Professional Documents
Culture Documents
A.
Definisi
Hiperaktivitas disebut juga gangguan defisit atensi (GDAH).
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku seseorang yang menunjukan sikap tidak
mau diam, tidak menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri).
Anak hiperaktiv adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa
perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu
memusatkan perhatian, hiperaktiv dan impulsif.
Hiperaktif, yang secara teknis dikenal sebagai attention deficit-hyperactivity
disorder adalah penyakit serius yang membuat anak-anak tidak dapat memusatkan
perhatian dan impulsif.
B.
Prognosis
Perjalanan penyakit GDAH agak bervariasi. Gejala dapat menetap sampai masa
remaja atau kehidupan dewasa, gejala dapat menghilang pada pubertas, atau
hiperaktivitas mungkin menghilang, tetapi penurunan rentang atensi dan masalah
pengendalian impuls mungkin menetap.
Overaktivitas biasanya merupakan, gejala pertama yang menghilang dan
distrakbilitas adalah yang terakhir. Remisi kemungkinan tidak terjadi sebelum usia
12 tahun, biasanya terjadi antara usia 12 dan 20 tahun. Sebagian besar pasien
dengan GDAH mengalami remisi parsial dan rentan terhadap gangguan kepribadian
antisosial dan gangguan kepribadian lain dan gangguan mood. Masalah belajar
seringkali terus ada. Sekitar 15 sampai 20 persen kasus, gejala GDAH menetap
sampai masa dewasa. Mereka dengan gangguan mungkin menunjukan penurunan
hiperaktivitas tetapi tetap impulsif dan rentan terhadap kecelakaan.
Anakanak dengan GDAH yang gejalanya menetap sampai masa remaja adalah
berada dalam risiko tinggi untuk mengalami gangguan konduksi. 50 persen anak
anak dengan gangguan konduksi akan mengembangkan gangguan kepribadian
C.
Klasifikasi
Dr. Erik Taylor membagi perilaku aktif yang berlebihan menjadi 3, yaitu :
1.
Overaktivitas
Yaitu perilaku anak yang tidak mau diam yang disebabkan kelebihan energi.
2.
Hiperaktivitas
Yaitu pola perilaku overaktif yang cenderung ngawur (tidak pada tempatnya).
3.
Sindrom hiperkinetik
Yaitu semua bentuk hiperaktivitas parah, yang menyertai jenis kelambatan lain
dalam perkembangan psikologi, misalnya sikap kikuk dan kesulitan bicara.
Berbagai Tipe Hiperkinetik atau GPPH/ADHD :
Tipe kombinasi
D.
Etiologi
Beberapa faktor penyebab hiperaktif secara umum :
1.
2.
Cedera otak
3.
4.
Lemah pendengaran
5.
Faktor psikis
Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan
masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal,
persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia
dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor
seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang
merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif
2.
Faktor etiologi dalam bidang neurologi yang sampai kini banyak dianut adalah
terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama
dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses
konsentrasi Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di
daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbitalprefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.
3.
Faktor toksik
Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan
anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa
kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
5.
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang
tua dengan anaknya.
E.
Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama
yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu :
1.
Inatensi
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan
seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak
tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah
sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.
2.
Hiperaktif
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk
dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan
berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat.
Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
3.
Impulsif
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada
semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali.
Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa
pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak
tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan
menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai
diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi
lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang
membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada
beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi
sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2
situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.
Beberapa tanda-tanda ADHD/Hiperaktif, antara lain :
1.
Hiperaktiviti
Selalu berlari ke sana ke mari atau suka memanjat dan pada kebanyakan masa
kelihatan kekok
Kerap menghadapi masalah dalam bermain atau melakukan aktivitas aktif
sendiri
2.
Sering gagal dalam memfokuskan perhatian pada suatu hal serta membuat
kesalahan ketika membuat tugas sekolah atau aktivitas-aktivitas lain
Selalu tidak mematuhi arahan dan gagal menyiapkan kerja sekolah, kerja harian
atau tugas
Kerap mengelak, tidak suka atau keberatan dalam melakukan suatu tugas yang
memerlukan perhatian yang lama (seperti kerja sekolah atau kerja rumah)
Selalu kehilangan barang (misalnya pensil, pemadam, buku atau tugasan
sekolah, mainan dan sebagainya)
Mudah pelupa walaupun tidak sepatutnya jika mengikut usia dan kemampuan
3.
F.
1.
Masalah ADHD/Hiperaktifitas :
a.
Masalah sosial.
Mereka kerap disisihkan dan tidak dihiraukan oleh rekan-rekan sebayanya. Mereka
juga kerap berhadapan dengan masalah akademik.
b.
Masalah keluarga.
Anak-anak ini kerap menimbulkan masalah kepada mereka yang tinggal serumah
dengan mereka atau mereka yang berinteraksi dengannya sehingga menimbulkan
kedaan tegang. Ibu bapak sering salahkan diri kerena tingkah laku anak-anak
mereka. Beban rasa salah ini boleh menjadi ringan jika ibu bapak memahami
keadaan sebenarnya yang dialami oleh anak mereka.
2.
3.
Depresi
Gangguan cemas
Kesulitan belajar
Retardasi mental
Autisme
G.
Komplikasi
H.
Penatalaksanaan
Tidak ada anak yang benar-benar berantakan tanpa mempunyai segi positif,
sekalipun ia tergolong anak yang hiperaktif. Satu hal yang salah & sering terjadi,
bahwa orang tua mengukur segi positif anak dengan saudara sekandung atau
teman sebayanya.
Perlu disadari bahwa setiap anak mempunyai perkembangan yang berbeda
meskipun saudara sekandung. Beberapa peraturan bagi anak dapat dibuat dengan
memenuhi syarat berikut : jelas & tidak abstrak, sesuai syari, diawali dengan
peraturan mudah dalam waktu yang pendek, tidak dengan marah ketika
menerangkannya pada anak, sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan tidak
terlalu banyak.
2.
Memberi hadiah
Misalnya jika anak berhasil, yang bersifat : langsung diberikan, menyenang-kan hati
anak tanpa keluar dari batas syari, konsisten yang berarti diberikan bagi anak yang
benar-benar berhasil dan bukan karena rengekan, disampaikan dengan hangat &
dibarengai dengan pujian.
3. Sekali waktu mengajak anak menyalurkan energinya di tempat yang lebih luas,
misalnya di taman.
Jika orang tua merasa butuh pertolongan, anak bisa dibawa ke klinik spesialis
terpadu. Disana anak akan dibantu oleh beberapa ahlinya dalam ilmu penyakit jiwa
anak, ilmu jiwa klinik, ilmu jiwa pendidikan, dokter anak & psikoterapis.
Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan
membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
Kenali kelebihan dan bakat anak
Membantu anak dalam bersosialisasi Menggunakan teknik-teknik pengelolaan
perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila
anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu
memonitor perilaku anak Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak
untuk menyalurkan kelebihan energinya.
Membangkitkan rasa percaya diri anak dan bekerja sama dengan guru di
sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya
Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri
dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik
kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan
anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.