You are on page 1of 51

NUTRISI

MALNUTRISI
Malnutrisi : defisiensi protein & kalori.
Malnutrisi ada 3 tipe:
Marasmus
Kwashiorkor
Mixed (marasmic-kwashiorkor)

1. Marasmus.
Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, akibat defisiensi
karbohidrat ( kalori) disertai gangguan fisiologik
Aktivitas metabolik normal atau rendah.
2. Kwashiorkor.
Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, akibat defisiensi
protein dengan tanda-tanda klinis edema diseluruh tubuh dan
hipoalbumin.
Aktivitas metabolik meningkat.
3. Marasmic-kwashiorkor (mixed).
Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, dengan tanda
klinis berkurangnya simpanan lemak dan protein disertai
gangguan fisiologik.
Aktivitas metabolik meningkat, kadar albumin rendah atau
menurun sangat drastis

Konsekuensi dari malnutrisi

Intestinal barrier terganggu


Glomerular filtration menurun
Cardiac function terganggu
Drug pharmacokinetic terganggu
Loss of weight
Slow wound healing
Impaired immunity
Hospital stays lebih lama
Treatment cost meningkat
Mortality meningkat

MENILAI STATUS NUTRISI


Lakukan:
Evaluasi kondisi klinis, diet, komposisi tubuh dan
data biokomiawi
Klasifikasikan atatus nutrisi: nutrisi baik atau
malnutrisi.
Identifikasi pasien untuk menghindari:
Komplikasi
Kegagalan terapi
Problema fisiologik
Biaya perawatan tinggi

Parameter nutrisi
1. Parameter komposisi tubuh.
Berat dan tinggi badan
BMI = weight/height2
Triceps atau subscapular thickness of skinfold
Mid-arm muscle circumference and mid-arm muscle area
2. Parameter biokimia.
Serum albumin < 3,5 g/dL
Total lymphocyte count < 1500 cells/ mm
Serum tranferin < 140 mg/dL
Serum pre-albumin
< 17 mg/dL
Total iron-binding capacity
< 250 g/dL
Serum cholesterol
< 150 mg/dL

Amino acids

Essential:
Phenylalanine
Lysine
Leucine
Isoleucine
Methionine
Valine
Tryptophan
Histidine
Threonine
Conditionaly essential:
Glutamine
Arginine
Non essential:
Alanine
Tyrosine
Aspartic acid
Glutamic acid
Cysteine
Glycine
Sarine
Proline

Penggunaan nutrien
Regulasi: Persediaan nutrien
Berkaitan dengan hormonal
Keadaan inflamasi
Penggunaan substrat energi:
Keadaan puasa: tergantung persediaan
nutrien.
Keadaan stres: tergantung kondisi
hormonal dan inflammatory response

Menentukan kebutuhan Protein


Berat badan
Usia
Tipe protein
Kebutuhan harian:Sehat
0,8 1,0 g/kg/day
Stress 1,0 2,0 g/kg/day tergantung kondisi

Karbohidrat:
50 % - 60 % dari total kalori
Diperlukan untuk mempertahankan anabolisme protein
Menghasilkan: per oral atau enteral
4 kcal/g
intravena
3,4 kcal/g

Lemak
Sumber energi dan asam lemak essential: Linoleic acid
Dianjurkan 20 % - 30 % dari total kalori: 1g/kg/day
Pada penyakit khusus:
45 % dari total kalori dari fat bermanfaat untuk:
. kontrol Glycemic
. menurunkan produksi CO2

Distribusi kalori pada katabolisme:

Normal
Katabolik
Fat
Protein
Carbohydrat

25 %
15 %
60 %

30 %
25 %
45 %

2 7 g/day

Vitamin:

Larut dalam lemak: vitamin A, D, E, K


Larut dalam air: vitamin B1, B6, B12, C
Folic acid, Pantothenic acid, Biotin, Niacin, Riboflavin

Mineral:

Sodium Zinc
Potassium
Copper
ChlorideChromium
Calcium Manganese
Phosphorus
Selenium
Magnesium
Iodine
Iron

