Professional Documents
Culture Documents
OLEH
FARMASI B2
ASISTEN PENANGGUNGJAWAB
RIZKI AMALIA HASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacammacam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel di antara suatu fase
gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fase diam yang juga bisa berupa
cairan ataupun suatu padatan. Penemu kromatografi adalah Tswett yang pada
tahun
1903,
mencoba
memisahkan
pigmen-pigmen
dari
daun
dengan
menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO 4). lstilah kromatografi
diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang
bergerak ke bawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga
menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun
Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang
proses kromatografi (Day, R.A. 1999).
Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai
digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian
pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an, kromatografi mulai
berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938
oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun
1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk
ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan cepat
kromatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan
kromatografi ga s dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James
mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun
1952 dan akhir tahun 1960-an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu
teknik analisis yang canggih (Hendayana. 2006).
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas
berdiameter besar, pada dasarnya di bawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama
dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 196-an,
semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai
suatu teknik mengimbangi kromatografi gas (Hendayana. 2006).
kadar
luas
paracetamol
area
terbesar
secara
yang
KCKT
dengan
terbaca
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna
dan graphienberarti menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh
Michael Tswestt (1903) seorang ahli botani Rusia. Michael Tswestt dalam
percobaannya berhasil memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam
ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk kalsium karbonat (CaCO 3).
Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil
pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan. Dari pita-pita
berwarna
tersebut
muncul
istilah
kromatografi
yang
berasal
dari
dalam
biokimia
dan
kimia
analitik
yang
dalam
biokimia
dan
kimia
analitik
yang
kolom
yang
berisi
serbuk
halus.
Sifat-sifat
yang
(a)
menghasilkan
tekanan
sampai
600
psi
(d)
bahan
tahan
korosi;
(e) dapat
tiga
keuntungan
jenis
dan
pompa
yang
kekurangan
masing-masing
yaitu
pompa
memiliki
reciprocating,
yang
dapat
persyaratan,
diamati
yaitu:
dengan
HPLC
memiliki
a). Senyawa-senyawa
ionik;
peruraian);
c). Senyawa-senyawa
dengan
massa
yang
dimasukkan
harus
sekecil
mungkin,
merupakan
tempat
berlangsungnya
pemisahan
Kolom
utama
berisi
fase
diam,
tempat
terjadinya
pemisahan
campuran
menjadi
komponen-komponennya.
dan
keluaran
HPLC
dihubungkan
dengan fraction
ini
mendeteksi
komponen-komponen
yang
Hasil
percobaan
akan
dicetak
dalam
bentuk
jumlah
peak
menyatakan
jumlah
komponen.
Analisis
(Tr)
Sedangkan
analit/sampel
analisis
dengan
kuantitatif
waktu
dapat
retensi
standar.
dilakukan
dengan
didasarkan pada luas area peak atau tinggi peak dengan metode
standar kalibrasi (Hendayana. 2006).
KCKT merupakan metode tidak desktruktif dan dapat
digunakan baik dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif.
Kromatografi merupakan teknik yang mana solut (zat terlarut)
terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut
ini melewati suatu kolom kromatografi. Interaksi KCKT pada
dasarnya terdiri atas 8 komponen pokok, yaitu : wadah fase
gerak, sistem penghantaran fase gerak, alat untuk memasukkan
sampel, kolom, detektor, wadah penampung buangan fase
gerak, tabung penghubung, suatu komputer atau integrator atau
penekan. (Gandjar & Rohman. 2009).
Pada kromatografi cair ini digunakan kolom tabung gelas
dengan bermacam daimeter. KCKT berbeda dari kromatografi cair
klasik. HPLC menggunakan kolom dengan diameter kecil, 2-8 mm
dengan ukuran partikel penunjang 50 mm, sedangkan laju aliran
dipertinggi dengan tekanan yang tinggi (Khopkar.1990).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Aquadest, air suling
Rumus molekul
: H2O
Berat molekul
: 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai pelarut
2. Paracetamol (Dirjen POM, 1979: 37)
Nama resmi
: ACETAMINOPHENUM
Nama lain
: Asetaminofen, parasetamol
Rumus molekul
: C8H9NO2
Berat molekul
: 151,16
Rumus struktur
:
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
dari cahaya.
