Professional Documents
Culture Documents
Kelas : S1-3A
2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan:
a. pelaksanaan asuhan keperawatan;
b. pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat;
dan
c. pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
4) Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evai.iasi keperawatan.
5) Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi penerapan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
6) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi pelaksanaan
prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.
7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dapat memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas.
Pasal 10
1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter di
tempat
kejadian,
perawat dapat
diluar
diperbolehkan untuk melakukan penolakan seperti yang dicantumkan dalam pasal 32 ayat
2.
Sedangkan jika ditinjau dari undang undang keperawatan No.38 tahun 2014
terutama ayat pertama menyebutkan bahwa: Untuk pertolongan pertama perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.
Kemudian
diperjelas
di
Peraturan
menteri
Kesehatan
RI
NOMOR
sadari terkadang hukum pemerintahan hanya berfokus pada aspek legal formal saja tanpa
mempertimbangkan aspek sosiologis.
Menurut saya, maka seharusnya
hukum
pemerintahan
perlu
juga
mempertimbangkan aspek sosiologis masyarakat, dalam hal ini dimana pemerintah harus
melihat situasi dan kondisi dimana perawat tersebut dalam hal ini perawat S berdinas.
Karena didalam kasus tersebut jelas bahwa perawat tersebut berada di desa terpencil yang
mungkin jauh dari RS dan kurangnya atau bahkan tidak adanya tenaga medis yang
bertugas di desa tersebut. Faktanya di lapangan menunjukan bahwa sebagian besar
Puskesmas Induk dan seluruh Puskesmas terutama di daerah terpencil itu dipimpin oleh
seorang perawat dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil atau perbatasan
adalah tenaga perawat karena pemerintah belum mampu mendayagunakan dan
menempatkan tenaga medis dan tenaga kefarmasian yang rasional di daerah tersebut.
PROSPEK : (Pengembangan kualitas pelayanan gawat darurat berfokus pada UU
dan Kode Etik Keperawatan
Menurut saya, untuk memecahkan masalah pada kasus perawat S diatas adalah
dengan metode tele-nursing. Metode ini saya rasa dapat mengembangkan kualitas
pelayanan gawat darurat, terutama bagi perawat yang berada di daerah terpencil, dan
masih kurangnya tenaga medis.
1. Tele-education in emergency care (Binks & Benger, 2007).
Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini
adalah perawat, terutama petugas kesehatan yang bertugas didaerah-daerah terpencil
yang kadang sulit diakses melalui jalan darat karena kondisi geografis yang
tidak
memungkinkan
sehingga
mereka
kurang
terpapar informasi-informasi
perangkat
mobile
dan
keahlian
dari
dokter
yang
didaerah terpencil
sekarang
dapat
menerima
bantuan
untuk
manajemen pasien secara langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah
satu contoh dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan
masalah klinis dan pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian
perawatan kritis dan akhirnya meningkatkan hasil yang diharapkan.
Kesimpulan :
Jadi menurut saya, dilihat dari berbagai sumber hasil penelitian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa metode pelayanan keperawatan yang menggunakan
model Telenursing efektif digunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan terutama
bagi perawat-perawat yang berada di daerah terpencil tetapi di sisi lain tentu saja
setiap upaya pengembangan akan ada sisi negatifnya, atau kerugiannya. Seperti
berikut :
1. Keuntungan
Bisa digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi petugas kesehatan khususnya tenaga keperawatan yang
berada dimasyarakat maupun dipelosok yang secara geografis sulit diakses,
Dalam memulai suatu sistem tentu saja terdapat kendala, baik dari segi
SDMnya, fasilitas infrasutruktur maupun
biaya
untuk mendukung berjalannya suatu sistem, oleh sebab itu sistem perlu
dirancang
secara
matang
dengan
DAFTAR PUSTAKA