Derajat malnutrisi:
Ringan : penurunan berat-badan 10 %
Sedang : penurunan berat-badan 10 20 %,
kadar albumun < 3,2 g/dL
Berat
: penurunan berat-badan > 20 %,
kadar albumin < 2,5 g/dL

BERAT-BADAN
Pria:

Tinggi Badan Berat Ideal (100 %) Gemuk (115 %) Kurus (85 %)


150 cm
49,1 kg
56,5 kg
41,7 kg
160 cm
54,5 kg
62,2 kg
46,3 kg
165 cm
57,2 kg
65,8 kg
48,6 kg
170 cm
59,9 kg
68,9 kg
50,9 kg

Wanita:

Tinggi Badan Berat Ideal (100 %)


150 cm
45,4 kg 52,2 kg
160 cm
50,6 kg 58,2 kg
165 cm
53,0 kg 61,0 kg

Gemuk (115 %)
38,6 kg
43,0 kg
45,1 kg

Kurus (85 %)

Berat badan normal: (TB 100)


Misal: Tb 150 cm (150 cm 100) = 50 kg
Berat badan Ideal: Berat Badan Normal 10 %

Malnutrisi Ringan
: 70 90 % BB normal
Berat
:< 70 % BB normal
Obesitas Ringan : 115 130 % BB normal
Sedang : 130 150 % BB normal
Berat : > 150 % BB normal

RESPONS METABOLIK TERHADAP TRAUMA

Ada 2 fase:
1. Ebb Phase:
Karakteristik adanya hypovolemic shock
Prioritas untuk mempertahankan hidup/homeostasis.
Terjadi penurunan: Cardiac output
Oxygen consumption
Blood pressure
Tissue perfusion
Body temperature
Metabolic rate
2. Flow Phase:
Catecholamine
Glucocorticoids
Glucagon
Release of Cytokines, lipid mediators
Acute phase protein production

Peran Glutamine pada Metabolic stress:


Sangat penting pada pasien kritis
Sangat menurun pasca trauma
Sangat diperlukan sel untuk immune system dan GI tract
Untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas mukosal intestinal
Peran Arginine pada Metabolic stress:
Sebagai substrat untuk immune system
Meningkatkan retensi nitrogen pasca metabolic stress
Meningkatkan wound healing pada model binatang
Stimulan sekresi growth hormon da sebagai prekusor bagi polyamines dan
nitric oxide
Tidak tepat diberikan pada septic atau inflammatory patient

Vitamin dan Mineral:

Vitamin A penyembuhan luka dan perbaikan jaringan


Vitamin C penyembuhan luka dan sintesa kolagen
Vitamin B untuk metabolisme karbohidrat
Pyridoxine sintesa protein
Zinc
penyembuhan luka, immune function dan
sintesa protein
Vitamin E antioxidant
Folic acid sintesa dan mengganti red blood cells
Iron
Vitamin B12

NUTRISI PARENTERAL
Nutrisi parenteral adalah parsial atau total
nutrisi, diberikan secara intravena.
Cara pemberian melalui vena perifer atau
vena sentral.
Indikasi nutrisi parenteral:
Gastrointestinal tract tidak berfungsi
Gastrointestinal tract tidak mungkin
dipergunakan
Intestinal rest diperlukan

Kontra indikasi nutrisi parenteral:


Absorbsi dan dapat menerima makanan dengan adekuat
baik peroral,gastric tube maupun enteral tube
Hemodinamik tidak stabil
Shock dan defisiensi cairan ekstraseluler.
Pasca bedah dalam ebb phase
Diberikan cairan elektrolit dan dextrose 5 %
Gagal nafas.
PaO2 < 80 % dan PaCO2 > 50 %, kecuali diberikan
ventilator mekanik.
Metabolisme KH akan meningkatkan produksi CO2, yang
akan memperberat gagal nafas.
Terminal stage, brain death karena alasan biaya.

NUTRISI PARENTERAL MELALUI VENA SENTRAL.