Kegunaan
: Sebagai sampel
Pemerian
Penyimpanan
Kelarutan
Nama resmi
: KALIUM BIFOSFAT
Nama lain
: Dikalium hidrogen fosfat p, kalium fosfat
Rmumus molekul : KH2PO4
Rumus struktur
:
Pemerian
: Serbuk hablur; putih
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
5. Metanol
(Dirjen POM,
1979:
706)
Nama resmi
: METHANOL
Nama lain
: Metanol
Rumus molekul
: CH3OH
Bobot jenis
: (15,50/15,50)
0,796-0,798
Rumus struktur
:
Pemerian
Pengeringan
BAB III
METODOLOGI KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, gelas piala, labu
ukur, pipet volume, seperangkat alat kromatografi cair kinerja
tinggi, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan
aquadest,
larutan
baku
PCT,
dalam
percobaan
metanol,
dan
ini
yaitu
tablet
yang
mengandung PCT.
B. Cara Kerja
1. Pembuatan pereaksi
a. Metanol 60%
Diencerkan methanol 600 ml dengan aquadest 600 ml
dalam gelas piala 1000 ml dan dihomogenkan.
b. Dapar fosfat pH 6,8
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang dikalium hidrogen fosfat 1,7418 gram dan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel pengamatan
1. Larutan baku PCT
Konsentras Luas area
i (X)
25
50
75
100
125
= 375
X2
Waktu
(Y)
2488335
4126411
XY
62208375
20632055
625
retensi
1,51
1,50
6744285
0
50582137
8901360
5
89013600
10667748
0
13334685
32928139
00
29979548
00
2. Sampel
Injeksi
Waktu
retensi
7762424
1,51
7777816
1,51
B. Perhitungan
(X) x (Y) n(XY)
1. a = ( ( X ) ) 2 - n (X)2
a=
a=
12348052125 14989774000
140625- 171875
a=
-2641721875
-31250
a=
84535
2500
5625
10000
15625
34375
1,51
1,51
1,51
1,51
( X ) x ( XY ) ( X )2 x (Y)
2. b = ( ( X ) ) 2 - n (X)2
375 x 2997954800 34375 x 32928139
b = (375 ) 2 - 5 (34375)
b=
1124233050000 1131904778125
140625- 171875
-7671728125
b = -31250
b = 24549
Y = aX + b
7762424 =
X=
84535
X+
24549
X+
24549
7762424 24549
84535
7737875
84535
X = 91,53 ppm
Y = aX + b
7777816 =
X=
84535
7777816 24549
84535
7753267
84535
X = 91,71 ppm
Luas area
15000000
10000000
Axis Title
5000000
0
0
50
100 150
Axis Title
C.
Kur
va Baku
D. Pembahasan
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga
disebut dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970an. Saat ini, KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima
secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu
dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain: farmasi,
piala,
kromatografi
labu
ukur,
cair
kinerja
pipet
volume,
tinggi,
dan
seperangkat
timbangan
alat
analitik.
alat
dan
bahan
lalu
dibuat
pereaksi.
Cara
fase
gerak
dengan
perbandingan
dapar
suatu
pemisahannya.
sediaan
dapat
diketahui
berdasarkan
proses
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan
dan
analisis
data
dapat
mendampingi
praktikan
menghadapi praktikan.
2. Laboratorium
Sebaiknya alat-alat lab dilengkapi
dan
sabar
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, S. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan
Elektroforesis Modern. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Day, R.A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes
RI
Gandjar, Ibnu Ghalib dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI