You are on page 1of 29

KESADARAN KEPEMILIKAN KARTU IDENTITAS DI WILAYAH RT

02 RW 05 KEL.CIPADUNG KEC.CIBIRU BANDUNG


MAKALAH
Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing Deni Suswanto, M.Pd.

Oleh
Hiari Azhar Jauhari
NIM 1155030091

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
PRODI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
Th. 2015/1437

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN..
A. Latar belakang
B. Permasalahan ..
C. Tujuan .
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI .
BAB III PEMBAHASAN.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam
kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallahualaihiwasallam, karena atas
hidayah-Nyalah, makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini saya ajukan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Bapak Deni Suswanto, M.Pd sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak
lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada
saya mengajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya memohon kepada Bapak dosen apabila menemukan kesalahan atau kekurangan
pada makalah ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar lebih baiknya makalah yang akan datang.

Bandung, 10 Desember 2015


Hiari Azhar Jauhari

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bukti kewarganegaraan itu sendiri yaitu antara lain dengan memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP), adalah nama resmi kartu identitas seseorang di Indonesia
yang diperoleh setelah seseorang berusia diatas 17 tahun atau yang sudah menikah.
KTP berlaku selama 5 tahun dengan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal
dan bulan kelahiran yang bersangkutan. Dimana pada nomor KTP berisikan informasi
mengenai sang pemilik kartu, termasuk nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan
(NIK), alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, golongan darah, kewarganegaraan,
foto, dan tanda tangan.
KTP ini digunakan pada berbagai bidang sebagai bukti identitas yang diakui.
Pada dasarnya setiap orang hanya memiliki satu KTP dan bersifat unik, tetapi ada
pihak yang dengan sengaja memalsukan KTP ini untuk maksud-maksud tertentu. Jika
KTP palsu tersebut digunakan untuk suatu tindak kejahatan dengan mengatas
namakan orang lain, maka tentu saja perbuatan tersebut merugikan orang yang diatas
namakan tersebut, dan ini termasuk sebuah tindakan kriminal.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh Dinas Kependudukan pada saat ini
yaitu seorang warga negara dapat mempunyai lebih dari satu KTP yang disebabkan
karena berpindah tempat bermukim. Salah satu penyebabnya adalah urbanisasi.
Urbanisasi merupakan salah satu masalah yang sangat mendasar yang terjadi di
berbagai kota besar di negara berkembang seperti Indonesia ini. Alasan utama
perpindahan penduduk atau urbanisasi ini yaitu masalah ekonomi, karena adanya
perbedaan (disparitas) yang juga menggambarkan tidak adanya pemerataan
pendapatan antar wilayah dan alasan lain seperti pekerjaan, pendidikan, ataupun
karena bencana alam.

Oleh karena itu, mereka berpindah tempat sementara atau selamanya untuk
kebutuhan hidupnya dengan menempati wilayah baru, maka mereka pun harus
menyesusaikan dengan peraturan yang berbeda dengan daerah asalnya. KTP mereka
menjadi tidak berlaku di wilayah barunya, tempat kerja lainnya juga tidak menerima
KTP daerah asal mereka karena susah dilacak keberadaannya.
Karena itu, maka Pemerintah Daerah memberlakukan KIPEM (Kartu Identitas
Penduduk Musiman), agar memudahkan akses yang akan dilakukan seseorang
melakukan segala kepentingannya
Namun, karena prosedur pembuatannya lebih sulit, perpanjangannya pun
hanya bisa dilakukan setiap satu tahun sekali, kontras dengan KTP regional yang
diurus atau diperpanjang setiap 5 tahun sekali. Maka, banyak orang yang lebih
memilih untuk membuat KTP regional dibandingkan KIPEM, namun hal ini
menyebabkan seseorang mempunyai lebih dari satu tanda pengenal atau KTP.
Fenomena ini menyebabkan melonjaknya data jumlah penduduk di Indonesia
khususnya kota-kota besar seperti Bandung. Tidak sedikit pendatang yang menjadikan
Bandung sebagai tujuan utama bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Selain itu, Bandung juga terkenal karena memiliki banyak universitas atau perguruan
tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal ini juga yang menyebabkan
pendatang dari kalangan pelajar untuk datang ke kota Bandung untuk alasan
pendidikan. Namun, dengan mengukur banyak tidaknya jumlah pendatang yang
terdaftar masuk dan tinggal di kota Bandung ini menyulitkan Dinas Kependudukan
untuk memperoleh data yang akurat untuk memfasilitasi mereka juga. Berdasarkan
latar belakang itulah saya memilih judul ini.

B. PERMASALAHAN
1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dijabarkan di atas, maka secara umum
permasalahannya adalah sebagai berikut: Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran
hukum masyarakat terhadap kepemilikian Kartu Identitas?