Tergantung kebutuhan kalori, volume yang diberikan serta kondisi pasien.
Terbaik dengan komponen:
Amino acid > 5 %
Dextrose > 20 %
Lipids
Mengandung vitamin, mineral dan trace elements
Osmolality > 700 mOsm/kg H2O
FORMULA NUTRISI PARENTERAL.
Dextrose.
Mengandung 3,4 kcal/kg
Hanya merupakan sumber energi
Kecepatan infus tidak boleh lebih dari 5 mg/kg/min
Perhatikan solution osmolality
Amino acid.
Konsentrasi bervariasi antara 5 % dan 15 %
Nilai energi amino acid 4 kcal/g
Nitrogen (g) = protein (g)/6,25
Trace elements.
Termasuk kebutuhan perhari zinc. copper, chromium and manganese penderita
kidney or liver failure
Kebutuhan tergantung pasien dan keadaan patologis
Pasien jangka lama dengan nutrisi parenteral perlu mendapat tambahan
iron dan selenium

Lipids.
Mencegah essential fatty acid deficiency
Non protein source of kcal. Dianjurkan 1 g/kg/day
Tersedia dalam konsentrasi 10 %, 20 % dan 30 %
Termasuk LCT or a mix MCT/LCT at 10 % and 20 %
Ditambahkan kedalam basic parenteral nutrition solution atau diberikan
tersendiri
Electrolytes.
Calcium, magnesium, phosphorus, chloride, potassium, sodium and acetate
Bentuk dan jumlah titrasi disesuaikan dengan metabolic status and
fluid/electrolytebalance
Harus dipertimbangkan calcium-phosphate solubility
Vitamins and Minerals.
Secara umum, diberikan lebih rendah dari kebutuhan orang sehat, meskipun
demikian cukup memenuhi kebutuhan, ditambahkan kedalam formula
oral ataupun enteral
Tambahkan setiap hari kedalam nutrisi parenteral
Kebutuhan vitamin meningkat pada acute illness, infection, preexisting
malnutrition and excessive fluid loss

NUTRISI PARENTERAL MELALUI VENA


PERIFER.
Pemilihan peripheral acces tergantung pada kondisi
klinis, kebutuhan, toleransi terhadap volume.
Dianjurkan:
Osmolality < 700 mOsm/kg H2O, maksimal 900
mOsm/kg H2O
Total k.cal dibatasi oleh konsentrasi dan rasio
volume pemberian
Termasuk separuh elektrolit yang dianjurkan untuk
nutrisi parenteral
Terapi nutrisi parenteral ada 2 katagori:
Terapi nutrisi parenteral suportif
Terapi nutrisi parenteral total

Pemberian nutrisi parenteral:


1. Pra Bedah.
Puasa menyebabkan penurunan zat yang menghasilkan kalori dan
protein.
Jumlah kalori yang tersedia didalam tubuh berkisar 1600 k.cal, setara
dengan 400 gram karbohidrat. Jumlah ini akan digunakan selama puasa.
Kehilangan selama puasa, setiap jam:
Air 60 ml
Na +
1,8 mEq
K +2,4 mEq
Protein
6,4 g
KH 2,6 g
Lemak
5,6 g
Sehingga harus diberikan:
Asam amino 4,6 %
KH 10,7 %
Na +
80 mEq/L
K +40 mRq/L
sebanyak 60 ml/jam.

2. Intra Bedah.
Diberikan cairan perinfus:
cairan pengganti puasa
cairan pemeliharaan
Stres operasi:

2 ml/kg/jam
2 ml/kg/jam

Dewasa
4 ml/kg/jam
6 ml/kg/jam
8 ml/kg/jam

Anak
2 ml/kg/jam
4 ml/kg/jam
6 ml/kg/jam

Operasi kecil
Operasi sedang
Operasi besar
Perdarahan:
Transfusi dilakukan: Dewasa dan anak perdarahan > 15 % EBV
Bayi
perdarahan > 10 % EBV
Bila diganti koloid
sama dengan jumlah perdarahan
kristaloid
3 x jumlah perdarahan
3. Pasca Bedah.
Bila gizi awal normal nutrisi dapat diberikan mulai hari ke 3.
Pada gizi buruk, DM, gagal ginjal, gagal hati diberikan setelah 24 jam. Tidak
boleh diberikan sebelum 24 jam, karena masih dalam ebb phase, dimana
terjadi peningkatan stres hormon, resisten terhadap insulin dan kadar gula
meningkat.

