You are on page 1of 19

JAMUR TIRAM

Kelompok 1
Terdiri dari:
Adinda Fatimah
Galih Caesario
Hilda Sarah
Saniyatul Ulya
S M A N E G E R I 5 0 J A K A RTA

XI IPA 1

Pengertian jamur tiram


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Fungi
:
Filum: Basidiomycota
Kelas: Homobasidiomycet
es
Ordo:
Agaricales
Famili: Tricholomataceae
Genus: Pleurotus
Spesies: P. ostreatus
Nama binomial
Pleurotus ostreatus

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok


Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri
umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak
cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering
dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. Jamur tiram adalah salah
satu sayuran atau panganan yang bergizi tinggi. Selain itu jamur tiram
merupakan sayuran paling sehat dan menyehatkan karena jamur tiram
dalam proses pembudidayaannya tidak menggunakan bahan kimia seperti
pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya.

Karakteristik Jamur Tiram


Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping
dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai
nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut
berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan
yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit
berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang
berukuran 8-113-4m serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh
dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di


hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk
di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon
yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.
Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus
memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk
membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan
limbah dari penggergajian kayu.

Siklus Hidup Jamur Tiram


Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe
perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun
seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual
basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk
secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya
yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara
seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang
bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian
tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih,
disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium
onokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid. Miselium terus bertumbuh
hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang
kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik.
Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 1020 C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm)
maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi
terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium.
Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad
basidiospora pada basidium. Basidium ini terletak pada bilah atau sekat
pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela).] Dari spora
yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan
memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan
dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus).

Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung


menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya
tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion). Dalam
tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan
meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat
langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.

Kandungan Gizi Jamur Tiram


Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of
Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein,
air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin
B1, vitamin B2, dan vitamin C. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi,
kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori.[10] Jamur
ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium,
karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup
tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%.
Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah
367 kalori
10,5-30,4 % protein
56,6 % karbohidrat
1,7-2,2 % lemak
0.20 mg thiamin
4.7-4.9 mg riboflavin
77,2 mg niacin
314.0 mg kalsium.

Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 %
lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan
seratnya mencapai 7,4- 24,6 % sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura
Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 4 % dari berat basah. Berarti
dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung
berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya
7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram
juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan,
threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72%
Lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman
dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol)
maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta
adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga
menimbulkan rasa enak.
Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan
D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2
(ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi
adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium.[10] Mineral
utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca
dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.
Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya
rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.

Jenis-jenis jamur tiram


Jamur Tiram Putih

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau white mushroom juga


dikenal dengan istilah jamur shimeji (Jepang). Di antara anggota
pleurotus, jamur inilah yang dikenal sebagai jamur tiram. Sekujur
buah berwarna putih karena sporanya tak berwarna. Diameter
tudung jamur dewasa antara 3 sampai 8 cm. Permukaan tudung
licin dan agak berminyak. Pada kondisi lembab tepiannya
bergelombang. Rasanya enak, gurih, dan agak kenyal. Rasanya
mirip daging ayam. Ia mudah menyerap zat sehingga bila diberi
bumbu, maka rasanya pun mengikuti. Dari beberapa jenis jamur
tiram, jamur tiram putih paling banyak dan populer dibudidayakan
di Indonesia, serta paling banyak di jual di pasaran, baik pasar
swalayan maupun pasar tradisional. Jamur tiram putih tumbuh
membentuk rumpun dalam satu media. Setiap rumpun mempunyai
percabangan yang cukup banyak. Daya simpannya lebih lama
dibandingkan dengan jamur tiram abu- abu, meskipun tudungnya
lebih tipis dibandingkan dengan jamur tiram cokelat dan jamur
tiram abu-abu.
Jamur Tiram Kuning
Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinipileatus) tudungnya
berdiameter 2 sampai 5 cm berwarna kuning cerah bak emas
sehingga dijuluki golden oyster alias jamur tiram emas. Saking
cantiknya, banyak yang enggan memasak jamur kuning karena
lebih senang memajang seperti tanaman hias. Padahal, rasanya
nutty, seperti kacang mete, meski warna sedikit memudar ketika
dimasak. Ekstrak jamur tiram kuning bersifat antioksidan dan
anthiperlipidemia. Jamur emas mengandung lektin yang berkhasiat
anti tumor. Hasil penelitian di China, dengan memasukkan 5 mg
lektin per bobot tubuh tikus pengidap sarkoma, mampu
menghambat pertumbuhan tumor hingga 80%. Selain itu, ekstrak
gilikoprotein dari jamur tiram kuning berdosis 12,5 mg/ml ampuh
menghadang proliferasi sel kanker leukimia. Ia pun bisa
dimanfaatkan sebagai afrodisiak, yaitu pembangkit gairah laki-laki.
Jamur Tiram Abu-Abu
Tiram abu-abu (Pleurotus sayor caju) warna tudung atau tubuh
buahnya abu-abu (shimeji grey), dengan diameter tudung antara 4
sampai 12 cm. Jumlah cabangnya agak sedikit. Mikologi