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penulisan dan menganalisa, maka pokok permasalahan


tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagimana sistem kepemilikan KTP ataupun KIPEM di wilayah RT 02
Kelurahan Cipadung?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kurangnya kesadaran hukum
warga pendatang terhadap kepemilikan KIPEM?
3. Bagaimana prosedur pembuatan KIPEM di wilayah kota Bandung?
4. Apa sanksi terhadap warga yang berkaitan dengan kepemilikan Kartu
Identitas di Kota Bandung?
5. Apa solusi yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat asli
maupun pendatang terhadap kepemilikan kartu identitas?

C. TUJUAN
Penulisan ini ditujukan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang
dikemukakan di atas, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara
faktual mengenai cara menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat pendatang
terhadap kepemilikan kartu identitas.
Secara khusus, tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran umum tentang kepemilikan kartu identitas di
wilayah RT 02 Kelurahan Cipadung.
2. Untuk mengetahui gambaran umum tentang faktor-faktor penyebab
kurangnya kesadaran hukum masyarakat pendatang terhadap kepemilikan
kartu identitas.
3. Untuk mengetahui prosedur pembuatan KIPEM di wilayah kota Bandung
4. Untuk mengetahui gambaran umum tentang sanksi yang harus diterima
masyarakat atau warga berkaitan dengan kepemilikan Kartu Identitas Kota
Bandung.

5. Untuk

mengetahui

gambaran

umum

tentang

solusi

yang

bisa

menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat terhadap kepemilikan kartu


identitas

D. MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelengkap nilai mata kuliah Civic Education (Pendidikan
Kewarganegaraan)
2. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dan dosen tentang pentingnya
kepemilikan kartu identitas
3. Secara praktis, dapat menjadi masukan bagi masyarakat Indonesia agar
menjadi warga negara yang baik dengan memiliki kesadaran hukum yang
tinggi dengan memiliki Kartu Identitas, baik KTP atau KIPEM bagi
masyarakat pendatang yang diakui keabsahannya.

BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kesadaran
Kesadaran pada hal ini yaitu kesadaran yang diangkat dari sesuatu yang
sebenarnya telah dimengerti akan tetapi kurang dipahami manfaat dan kegunaannya.
Kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang
terjadi. Kesadaran akan kepentingan atau keprihatinan bersama akan melahirkan
organisasi atau perkumpulan tertentu. Seseorang yang menganut kepercayaan atau
prinsip tertentu sadar akan pilihannya.
Berdasarkan wikipedia, kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar
artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan
dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur), ingat, tau dan
mengerti, misalnya, rakyat telah sadar akan politik.
Kesadaran, menurut Sartre bersifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di
dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre
en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi dimana kesadaran
berhadapan dengannya. Situasi demikian oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagidirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga menyatakan adanya perbedaan
antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan sesuatu yang saya sadari ada

jarak antara saya dengan objek yang saya lihat. Misalkan etre pour soi menunjuk pada
manusia atau kesadaran. Manusia adalah etre pour soi sebab ia tidak persis menjadi
satu dengan dirinya sendiri. Tiadanya identitas manusia dengan dirinya sendiri
memungkinkan

manusia

untuk

melampaui,

untuk

mengatasi

dirinya

dan

menghubungkan benda-benda dengan dirinya sesuai dengan yang dimaksud dan


tujuannya,
Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness).
Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki
kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun,
kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar
disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiaannya terpusat.
Ada dua macam kesadaran, yaitu:
Kesadaran Pasif
Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap
menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun
eksternal.
Kesadaran Aktif
Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada
inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan
Teori Kesadaran Sigmun Freud
Dalam teori tentang alam sadar (conscious mind), Freud menjelaskan bahwa
alam sadar adalah satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan
realitas. Terkait dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai
alam pra-sadar, yaitu jembatan antara conscious dan unconscious, berisikan segala
sesuatu yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan yang
walaupun tidak kita ingat ketika kita berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil

lagi, atau seringkali disebut sebagai kenangan yang

sudah tersedia (available

memory).
Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan
dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan
atau seks, daya-daya neurotik, atau motif yang mendorong seorang seniman atau
ilmuwan berkarya. Namun anehnya, menurut Freud, kita lebih sering terdorong untuk
mengingkari atau menghalangi seluruh bentuk motif ini naik ke alam sadar. Oleh
karena itu, motif-motif itu kita kenali dalam wujud samar-samar.

