You are on page 1of 21

STUDI ANALISIS PROSES PEMBAYARAN TIKET MASUK OLEH PETUGAS DI

GERBATAMA UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN


EFISIENSI PELAYANAN OLEH PETUGAS
Laporan Progress 2
Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Perancangan Kerja

Disusun Oleh:
Almira Rhea

(1406569440)

Christin Arauna Hulu

(1406604853)

Khafri Ramadhan

(1406531214)

Rolando

(1406531220)

Safira Madarina

(1406531340)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
1

I.

Deskripsi masalah
Terhitung sejak 1 September 2015, pihak Universitas Indonesia (UI) memberlakukan tarif

baru untuk kendaraan selain roda dua yang masuk ke area Kampus UI Depok.Tarif yang
sebelumnya sebesar Rp2.000,00 untuk seluruh golongan kendaraan pribadi selain roda dua,
sekarang berubah berdasarkan golongan kendaraan. Untuk kendaraan pribadi roda empat
(mobil), diberlakukan tarif baru sebesar Rp4.000,00 , sedangkan untuk bus dan truk masingmasing diberlakukan tarif sebesar Rp8.000,00 dan Rp12.000,00. Kenaikan tarif ini secara
umum dipengaruhi oleh kenaikan harga barang, yang berdampak kepada kenaikan biaya
operasional lingkungan kampus.

Kenaikan tarif ini ternyata tidak hanya berpengaruh dari segi finansial, namun demikian
berpengaruh pula terhadap aspek ergonomis dalam transaksi pembayaran dan pemberian tiket
masuk baik dari pihak petugas maupun pengendara. Dapat dilihat secara langsung bahwa pada
jam-jam tertentu, kemacetan pada arah masuk Gerbang Utama UI (Gerbatama UI) semakin
meningkat. Terdapat ke tidak efektifan dalam gerakan pengambilan uang dan pengembaliannya
beserta kartu pas akibat perubahan tarif ini. Hal ini berdampak pula kepada efisiensi waktu
berkendara saat melintasi Gerbatama UI.

Topik Peningkatan Efisiensi Layanan Pembayaran Tiket Masuk di Gerbatama UI ini


diangkat sebagai wujud nyata kepedulian dan kontribusi kelompok ini untuk UI dengan
implementasi materi dari kelas Analisis Perancangan Kerja, Metode, dan Standar. Sasaran dari
proyek ini adalah petugas dari pos masuk area UI dan para pengendara yang akan memasuki
wilayah UI. Lebih lanjut lagi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan efektivitas
gerakan petugas dan mengefisiensikan waktu singgah dari kendaraan saat melewati pos masuk,
sehingga berdampak positif terhadap kelancaran lalu lintas kendaraan yang masuk ke area UI.
Berikut grafik pengamatan yang kami himpun untuk mendukung penelitian ini.

Grafik
1. Pada

Pukul

08.30

08.45

WIB

Berdasarkan perhitungan least square terhadap gate 1, 2, 3, dan 4, dapat dilihat nilai
2
dari koefisien korelasi (R ). Nilai Xi dan Yi secara berturut-turut pada least square adalah
jumlah mobil dan rentang waktu yang dibutuhkan. Nilai koefisien korelasi yang didapat antara
lain 0.9922, 0.9958, 0.9956, 0.9971. Nilai yang mendekati 1 mengindikasikan bahwa
bertambahnya jumlah kendaraan yang lewat sebanding dengan rentang waktu yang
dibutuhkan. Rentang waktu yang bertambah secara tidak teratur menggambarkan adanya
permasalahan dalam proses ticketing, mengingat bahwa seharusnya kenaikan jumlah mobil
berbanding lurus dengan kenaikan rentang waktu.
Tujuan Penelitian
Berikut ialah tujuan dari penelitian ini yang dijabarkan dalam bentuk poin-poin, yaitu :
3

1. Hasil studi yang dapat menjadi pertimbangan Universitas Indonesia guna meningkatkan dan
mempercepat proses pembayaran tiket masuk agar menurunkan tingkat kemacetan di Gerbatama
UI pada pukul 07.00-08.45 WIB.
2. Hasil studi dapat menjadi pertimbangan Universitas Indonesia guna mengefisiensikan gerakan
petugas saat melakukan transaksi pembayaran tiket masuk di Gerbatama UI pada pukul 07.0008.45 WIB.
3. Memenuhi tugas Final Project matakuliah Analisis Perancangan Kerja.

Output yang Diharapkan


Berikut adalah luaran yang diharapkan dari penelitian ini :
1. Hasil penelitian dapat menampilkan fakta terkait studi tentang time study dan motion study yang
terpublikasikan secara ilmiah.
2. Presentasi mengenai hasil penelitian yang akan dipaparkan di kelas Perancangan Kerja, Metode,
dan Standar Kerja.
3. Rekomendasi dalam peningkatan kerja seperti gerakan yang efektif ataupun menggunakan
produk yang membuat manusia menjadi efektif.

II.

Metodologi
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah SMASH. SMASH merupakan singkatan dari

Situation, Matter, Analysis, Solution, dan Hit. Dalam tahap Situation, dilakukan observasi secara langsung
dan mengambil data terhadap situasi yang terjadi pada pintu masuk di Gerbatama UI pada pukl 07.0008.30 WIB. Kemudian, berdasarkan situasi yang didapatkan ketika observasi, didapatlah Matter atau
masalah yang terjadi pada pintu masuk Gerbatama UI yaitu terjadinya penumpukkan kendaraan atau
terjadi waiting time ketika pembayaran tiket masuk yang berujung terjadinya antrian yang cukup panjang
pada pukul 07.00-08.30 WIB.
Selanjutnya, dilakukan Analysis dengan menggukan konsep Time Study dan Motion Study serta
Operation Analysis guna mendapatkan akar masalah. Analisis dengan menggunakan Time Study dalam
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lama waktu yang diperlukan dalam melakukan transaksi
pembayaran di pintu masuk Gerbatama UI, analisis dengan Motion Study bertujuan untuk menganalisis
gerakan-gerakan petugas (operator) saat melakukan transaksi pembayaran dan pemberian tiket masuk.
Selanjutnya, mengumpulkan referensi penelitian tentang Time Study dan Motion Study sebagai bahan
masukan untuk penelitian yang kami lakukan. Setelah mendapatkan hasil dari melakukan analisis
menggunakan Time Study dan Motion Study , maka dapat melanjutkan ke tahap Solution. Pada akhirnya
solusi tersebut dapat direkomendasikan dan diimplementasikan oleh pihak Universitas Indonesia yang
merupakan proses Hit.
III.

Dasar Teori

Motion Study
4

Motion Study merupakan suatu teknik untuk mencatat, mempelajari dan menganalisa tentang
beberapa gerakan bagian badan dari pekerja (Operator) pada saat menyelesaikan pekerjaan.
Analisis diarahkan khususnya untuk dapat menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak efektif,
yang pada akhirnya dapat menghemat waktu kerja maupun pemakaian peralatan dan fasilitas kerja.
Salah satu penguraian elemen gerakan yang sering digunakan adalah Therblig yang dikembangkan
oleh Frank dan Lilian Gilbreth. Elemen gerakan ini terdiri atas 17 elemen. Frank dan Lilian
Gilberth telah berhasil menciptakan symbol/kode dari gerakan gerakan dasar kerja yang dikenal
dengan nama Therblig. Disini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja kedalam 17 gerakan
dasar Therblig. Sebagian besar dari elemen dasar Therblig merupakan gerakan tangan yang biasa
terjadi apabila suatu pekerjaan terjadi, terlebihlebih bila bersifat manual. Suatu pekerjaan dapat
diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan untuk mana studi dilakukan guna mendapatkan
rangkaian gerakan yang lebih efisien. Berikut merupakan tabel prinsip gerakan Therbligs.
Time study
Time study merupakan sarana untuk mendapatkan waktu baku pekerjaan (standard time), yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dijalankan dalam suatu sistem.
Adapun Teknik-teknik dalam time study adalah sebagai berikut:
I. Teknik pengukuran waktu langsung
Pengukuran waktu dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang diukur
dilaksanakan. Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam teknik pengukuran waktu langsung,
sebagai berikut:
Kelebihan
Praktis, hanya mencatat waktu saja tanpa
menganalisis gerakan-gerakan kerja

Kekurangan
Dibutuhkan waktu pengamatan yang lebih
lama agar data akurat dan teliti
Biaya lebih mahal karena harus datang
langsung ke lokasi pengamatan

Teknik pengukuran waktu langsung terdiri dari 2 jenis, yaitu:


Stopwatch time study
Ciri-ciri:
1. Elemen kerja berlangsung dalam waktu singkat
2. Waktu siklus kerja pendek
3. Siklus kerja terjadi berulang-ulang
4. Waktu elemen kerja diukur dengan stopwatch
Work sampling
Ciri-ciri:
1. Elemen kerja berlangsung dalam waktu lama
2. Waktu siklus kerja panjang
3. Siklus kerja tidak berulanng
4. Mencari % kerja dan % delay (probabilitas)
II. Teknik pengukuran waktu tidak langsung
5

Pengukuran dengan menggunakan data historis.


Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam teknik pengukuran waktu tidak langsung, sebagai
berikut:
Kelebihan
Waktu pengamatan relatif singkat
karena cukup hanya dengan merekam
aktivitas kerja

Kekurangan
Terkadang tabel gerakan kerja orang
Eropa tidak cocok dengan Indonesia
Dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam
membreakdown gerakan-gerakan kerja
Data waktu gerakan kerja harus
disesuaikan dengan jenis pekerjaan

Biaya relatif lebih murah karena tidak


perlu berulang kali datang ke lokasi
pengamatan

Metode pengukuran dalam stopwatch time study:


Continous method: stopwatch terus berjalan sampai seluruh elemen kerja selesai (split timing)
Snapback method: begitu 1 elemen selesai diukur, stopwatch direset kembali ke 0, dst (lap
timing).
1.

Standard Time adalah penggabungan dari waktu yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan suatu pekerjaan dan allowances. Dengan pendekatan standard
time, kita menyadari bahwa tidaklah mungkin untuk bekerja dengan efisiensi
yang maksimal setiap saat. Ada dua metode dalam menghitung standard time,
yaitu: Metode 1, yaitu dengan adanya pendambahan allowances; menghitung
waktu istirahat yang ditetapkan.
ST=NT(1+Allowances)

2.

Metode 2, yaitu dengan menghitung allowances sebagai persentase waktu


kerja
ST =

NT
(1Allowances )

Dimana:
a. ST = Standar Time: waktu yang kita harapkan kepada pekerja untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan
b. NT = Normal Time: waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan
c. OT = Observed Time: waktu observasi rata- rata untuk menyelesaikan pekerjaan
(berdasarkan time study)
Untuk menentukan standard time, juga memperhitungkan faktor-faktor berikut ini:
- Rating
Pemberian nilai tertentu yang dimaksudkan untuk menormalisasi kerja yang ditunjukkan oleh
operator.
NT=OT x R/100
NT = Normal Time
6

OT = Observed Time
R = Rating
Ada 3 metode penentuan rating yaitu: Westinghouse system, synthetic rating, speed rating, dan
objective rating.
- Allowance
Kelonggaran (allowances) diberikan kepada pekerja karena adanya:
1. kebutuhan pribadi (personal needs),
2. menghilangkan rasa fatique, dan
3. hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
Besar allowance biasanya sekitar 15%.

IV.

Alokasi Waktu dan SDM untuk Proyek beserta Jobdesc


Alokasi Waktu dan SDM
Alokasi Waktu
1. Mengurus perizinan untuk melakukan Implementasi (20 November 2015)
2. Melakukan koordinasi dengan pihak PLK melalui chat (27 November 2015)
3. Melakukan diskusi dan pengambilan memo untuk perizinan implementasi solusi (2
Desember 2015)
4. Melakukan brainstorming solusi (13 dan 27 November 2015)
5. Membeli peralatan implementasi solusi (3 Desember 2015)
Alokasi SDM
No

Nama

Almira Rhea

Christin Arauna
Hulu

Alokasi
waktu/minggu

Bidang Ilmu

Time study, optimasi,


administrasi, dan
perizinan

Time study, optimasi,


perencanaan, simulasi
dan pemodelan

6 jam/minggu

6 jam/minggu

Penjelasan tugas
Melakukan
observasi terhadap
objek penelitian
yaitu petugas di
Gerbatama UI dan
pengolahan data
terkait time study,
mengurus seluruh
keperluan surat
menyurat serta
perizinan yang
mengatasnamakan
proyek.
Melakukan
observasi terhadap
objek penelitian
yaitu petugas di
Gerbatama UI dan
pengolahan data
terkait time study,
membuat
perencanaan
mengenai langkah

V.