Penatalaksanaan.
1. Larutan Dextrose ( 1 5 hari ):
Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal).
Tingkatkan Dextrose secara bertahap dan periksa gula darah.
Hari II-III : RD 5% 1000 ml + D 10% 1500 ml (800 k.cal)
Hari IV : RD 5% 1000 ml + D 20% 1000 ml (1000 k.cal)
Dextrose 20% dapat diganti: fructose-glucose-xylitol.
2. Larutan Dextrose dan asam amino (melalui vena perifer).
Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal)
Hari II-III: D 10% 1500 ml + KH 1000 ml + AA 2,5% (900 k.cal + 25 g AA)
Hari IV : D 20% 1000 ml + KH 1000 ml + AA 2,5% (1100 k.cal + 25 g AA)
3. Larutan Dextrose dan asam amino (melalui vena sentral)
Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal)
Hari II-III: D 10% 1500 ml + KH 10% 1000 ml + AA 2,5% (1000 k.cal + 50 g AA)
Hari IV : D 20% 1000 ml + KH 10% 1000 ml + AA 2,5% (1200 k.cal + 50 g AA)
Kalori non protein
Lemak
Nitrogen
Volume

1200 1400 k.cal


1 1,5 g/kg/day
9 10 g
2500 ml

Kebutuhan Nutrisi:
1. Kebutuhan zat nutrisi makro.
Cairan
30 35 ml/kg/hari
Kenaikan suhu 1 C ditambah 12% dari total cairan.
Diperlukan modifikasi pada kelainan jantung, ginjal dan hati.
Protein/nitrogen
1 2 g/kg/hari
Kalori
30 35 k.cal/kg/hari
Glukosa 30-70% dari total kalori dan lemak 15-30%
Lemak
1 2 g/kg/hari

2. Kebutuhan zat nutrisi mikro.


Berupa vitamin, elektrolit, mineral dan trace element.
Na +
K+
Mg ++
Ca ++
PO4 2-

1,5 m.mol
6 m.mol/g nitrogen
1 m.mol/g nitrogen
0,11 m.mol
0,50 0,75 m.mol

Indikasi Arteficial Feeding:


Gastrointestinal failure ( prolonged paralytic ileus,
multiple fistula) major surgery, trauma, luka bakar,
sepsis, malnutrisi preoperatif, gagal ginjal, gagal hati,
coma, severe anorexia nervosa, chemotherapy.
Bila pada hari pertama pasca operasi kadar gula darah
>220 mg%, kemungkinan terjadi infeksi berat 20% lebih
tinggi.
Lipid tidak dapat diberikan sebagai sumber kalori
tunggal, karena tidak mempunyai protein sparing effect
(melindungi protein).
Sekitar 25% dari konsumsi kalori total terbuang sebagai
insensible water loss.
Pada pasien dengan status nutrisi baik atau malnutrisi
ringan, nutrien dapat diberikan pada hari ke 7 pasca
operasi. Sedangkan pada malnutrisi berat, diberikan pada
hari 1 sampai hari ke 3 pasca operasi.

Monitor pasien dengan nutrisi parenteral.


Metabolik:
Menilai:
Glukosa
Berat-badan
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Nitrogen balance
Fungsi ginjal dan hati
Plasma protein
Tryglyceride dan cholesterol
Creatinine/height index

Komplikasi nutrisi parenteral


1. Berkaitan dengan kateter:
Insersi: pneumothorax, chylothorax, hemothorax, emboli udara, arterial puncture,
nerve injury.
Mekanikal: letak kateter tidak baik, phlebitis, thrombosis, oklusi kateter, ruptur,
emboli
Infeksi: tempat insersi kateter, subcutaneous tunnel, kolonisasi, bakterimia, sepsis
2. Metabolik:
Hiperglikemia atau hipoglikemia
Gangguan keseimbangan elektrolit
Prerenal azotemia
Keseimbangan asam-basa abnormal
Refeeding syndrome-measure P, Mg, K, and glucose
3. Gastrointestinal:
Gangguan fungsi hati
Komplikasi dapat dikurangi dengan cara memberikan makanan dalam jumlah
kecil lewat enteral, bila memungkinkan.
4. Over feeding:
Pemberian lebih dari 35 k.cal akan berakibat: hepatic steatosis, hyperglycemia,
prerenal azotemia, hypertriglyceridemia, increased CO2 production,
respiratory distress syndrome

