You are on page 1of 20

ANATOMI KATAK SAWAH (Fejervaria cancrivora)

Oleh:
Nama
: Gina Amalia
NIM
: B1J013004
Rombongan
: IV
Kelompok
: 1
Asisten : Senja Rahayu Kinanti

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

Gambar 1. Morfologi Katak Sawah (Fejervaria cancrivora)


Keterangan Gambar :
1. Caput

15. Digiti

2. Truncus

16. Femur

3. Nares externa

17. Crus

4. Cavum oris

18. Web

5. Saccus vocalis

19. Pes

6. Organon visus

20. Extrimitas posterior

7. Membran nictitans
8. Palpebra superior
9. Palpebra inferior
10.Columella
11.Annulus tympanicus
12.Brachium
13.Antebrachium
14.Extrimitas anterior

21. Manus

Gambar 2. Anatomi Rongga Mulut Katak Sawah (Fejervaria


cancrivora)
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Os. vomer
Choane
Muscullus maksilla
Tuba eustachius
Oesophagus
Glottis
Mandibulla
Lingua

Gambar 3. Anatomi Otot Extrimitas Posterior Katak Sawah


(Fejervaria cancrivora)
Keterangan Gambar :
1. Muscullus trisep femoris
2. Muscullus sartorius
3. Muscullus adductor magnus
4. Muscullus gracillis mayor
5. Muscullus gracillis minor
6. Tulang femur
7. Muscullus gastronimeus
8. Tulang tibia fibula
9. Tibialis anticus brevis
10.Tibialis anticus longus
11.Tibialis posticus
12.Femur
13.crus

Gambar 4. Anatomi Otot Ventral Katak Sawah (Fejervaria


cancrivora)
Keterangan Gambar:
1. Muscullus submandibularis
2. Muscullus subhyoideus
3. Pars scapularis
4. Pars episternalis
5. Pars sternalis
6. Muscullus coracoradialis
7. Muscullus rectus abdominis
8. Pars abdominalis
9. Muscullus obliqus externus
10.Inscription tendinae
11.Linea alba
12.Muscullus deltoideus
13.Otot abdomen

Gambar 5. Anatomi Sistem Pencernaan Katak Sawah (Fejervaria


cancrivora)
Keterangan Gambar :
1. Oesophagus
2. Gastrum
3. Pylorus
4. Hepar
5. Ductus hepaticus
6. Ductus cysticus
7. Vesica felea
8. Pancreas
9. Ductus pancreadicus
10.Ductus choleodocus
11.Duodenum
12.Intestine
13.Otot abdomen
14.Rectum
15.Cloaca

Gambar 6. Anatomi Sistem Reproduksi Katak Sawah Jantan


(Fejervaria cancrivora)
Keterangan Gambar :

1. Corpus adiposum
2. Kelenjar adrenal
3. Ren
4. Testis
5. Ureter
6. Vesica urinaria
7. Cloaca

Gambar 7. Anatomi Sistem Reproduksi Katak Sawah Betina


(Fejervaria cancrivora)
Keterangan Gambar :

1. Osteum tuba
2. Tuba falopii
3. Corpus adiposum
4. Oviduct
5. Ren
6. Ureter
7. Vesica urinaria
8. Cloaca

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagian

besar wilayah dunia terdiri dari air. Sehingga banyak

berbagai jenis hewan air, salah satunya ikan. Ikan adalah hewan berdarah

dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang, sirip dan
terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana
tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang
disebabkan oleh arus angin. Ikan bernafas menggunakan insang yang
berada di bagian kanan dan kiri dari kepalanya, tetapi ada beberapa jenis
ikan yang bernapas dengan paru- paru. Ekosistem ikan ada 2 macam,
yaitu perairan tawar dan perairan laut. Ikan yang hidup di perairan laut
lebih banyak mengeluarkan urin.
Ikan Nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus hasselti)
adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Habitat asli dari
Ikan Nilem yaitu di daerah beriklim sedang, dengan suhu berkisar 18-28
C dan pH antara 6.0-7.0 dengan kandungan oksigen terlarut yang cukup
tinggi.

Ikan Nilem juga banyak dibudidayakan karena memiliki nilai

ekonomis yang tinggi dan dapat dikonsumsi oleh manusia karena


mengandung gizi serta protein yang tinggi. Selain memiliki nilai
ekonomis, Ikan Nilem juga berperan dalam biocleaning agent karena
sifatnya yang suka memakan detritus dan perifeton sehingga ikan ini
digunakan untuk membersikan keramba jaring apung.
Ikan Lele (Clarias batrachus) merupakan salah satu jenis ikan
konsumsi air tawar. Ikan Lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain
ikan yang memiliki kumis. Ciri dari Ikan Lele yaitu bentuk tubuh
memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat duri yang keras dan
runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan
terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Ikan Lele memiliki
sifat nokturnal, yaitu aktif dan bergerak mencari makanan pada malam
hari sedangkan pada siang hari hanya berdiam diri dan berlindung di
tempat gelap.
Ikan Nilem dan Ikan Lele dipilih sebagai preparat pratikum yang
digunakan dalam pratikum ini untuk mewakili species dari class pisces
karena cara hidupnya sederhana, harganya murah dan mudah diperoleh.
Selain itu ukurannya cukup besar, menunjukkan banyak persamaan
dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tingkat tinggi, serta letak
organ-organnya mudah untuk dipelajari.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui morfologi
dan anatomi Katak Sawah (Fejervaria cancrivora).

II.

MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah
dan jarum penusuk.
Bahan

yang

digunakan

adalah

Katak

Sawah

(Fejervaria

cancrivora), air kran, kloroform, dan tissue.


B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Katak yang masih hidup dibius dengan larutan formalin atau eter.
2. Katak dibunuh dengan cara dilumpuhkan syaraf otaknya, yaitu
dengan ditusuk bagian kepala.
3. Katak yang mati lemas diletakkan dengan bagian dorsalnya pada bak
preparat.
4. Pengguntingan dimulai dari medio-posterior kearah anterior kemudian
seluruh kulit ventral dilepaskan.
5. Bagian-bagian tubuh katak diamati dan gambar yang ada diberi
keterangan.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah


dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies
lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong
kelompok

paraphyletic

yang

hubungan

kekerabatannya

masih

diperdebatkan, biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas


Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan
sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya Pisces dibagi menajdi 2
golongan :
1. Ikan berangka tulang rawan (Chondrichthyes), contoh : ikan hiu, ikan
pari, ikan cucut.
2.Ikan berangka tulang sejati (Osteichthyes), contoh : ikan kakap, ikan
mas, ikan tongkol, ikan bandeng.
Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan cara memijit
bagian perut ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih
susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya
dicirikan dengan perut yang relatif besar dan lunak bila diraba
(Sumantadinata, 1981).
Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma
dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh.
Fertilisasi ini merupakan fertilisasi yang primitif (Ville, C. A, 1998).
Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang.
terletak ventral dari ren.

Ujung caudal mulai dari

bermuara ke dalam sinus urogenitalis.

Mereka

vas deferens yang

Ikan betina terdapat sepasang

ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang ke caudal


melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis (Radiopoetro, 1977).
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah jenis ikan yang hidup di
air tawar. Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus
yang tidak begitu deras seperti danau atau sungai. Ikan ini mudah
berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan jasad
yang menempel pada tanaman air (Setiadi, 2011).
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti), dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Super Class : Taleostomi
Class