Khafri Ramadhan

Time study, optimasi,


inventory

6 jam/minggu

Rolando

Time study, optimasi,


manajemen proyek

6 jam/minggu

Safira Madarina

Time study, optimasi,


dokumentasi

6 jam/minggu

Progres yang Sudah Dilakukan


Membuat analisis
8

strategis proyek,
melakukan
simulasi dan
pemodelan
sebelum
melaksanakan
observasi
langsung.
Melakukan
observasi terhadap
objek penelitian
yaitu petugas
Gerbatama UI dan
pengolahan data
terkait time study,
menyediakan dan
mengatur
perlengkapan yang
dibutuhkan selama
proyek
berlangsung.
Melakukan
observasi terhadap
objek penelitian
yaitu petugas
Gerbatama UI dan
pengolahan data
terkait time study,
mengatur
keseluruhan
rangkaian kegiatan
proyek agar
berjalan sesuai
dengan rencana
Melakukan
observasi terhadap
objek penelitian
yaitu petugas
Gerbatama UI dan
pengolahan data
terkait time study,
memastikan bahwa
seluruh kegiatan
selama proyek
terekam, baik
dalam record data,
gambar, maupun
video

VI.

Membuat regresi linear untuk meyakinkan bahwa adanya suatu indikasi masalah dalam
penelitian
Melakukan diskusi dengan pihak PLK terhadap penilitian kelompok
Membeli peralatan untuk implementasi solusi seperti celengan dan masker
Membuat tabel Observe Time untuk melakukan pengambilan data setelah proses Hit
Membuat Poster dan Jarkoman untuk dipublikasikan di media sosial mengenai Bayar
uang pas
Melakukan koordinasi dengan penyedia layanan akun official line MatamahasiswaUI,
InfomahasiswaUI, mahasiswaUI

Analisis dan Solusi


I.

Analisis OPC
Dari hasil perolehan OPC (Operation Process Chart) Ticketing Gerbatama UI, dapat
dilihat bahwa terdapat dua komponen dalam pengerjaan, yaitu komponen pertama
adalah uang kembalian dan dan yang kedua adalah uang pembelian tiket. Dari
komponen kedua, yaitu uang pembelian tiket melewati proses-proses seperti:
1.

2.

3.

4.
5.

Delay penerimaan uang selama 2.82 detik.


Gerakan Delay merupakan salah satu gerakan ineffective dalam studi motion
study hal tersebut dapat dilihat dari tabel terblig. Gerakan delay yang dimaksud
ialah gerakan menunggu pada petugas Gerbatama UI ketika customer sedang
mencari uang untuk membeli karcis pas hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain pembayar tiket mencari uang terlebih dahulu (belum menyiapkan di
saat sebelumnya), adanya peningkatan harga juga bisa dikatakan menjadi salah
satu faktor karena untuk menyiapkan nilai nominal empat ribu lumayan
membutuhkan waktu, dan kurang update informasi mengenai nilai karcis pas
untuk mobil sedan seharga Rp.4.000,Operasi mengambil uang dan meletakkan uang selama 1 detik, hal ini
dikarenakan mengambil waktu tercepat dari aktivitas tersebut ada beberapa hal
yang menghambat aktivitas ini seperti masih banyaknya gerakan yang tidak
efektif yang digunakan dalam aktivitas ini sehingga waktu bisa lebih lama.
Operasi mengambil kembalian dan karcis selama 2 detik, aktivitas ini
memerlukan gerakan efektif secara ergonomis sehingga waktu yang dihasilkan
menjadi cepat, yang membedakan operasi ini dengan operasi sebelumnya adalah
diperlukannya gerakan search dalam mengembalikan uang kembalian sehingga
waktu yang dibutuhkan lebih lama 1 detik.
Operasi memberikan karcis dan uang kembalian selama 1 detik, aktivitas ini
sama dengan aktivitas pada operasi dua.