penggolongannya sama dengan jamur tiram putih, perbedaannya


hanya pada spesiesnya. Jamur ini agak sulit dtiemui di pasar dan amat
sedikit yang membudidayakaannya. Kelebihan jamur tiram abu- abu
adalah bercitarasa agak manis. Jamur tiram abu-abu mempunyai
rumpun paling banyak dibandingkan dengan jamur tiram cokelat
maupun jamur tiram putih, tetapi jumlah cabangnya sedikit dan lebih
tipis dibandingkan dengan jamur tiram cokelat. Daya simpannya
paling pendek.
Jamur Tiram Merah
Jamur tiram merah (Pleurotus flabellatus) dijepang dikenal
dengan nama sakura shimeji karena tudungnya berwarna kemerahan.
Tudung atau tubuh buahnya agak tebal dan jumlah cabangnya dalam
satu rumpun lebih sedikit. Diameter tudung antara 5 sampai 10 cm.
Sosok tiram merah muda tak kalah cantik. Warna pink terlihat jelas
saat jamur masih muda dan perlahan memudar seiring pertambahan
umur. Saat dimasak warnanya lekas hilang karena panas. Ahli kuliner
memanfaatkan tiram merah muda sebagai pengisi salad supaya warna
semarak. Ia bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit yang
berhubungan dengan darah.
Jamur Tiram Cokelat
Jamur tiram cokelat (Pleurotus cytidiosus) dikenal dengan nama
jamur abalon. Warna tudungnya keabu abuan sampai abu abu
kecoklatan. Diameternya antara 4 sampai 10 cm. Jamur tiram coklat
lebih gurih dan dagingnya lebih segar dengan aroma yang cukup
tajam. Jamur tiram cokelat mempunyai rumpun yang sangat sedikit
dibandingkan dengan jamur tiram putih dan jamur tiram abu-abu,
tetapi tudungnya lebih tebal dan daya simpannya lebih lama.
Jamur Tiram Raja
Jamur tiram raja (Pleurotus umbellatus) disebut juga king oyster.
Jamur ini tidak bercabang sehingga tidak banyak individu yang
terbentuk. Jamur tiram raja memiliki batang yang tebal dan memiliki
tekstur yang kenyal dan rasa sedikit manis. Jamur tiram ini memiliki
daya simpan yang lebih panjang dibandingkan dengan varietas jamur
tiram lainnya. Budidaya Jamur Tiram Raja telah berkembang pesat di
Asia Tenggara selama dekade terakhir. Tahun 1993, perusahaan di

Cina, Taiwan dan Jepang telah mulai memproduksi secara komersial


jamur tiram yang lezat ini. Jamur Tiram King dijual segar di pasar
lokal dan diekspor kering atau dalam stoples. Jamur ini dapat
ditemukan dalam bentuk kering di toko-toko khusus Cina.
Jamur Tiram Biru
Beberapa jenis jamur tiram yang telah disebutkan diatas, jamur
tiram putih, abu-abu, dan cokelat paling banyak dibudidayakan karena
mempunyai sifat adaptasi dengan lingkungan yang baik dan tingkat
produktivitasnya cukup tinggi.