: Actinopterygii

Subclass

: Nepterygii

Divison

: Teleostei

Subdivision : Euteleostei
Superorder : Ostariophysi
Ordo

: Cypriniformes

Familia
Genus

: Cyprinidae
: Osteochilus

Spesies

: Osteochilus hasselti

Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele
mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta
memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian
mulutnya.Ikan Lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, Ikan Lele berdiam diri dan
berlindung

di tempat-tempat gelap. Di alam, Ikan Lele memijah pada

musim penghujan.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele
laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae).
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk,
sawah yang tergenang air. Bahkan Ikan Lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan Lele
(Clarias batrachus), menurut Djuhanda (1984) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Class

: Pisces

Subclass

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Subordo

: Siluroidae

Famili

: Clariidae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias batrachus

B. PEMBAHASAN
A. Ikan Nilem
Hasil

pengamatan

anatomi

Ikan

Nilem (Osteochius

hasselti)

didapatkan hasil bahwa pada tubuh Ikan Nilem terdapat kepala yaitu
mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang, badan ikan
dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, sedangkan ekor
dimulai dari belakang anus sampai dengan bagian ujung sirip ekor. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Brotowidjoyo, 1990) yang menyatakan
bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput (kepala),
truncus (badan), dan cauda (ekor).
Caput Ikan Nilem meliputi cavum oris (mulut) terdapat pada ujung
moncong terdapat gigi pada rahangnya, organon visus (mata) terletak
sebelah lateral tanpa kelopak mata dan operkulum. Bagian truncus dari
Ikan Nilem terdiri dari berbagai jenis sirip. Sirip-sirip tersebut terdiri dari
sirip punggung (pinnae dorsalis), sepasang sirip dada (pinnae pectoralis),
dan sirip perut (pinna abdominalis), berfungsi membantu pergerakan di
dalam air Selain sirip pada bagian truncus juga terdapat porus
urogenitalis

yaitu

lubang

tempat

alat

reproduksi

dan

tempat

pengeluaran hasil ekskresi. Cauda Ikan Nilem terdapat sirip ekor tunggal
(pinna analis). Diseluruh bagian tubuh Ikan Nilem juga terdapat sisik
dengan bentuk pipih dan bulat sehingga disebut cycloid (Jasin, 1989).
Ikan Nilem memiliki organ-organ pencernaan berupa intestine,
hepar dan vesica felea yang terdapat di sebelah dalam intestine. Organorgan tersebut akan tampak terlihat jelas setelah direntangkan. Ductus
Choleodocus merupakan saluran pada empedu yang menghubungkan
kantong

empedu

dengan

(Suhendar, Endar. 2011).

usus

melalui

saluran

empedu

pendek

Alat respirasi yang terdapat pada Ikan Nilem adalah insang yang
terdiri dari empat ruang yang setiap ruangnya terdiri dari dua filament
insang tipis. Selain insang juga terdapat operculum yang berfungsi untuk
melindungi insang agar saat melakukan respirasi udara yang masuk tidak
bercampur dengan masuknya air yang mengikat oksigen ke rongga
mulut. Setelah itu, air melewati insang. Pada insang terjadi penyaringan
oksigen dan disini terjadi pertukaran gas karbondioksida, di dalam darah
yang dikeluarkan melalui insang dan suplai oksigen masuk melalui arus
air ketika insang terbuka. Oksigen

yang telah disaring kemudian

diedarkan melalui kapiler-kapiler darah yang terdapat pada insang


(Storer, 1961).
Menurut Parker (1962) susunan bagian dalam ikan yang dimiliki
oleh Ikan Nilem antara lain gelembung renang, berupa kantung yang
menggelembung berwarna agak keputih-putihan, berperan sebagai alat
keseimbangan agar ikan dapat naik turun di dalam air. Ikan menjadi
mudah mengapung karena memiliki gelembung renang. Gelembung ini
berisi oksigen, hidrogen, dan karbondioksida.
Sistem urinaria atau eksresi pada Ikan Nilem adalah ren yang
terjadi

dari

mesonephros,

ureter

yang

terjadi

dari

ductus

mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ren


yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri dari
linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya,
ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke
dalam sinus urogenitalis. Sinus