2. Pengertian Hukum
Hukum adalah saah satu dari norma yang ada dalam masyarakat. Norma
hukum memiliki hukuman yang tegas. Hukum merupakan untuk menghasilkan
keteraturan dalam masyarakat, agar dapat terwujud keseimbangan dalam masyarakat
dimana masyarakat tidak bisa sebebas-bebasnya dalam bermasyarakat, mesti ada
batasan agar ketidakbebasan tersebut dapat menghasilkan keteraturan.
Drs. E. Utrecht, S.H, dalam bukunya yang berjudul Pengantar dalam Hukum
Indonesia (1953) mengartikan hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi

perintah dan larangan untuk menertitbkan kehidupan bermasyarakat dan mesti ditaati
oleh seluruh anggota masyarakat karena dengan melakukan pelanggaran maka bisa
menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah.
Dikemukakan oleh Utrecht sebagaimana dikutip C.S.T Cansil dalam
Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (1986:38) menyebutkan, Hukum
adalah himpunan-himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan laranganlarangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu.
Sedangkan menurut Prof. Mr. L.J. van Apeldoorn dalam bukunya yang
berjudul Inleiding tot de studie van het Nederlandse Recht (terjemahan Oetarid
Sadino, SH dengan nama Pengantar Ilmu Hukum), bahwa adalah tidak mungkin
memberikan suatu definisi tentang apakah yang disebut hukum itu.
Definisi tentang hukum, menurut Prof. van Apeldoorn, adalah sangat sulit
untuk dibuat, karena itu tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan
kenyataan.
Kurang lebih 200 tahun yang lalu Immanuel Kant pernah menulis sebagai
berikut; Noch suchen die Juristen eine Definition zu ihrem Begriffe von Recht, yang
berarti masih juga para sarjana hukum mencari-cari suatu definisi tentang hukum.
Sesungguhnya ucapan Kant hingga kini masih berlaku, sebab telah banyak
benar Sarjana Hukum mencari suatu batasan tentang hukum, namun setiap
pembatasan tentang hukum yang diperoleh, belum pernah memberikan kepuasan.
Hampir semua sarjana hukum memberikan pembatasan hukum yang
berlainan, kata Prof. van Apeldoorn.
Para penulis ilmu pengetahuan hukum di Indonesia juga sependapat dengan
Prof. van Apeldoorn, seperti Prof. Sudiman Kartohadiprodjo, SH, menulis sebagai
berikut; ...jikalau kita menanyakan apakah yang dinamakan hukum, maka kita akan
menjumpai tidak adanya persesuaian pendapat. Berbagai permasalahan perumusan
yang dikemukakan.

Sebagai gambaran, Prof. Sudiman lalu memberkan contoh-contoh tentang


definisi hukum yang berbeda-beda, sebagai berikut:
Aristoteles
Particular law is that wich each community lays down and alies to its

own members. Universal law is the law of nature.


Groltius

Law is a rule of moral action obliging to that wich is right.


Hobbes
Where as law, properly is the word of him, that by right command over
others.

Prof. Mr. Dr. C. van Vallenhoven


Recht is een verschijnsel in rusteloze wisselwerking van stuw en
tegenstuw.
Philip S. James, MA
Law is body of rule for guidance of human conduct which are imposed
upon, and enforced among the members of a given State.

Adapun sebabnya mengapa hukum itu sulit diberikan definisi yang tepat, ialah
karena hukum itu mempunyai segi dan bentuk yang sangat banyak, sehingga tak
mungkin tercakup keseluruhan segi dan bentuk hukum itu di dalam suatu definisi,
seperti seorang bekas Guru Besar Universiteit van Indonesis Dr. W.LG Lemaire dalam
bukunya Het Rech in Indonesis:
...De veelzijdigheid en veelomavaendheid van het recht brengen neit
aen met zich, dat het onmogelijk is in een enkele definitie aan te geven
wat recht is (Banyaknya segi dan luasnya isi hukum itu) tidak

memungkinkan perumusan hukum dalam suatu definisi tentang


apakah sebenarnya hukum itu.
Namun jika kita ingin melihat hukum, kita lalu berhadapan dengan suatu
kesulita, oleh karena gunung itu dapat dilihat, tetapi hukum tidak dapat kita lihat.
Akan tetapi, walaupun hukum tidak dapat kita lihat, namun sangat penting ia
bagi kehidupan masyarakat, karena hukum itu mengatur perhubungan antara anggota
masyarakat itu dengan masyarakatnya. Artinya, hukum itu mengatur hubungan antara
manusia perseorangan dengan masyarakat.

3. Pengertian Kesadaran Hukum


Makna kesadaran hukum dalam masyarakat memiliki arti penting dalam
mendukung tetap tegaknya hukum. Setiap masyarakat yang berada dalam wilayah
negara hukum tentunya dituntut untuk memiliki kesadaran hukum. Tahukah kamu apa
yang dimaksud dengan kesadaran hukum? Berikut pendapat para ahli
Soerjono Soekanto (1982): Kesadaran hukum sebenarnya adalah kesadaran
adaah kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia tentang

hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan.


