Professional Documents
Culture Documents
Printttttttttt KTK
Printttttttttt KTK
Oleh:
Nama
: Gina Amalia
NIM
: B1J013004
Rombongan
: IV
Kelompok
: 1
Asisten : Senja Rahayu Kinanti
IV.
15. Digiti
2. Truncus
16. Femur
3. Nares externa
17. Crus
4. Cavum oris
18. Web
5. Saccus vocalis
19. Pes
6. Organon visus
7. Membran nictitans
8. Palpebra superior
9. Palpebra inferior
10.Columella
11.Annulus tympanicus
12.Brachium
13.Antebrachium
14.Extrimitas anterior
21. Manus
Os. vomer
Choane
Muscullus maksilla
Tuba eustachius
Oesophagus
Glottis
Mandibulla
Lingua
1. Corpus adiposum
2. Kelenjar adrenal
3. Ren
4. Testis
5. Ureter
6. Vesica urinaria
7. Cloaca
1. Osteum tuba
2. Tuba falopii
3. Corpus adiposum
4. Oviduct
5. Ren
6. Ureter
7. Vesica urinaria
8. Cloaca
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagian
berbagai jenis hewan air, salah satunya ikan. Ikan adalah hewan berdarah
dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang, sirip dan
terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana
tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang
disebabkan oleh arus angin. Ikan bernafas menggunakan insang yang
berada di bagian kanan dan kiri dari kepalanya, tetapi ada beberapa jenis
ikan yang bernapas dengan paru- paru. Ekosistem ikan ada 2 macam,
yaitu perairan tawar dan perairan laut. Ikan yang hidup di perairan laut
lebih banyak mengeluarkan urin.
Ikan Nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus hasselti)
adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Habitat asli dari
Ikan Nilem yaitu di daerah beriklim sedang, dengan suhu berkisar 18-28
C dan pH antara 6.0-7.0 dengan kandungan oksigen terlarut yang cukup
tinggi.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui morfologi
dan anatomi Katak Sawah (Fejervaria cancrivora).
II.
A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah
dan jarum penusuk.
Bahan
yang
digunakan
adalah
Katak
Sawah
(Fejervaria
paraphyletic
yang
hubungan
kekerabatannya
masih
Mereka
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Super Class : Taleostomi
Class
: Actinopterygii
Subclass
: Nepterygii
Divison
: Teleostei
Subdivision : Euteleostei
Superorder : Ostariophysi
Ordo
: Cypriniformes
Familia
Genus
: Cyprinidae
: Osteochilus
Spesies
: Osteochilus hasselti
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele
mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta
memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian
mulutnya.Ikan Lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, Ikan Lele berdiam diri dan
berlindung
musim penghujan.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele
laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae).
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk,
sawah yang tergenang air. Bahkan Ikan Lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan Lele
(Clarias batrachus), menurut Djuhanda (1984) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Pisces
Subclass
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Subordo
: Siluroidae
Famili
: Clariidae
Genus
: Clarias
Spesies
: Clarias batrachus
B. PEMBAHASAN
A. Ikan Nilem
Hasil
pengamatan
anatomi
Ikan
Nilem (Osteochius
hasselti)
didapatkan hasil bahwa pada tubuh Ikan Nilem terdapat kepala yaitu
mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang, badan ikan
dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, sedangkan ekor
dimulai dari belakang anus sampai dengan bagian ujung sirip ekor. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Brotowidjoyo, 1990) yang menyatakan
bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput (kepala),
truncus (badan), dan cauda (ekor).
Caput Ikan Nilem meliputi cavum oris (mulut) terdapat pada ujung
moncong terdapat gigi pada rahangnya, organon visus (mata) terletak
sebelah lateral tanpa kelopak mata dan operkulum. Bagian truncus dari
Ikan Nilem terdiri dari berbagai jenis sirip. Sirip-sirip tersebut terdiri dari
sirip punggung (pinnae dorsalis), sepasang sirip dada (pinnae pectoralis),
dan sirip perut (pinna abdominalis), berfungsi membantu pergerakan di
dalam air Selain sirip pada bagian truncus juga terdapat porus
urogenitalis
yaitu
lubang
tempat
alat
reproduksi
dan
tempat
pengeluaran hasil ekskresi. Cauda Ikan Nilem terdapat sirip ekor tunggal
(pinna analis). Diseluruh bagian tubuh Ikan Nilem juga terdapat sisik
dengan bentuk pipih dan bulat sehingga disebut cycloid (Jasin, 1989).
