You are on page 1of 12

Liem Bwan Tjie

Arsitek Modern Generasi Pertama Di Indonesia (18911966)

Gambar 1. Foto Liem Bwan Tjie


Sumber:http://fportfolio.petra.ac.id/user
Liem Bwan Tjie adalah sesosok arsitek generasi pertama yang lahir pada
era modern. Puluhan bahkan ratusan karyanya yang tersebar luas di
berbagai wilayah kota di Indonesia. Akan tetapi namanya jarang didengar
dalam perkembangan arsitektur modern di Indonesia, karena minimnya
penyampaian berita atau media massa, surat kabat dan sejenisnya pada
awal kemerdekaan sampai pada tahun 1965 an yang menyebabkan
namanya tidak popular di kalangan masyarakat.
A. Mengenal Liem Bwan Tjie
Liem Bwan Tji adalah pria berkacamata kelahiran 6 September 1891, anak
kelima dari Liem Soei Ching yang seorang pedagang tekstil di kawasan
Gang Warung (keluarganya telah tinggal di Indonesia selama empat

generasi). Liem Bwan Tjie adalah orang Indonesia pertama yang belajar di
Universitas Teknik di Delft, Belanda pada tahun 1920 dan Sekolah Seni
dan Arsitektur di Eropa paling bergengsi pada waktu itu Ecole des Beaux
Arts pada tahun 1924.
(Sumber : http://semarangkota.com/07/liem-bwan-tjie-arsitekmodern-indonesia/10/5/2015/21:28)
1. Lingkungan dan Pendidikan
Menyelesaikan MTS (Middelbare Technische School) di Jl. Dr
Cipto.
HBS di Harleem (1911 1915)
Magang di Amstredam (1916 1920)
Sekolah di Delft (1920 1924)
Paris Ecole des Beaux Arts (1924 1926)
Harvard Yeuching di Beijing (1926 1929)
Kembali ke Semarang (1929)
2. Setelah kembali ke Indonesia
Semarang 1930

Karya karya (proyek rumah tinggal)

Menikah dengan Han Swan Tien

Jakarta

Beliau tinggal di Jalan Situ Lembang di Menteng serta


menjadikan rumahnya menjadi kantor pusat.

Proyek -proyek Nasional, diantaranya: rumah sakit tern


ak di Surabaya, pusat penelitian di Ambon dan
Universitas di Menado.

Belanda 1965 1966

Beliau meniggal di Rijswijk.

(Sumber : https://www.scribd.com/doc/176812262/ArsitekturHijau-Liem-Bwan-Tjie/10/5/2015/21:40)
B. Pendahuluan
Perkembangan arsitektur di Nusantara dimulai pada abad ke-20, yang
diperkenalkan oleh arsitek swasta Belanda, yaitu : P.A.J Moojen, Henri
Macline Pont, Thomas Karsten dan sebagainya serta arsitek yang bekerja
pada Kementrian Pekerjaan Umum(Burgelijki Openbare Werken) di
Batavia, yaitu F.L. Wiemans, Snuyf, Gerber, Von Essen dkk. Pada
umumnya mereka semua berpendidikan di Sekolah Tinggi Delft, Belanda.
Dari dominasi nama-nama arsitek Belanda tersebut, munculah sebuah
nama seorang arsitek kelahiran Semarang, yaitu Liem Bwan Tjie. Arsitek
ini

adalah

lulusan

dari

Sekolah

Teknik

Menengah (Middelbaare

Technischeschool) dan sampai pada perguruan tingginya di Sekolah


Tinggi Teknik Deflt di Belanda. Pada tahun 1916 Liem Bwan Tjie sudah
bekerja dengan arsitek terkenal yang ada di Belanda, arsitek tersebut
adalah B.J. Ouendag, Michael de Klerk, Ed. Cuypers dan Gulden en
Geldmaker (Dikken, 2002:9).
Liem Bwan Tjie kembali ke kota kelahirannya, yaitu Semarang dan bekerja
sebagai seorang arsitek pada akhir tahun 1929. Karena tuntutan
pekerjaannya Liem pindah ke Batvia pada tahun 1938. Kemudian dari 1929
sampai akhir hidupnya, ia terus berkarya sebagai seorang arsitek dan
puluhan karyanya tersebar di seluruh Indonesia. Liem tercatat sebagai
pendiri atau penggagas Ikatan arsitek Indonesia (I.A.I).
C. Latar Belakang Liem Bwan Tjie Sebelum Masuk Sekolah
dan Perguruan Tinggi Negeri
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan zaman yang
penuh dengan gejolak dimana banyak perubahan dalam peradaban dunia.
Demikian halnya dengan Hindia-Belanda yang pada waktu itu mendapat
pengaruh perubahan modernisasi dari barat. Politik etis mulai berlaku pada