Achmad Sanusi (1997): Dalam batasan pengertian yang luas kesadaran
hukum adalah potensi masyarakat yang harus membudaya dengan kaidah

sehingga mengikat dan dapat dipaksakan.


Paul Scholten: Kesadaran hukum tidak lain adalah suatu kesadaran yang
ada di dalam kehiduan manusia untuk selalu patuh dan taat kepada hukum.

4. Pengertian Warga Negara


Warga negara merupakan unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
...bahwa warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok dari suatu
negara yang memiliki hak dan kewajiban yang perlu dilindungi dan dijamin
pelaksanaannya... (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia).
Berbeda dari UU Kewarganegaraan yang terdahulu, UU Kewarganegaraan
tahun 2006 ini memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk
anak-anak yang berusia sampai 18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU
sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan nomor
identitas yang unik, yaitu Nomor Induk Kependudukan (NIK) apabila ia telah berusia
17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara
kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum
internasional.
Dalam hubungan internasional, di setiap negara selalu ada warga negara dan
warga negara asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga negara adalah
penduduk suatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu warga negara, karena

mungkin seorang asing. Sedangkan orang asing hanya mempnyai hubungan selama
dia bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
Adapun beberapa pengertian warga negara menurut para ahli adalah sebagai
berikut:

A.S Hikam: Warga negara terjemahan dari citizenship, yakni anggota


dari sebuah kelompok atau komunitas yang membentuk negara itu
sendiri. Menggunakan istilah tersebut lebih pas dan lebih berarti
daripada kawula negara yang artinya orang-orang yang dimiliki negara

dan mengabdi kepada pemiliknya (negara).


Koerniatmanto S: Warga negara adalah sebagai anggota negara yang
mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya, mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal-balik terhadap
negarananya.

Warga

negara

ialah

orang

yang

turut

dalam

permusyawaratan-

permusyawaratan tentang negara dan pengadilan. (Dr. J.J. Von Schmid dalam buku
Ahli-Ahli Pikir Besar Tentang Negara dan Hukum) para warga negara harus
menyesuaikan diri dengan bentuk pemerintahan itu

5. Pengertian Kartu Tanda Penduduk


Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti
diri yang diterbitkan oleh intansi pelaksana yang berlaku bagi setiap penduduk di
seluruh wilayah NKRI. Kartu ini wajib dimiliki Warga Negara Indonesia (WNI) dan
Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki izin tinggal tetap yang sudah berumur 17
tahun atau sudah pernah kawin atau telah kawin. Anak dari orang tua WNA yang
memiliki izin tinggal tetap dan sudah berumur 17 tahun juga wajib memiliki KTP.
KTP bagi WNI berlaku sesuai dengan masa izin tinggal tetap. Khsus warga yang telah
berusia 60 ke atas, mendapat KTP seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap
lima tahun sekali.
KTP berisi informasi mengenai sang pemilik kartu, termasuk:
1. Nomor Induk Kependudukan (NIK)
2. Nama lengkap
3. Tempat dan tanggal lahir
4. Jenis kelamin
5. Agama
6. Status
7. Golongan darah
8. Alamat lengkap pemegang KTP (RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan)
9. Pekerjaan
10. Pas foto
11. Tempat dan tanggal dikeluarkannya KTP
12. Tanda tangan pemegang KTP
13. Nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya

KTP adalah singkatan dan sebutan yang mudah untuk menyebutkan Kartu
Tanda Penduduk yang pasti dimiliki oleh setiap warga negara pada ketentuan tertentu.
Hal ini karena kepemilikan KTP diwajibkan oleh aturan hukum yang berlaku. KTP ini
mempunyai fungsi sebagai simbol atau kartu tanda pengenal penduduk dari suatu
negara tertentu, dimana penduduk dapat mempunyai peluang dalam penggunaan
berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
Beragam layanan dan fasilitas dapat diterima dengan menunjukkan KTP ini.
Bagi pemerintah sendiri, KTP sangat membantu dalam rincian jumlah penduduk
secara keseluruhan.
Suatu penduduk wajib memilki kartu tanda pengenal, terlebih kartu tanda
penduduk yang cukup penting sebagai penanda bahwa ia adalah seorang warga negara
dari negara tersebut. Dengan memiliki KTP juga masyarakat dianggap memiliki
tujuan pada suatu tempat, ini sama halnya seperti pada manfaat dasar negara yang
menjadi salah satu faktor warga negara yang memiliki kartu identitas resmi.