Ikan Nilem memiliki organ-organ pencernaan berupa intestine,
hepar dan vesica felea yang terdapat di sebelah dalam intestine. Organorgan tersebut akan tampak terlihat jelas setelah direntangkan. Ductus
Choleodocus merupakan saluran pada empedu yang menghubungkan
kantong
empedu
dengan
usus
melalui
saluran
empedu
pendek
Alat respirasi yang terdapat pada Ikan Nilem adalah insang yang
terdiri dari empat ruang yang setiap ruangnya terdiri dari dua filament
insang tipis. Selain insang juga terdapat operculum yang berfungsi untuk
melindungi insang agar saat melakukan respirasi udara yang masuk tidak
bercampur dengan masuknya air yang mengikat oksigen ke rongga
mulut. Setelah itu, air melewati insang. Pada insang terjadi penyaringan
oksigen dan disini terjadi pertukaran gas karbondioksida, di dalam darah
yang dikeluarkan melalui insang dan suplai oksigen masuk melalui arus
air ketika insang terbuka. Oksigen
dari
mesonephros,
ureter
yang
terjadi
dari
ductus
porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal
pinna analis (Manter, 1989)
Organ reproduksi pada Ikan Nilem tersusun dari gonad dengan
saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad yang menyusunnya
yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) disebut
testis. Ikan Nilem jantan mempunyai sepasang testis berukuran panjang
dan terletak dibagian ventral dari ginjal. Ujung cauda mulai dari dari vas
defferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan Nilem betina
mempunyai sepasang ovarium panjang dan secara simetris terletak pada
sisi kanan dan kiri tubuh. Di sebelah dalam ovarium terdapat sarangsarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia / oosit). Ovarium
ini mempunyai rongga yang ke cauda melanjutkan ke oviduct, yang
dapat bertahan hidup di luar air dalam beberapa jam jika keadaan udara
disekitarnya lembab. Arborescent merupakan membran yang berlipatlipat dan penuh dnegan kapiler-kapiler darah. Kapiler darah ini terletak
dibagian atas lengkung insang kedua dan ketiga. Arborescent memiliki
bentuk yang mirip dengan bunga karang (Kriswantoro, 1986).
Tubuh Ikan Lele tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir
dan pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena
cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi
(linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele mempunyai
sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor
namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil
atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar
yang membahayakan. Ikan Lele mempunyai sirip punggung (pinna
dorsalis), sirip dubur (pinna analis) dan sirip ekor (pinna caudalis) yang
disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pinna pectoralis) dan sirip
perut (pinna abdominalis) disebut sirip berpasangan. Ikan Lele tidak
mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat
keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan Ikan Lele lebih
sering berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
Ikan Lele betina dan jantan dapat dibedakan dengan mudah
terutama Ikan Lele yang sudah matang atau dewasa. Tanda-tanda jenis
kelamin Ikan Lele betina adalah alat kelaminya berbentuk bulat telur,
terletak dekat ubang dubur, gonad betina Ikan Lele berwarna lebih
kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya dan kedua
bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Ikan Lele jantan alat kelaminya
berbentuk meruncing, terletak di dekat lubang dubur, gonad Ikan Lele
jantan memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap,
dan
memiliki
ukuran
gonad
lebih
kecil
dari
pada
betinanya
(Simanjuntak,1989).
Gonad Ikan Lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang
memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan
memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Gonad Ikan Lele
betina berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di
dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Organ organ
lainnya dari Ikan Lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin,
gonad, hati, lambung dan anus (Jasin, 1989).
Sistem reproduksi pada Ikan Lele jantan dan Ikan Lele betina jelas
berbeda. Pada Ikan Lele jantan terdapat sepasang testis dan bagian luar
tampak klasper yang bentuknya meruncing berwarna merah dan
merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma
keluar tubuh. Ikan Lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium
yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan pada saat
waktunya untuk bereproduksi. Ikan Lele melakukan fertilisasi eksternal,
jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan Ikan Lele
jantan dan Ikan Lele betina yaitu pada Ikan Lele jantan terdapat alat
kelamin yang terletak di dekat anusnya, berwarna cerah dan meruncing
(klasper), sedangkan alat kelamin Ikan Lele betina tampak membulat
(Kriswantoro, 1986).
hasil
dan
pembahasan
sebelumnya
dapat
diambil
3. Organ
yang menyusun
sistem pencernaan
pada katak
sawah
dan cloaca..
7. Sistem otot daerah extrimitas posterior dari Katak sawah (Fejervarya
cancrivora) terdiri atas : musculus trisep femoris, musculus gracillis
minor, musculus gracillis mayor, musculus sartorius, musculus
adductor magnus pada bagian femur (paha). Sedangkan pada bagian
crus dibangun oleh musculus gastronimeus, musculus tibialis anticus
longus, musculus tibialis anticus brevis, musculus tibialis posticus dan
juga terdapat tedon dan tulang tibio fibula.
8. SARAN
1. Pembedahan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terkena
organ dalam, khususnya pada bagian ventral insang yang terdapat
jantung.
2. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan setelah praktikum
selesai.
3. Meminum susu murni setelah praktikum untuk menetralisir bahan
kimia yang terhirup.
DAFTAR REFERENSI