tahun 1900, banyak sekolah yang didirikan seperti sekolah pendidikan


dasar dan menengah kejuruan di Nusantara, terutama di Jawa. Semarang
merupakan kota besar ketiga di Jawa setelah Batavia dan Surabaya.
Suasana jaman baru di Semarang seperti bergema karena banyak
pembangunan sekolah yang dibangun kota tersebut, Semarang juga
dikenal sebagai salah satu kota yang dikenal mempunyai penduduk
Tionghoa terbesar di Jawa.
Liem Bwan Tjie adalah keluarga dari Tionghoa generasi keempat yang
tinggal di Hindia Belanda (Dikken, 2002:5). Liem lahir pada tanggal 6
September 1891 di Semarang, Liem digolongkan sebagai seorang
Tionghoa campuran. Pada akhir abad ke-19, orang-orang mulai berlombalomba untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Semangat Liem
Bwan Tjie untuk bersekolah dan perguruan tingginya bersekolah di
Belanda dan menyelesaikan sekolah dasarnya di Semarang. Tidak semua
orang dapat bersekolah pada waktu itu, Liem adalah termasuk keluarga
yang beruntung, baik dalam bidang finansial atau beruntung pada waktu
itu. Sewaktu tinggal di Semarang maupun sesudah tinggal di Belanda,
tidak ada yang tau pilihan atau minatnya untuk menjadi seorang arsitek,
akan

tetapi

pilihannya

untuk

masuk

ke

Sekolah

Teknik

Menengah (Middlebaare Technischeschool)jurusan bangunan yang


kemudian dilanjutkan ke Sekolah Tinggi Jurusan Arsitektur di Delft,
membawa karirnya sebagai salah satu pelopor atau pengagas arsitektur
modern di Indonesia.
D. Ciri Karya Arsitektur Liem Bwan Tjie
Liem Bwan Tjie adalah salah satu arsitek yang menjadi pelopor desain
arsitektur modern di Indonesia, didalam setiap karya arsitekturnya Liem
Bwan Tjie memadukan penyelesaian dengan menggunakan arsitektur
barat modern dan unsur Cina yang didasarkan pada filosofi hubungan
manusia

dengan

lingkungannya,

Liem

Bwan

Tjie

juga

sangat

memperhatikan kondisi iklim dan lingkungan sekitar disetiap desainnya,


Karya arsitektur Liem Bwan Tjie banyak dipengaruhi oleh arsitek Frank
Lloyd Wright, Le Corbusier, dan Dudok De Stijl.
(Sumber : http://semarangkota.com/07/liem-bwan-tjie-arsitekmodern-indonesia/10/5/2015/21:28)
Dalam hal desain Liem Bwan Tjie lebih menekankan faktor iklim (tropis)
sebagai pertimbangan penting disamping yang lainnya. Hujan dan sinar
matahari langsung tidak dibiarkannya, karena membuat penghuni merasa
tidak nyaman. Permainan atau lempeng-lempeng horizontal dan vertical
dipadukan dengan masa geometric, juga pergantian dari padat ke kosong
menciptakan pembayangan yang sangat mengesankan. Liem Bwan Tjie
tidak anti kesetangkupan dan masih menerapkannya, meskipun dengan
tampilan yang unik. Perapet menjadi ciri desain Liem Bwan Tjie. Perapet
tiap rumah atau bangunan selalu unik tetapi tidak sulit dikenali.
Undak-undak nampak sebagai komponen yang mendapatkan perhatian
penuh dari Liem Bwan Tjie, bahkan terkesan arsitek ini sangat terobsesi
oleh komponen tersebut, undak bisa berupa untuk menuju pintu atau
undak untuk menuju ke lantai diatasnya. Selain itu, dalam mendesain Liem
Bwan Tjie berpikir dari makro sampai mikro, garis besar sampai detail dari
bangunan sampai perabot.
(Sumber : https://www.scribd.com/doc/176812262/ArsitekturHijau-Liem-Bwan-Tjie/10/5/2015/21:40)
E. Karya-Karya Arsitektur Liem Bwan Jie
Karya arsitektur Liem Bwan Tjie yang begitu meluas di Indonesia hingga
mencapai ratusan kiranya. Berikut akan ditampilkan berupa karya-karya
yang dirancang oleh arsitek pertama yang melahirkan arsitektur modern di
Indonesia, adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Karya-Karya Arsitektur oleh Liem Bwan Tjie