NUTRISI PADA PASIEN


KRITIS

Pada pasien kritis nutrisi diberikan 48 72 jam pertama pasien dirawat di


ICU. Ada pula yang mengatakan as soon as possible.
Meskipun enteral feeding care terpilih untuk fungsi gastrointestinal baik,
tetapi kebanyakan critically ill patents mempunyai kontra indikasi
relative atau absolute terhadap enteral feeding.
Kandidat buruk untuk enteral feeding:
Diare berat
Pankreatitis
Abdomen distensi
Akses gastrointestinal buruk
High nasogastric tube output
Hemodinamik tak stabil ( cardiac output)

Komplikasi enteral nutrition:


Aspirasi paru
Diare
Iskemik atau infark intestinal

Parenteral nutrition lebih menguntung kan pada critically


ill patients, karena:
Memperbaiki metabolic
Memperbaiki elektrolit
Memperbaiki manajemen mikro nutrient
Manipulasi asam-basa dengan baik
Kemampuan mensuplai obat ( insulin, heparin)
Menjamin suplai nutrient

Penggunaan parenteral nutrition dapat menyebabkan:


Mucosal atrophy of the Bowl
Bacterial translocation

Volume restricted patients, nutrition support hanya 1 L larutan.

Harris-Benedic equation digunakan pada kalkulasi


basal energy expenditure:
Kalori
Protein

: 25 k.kal/kg/hari
: 1-1,5 g/kg/hari (caloric value 4 k.cal/g)

Amino acid harus dalam jumlah adekuat antara


esensial dan non esensial
Dekstrose

: 50 150 g/hari

TPN jangan diberikan sampai gula darah terkontrol


( < 220 mg/dL )
Lipid

: 20 40 g/hari ( caloric value 9 cal/g )

Serum Triglyceride 400 500 mg/dL, stop lipid.

Formula untuk estimasi kebutuhan energi.


Calculating basal energy expenditure ( BEE ).
Harris-Benesict equation.
Men: 66,47 + ( 13,75 x weight ) + ( 5 x height ) ( 6,76 x age )
Women: 65,51 + ( 9,56 x weight ) + ( 1,85 x height ) ( 4,67 x age )
Average BEE is approximately 25 k.cal/kg of body weight perday.
Stress factor.
Correction of the energy requirement calculated according to degree of
hypermetabolism:
Post operative ( without complication)
1,00 1,10
Fracture of long bone
1,15 1,30
Cancer
1,10 1,30
Peritonitis/Sepsis
1,10 1,30
Serious infection/Multiple trauma
1,20 1,40
Multiple organ failure syndrome
1,20 1,40
Burn (approximate BEE + % body surface area)
1,20 2,00
Corrected energy requirement (k.cal/day) = BEE x stress factor.
( Dikutip dari:Program Manual TNT Version 2.0 Abbott Laboratory and the
Latin American Federation of Parenteral end Enteral Nutrition, p. 120 )

Formula Makronutrien untuk Parenteral Nutrition pada pasien spesifik.