Storage

Dapat dilihat dari hal tersebut menghasilkan jumlah aktivitas operasi sebanyak
tiga kali dengan waktu empat detik, delay satu kali dalam waktu 2.82 detik, dan storage.
Jumlah waktu dari keseluruhan juga dapat diketahui yaitu sebesar 6.82 detik.

II.

Analisis Two Handed Process Chart

Gate 1

Gate 2

10

Gate 3

Gate 4

Gerakan tangan pada observasi yang kelompok kami lakukan pada operator di
Gerbatama UI memerlukan gerakan tubuh yang sangat mempengaruhi waktu

yang

dibutuhkan untuk melayani pembayaran dan pemberian karcis masuk. Dalam melakukan
pemberian karcis, bukan hanya gerakan tangan saja yang diperhatikan, namun gerakan mata
dan posisi operator juga sangat penting untuk diperhatikan.
Ketika terjadi antrian, maka operator yang dalam hal ini ialah petugas Gerbatama,
harus menunggu mobil berikutnya yang telah masuk antrian. Ketika mobil yang telah
menyelesaikan transaksi berlalu, operator harus menunggu mobil berikutnya maju dan
berhenti tepat di sebelah operator. Proses menunggu yang dilakukan operator merupakan
gerakan yang tidak efektif karena operator tidak melakukan apa-apa sehingga terjadi
unavoidable delay.
Dalam pemberian karcis masuk di Gerbatama UI, kedua tangan operator harus saling
bersinergi satu sama lain dalam mengambil uang pembayaran tiket hingga memberikan tiket
kepada pengendara mobil pribadi. Namun, dalam kenyataannya operator hanya melayani
11

dengan menggunakan satu tangan saja yaitu tangan kanan. Sedangkan tangan kiri operator
memegang satu tumpuk karcis masuk. Gerakan pada tangan kiri merupakan gerakan tidak
efektif karena operator selama proses berjalan hanya memegang satu objek (hold) sedangkan
tangan kanannya melakukan gerakan-gerakan penting.
Ketika pengendara mobil melakukan pembayaran tiket, operator mengambil uang
tersebut dari pengendara. Dalam hal ini operator melakukan gerakan efektif reach. Kemudian
operator menaruh uang tersebut ke dalam keranjang (release) dan mengambil uang
kembalian dalam keranjang jika pengendara tidak memberikan uang secara pas (reach).
Setelah mengambil uang kembalian dari keranjang uang (reach) kemudian mengecek uang
kembalian dengan menggunakan tangan kanan (grasp and inspect). Dalam pengecekan uang
kembalian ini, operator melakukan gerakan non-efektif karena harus melakukan inspeksi
yang memperlambat proses pemberian tiket. Setelah mengecek kembalian kemudian dengan
tangan kiri, operator mengambil karcis (reach) dan memberikan karcis dan uang kembalian
(jika ada) kepada pengendara mobil (move and release)
Pada proses ini, gerakan dapat dianalisis dengan menggunakan motion study, yaitu
penggunaan prinsip 17 gerakan dasar dalam Therbligs. Dapat diketahui bahwa tangan kanan
melakukan gerakan efektif seperti reach, release, grasp, dan move. Tangan kanan juga
melakukan gerakan non-efektif, namun tidak banyak seperti unavoidable delay dan inspect.
Namun, jika pada tangan kanan banyak melakukan gerakan efektif, maka tangan kiri tidak
melakukan gerakan efektif sama sekali. Karena tangan kiri hanya menggenggam (hold)
tumpukkan karcis saja tanpa bersinergi dengan tangan kanan.
Selain tangan, gerakan yang mempengaruhi ialah gerakan mata. Gerakan mata
operator bergerak dari pengendara yang berada di sebelah kanan operator untuk mengambil
uang lalu berpindah ke keranjang yang berada di bawah operator untuk menaruh dan
mengambil kembalian, kemudian gerakan mata berpindah ke arah tangan kiri untuk
mengambil karcis hingga kembali ke pengendara untuk memberikan uang kembalian dan
karcis. Gerakan mata yang terus berpindah-pindah dan melayani lebih dari satu pengendara
akan membuat mata operator akan cepat lelah.
Posisi operator juga menentukan fatigue yang akan operator terima. Operator ketika
melayani pengendara mobil dalam posisi berdiri dan jika ingin mengambil uang kembalian
maka operator harus membungkuk dan menunduk ke keranjang uang yang terletak setara
dengan bagian tubuh bawah operator. Dengan posisi berdiri, maka akan sangat tidak
12

menguntungkan bagi operator karena akan merasa lelah namun dengan posisi tersebut, saat
ini akan lebih cepat melayani pengendara yang berada di sejajar dengan operator tersebut.