6. Ketentuan Kartu Tanda Penduduk


KTP merupakan identitas resmi yang diakui oleh negara sebagai bukti
kependudukan di negara tersebut. Penerbitan KTP ini hanya dilakukan oleh instansi
berwenang dan secara pelaksanaannya dapat berlaku di seluruh wilayah atau daerah
negara tersebut.
Untuk mengurus kepemilikan KTP ini tentunya kita harus memenuh beberapa
syarat dan ketentuan sebagai berikut (berdasarkan yang tercantum di lawan web resmi
portal.bandung.go.id):
KTP diberlakukan dalam skala nasional yang bertujuan sebagai

pengenal yang mengandung keterangan domisili yang sah.


Setiap penduduk yang telah mencapai usia 17 tahun wajib mengurus

pembuatan KTP.
Setiap penduduk yang sudah menikah akan tetapi berusia dibawah 17

tahun tetap dibolehkan dan berhak akan kepemilikan KTP.


Masa berlaku KTP harus diperpanjang setiap 5 tahun sekali.
Setiap warga negara hanya diperbolehkan mempunyai satu KTP,
WNA atau Warga Negara Asing yang mempunyai izin tinggal tetap

dengan ketentuan.
Anak dari WNA yang sudah menginjak 17 tahun atau sudah menikah

sebelum menginjak usia 17 tahun.


Setelah mencapai usia diatas 60 tahun maka pembuatan KTP tidak
perlu diperpanjang setiap 5 tahun sekali, dengan kata lain berlaku
seumur hidup,

7. Manfaat dari KTP atau Kartu Tanda Penduduk


KTP atau Kartu Tanda Penduduk merupakan bentuk dari kebijakan pemerintah
terhadap setiap jiwa yang telah memenuhi ketentuan kepemilikan KTP. Dimana
ketentuan tersebut berlaku untuk setiap individu yang menempati suatu wilayah atau

daerah di suatu negara. Disisi lain, terdapat manfaat yang bisadirasakan oleh

masyarakat dan pihak pemerintah, diantaranya sebagai berikut:


KTP digunakan sebagai kartu identitas diri
Setiap warga negara yang telah memenuhi persyaratan kepemilikan KTP harus segera
mengurusnya supaya identitasnya dapat didata oleh pemerintah. Identitas yang
terdapat di KTP nantinya akan berguna bagi seseorang dalam mengurus berbagai

urusan atau keperluan.


KTP merupakan persyaratan utama dalam banyak hal
Ketika seseorang mengurus keperluan yang berkaitan dengan administrasi, sudah
pasti diutamakan menyerahkan atau sekedar menunjukkan kartu tanda penduduk yang
asli. KTP juga sangat diperlukan untuk registrasi ke beberapa tempat resmi yang
membutuhkan identitas asli setempat. Contohnya saja jika ingin membuat atau
mendaftar ke tempat dengan nama instansi besar dengan badan hukum .
Kepemilikan KTP dapat meningkatkan bisnis perbankan
Suatu bisnis usaha memerlukan kepercayaan yang bisa dijamin dengan
kepemilikan KTP. Mengapa demikian? Seseorang akan lebih percaya
pada orang lain yang jelas data dan identitasnya. Disisi lain, proses
bisnis perbankan dapat didukung kemudahan prosesnya ketika

membuka rekening bagi calon nasabah baru.


KTP sebagai jaminan yang terpercaya
Ketika menjaminkan sejumlah yang di lembaga tertentu, maka KTP
biasanya dijadikan sebagai salah satu jaminan sebelum anda
mengembalikan sejumlah uang tersebut. KTP ini merupakan salah satu
syarat yang diutamakan dalam proses peminjaman uang. KTP
merupakan kartu yang sangat penting dalam segala urusan sehingga

penggunaannya sebagai jaminan merupakan hal yang dapat dipercaya.


KTP sebagai kartu multi fungsi
Selain untuk proses transaksi yang berhubungan dengan registrasi,
ternyata KTP merupakan kartu yang multi fungsi. Diantaranya bisa

digunakan sebagai ID card dalam prosedur pembuatan ATM, dan kartu

pemilih ketika pemilu.


KTP dapat mempermudah proses evakuasi
Ketika terjadi bencana alam atau kejadian luar biasa yang
menyebabkan kematian masal dimana jasad sulit untuk dikenali.
Ternyata tim evakuasi dapat dipermudah dengan kartu tanda penduduk

yang menempel di jasad tersebut


KTP sebagai pengenal ketika terjadi kecelakaan
Jika seseorang yang mengalami kecelakaan di daerah lain dimana tidak
seorang pun yang mengenalnya, maka dengan adanya KTP tentu
membuat pihak setempat mudah menghubungi keluarga melalui alamat

yang tertera pada KTP.


