You are on page 1of 3

KEPANITERAAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT MATA Dr. YAP YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

BIMBINGAN
Hari dan Tanggal

Kamis, 13 November 2014

Jam
Tempat
Dokter Pembimbing
Materi

:
:
:
:

08.00-Selesai
Ruang Pendidikan
dr. Nunuk Maria Ulfah, Sp.M
Mata merah

Materi
Ada 4 diferential diagnosa dari kelainan mata merah yakni konjungtivitis, uveitis, keratitis, dan
glaukoma akut.
1. Konjungtivitis
Konjungtivitis sangat sering mengenai kedua mata. Gejala keluarnya sekret akibat
konjungtivitis bisa bervariasi tergantung dari penyebabnya, dan umumnya sekretnya
sedang hingga banyak. Sekret dapat berupa mucous misal akibat alergi, serous misal
akibat infeksi virus, dan purulen pada infeksi bakteri. Untuk membedakan penyebab
konjungtvitis berdasarkan jenis sekret ini bisa dipakai cara kasar dengan tes
menggunakan kassa yang ditempel ke sekret dan ditarik untuk melihat sifat sekretnya,
atau dengan cara halus yakni dengan pemeriksaan laboratorium.
Pada konjungtivitis biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan. Biasanya terjadi
injeksi perikonjungtiva, dan tidak membuat kekeruhan pada kornea bila yang terjadi
konjungtivitis murni.
2. Uveitis
Uveitis sangat sering mengenai satu mata saja. Biasanya tidak ada sekret yang tampak
diluar bola mata, hanya saja terjadi peradangan uvea di dalam. Peradangan uvea dapat

membuat iris yang meradang membengkak dan menimbulkan rasa sakit. Pembengkakan
iris menjadikan pupil mengalami miosis akibat pembesaran iris. Kondisi ini juga sering
mengakibatkan terjadinya sinekia apabila iris yang membengkak karena peradangan
bergesekan dengan lensa atau kornea kemudian melekat padanya.
Pada Uveitis biasanya menimbulkan gangguan penglihatan. Di dalam kamera okuli
anterior kadang bisa dijumpai sel-sel peradangan dan apabila banyak dapat membentuk
hipopion. Biasanya terjadi injeksi perikorneal pada uveitis.
Tekanan bola mata dapat normal pada keadaan akut, meningkat pada keadaan sub
kronism dan lama kelamaan menurun pada keadaan kronis akibat adanya nekrosis dari
proc. siliaris penghasil akuosus humor.
3. Keratitis
Keratitis sangat sering mengenai satu mata saja. Biasanya sekret tampak berair/purulen.
Gangguan pada kornea ini dapat mengakibatkan nyeri dari sedang hingga berat dan dapat
mengganggu lapangan penglihatan karena kekeruhan pada kornea. Biasanya terjadi
injeksi perikorneal pada keratitis. Keratitis dapat menimbulkan hipopion atau bisa juga
tetap normal pada kamera okuli anterior mata yang terkena.
4. Glaukoma akut.
Kelainan glaucoma akut dapat menimbulkan gejala mata merah dan tekanan intra orbital
meningkat. Kelainan biasanya tidak disertai sekret dan bisa terjadi perikorneal injeksi.
Penglihatan yang kabur dan lapangan pandang berkurang merupakan keluhan yang
dirasakan pasien akibat kerusakan struktur mata yang penting dalam fungsi penglihatan
yakni retina dan saraf optic. Kornea juga dapat menjadi edema akibat tekanan intraocular
yang tinggi. Pada kornea yang edema, permukaannya kasar dan tidak licin lagi. Efek halo
bila melihat cahaya sering timbul akibat edema kornea ini.

Pertanyaan 1
Bagaimanakah menentukan pada lapisan manakah terjadi kekeruhan pada kornea ?
Penentuan kekeruhan dapat dilihat melalui pemeriksaan slit lamp dengan memperkirakan
kedalaman kekeruhan yang terjadi antara bayangan cahaya slit yang jatuh di lapisan depan
kornea dengan lapisan iris di belakang.

Pertanyaan 2
Apakah ptisis sama dengan enoftalmisis ?
Pada dasarnya keduanya berlainan. Enoftalmisis merupakan bentuk perubahan posisi bola mata
menjadi lebih kedalam sedangkan ptisis merupakan bocornya isi bola mata keluar sehingga mata
kempis. Ptisis sering mengakibatkan enoftalmisis.

You might also like