13

III. Analisis Fishbone Diagram

Fishbones Diagram digunakan untuk mencari akar permasalahan yang lebih mendetail berdasarkan inti permasalahan yang telah
ditetapkan, yaitu terjadinya antrian masuk di Gerbatama UI saat pagi hari (khususnya pukul 07.00 - 08.45 WIB). Pokok permasalahan dibagi
menjadi 5 (lima) bagian utama, yaitu Man, Machine, Machine, Material, Method, dan Environment. Kelima poin tersebut dianggap sesuai untuk
mencari sumber permasalahan terkait.
14

Poin Man membahas mengenai akar masalah yang berkaitan dengan petugas ticketing di Gerbatama UI. Ternyata, setelah didata
penyebab masalahnya adalah kurangnya motivasi kerja petugas, tidak tahunya petugas mengenai gerakan yang efektif, dan petugas yang
kelelahan. Motivasi kerja petugas yang kurang dapat dikarenakan tidak adanya reward atau penghargaan yang diberikan kepada petugas yang
berprestasi, misalkan yang paling efektif saat bekerja dan rajin. Hal ini dapat pula didorong karena kurangnya pengawasan dari pihak Human
Resource Development (HRD). Permasalahan ketidaktahuan petugas mengenai gerakan yang efektif dapat disebabkan oleh tidak adanya
pelatihan dari pihak PLK-UI kepada para petugas. Sedangkan petugas yang kelelahan dapat terjadi karena petugas yang merasa sakit punggung
(pegal-pegal) karena terlalu lama berdiri dan membungkukkan badannya.
Poin Machine membahas mengenai peralatan yang digunakan selama petugas bekerja. Peralatan yang digunakan secara umum tidak
mendukung segi ergonomis saat sedang bekerja. Peralatan yang hanya berupa keranjang dan kursi dinilai tidak sesuai dengan postur tubuh
petugas. Penyebab utama dari permasalahan ini dianggap karena penggunaan peralatan yang sangat standar dan kurang persiapan. Masih cukup
berkaitan dengan poin Machine, poin Material membahas mengenai barang-barang yang digunakan dan dipindahkan selama proses ticketing,
yaitu uang dan karcis. Setelah dilakukan analisis, ternyata baik uang dan karcis mengalami tahapan pergerakan yang tidak terstruktur. Karcis
selalu digenggam oleh petugas, sedangkan uang dibiarkan berantakan di dalam keranjang. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi kecepatan
petugas saat ingin memberikan kembalian dan karcis karena mereka harus mencari kembali dan terkadang merapikan uang-uang saat sedang ada
antrian.
Kemudian, pada poin Method, permasalahan dibahas berdasarkan metode kerja petugas. Metode dianggap menjadi poin yang penting di
dalam kasus ini. Setelah diamati, ternyata saat bekerja, tangan kiri petugas tidak bergerak selama bekerja karena harus selalu memegang karcis.
Padahal, berdasarkan teori Therblig, gerakan menggenggam adalah salah satu gerakan yang tidak efektif. Karcis harus selalu digenggam karena
tidak adanya slot untuk meletakkan karcis. Selain itu, metode lain yang tidak ada adalah pengelompokan terhadap uang. Permasalah ini juga
berkaitan dengan langkah kerja yang masih belum jelas oleh karena tidak terdapatnya SOP (Standard Operating Procedure).
15

Poin terakhir membahas mengenai masalah lingkungan kerja di Gerbatama UI. Lingkungan kerja yang mengakibatkan pekerja selalu
terpapar asap kendaraan mengakibatkan timbulnya gejala-gejala penyakit pernapasan, seperti batuk-batuk. Namun demikian, permasalahan ini
masih belum diberikan tanggapan berupa pemberian masker ataupun alat-alat penunjang kesehatan maupun keselamatan kerja dari petugas.
Berdasarkan pembahasan masalah ini, dilakukan brainstorming untuk mencari solusi-solusi terbaik yang dapat diimplementasikan untuk
mengatasi permasalahan ini yang akan dibahas pada poin analisis solusi.