Criteria
Determine total energy needs

Example
1,600 k.cal

Multiply k.cal by the desired substrate


( carbohydrates, proteins, lipids ) distribution

1,600 x 55 % carbohydrates = 880 kcal


1,600 x 20 % proteins = 320 kcal
1,600 x 25 % lipids = 400 kcal

To determine total grams in the final


solution, divided by k.cal/gram

880 : 3.4 = 259 grams of dextrose


320 : 4.0 = 80 grams of amino acid
400 : 2.0 = 200 ml of lipids at 20 %

Determine the volume of stock solutions of


Dextrose, amino acid, and lipids to achieve
Gram of nutrients needed

D 70 259: 0.70 = 370 ml


15 % amino acid 80 : 0.15 = 533 ml
400 kcal of lipid : 2 kcal/ml of lipids At
20% = 200 ml ( if lipids are used,

Desired grams + % stock solution = indicate whether the desired infusion is


Required volume of solution
a three-in-one, daily, weekly, twice
Weekly, or more times per weeks )
Add the total volume of macronutrients and
Evaluate based on fluid reguirement.
If necessary, total volume can be increased
with sterilized water.

370 + 533 + 200 = 1.103 ml

Scheduling Infusion.
Initial infusion of TPN should be continuous on a 24 hour basis, particularly
in patients with cardiac insufficiency or who are unable to tolerate higher
rates of fluid administration necessary in a cyclic TPN schedule. To avoid
metabolic complications, physicians often increase the infusion slowly for
two or three days until reaching the desired rate.

When the TPN solution contains 25 % dextrose, the rate of initial infusion is
normally 40 ml/hour and progressively increase 20 40 mL/hour/day until
reaching the goal rate.

TPN solutions containing 35 % dextrose start at 30 ml/day and gradually


increase 20 mL/hour/day until reaching the goal rate. TPN is ideally
admisintered via infusion pump.

( dikutip dari Program Manual Total Nutrition Therapy. Version 2.0. Abbott
Laboratories and FELANPE, p. 307)

Distribusi kalori pada katabolisme:


Normal
Fat
25 %
Protein
15 %
Carbohydrat
60 %

Katabolik
30 %
25 %
45 %

Termasuk Katabolik:
trauma dan stress ( operasi, anestesi, infeksi,
sepsis, luka bakar luas )

DASAR PERHITUNGAN
Body Mass Index
BMI = Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m2)
Normal = 20 25 kg/m2
Berat badan Ideal
Dipertimbangkan sesuai BMI: 20 25 kg/m2
BB normal: TB 100
BB Ideal: BB Normal 10 %
Harris-Benedict Equation of Basal Energy Expenditure
Pria = 66,47 + ( 13,75 x BB ) + ( 5,0 x TB ) ( 6,76 x Umur)
Wanita = 655,1 + ( 9,56 x BB ) + ( 1,85 x BB ) ( 4,67 x Umur )
BB(kg), TB(cm) dan Umur (tahun).
Faktor aktivitas: 1,2 di tempat tidur
1,3 dapat turun dari tempat tidur

Faktor stress:
1. Post opeartive (no complications)
1,00 1,10
2. Long bone fracture
1,15 1,30
3. Cancer/COPD
1,10 1,30
4. Peritonitis/sepsis
1,10 1,30
5. Severe infection/Multiple trauma
1,20 1,40
6. Multiple organ failure syndrome
1,20 2,00
7. Burns
1,20 2,00
Rule of Thumb untuk menentukan energi.
25 30 k.kal/kg BB aktual
Air: 30 ml x BB aktual atau 1500 ml x BSA (m2)
Protein: Dasar: 0,8 1,0 g/kg BB biasa ( bila obesitas, 130% BB Ideal)
Stress: 1,2 2,0 g/kg BB biasa
Protein 15 20% dari total kalori
Protein: 4 k.kal/g
Lipids: Dasar: 20 35% dari total kalori
Biasanya 25 30 % dari total kalori
Higher with COPD 35 55% dari total kalori
Lipid: 9 k.kal/g MCTs: 8,3 k.kal/g
Nutrisi parenteral tidak boleh lebih dari 1 g/kg/hari
Karbohidrat:
Dekstrose (parenteral): 3,4 k.kal/g
Karbohidrat oral: 4 k.kal/g
Maksimal: 7 g/kgBB Ideal/hari atau 5 mg/kg/min

