You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang
terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada
mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan
kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar
yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio
antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang..
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan
vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa
tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium
yang rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang
umumnya terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan
pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga
menyebab terjadinya osteomalasia
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis .pada
saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak
anak ,dewasa atau pun orang tua
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia
berisiko menderita kerapuhan tulang
Dari jumlah kejadian diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian
dan penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah Asuhan
Keperawatan osteomalasia.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan
Keperawatan pada klien Osteomalasia.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mengetahui tentang definisi dan epidemiologi dari Osteomalasia


Mengetahui tentang anatomi-fisiologi tulang terkait Osteomalasia
Mengetahui tentang etiologi dari Osteomalasia
Mengetahui klasifikasi, tanda, dan gejala Osteomalasia
Mengetahui tentang patofisiologi dan pathway Osteomalasia
Mengetahui tentang pemeriksaan penunjang Osteomalasia
Mengetahui tentang komplikasi Osteomalasia
Mengetahui tentang penatalaksanaan medis dan keperawatan Osteomalasia
Membuat asuhan keperawatan pada klien dengan Osteomalasia

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak
yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi
deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena
pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). .( Smeltzer. 2001:
2339 )
Osteomalasia adalah hasil dari sebuah cacat dalam proses pembentukan tulang
(http://health.detik.com/read/2009/11/23/152551/1247109/770/osteomalasia).
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya
pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari
osteomalasia adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis,
hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat
pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai
lempeng epifisis.( http://www.klikdokter.com/illness/detail/99 )
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar
yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio
antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
B. Anatomi-Fisiologi Organ Terkait
Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang terbagi dalam
kategori tulang panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur .Bentuk
dan kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya .
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas
batang tulang ( diafisis ) yang terdiri darikortikal . ujung tulang panjang yang disebut
epifisis dan terutama tersusun oleh tulang canselus .plat epifisis memisahkan epifisis
dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak anak .ujung

tulang panjang di tutup oleh kartilago artikular pada sendi sendinya .tulang panjang
disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan .tulang pendek terdiri dari tulang
canselus ditutpi selapis tulang kompak ,tulang pipih merupakan tempat penting untuk
hematopoesis ,dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital .tulang pipih
tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang kompak .tulang tak tetratur mempunyai
bentuk yang unik ,sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur
sama dengan tulang pipih .
Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral ,sel sel nya
terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas .
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks
tulang .matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan
proteiglikan .matrik merupakan kerangka dimana garam garan mineral anorganik
ditimbun .
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak dalam osteon . Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam
penghancuran , resobsi dan remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional
mikroskopis tulang dewasa .di tengah osteon terdapat kapiler .di keliling kapiler
tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella .di dalam lamella terdapat
osteosit yang memperoleh nutrisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli
yang halus
C. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu:
a. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D.
Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses
mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh
vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua
unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah
patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika
kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam
tubuhnya akan berlangsung dengan baik.

b.Anak menderita gangguan hati seperti sirosis.


Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase
mineralisasi tidak terjadi.
c. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan
meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
d. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang
panjang rentan terhadap penyakit ini.
e. Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :

Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa


usus halus proksimal dan penyakit ileum.

Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang me- nyebabkan


peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.

Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal


tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik

D. Manifestasi Klinis
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :

Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya
terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara
berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada
daerah pinggang dan paha

Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan
tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan
bentuk thoraks (kifosis).

Penurunan berat badan

Anoreksia
Pada anak anak:

Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di
bagian dada.

Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit

Sakit pada seluruh tulang tubuhnya

Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.

Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke


posisi berdiri.

Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti
tulang lengan atau tulang kaki.

E. Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya menyebabkan
gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk perkembangan
osteomalasia diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy, gagal ginjal
kronik, terapi anticonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital) dan insufisiensi
vitamin D (diet, sinar matahari).
Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan
calsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal
itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan
kurang dan adanya kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi
calsium atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana
kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain
vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling
terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan asam lemak (fatty acid).
Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi
sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil.

Lagi pula penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D,
karenanya organ-organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir,
hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan
demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal
b. Fosfatase alkali meninggi
c. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Looser's zones) pada tulang-tulang pelvis
dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan metacarpal
d. Kadar vitamin D
G. Komplikasi
a. Mal union : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan
yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
H. Penatalaksanaan Medis dan keperawatan
1. Penatalaksanaan medik:

Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin


D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan
dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.

Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati


dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.

2. Penatalaksanan keperawatan:

Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak


konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja
lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan
teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.

Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi


makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk
membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di
bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.

I. Diagnosa dan Rencana keperawatan


1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan

Riwayat penyakit dahulu ( RPM )


Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus ,
psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik

dan dermatosiss atopik, limfoblastoma.


Riwayat Penyakit Sekarang
Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit.
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penggunaan obat
Penggunaan antibiotic, antihistamin, dan kortikosteroid
2. Pola Nutrisi dan metabolisme
Terjadinya kebocoran kapiler ,

hipoproteinemia

keseimbangan nitrogen yang negative mempengaruhi keseimbangan


cairan tubuh pasien ( dehidrasi ).
3. Pola persepsi dan konsep diri
Adanya eritema
Terjadinya pengelupasan kulit
Timbul sisik halus seperti selafon
pembentukan skuama

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak
yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi

deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena
pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). .( Smeltzer. 2001:
2339 )
Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat defisiensi
kalsium.Penyakit malabsorbsi ,gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat juga
mengakibatkan terjadinya osteomalasia
Adapun tanda dan gejala dari osteomalasia ini adalah nyeri tulang dan kelemahan.
Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien
kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang
yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemajuan
penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra
menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks
(kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya
B. Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman teman sesama
mahasiswa. Selain itu penyakit osteosarkoma ini sangat berbahaya dan kita sebagai
host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2009. Osteomalasia.http://health.detik.com/read/2009/11/23/152551/
1247109/770/osteomalasia. 18 april 2010
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.

Doenges, E, M. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan


keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Price, Sylvia & Loiraine M. W. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi
4. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi
8. Jakarta : EGC.

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajianpada Tn. M diperoleh beberapa diagnose keperawatan


yaitu:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik


2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik diangkat sebagai prioritas diagnose
karena masalah tersebut adalah kondisi dimana pada daera punggung dan pinggul
mengalami penuruna fungsi yang menyebabkan klien menjadi tidak nyaman. Hal ini
ditandai dengan keluahan nyeri hebat yang dirasakan klien sampai tidak bisa melakukan
aktifitas.
Intoleransi aktifitas diangkat sebagai masalah kedua setelah nyeri karena, masalah ini
muncul akibat nyeri ayng dialami pasien, sehingga sulit untuk melakukan aktifitas,
bahkan untuk naik tangga klien tidak mampu lagi. Hal ini ditandai dengan kelemahan
otot, dan kondisi klien yang sangat lemah.
Dari diagnose tersebut penulis mengambil beberapa intervensi yaitu:
Nyeri berhubungan dengan Agen cedera fisik

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kuelitas dan faktor presipitasi


Monitor tanda vital
Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
Pilih dan lakukan penanganan nyeri

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan secara keseluruhan

Monitor tanda vital


Pertahankan tirah baring/ duduk jika diperlukan
Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin

Monitor dan catat kemampuan untuk mentoleransi aktivitas

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT III


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M (56 thn) DENGAN OSTEOMALAISE
Dosen Pengampu: Cornelia N. D., S Kep, Ns

Oleh:
Bonefasius Aloysius Mete (08130141)

Program Study Keperawatan S1


Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2010

You might also like