16

USE OF

CRITERIA SOLUTION MATRIX


PROJECT TITLE : GERBATAMA UI

IMPLEMENT EASY TO

IV. Criteria Solution Matrix

a
b
c
d
e
f
g
h
i

Pemberian semangat oleh atasan


Pemberian reward bagi petugas dengan pelayanan terbaik (tercepat dan efektif)
Pengelompokan di kotak uang
Menggunakan 2 orang operator yang bekerja sinergis
Keranjang ditaruh di sebelah kanan operator dan sejajar dengan bagian perut operator
Membuat tiang pada keranjang yang bisa disesuaikan ukurannya
Merapikan uang kembalian dan karcis yang sempat berantakan karena terburu-buru
Ketika tidak ada mobil yang lewat lagi petugas melakukan stretching singkat
Menghindari gerakan petugas berpindah tempat
Total

Solusi yang diambil adalah yang diberi highlight berwarna kuning.

1
7

a
5%
5
5
5
1
5
1
5
5
5

b
5%
1
1
5
1
5
5
3
1
1

c
25%
1
1
5
3
5
5
5
3
5

d
20%
3
3
5
3
5
1
5
5
5

37

23

33

35

ERGONOMY

MAXIMUM IMPACT

POTENTIAL SAVING

Solution/Option

TECHNOLOGY

LOW COST

CRITERIA/ROOT CAUSE

e
35%
3
3
5
3
5
5
5
1
5

f
10%
1
1
5
3
5
5
5
3
5

2.3
2.3
5
2.8
5
4
4.9
2.7
4.8

35

33

33.8

0.068047
0.068047
0.147929
0.08284
0.147929
0.118343
0.14497
0.079882
0.142012
1

Lampiran Desain Produk Penunjang Kerja (Masih dalam tahap pengembangan)

18

19

IMPLEMENTASI SOLUSI YANG AKAN DITERAPKAN


1. Memberikan tempat berupa celengan yang sudah dimodifikasi sebagai tempat memisah
uang pada keranjang uang petugas Gerbatama UI pukul 07.00-08.45 WIB.
Tempat Celengan yang dimaksudkan ialah sebagai wadah penampung uang sesuai
nominalnya sementara. Wadah ini ditujukan supaya uang dalam keranjang petugas tidak
tercampur aduk lagi sehingga tersusun rapih sesuai kategorinya. Ini dilakukan bertujuan
untuk mempersingkat waktu petugas ketika mencari uang kembalian.

(Layout pemilahan uang)


2. Membuat Jarkoman beserta Poster yang akan disebar melalui sosial media mengenai rincian
uang karcis Gerbatama UI bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Civitas Akademika UI
yang membawa kendaraan untuk membayar uang karcis sesuai dengan rincian (Bayar
dengan uang pas). Ini bertujuan agar mahasiswa yang membawa kendaraan lebih sadar
untuk membayar dengan uang pas/tidak kembalian saat melintasi gerbatama pada pukul
07.00-08.45 WIB
3. Memberikan Masker terhadap Petugas Gerbatama UI. Ini bertujuan agar Petugas tidak
terganggu paparan polusi udara ketika bekerja, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
performance petugas.
4. Memberikan morning briefing sebagai upaya membentuk semangat dan Etos kerja petugas
Gerbatama UI. Morning Briefing ini dilakukan juga untuk memberikan masukan untuk
ketika ada waktu kosong, sebaiknya petugas memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam hal
merapikan uang dan mengkategorikan uang kedalam bentuk kembalian, sehingga jika ada
beberapa mobil yang membutuhkan kembalian dengan uang pecahan besar, maka petugas
telah siap dengan kembalian yang telah disusun (bisa ditempatkan pada sela-sela keranjang
yang bolong).

20

21

You might also like