Manfaat Jamur Tiram


Bernilai gizi tinggi

Jamur tiram kering mengandung, karbohidrat (20-33%),


lemak (2-6%), dan protein (26-32%). Dalam lemak tersebut,
banyak didapatkan asam linoleat sekitar 44-50%, yang merupakan
asam lemak esensial (dibutuhkan dari luar, karena tubuh tidak bisa
membuat), M.M. Rashad 2009. Asam linoleat ini diperlukan untuk
membuat fosfolipid, sehingga bisa mencegah perlemakan liver, juga
diperlukan dalam proses pembuangan kolesterol. Protein yang
didapatkan dalam Jamur tiram kaya akan asam amino Glutamat,
yang mana dapat meningkatkan cita rasa masakan. Jamur tiram
mengandung vitamin A, vit. B1 (tiamin), vit. B2 (riboflavin), vit.
B3 (niacin), vit. B7 (biotin), vit. C (askorbat) dan vitamin D.
Kandungan mineral dalam jamur tiram diantaranya, kalsium (Ca+
+
), Natrium (Na+), Kalium (K+), zat besi (Fe++), magnesium (Mg++),
Mangan (Mn++), Tembaga (Cu), Zeng (Zn), dan Fosfor (P).
Kandungan mineral tertinggi dalam jamur tiram adalah natrium
atau kalium, tergantung media tanam
Dapat menurunkan kolesterol darah
Jamur tiram merupakan sumber lovastatin yang alami,
diperkirakan 100 gr jamur tiram (kering) mengandung 2.8%
lovastatin. Lovastatin dapat menghambat sintesis (pembentukan)
kolesterol dalam tubuh kita, dengan jalan menghambat enzim
(suatu protein) HMG-KoA reduktase. Untuk orang Indonesia yang
makanan pokoknya dari tumbuh-tumbuhan (nasi) yang tidak
mengandung kholesterol, maka obat ini lebih berhasil menurunkan
kholesterol darah bila dibandingkan dengan obat golongan lainnya.
Karena makanan kita sedikit sekali yang berasal dari hewan, maka
obat yang menghambat penyerapan kolesterol kurang berhasil.

Dapat menurunkan kadar glukosa darah dan triglisrida


Khatun K, 2006, meneliti 30 orang yang makanannya
ditambah jamur secara bergantian (cross over design) menunjukkan

bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar glukosa darah dan


trigliserida pada penderita diabetes meliitus. Chorvathova V, 1993
meneliti dengan memakai tikus percobaan yang dibuat diabetes
mellitus dan kolesterolnya tinggi. Setelah pemberian makanan yang
mengandung jamur tiram 4% dari berat makanannya selama dua
bulan, kadar glukosa darah dan kolesterolnya turun.
Dapat memperlambat timbulnya beberapa macam penyakit
degeneratif
Penelitian yang dilakukan oleh Jayakumar T, 2010
menunjukkan bahwa ekstrak dari jamur tiram yang diberikan secara
intra-peritonial pada tikus, dapat meningkatkan ekspresi gene
Catalase, suatu enzim, yang dapat menghilangkan H2O2. Dengan
demikian jamur tiram dapat mengurangi akibat negatif yang
disebabkan oleh oksidan. Oksidan dan radikal bebas dapat
menyebabkan lebih dari 50 macam penyakit degeneratif, seperti
kepikunan, katarak, penyakit jantung dan pembuluh darah, kencing
manis, rematik, menurunnya daya tahan tubuh, dan bermacammacam kanker.
Berpotensi untuk mengobati kanker prostat tertentu dan kanker usus
besar
Percobaan in vitro (pada benda mati dalam tabung reaksi)
jamur tiram mengandung suatu karbohidrat (polysakarida) yang
potensial untuk kanker prostat yang bukan disebabkan oleh hormon
androgen (androgen independent prostat cancer). Percobaan in vitro
oleh Wu J.Y. 2010, menunjukkan suatu protein yang diperoleh dari
jamur tiram dapat mempercepat kematian sel kanker yang berasal
dari usus besar.