Protein is 16 % nitrogen:
Protein/6,25 = 1 g nitrogen
UUN = Urinary Urea Nitrogen in 24 hour urine condition
Total nitrogen loss = UUN + correction factor for fecal, skin, and
other urinary
Nitrogen losses (4 g/day)
Total nitrogen loss = UUN + 4 g x 6,25 g protein/nitrogen =
protein breakdown/day
PNT:
To determine volume of parenteral solution needed to provide
Xgrams of substrate:
X g substrate/% solution concentration.
e.g., What volume of 20% dextrose solution is required to provide 65
g carbohydrate ?
Answer: 65 g carbohydrate/20 % solution = 65 g/ 0,20 = 325 ml

Daily doses of substrates and


characteristics of some parenteral
nutrition systems.
Energy k.cal
Peripheral 1300-1700
Standard 1500-2200
Sepsis
1300-1900

Volume ml
2500-3000
2250-3000
2500-3000

Kidney failure 1500-1900 individual


Liver failure
1200-1700 2000-3000
Heart failure
1200-1700 2000-2250
Stress
moderate
1500-2200 2500-3000
severe
1500-2200 2500-3000
Diabetes
1300-1700 2500-3000
(TNT. Version 2.0 Abbott Lab. )

Orang dewasa sehat memerlukan 2500 ml air


setiap hari, untuk mengganti kehilangan lewat:
gastrointestinal
100-200 ml
kulit & pernafasan
1000 ml
urine
1200 ml
Penggabungan kebutuhan rumatan sehari-hari
akan air, Na dan K menghasilkan cairan
rumatan pada dewasa 2500 ml/hari.
( dr. S. Sunatrio, SpAn.KIC: Resusitasi Cairan.
Media Aesculapius, FKUI, Jakarta 2000 )

Pada kasus sakit berat atau trauma, berlaku:


Total energy requirement = HBE x injury factor
Injury factor
Surgery
1.1
minor
1,2
1,4 1,6
major
1,5

Infection
mild
moderate

Trauma
1,35
1,6

Burns
40 % of BSA
100% of BSA

1,35

skeletal
1,5
head injury
1,95
with steroid therapy
blunt

Cara cepat untuk menentukan kebutuhan energi:


Kebutuhan energi sekitar 25 30 kcal/kg, belum termasuk injury factor.

Pada trauma dan sepsis yang


mengalami katabolisme, kebutuhan
kalori: 25 k.cal/kg/day.
Nutrisi parenteral parsial, dapat
diberikan 24 jam setelah krisis atau
kegawatan teratasi.
Pada Ebb phase hanya diberikan cairan
elektrolit dan kalori.

Protein.
Kebutuhan normal 0,8 1,0 g protein/kg/hari.
Hypermetabolic stress akan meningkat, sbb:
Derajat hypermetabolic stress: Kebutuhan protein (g/kg/hari)
Normal- tidak stress
0,8 1,0
Ringan
1,0 1,2
Sedang
1,2 1,5
Berat
1,5 2,0
Vitamin dan meneral.
Dianjurkan diberikan 100 %.
Elektrolit
Pemberian elektrolit perhari:
Natrium
60 80 mEq
Kalium
30 60 mEq
Chlorica
80 100 mEq
Kalsium
4,6 9,2 mEq
Magnesium
8,1 3,0 mEq
Phosphor
12 20 mmol

Dasar Perhitungan:
Rule of Thumb:
Kalori: 25 30 k.cal/kg/day
Air: 30 ml/kg/day
Insensible water loss dws: 15 ml/kg
KH: 60 % total kalori
Lemak: 25 % total kalori
Protein: 15 % total kalori

Distribusi kalori pada katabolisme:


Normal
Fat
25 %
Protein
15 %
Carbohydrat
60 %

Katabolik
30 %
25 %
45 %

Termasuk Katabolik:
trauma dan stress ( operasi, anestesi, infeksi,
sepsis, luka bakar luas )

Penyakit Spesifik:
KH: 55 % total kalori
Lemak: 25 % total kalori
Protein: 20 % total kalori
Pada restriksi cairan: urine 24 jam
(sebelumnya) + IWL (15 ml/kg)

Pada gagal ginjal:


Diberikan EAS (essential amino acid
solution)
Pada sepsis:
Diberikan 30 45 % BCAA (branched
chain amino acid)

You might also like