Proses penerimaan bantuan dengan kepemilikan KTP
Dalam menyalurkan bantuan terntu pihak pemerintah menggunakan
KTP sebagai persyaratan pengambilan barang bantuan tersebut.

8. Persyaratan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk


Untuk mengurus kepemilikan KTP atau Kartu Tanda Penduduk ini tentunya
kita harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut (berdasarkan yang tercantum di
lawan web resmi pemerintah kota bandung, portal.bandung.go.id):
Surat Pengantar dari RT/RW yang menyatakan bahwa penduduk yang
bersangkutan adalah penduduk yang bertempat tinggal tetap dalam

wilayah kota Bandung;


Kartu Keluarga;
Kartu NIK;
KTP lama bagi yang perpanjangan KTP;
Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian (bagi yang KTP-nya hilang);
Surat Keterangan Ganti Nama bagi yang telah berganti nama;

Adapun persyaratan untuk Warga Negara Asing (WNA) sebagai berikut:

Pasport;
KITAP/SKK A/B dari Kantor Imigrasi;
Surat Bukti Pelaporan Orang Asing (SBPOA);
Surat Bukti Penyerahan Data Kependudukan WNA;

Buku Pengawasan Orang Asing (BPOA) dari Kantor Imigrasi;


Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD) dari Kepolisian;
Pas photo ukuran 2x3 cm sebanyak 3 lembar;
Membayar retribusi daerah;

Biaya yang diperlukannya sendri hanya sebesar Rp 5.000,- untuk Warga


Negara Indonesia (WNI), dan sebesar Rp 50.000,- untuk Warga Negara Asing
(WNA).

BAB III
PEMBAHASAN
1. Sistem Kepemilikan KTP atau KIPEM di wilayah RT 02 RW 05
Kelurahan Cipadung
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara saya kepada ketua RT 02 RW
05 Kelurahan Cipadung, Bapak Idun Sahidun, bahwa warga di sini sudah cukup sadar
akan kepemilikan kartu identitas seperti KTP ataupun KIPEM. KIPEM sendiri
biasanya digunakan oleh warga pendatang. Mayoritas warga pendatang adalah
mahasiswa. Ini dikarenakan wilayah kelurahan Cipadung bahkan wilayah RT 02
sendiri bisa dikatakan sangat dekat dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Gunung Djati Bandung. Dan para mahasiswa yang menetap di wilayah RT 02 pun
memang hampir semuanya berstatus sebagai mahasiswa UIN Bandung. Sedangkan
warga pendatang lainnya memang datang ke kota Bandung sebagai perantau, mereka
biasanya membuka usaha di sini. Seperti pemilik Warung Tegal (Warteg) yang jelas
berasal dari Jawa Tengah.
Untuk warga asli sendiri sudah cukup sadar akan pentingnya kepemilikan
kartu identitas. Jikapun ada yang melapor kepada beliau, hanya sebatas kehilangan

kartu identitas ataupun hanya mengurus surat-surat penting lainnya seperti mengurus
akte kelahiran.
Sedangkan untuk warga pendatang, ada yang sudah sadar akan hukum dan ada
pula yang masih ngeyel, tapi memang jumlahnya tidak terlalu banyak. Kebanyakan
dari mereka sudah sadar akan pentingnya kartu identitas. Berdasarkan pengamatan
saya, jika mulai tahun perkuliahan baru, mahasiswa baru pun berdatangan dari
berbagai wilayah di luar kota Bandung. Dan jumlahnya pasti tidak sedikit. Mereka
biasanya menyewa kamar kos atau mengontrak rumah selama menetap di Bandung.
Ketua RT bersama perangkatnya, kadang juga ditemani dengan ketua RW,
akan mengecek ke setiap tempat kos. Biasanya, mereka hanya menanyakan kepada
pemilik kos tersebut tentang berapa jumlah mahasiswa yang ngekos di tempatnya.
Saat itu juga biasanya para perangkat RT akan mendata identitas mereka. Atau
jika tidak, si pemilik kos yang akan mendata. Walaupun biasanya sudah terdata ketika
mereka memutuskan untuk menyewa kamar kos tersebut. Lalu, si pemilik kos akan
menyampaikan data para mahasiswa kepada ketua RT.
Tidak sedikit juga para pendatang baru yang bermasalah, seputar kartu
identitas mereka. Jika seperti ini terjadi, ketua RT akan memberi teguran dan
peringatan dulu kepada pemilik kos. Namun, jika masalah tidak selesai, ketua RT
akan langsung memberi teguran dan peringatan kepada pendatang tersebut. Dan,
biasanya, jika sudah diberi peringatan, barulah para pendatang sadar akan pentingnya
kartu identitas.
Para pendatang ataupun warga asli yang akan mengurus perihal kartu identitas
akan mendatangi rumah ketua RT/RW seteempat, lalu mereka akan diberi surat
pengantar yang diketahui dan ditanda tangani Lurah setempat.
Untuk biaya pembuatan yang diperlukan untuk pengurusan Kartu Identitas
Penduduk Musiman (KIPEM) sendiri sebesar Rp 50.000,-.