urogenitalis bermuara keluar melalui

porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal
pinna analis (Manter, 1989)
Organ reproduksi pada Ikan Nilem tersusun dari gonad dengan
saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad yang menyusunnya
yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) disebut
testis. Ikan Nilem jantan mempunyai sepasang testis berukuran panjang
dan terletak dibagian ventral dari ginjal. Ujung cauda mulai dari dari vas
defferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan Nilem betina
mempunyai sepasang ovarium panjang dan secara simetris terletak pada
sisi kanan dan kiri tubuh. Di sebelah dalam ovarium terdapat sarangsarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia / oosit). Ovarium
ini mempunyai rongga yang ke cauda melanjutkan ke oviduct, yang

bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Fertilisasi dilakukan di dalam air.


Telur-telur yang dilekatkan pada tumbuhan yang ada air. Ikan Nilem
jantan dan Ikan Nilem betina dapat dibedakan setelah masak kelamin.
Permukaan luar operkulum Ikan Nilem betina lebih halus sedangkan Ikan
Nilem jantan kasar. Ikan Nilem jantan apabila diurut perutnya dari
abdomen ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan (milk)
sedangkan Ikan Nilem betina tidak. Perut Ikan Nilem jantan langsing
sedangkan pada betina buncit dan lunak (Rodiopoetro, 1977).
B. Ikan Lele
Hasil pengamatan Ikan Lele didapatkan hasil bahwa tubuh lele
(Clarias batrachus) terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan
ekor. Lele mempunyai bentuk kepala yang menggepeng (depress).
Caput Ikan Lele memiliki bagian-bagian yaitu organon visus (mata),
cavum oris (mulut), lekuk hidung dan lima buah kumis atau barbels yang
berfungsi sebagai indera peraba pada saat terdapat ransangan dan pada
saat mencari makanan. Kepala Ikan Lele berbentuk pipih, simetris dan
dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar
dan tidak bergigi, bagian badan bulat dan memipih ke arah ekor dan
memiliki patil.
Sistem pencernan pada Ikan Lele (Clarias batrachus) dimulai dari
mulut, rongga mulut, faring, oesophagus, lambung, pilrus, usus, rectum
dan anus. Struktur anatomi mulut Ikan Lele erat kaitannya dengan
caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele
yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini
terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari
(nokturnal). Rongga mulut pada Ikan Lele diselaputi oleh sel-sel penghasil
lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya.
Rongga mulut Ikan Lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi
untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring
makanan yang masuk, karena insang mengarah pada farin maka material
bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
Sistem pernafasan pada Ikan Lele berupa insang dan alat
pernafasan yaitu arborescent. Insang pafa Ikan Lele memiliki bagianbagian dan mekanisme pernafasannya mirip dengan Ikan Nilem. Ikan Lele
dapat hidup di dalam lumpur atau di dalam air yang memiliki kadar
oksigen minim karena memiliki alat pernafasan tambahan ini Ikan Lele

dapat bertahan hidup di luar air dalam beberapa jam jika keadaan udara
disekitarnya lembab. Arborescent merupakan membran yang berlipatlipat dan penuh dnegan kapiler-kapiler darah. Kapiler darah ini terletak
dibagian atas lengkung insang kedua dan ketiga. Arborescent memiliki
bentuk yang mirip dengan bunga karang (Kriswantoro, 1986).
Tubuh Ikan Lele tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir
dan pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena
cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi
(linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele mempunyai
sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor
namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil
atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar
yang membahayakan. Ikan Lele mempunyai sirip punggung (pinna
dorsalis), sirip dubur (pinna analis) dan sirip ekor (pinna caudalis) yang
disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pinna pectoralis) dan sirip
perut (pinna abdominalis) disebut sirip berpasangan. Ikan Lele tidak
mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat
keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan Ikan Lele lebih
sering berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
Ikan Lele betina dan jantan dapat dibedakan dengan mudah
terutama Ikan Lele yang sudah matang atau dewasa. Tanda-tanda jenis
kelamin Ikan Lele betina adalah alat kelaminya berbentuk bulat telur,
terletak dekat ubang dubur, gonad betina Ikan Lele berwarna lebih
kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya dan kedua
bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Ikan Lele jantan alat kelaminya
berbentuk meruncing, terletak di dekat lubang dubur, gonad Ikan Lele
jantan memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap,
dan

