(kg)
519,84
275,56
416,16
449,44
Kebutuhan
pakan hijauan
(kg)
51,984
27,556
41,616
44,944
Kebutuhan
pakan
konsentrat (kg)
10,39
5,51
8,32
8,98
Jumlah
Prosentase (%)
Bali
Jantan
25
Bali
Betina
10
Limosin
Jantan
10
Madura
Jantan
25
Madura
Betina
15
Simental
Jantan
15
20
100
Jenis Sapi
Total
40
jenis hijauan
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
rumput lapang
Jenis Hijauan
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
Bungkil Kelapa + Ampas Kecap
41
KEGIATAN
KETERANGAN
06.00-06.30
Pembersihan kandang
dan peralatan
09.00-09.30
Pengangkutan rumput
09.30-10.00
14.00-15.00
Pemberian pakan
Pemberian pakan
15.00-15.30
15.30-16.00
Pemberian pakan
Pembersihan kandang
dan peralatan
Lantai
dibersihkan
dari kotoran serta
peralatan
dicuci
dengan air hingga
bersih,
lingkungan
sekitar
kandang
dibersihkan dari sisasisa rumput atau
kotoran lainnya.
rumput
lapang
diangkut ke lokasi
pemeliharaan
sapi
potong
dengan
transportasi pick up.
Hijauan 20 kg,
Bungkil kelapa 5
kg, ampas kecap
0,75
kg
(untuk
bungkil kelapa dan
ampas
kecap
dicampurkan dengan
air minum)
Hijauan 20 kg
Lingkungan sekitar
kandang dari kotoran,
membakar
kotoran
atau sampah untuk
pengasapan
sekitar
kandang
dan
peralatan
dicuci
dengan air hingga
bersih