2. Faktor-faktor penyebab kurangnya kesadaran hukum warga


pendatang akan pentingnya memiliki KIPEM
Kesadaran hukum akan pentingnya memiliki kartu identitas, terutama KIPEM
bagi para warga pendatang di wilayah RT 02 RW 05 Kelurahan Cipadung sudah
cukup tinggi, walaupun masih ada beberapa yang kurang kesadaran hukumnya.
Faktor-faktor penyebab kurangnya kesadaran hukum akan pentingnya KIPEM
bagi warga pendatang diantaranya sebagai berikut:

Para warga pendatang biasanya baru akan mengurus KIPEM ketika


memang sedang diperlukan, atau dalam keaadan mendesak. Misalnya

untuk mengurus beasiswa bagi para mahasiswa.


Kurangnya sosialisasi yang intensif dari pemerintah, terutama dari

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Kurangnya
pengetahuan
tentang
pelaksanaan

kependudukan
Kurangna pemahaman akan prosedur dan mekanismenya
Mahalnya biaya serta prosedur birokrasinya yang terlalu rumit

administrasi

Bahkan, beberapa warga yang membuat KIPEM baru akan meningkat ketika
diadakannya Operasi Yustisi oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil antara
bulan Juni, Juli, dan Agustus saja pada setiap tahun ajaran baru pendidikan.

3. Prosedur Pembuatan KIPEM di Kota Bandung


Jika kita melihat alasan-alasan warga pendatang yang tidak membuat KIPEM
adalah karena rumitnya prosedur dan mahalnya biaya. Tapi, jika kita tau, menurut
ketua RT hal itu (prosedur) tidak terlalu rumit. Persyaratan yang diperlukan juga
memang penting.
Padahal kepemilikan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM) sendiri
sudah tercantum dasar hukumnya dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No. 25
Retribusi Penyelenggaraan Pendaftaran Pencatatan Penduduk.
Berikut prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi ketika akan mengurus
atau membuat KIPEM, berdasarkan yang tercantum di laman web resmi pemerintah
kota Bandung (portal.bandung.go.id) dan dari informasi ketua RT 02:
Persyaratan
Membawa Surat Pengantar dari RT/RW setempat yang diketahui dan

ditanda tangani Lurah;


Membawa Surat Keterangan Jaminan Bertempat Tinggal yang ditanda
tangani oleh RT, RW, Lurah, dan Camat dimana yang bersangkutan

berdomisili;
Melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku atau Surat

jalan dari tempat asalnya;


Untuk WNI keturunan dilengkapi persyaratan;
Surat Ganti Nama bagi yang telah berganti nama;
Surat Bukti Kewarganegaraan RI;
Memvawa Surat Keterangan Jaminan Bekerja dari instansi dimana yang
bersangkutan bekerja atau Surat Keterangan dari Sekolah/Perguruan
Tinggi/Lembaga

Pendidikan

lainnya,

dimana

yang

bersangkutan

melanjutkan pendidikan yang diketahui oleh Kelurahan dan Kecamatan

atau Surat Pernyataan Berpenghasilan Tetap bagi wiraswasta;


Pas photo 2 buah ukuran 2x3 cm

Prosedur

Penduduk yang bersangkutan dengan membawa persyaratan tersebut


mendaftarkan diri ke Kelurahan setempat dan akan memperoleh Formulir
Master KIPEM yang harus ditanda tangani Lurah. Pendaftaran tersebut
dapat dilaksanakan secara kolektif dari instansi/perusahaan atau sendiri-

sendiri;
Formulir Master KIPEM yang telah ditanda tangani Lurah beserta

persyaratan lainnya dibawa ke Kecamatan sesuai dengan domisili;


Kecamatan memberikan tanda bukti penerimaan pendaftaran kepada
penduduk yang bersangkutan disertai penetapan waktu pengambilan Kartu

Identitas Penduduk Musiman (KIPEM)-nya;


Kecamatan menyerahkan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM)
yang telah dicetak atau ditanda tangani Kecamatan dan pada waktu yang
telah ditetapkan (3 hari) menyampaikannya kepada penduduk yang
bersangkutan

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan Kartu Identitas Penduduk Musiman


