Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
A. Klasifikasi
(1) metroxylon sagus Rottb.; (2) Metroxylon rumphii Mart.; (3) Metroylon
micracanthum Mart.; (4) Metroxylon Longispinum Mart. (5) Metroxylon
sylvestre Mart.
Sedangkan
golongan
kedua
terdiri
dari
spesies Metroxylon
filarae dan Metroxylon elatumyang banyak tumbuh di dataran yang relatif
tinggi. Golongan ini nilai ekonominya rendah karena kandungan acinya
kurang.
Karateristik dari masing-masing jenis sagu yang tumbuh di Sulawesi
Tenggara dengan ciri morfologi sebagai berikut:
1.
Tinggi batang sekitar 10-14 meter, diameter sekitar 40-60 cm dan berat
batang mencapai 1,2 ton atau lebih. Jenis sagu ini tidak berduri, ujung
daun panjang meruncing sehingga dapat melukai orang bila
menyentunya. Letak daun berjauhan, panjang tangkai daun sekitar 4-6
meter, panjanhg lembaran daun sekitar 1,5 meter dan lebernya sekitar 7
cm. Bunganya adalah bunga majemuk berwarna sawo matang kemerahmerahan. Empulurnya lunak dan berwarna putih. Berat empulur sekitar
80% dari berat batang dan kandungn acinya sekitar 18%. Setiap pohon
dapat menghsilkan aci basah sekitar 800 kg atau sekitar 200 kg aci
kering (Haryanto dan Pangloli, 1992).
1.
Barowila
Jenis sagu ini mempunyai tinggi batang sekitar 10 meter dengan dimeter
sekitar 40-50 cm. Pelepah berwarna hijau keputih-putihan, empulurnya
lunak dan berwarna putih. Setiap pohon dapt menghasilkan sekitar 120
kg aci kering. Produksi tepung sagu jenis barowila sangat sedikit jika
dibandingkan dengan jenis sgu lainnya (Haryanto dan Pangloli, 1992).
1.
Jenis sagu ini dicirikan dengan tinggi batang yang relatif lebih pendek
yaitu 7,20 meter, dengan diameter batang sekitar 40 cm. Panjang tangkai
daun dapat mencapai 6,07 meter, sedangkan panjang pelepah daun
sekitar 3,56 meter. Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun
yang berwarna hijau dengan panjang daun antara 130-147 cm dan lebar
daun 6-7 cm. Sagu ini memiliki empulur agak keras, mengandung banyak
serat, dan berwarna kemerh-merahan serta kandungan aci paling sedikit
(Tenda et al. 2003). Kandungan aci dalam empulur hanya sekitar 200 kg
per pohon dan rasanya kurng enak (soerjono, 1980) dalam Harynto dan
Pangloli (1992).
1.
B. Morfologi sagu
Sagu tumbuh dalam bentuk rumpun. Setiap rumpun terdiri dari 1-8
batang sagu, pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan. Pada
kondisi liar rumpun sagu akan melebar dengan jumlah anakan yang
banyak dalam berbagai tingkat pertumbuhan (Harsanto, 1986). Lebih
lanjut Flach (1983) dalam Djumadi (1989) menyatakan bahwa sagu
tumbuh berkelompok membentuk rumpun mulai dari anakan sampai
tingkat pohon. Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun sirip
dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17 meter tergantung dari
jenis dan tempat tumbuhnya.
1.
C. Batang
D. Daun
Daun sagu berbentuk memanjang (lanceolatus), agak lebar dan berinduk
tulang daun di tengah, bertangkai daun dimana antara tangkai daun
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Jenis sagu tuni mempunyai mempunyai batang yang lebih tinggi dengan
lingar batang lebih besar dibandingkan dengan dua jenis sagu lainnya,
sehingga produksi yang dihasilkan lebih tinggi.
1.
Pada umumnya jumlah anakan dari ketiga jenis sagu relatif tidak
merata sehingga jarak populasi dalam satu rumpun nampak tidak
teratur.
2.
3.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Harsanto, P.B.,
Yogyakarta.
1986. Budidaya
dan
Pengolahan
Sagu.
Kanisius.