Mengurangi efek negatif dari suatu polusi dengan menyerap metal


tertentu yang berpotensi toksik

Selain untuk makanan yang bernilai gizi cukup tinggi, dan


pengobatan alternatif, jamur tiram bisa digunakan untuk menyerap
polusi metal chrom (Cr). Polusi ini sering terjadi akibat
pembuangan/limbah dari pabrik kaleng.

Efek Samping Jamur Tiram


Jamur tiram mengandung arabitol, yang dapat menimbulkan
gangguan pencernaan bagi orang yang sensitif, sedangkan bagi orang lain
pada umumnya tidak akan menimbulkan gejala apapun, bahkan jamur
mengandung serat yang baik untuk membantu pencernaan

Pengolahan Jamur Tiram


Permen Jeli Jamur Tiram

Bahan dan alat:


1. Jamur Tiram 50 g
2. Gula pasir 100 g
3. Gelatin 20 g
4. Air 100 g
Alat:
1. Panci
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Loyang
5. Pisau
Cara membuat:
1. Rebus jamur tiram hingga masak kemudian blender dengan air
secukupnya.
2. Masukkan gula pada panci sebanyak 100 gram (1 ons) dan tambahkan
jus jamur (blenderan jamur sebanyak 100 ml).
3. Rebus dalam panci hingga mendidih dan air mulai berkurang (agak
kental)
4. Tambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air.
5. Aduk terus hingga kental (cairan jika diangkat dengan pengadung
hanya menetes pelan.
6. Angkat dari kompor setelah agak dingin tuangkan ke dalam loyang.
7. Biarkan selama semalam

8. Potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian lepaskan dari


loyang.
9. Jika diinginkan permen dapat ditaburi dengan gula halus.
10. Permen siap dikemas.

Kerupuk Jamur
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah:
1. Jamur Tiram (1/2 kg),
2. Tepung tapioka (1/2 kg),
3. Telur bebek (2 butir),
4. Gula secukupnya,
5. Garam secukupnya,
6. Minyak goreng secukupnya,
7. Air (100 cc),
8. Tali/benang, dan plastik.
Peralatan yang digunakan adalah:
1. Kompor,
2. Dandang,
3. Baskom plastik,

4. Talenan,
5. Pisau,
6. Cobek/penumbuk dan sealer.
Proses Pembuatan:
1. Jamur dicuci hingga bersih
2. Kukus atau rebus hingga matang
3. Haluskan dengan gilingan daging atau ditumbuk
4. Campur tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, kemudian
masukkan jamur yang telah dihaluskan, telur bebek, gula dan garam,
aduk dan uleni hingga kalis
5. Masukkan adonan ke dalam plastik atau daun dengan diameter 5 cm,
dan ikat dengan tali/benang.
6. Kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan
7. Iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar
matahari/mesin pengering.
8. Kerupuk jamur kering siap dikemas dan dijual mentah. Atau digoreng
dan dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang

Abon Jamur Tiram


Bahan yang digunakan adalah :
1. Jamur Tiram (5 kg) ,
2. Kelapa tua berukuran sedang (7 butir ),
3. Gula merah (2 ons ),
4. Bawang merah (2 ons ),

5. Bawang putih (1 ons),


6. Cabe merah ( ons ),
7. Ketumbar (40 gram), dan
8. Minyak goreng secukupnya.
Peralatan yang digunakan:
1. Kompor,
2. Panci email,
3. Wajan penggoreng,
4. Alat pengepres,
5. Timbangan,
6. Cobek atau blender,
7. Parutan,
8. Talenan,
9. Nyiru,
10. Baskom,
11. Pisau,
12. Pengaduk, dan
13. Alat penutup kantung plastik.
Proses Pembuatan
1. Jamur tiram direbus selama 10 menit.
2. Dinginkan dan potong tipis-tipis mengikuti alur lamela atau suwiri
dengan tangan.

3. Bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian masukkan


jamur tiram yang telah disuwiri, dan tambahkan santan kental
4. Goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna coklat tua
5. Tiriskan, dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan
6. Abon siap dikemas Jamur

Cara Budidaya Jamur Tiram


1. Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Dalam persiapan budidaya jamur tiram ini yang perlu dipersiapkan
adalah bangunan atau ruangan untuk tempat mengembangbiakkan atau
membudidayakan jamur tiram. Dalam hal ini bangunan atau ruangan
rumah juga bisa digunakan sebagai tempat budidaya jamur tiram, namun
yang paling penting yang harus diketahui terkait ruangan pembudidayaan
jamur tiram ini terdiri dari:
A. Ruangan Persiapan
Ruangan ini digunakan untuk melakukan berbagai kegiataan awal
budidaya jamur tiram, seperti kegiatan pengayakan, pencampuran
pewadahan, dan juga sterilisasi.
B. Ruang Inokulasi
Ruangan inokulasi duganakan untuk tempat menanam bibit pada media
tanam, ruangan ini harus mudah dibersihkan, serta ruangan juga harus
tidak banyak memiliki ventilasi yang dimaksudkan untuk menghindari
kontaminasi dari mikroba.
C. Ruang Inkubasi
Ruangan ini berfungsi untuk menumbuhkan meselium jamur pada media
tanam yang sudah di inokulasi. Kondisi ruangan ini harus diatur dengan
suhu antara 22-29 drajat celcius dan dengan kelembaban 60-80 persen.
Ruangan ini juga harus dilengkapi dengan rak-rak yang terbuat dari
bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastik yang
sudah di inokulasi.

D. Ruang Penanaman
Ruangan ini digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan
ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot atau
pengabutan. Pengabutan bertujuan untuk menyiram dan mengatur suhu
udara pada kondisi optimal yaitu 16-22 derajat celcius dengan
kelembaban 80-90 persen.

2. Peralatan dan Bahan Budidaya Jamur Tiram


Dalam pembudidayaan jamur tiram, maka peralatan-peralatan
yang harus dipersiapakan terdiri dari mixer, cangkul, sekop, filler,
botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, dan centong. Sementara
bahan-bahan yang perlu dipersiapkan adalah serbuk kayu, bekatul atau
dedak, kapur CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan),
glukosa, kantong plastik, karet, kapas, dan cincin plastik.
3. Proses Budidaya Jamur Tiram
Dalam proses budidaya jamur tiram ini, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapakan diantaranya adalah serbuk gergaji,
bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
B. Pengayakan
Serbuk kayu yang sudah diperoleh sebaiknya dilakukan pengayakan.
Hal ini dimaksudkan agar tingkat keseragaman serbuk terjaga dengan
baik agar tingkat pertumbuhan misela akan merata. Media pengayak
serbuk kayu dapat dibuat sama dengan ukuran mengayak pasir. Dalam
proses pengayakan perlu menggunakan masker karena dalam serbuk
gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
C. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur
dengan serbuk gergaji dan selanjutnya disiram dengan air sekitar 50-

60 persen atau bila kita kepal serbuk tersebut sudah menggumpal,


tetapi tidak keluar air. Hal ini menandakan bahwa kadar air sudah
cukup.
E. Pembungkusan (pembuatan baglog)
Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan plastik
polipropilen dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus,
yaitu dengan memaskukkan media kedalam plastik dan kemudian
dipukul atau ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan
filler dan kemudian dismpan.
F. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang
bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir
yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi
dilakukan pada suhu 90 100 derajat celcius selama 12 jam.

G. Inokulasi (Pemberian Bibit)


Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media
jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam
setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya
dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3
sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan
kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
H. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan
inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh
media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih
merata antara 40 60 hari.
4.

Panen Jamur Tiram


Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang
optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh

calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk


mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.

You might also like