(KIPEM) adalah sebesar Rp 50.000,-

4. Sanksi bagi warga yang tidak memiliki kartu identitas


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2009 Tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 109 bahwa:
(1) Setiap Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5) yang
bepergian tidak membawa KTP dikenakan denda administratif paling
banyak Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)
(2) Setiap Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) yang bepergian tidak membawa surat

Keterangan Tempat Tinggal dikenai denda administratif paling banyak Rp


100.000,00 (seratus ribu rupiah)
Untuk kepemilikan kartu identitas sendiri, tidak boleh lebih dari satu.
Contohnya KTP. Karena hal itu juga sudah diatur dalam Peraturan Daerah
yang

sama,

pada

Pasal

115,

yang

berbunyi:

....atau untuk memiliki KTP lebih dari satu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 83 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

5. Solusi untuk menumbuhkan kesadaran warga akan pentingnya


kartu identitas
Dari tulisan di atas, mayoritas pendatang ataupun warga asli yang tidak
memiliki kartu identitas adalah karena belum mengerti tentang fungsi dan pentingnya
kartu identitas dalam kehidupan sehari-hari, seperti manfaat KTP.
Oleh karena itu, solusi yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran warga akan
pentingnya kartu identitas adalah sosialisasi dari pemerintah, yaitu sosialisasi
mengenai pentingnya

kepemilikan kartu identitas melalui penyebaran brosur,

menanyangkan iklan layanan masyarakat, sosialisasi berjenjang yaitu dari Dinas

Kependudukan, Kecamatan, Kelurahan, RW, RT hingga Operasi Yustisi untuk


meningkatkan kesadarah hukum masyarakat mengenai kepemilikan kartu identitas.
Karena kesadarah hukum tidak hanya harus dimiliki masyarakat saja, akan tetapi para
petugas pemerintahan terkait agar tidak mencari keuntungan disela-sela tugasnya
mengemban tugas negara.
Yang kedua, biasanya kesadaran hukum masyarakat itu baru akan cepat
tumbuh apabila sanksinya tegas dan bersifat memaksa, karena hal itu memang tujuan
dari hukum, sehingga masyarakat setidaknya merasa kapok dan akan pikir-pikir lagi
ketika melanggar. Dengan itu, kesadaran hukum akan muncul sendirinya dan
berkembang. Dan sekali, lagi kesadaran hukum tidak hanya mengikat lapisan
masyarakat tapi juga mengikat aparat negara yang sedang mengemban tugas tersebut.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tulisan di atas, kesadaran warga asli maupun pendatang akan
kepemilikan kartu identitas di wilayah RT 02 RW 05 Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru
Kota Bandung, sudah cukup tinggi. Setiap penduduk yang sudah berumur 17 tahun atau
sudah menikah telah memiliki KTP. Rata-rata warga RT 02 ini telah memiliki KTP, hanya
saja mereka mengurus semua itu apabila ada suatu kepentingan dan hanya beberapa saja
belum memiliki kartu identitas atau KTP. Hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran
hukum akibat kurangnya pengetahuan dan pendidikan. Sementara untuk kepemilikan KIPEM
dirasakan masih kurang kesadaran hukumnya karena sekali lagi, kurangnya pengetahuan dan

kurangnya sosialisasi dari pemerintah terkait. Untuk saran-saran agar hal seperti itu bisa
dikurangi, untuk warga asli ataupun pendatang bisa melapor ke RT setempat, hal ini bisa
memudahkan RT mengetahui penduduk yang mendiami wilayahnya. Dan untuk RT,
diharapkan dapat siap dalam melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kartu identitas,
khususnya KIPEM untuk masyarakat pendatang. Dan bagi Dinas Kependudukan, mungkin
bisa dipertimbangkan lagi biaya pengurusan kartu identitas dan lebih dimudahkan lagi
prosedurnya, jangan sampai memberatkan masyarakat sehingga mereka menjadi malas
membuat dan mengurus kartu identitas. Selain itu, sosialisasi juga diperlukan karena Dinas
Kependudukan lebih paham secara detail tentang pentingnya kepemilikan kartu identitas.

DAFTAR PUSTAKA
C.S.T . Cansil (1986). Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
E, Utrecht (1953). Pengantar dalam Hukum Indonesia. Jakarta: Penerbitan dan Balai Buku
Indonesia
Apeldoorn, Prof. Dr. Mr.L.J. van (2011). Pengantar Ilmu Hukum. Pradnya Paramita
Soekanto, Soerjono (1982). Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV.Rajawali
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Schmid, Von J.J. (1988). Ahli-Ahli Pikir Besar Tentang Negara dan Hukum. Jakarta: PT.
Pembangunan

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan


Administrasi Kependudukan
portal.bandung.go.id
a-research.upi.edu
www.wikipedia.com

You might also like