(Sumber : http://fportfolio.petra.ac.id/user)
Banyak sekali karya-karya yang telah dirancang oleh Beliau dengan
berbagai macam fungsi yang diselaraskan dengan faktor iklim dan
lingkungan sekitarnya. Dari hasil rancangan tahun ke tahun seperti yang
digambarkan pada tabel diatas, dibwah ini akan dijelaskan salah satu dari
beberapa rancangan yang didesain mengenai karakteristik rancangan
Beliau lebih mendetail, jelas dan dalam bentuk visual, yaitu sebagai berikut
:

Gambar 2. Foto sebelah kiri adalah kantor pusat Oei Tiong Ham
Concern yang lama di Semarang. Sedangkan foto yang ada disebelah
kanan adalah kantor Oei Tiong Ham Concern yang baru dirancang oleh
arsitek Liem Bwan Tjie pada th. 1930-31

Gambar 3. Rumah tinggal The Bo Djwan, Ma- lang. Rumah tinggal ini
dirancang oleh Liem Bwan Tjie pada tahun 1934. Rumah ini mendapat
julukan rumah yang terbaik di Malang pada jamannya. Terakhir rumah ini
men- jadi outlet produksi Batik Semar, yang terletak di depan Museum
Brawijaya. Penggunaan garis-garis horizontal yang dominan dan sejajar
dengan tanah.

Gambar 4. Kantor Dinas Departemen Perta- nahan di Jakarta. Dibangun


th. 1960-61. Arsiteknya adalah Liem Bwan Tjjie.
Sebagai salah satu contoh yang menarik dari rancangan Liem Bwan Tjie
dimana memiliki karakter menerapkan arsitektur modern yang diselaraskan
dengan konsep lingkungan sekitarnya yang juga termasuk dari pengaruh
iklim. Iklim torpis yang menandakan hijaunya arsitektur rancangan Beliau
pada rumah tinggal Dr. Ir. Han Tiauw Tjong, Semarang yang di bangun
pada tahun 1932, adalah sebagai berikut :
Pada rancangan rumah tinggal ini Beliau sangat mengedepankan iklim
dimana tempat itu dibangun dan dengan pemakaian bahan bahan local
serta bentuk bangunan yang mencirikan arsitektur modern dipadu dengan
arsitektur local atau kedaerahan. Arsitektur local terlihat pada bahan
material yang digunakannya seperti pemakaian material batu bata yang
bisa didapatkan dari daerah setempat, kemudian juga tidak kalah penting
bentuk teritisan panjang dan lebar yang diakumulasikan untuk menghindari
adanya tampias serta sinar matahari langsung yang masuk ke dalam
bangunan.
Selain itu juga terlihat Beliau menggunakan unsur-unsur Barat dan Timur.
Unsur barat dapat terlihat pada bentuk bangunan yang tidak terlalu rumit
melainkan bentuk dasar sederhana sedangkan unsur timur ditempatkan
pada interior ruangan serta perabot atau furniture dalam bangunan.

Rancangan Beliau juga lebih menonjolkan bentuk-bentuk dari gaya dari


arsitek Frank Lloyd Wright. Bentukbentuk yang konvensional baik denah
maupun tampilan luar tidak terlalu rumit sehingga banyak diminati oleh
kebanyakan orang atau clien dari Liem.

Gambar 5. Rumah dengan gaya arsitektur modern


Sumber : http://semarangkota.com/07/liem-bwan-tjie-arsitekmodern-indonesia/

Gambar 6. Tampak samping bangunan


Sumber : http://semarangtempodoeloe.blogspot.com/2011/06/vill
a-jl-tumpang-karya-irliem-bwan-tjie.html
Pemilik dari rumah ini adalah sesorang Tionghoa, meskipun dari luar
terlihat konvensional Liem mengekspresikan budaya Tionghoa terhadap
interior bangunan sampai kedetailnya (perabot rumah tangga).

Gambar 7. Bentuk detail interior ruang tamu karya Liem Bwan Tjie
Sumber : Dikken, 2002

Gambar 8. Bentuk detail furniture karya Liem Bwan Tjie


Sumber : http://semarangtempodoeloe.blogspot.com/2011/06/vill
a-jl-tumpang-karya-irliem-bwan-tjie.html
Interior dan perabot rancangan Liem Bwan Tjie pada rumah Han Tiauw
Tjong di Semarang. Rumah berserta perabot dan interior ini dirancang
pada th. 1932. Gaya oriental yang dominan tampak dalam suasana interior
ini.

Gambar 9. Bentuk detail lantai balkon karya Liem Bwan Tjie


Sumber : http://semarangtempodoeloe.blogspot.com/2011/06/vill
a-jl-tumpang-karya-irliem-bwan-tjie.html

You might also like