memiliki

ukuran

gonad

lebih

kecil

dari

pada

betinanya

(Simanjuntak,1989).
Gonad Ikan Lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang
memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan
memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Gonad Ikan Lele
betina berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di
dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Organ organ
lainnya dari Ikan Lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin,
gonad, hati, lambung dan anus (Jasin, 1989).

Sistem reproduksi pada Ikan Lele jantan dan Ikan Lele betina jelas
berbeda. Pada Ikan Lele jantan terdapat sepasang testis dan bagian luar
tampak klasper yang bentuknya meruncing berwarna merah dan
merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma
keluar tubuh. Ikan Lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium
yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan pada saat
waktunya untuk bereproduksi. Ikan Lele melakukan fertilisasi eksternal,
jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan Ikan Lele
jantan dan Ikan Lele betina yaitu pada Ikan Lele jantan terdapat alat
kelamin yang terletak di dekat anusnya, berwarna cerah dan meruncing
(klasper), sedangkan alat kelamin Ikan Lele betina tampak membulat
(Kriswantoro, 1986).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

dan

pembahasan

sebelumnya

dapat

diambil

kesimpulan sebagai berikut :


1. Katak sawah (Fejervarya cancrivora) merupakan class Amphibia dari
ordo Anura yang bisa hidup di dua alam,darat dan air.
2. Tubuh katak terdiri atas caput, truncus, extrimitas anterior, extrimitas
posterior.

3. Organ

yang menyusun

sistem pencernaan

pada katak

sawah

(Fejervarya cancrivora) secara berurutan adalah cavum oris, pharynk,


oesophagus, gastrum, intestine, colon dan berakhir di cloaca.
4. Organ ekskresi dari katak sawah (Fejervarya cancrivora) yaitu ren,
ureter, vesica urinaria dan papilla urogenitalis
5. Organ reproduksi atau genitalia pada katak sawah (Fejervarya
cancrivora)

jantan terdiri dari : testis, vassa efferentia, vesica

seminalis dan corpus adiposum.


6. Organ reproduksi atau genitalia pada katak sawah (Fejervarya
cancrivora)

betina terdiri atas sepasang ovarium, oviduct, uterus

dan cloaca..
7. Sistem otot daerah extrimitas posterior dari Katak sawah (Fejervarya
cancrivora) terdiri atas : musculus trisep femoris, musculus gracillis
minor, musculus gracillis mayor, musculus sartorius, musculus
adductor magnus pada bagian femur (paha). Sedangkan pada bagian
crus dibangun oleh musculus gastronimeus, musculus tibialis anticus
longus, musculus tibialis anticus brevis, musculus tibialis posticus dan
juga terdapat tedon dan tulang tibio fibula.
8. SARAN
1. Pembedahan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terkena
organ dalam, khususnya pada bagian ventral insang yang terdapat
jantung.
2. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan setelah praktikum
selesai.
3. Meminum susu murni setelah praktikum untuk menetralisir bahan
kimia yang terhirup.

DAFTAR REFERENSI

Halliday, et al. 1994. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibian.


Andromeda
Oxford, Inggris.

Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar


Wijaya, Surabaya.
Mahardono, A. 1980. Anatomi Katak. Penerbit PT Intermasa.
Radiopoetro, 1977. Zoologi Dasar . Erlangga, Jakarta.
Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yatim, W. 1990. Biologi Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.

You might also like