You are on page 1of 61

Pembimbing

DRG. RISYA CILMIATY, M.SI,


SP.KG

BAB I

Anodontia sering menjadi bagian dari gejala


sindroma tersebut dan jarang terjadi sebagai
satu kondisi tunggal

GAMBAR

Etiologi

Kegagalan proliferasi sel basal gigi karena


infeksi, trauma, obat, kemoterapi,
radioterapi
Mutasi gen Msx 1 atau Pax9

Patogenesi
s

Halangan pada proses pembentukan


benih gigi dari epitel mulut pada tahap
inisiasi

Diagnosis

Pemeriksaan radiografik untuk


memastikan memang benih gigi benarbenar tidak terbentuk

Terapi

Pembuatan dan pemasangan gigi prostetik

RADIOLOGI PANORAMIK
ANODONTIA

2. IMPACTED TEETH

ETIOLOGI
Kausa lokal

Posisi abnormal
Tekanan gigi tetangga
Penebalan tulang yg mengelilingi gigi
Kekurangan tempat
Persistensi gigi desidui
Pencabutan prematur
Inflamasi kronik (penebalan mukosa)

Kausa umur

Prenatal: keturunan
Postnatal
Pertumbuhan

KLASIFIKASI GEORGE WINTER

Diagnosis
Pemeriksaan:
Ekstra oral: bengkak, pembesaran
KGB, parestesi.
Intra oral: gigi erupsi, karies,
perikondritis, parestesi, warna
mukosa, labial, gingival, abses, posisi
dan hubungan dengan gigi tetangga,
ruang antara gigi dan ramus.
Pemeriksaan radiografik panoramik

Terapi

Odontektomi

3. MALOCCLUSSION
Bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk
standar yang diterima sebagai bentuk normal.

Crossbite

Crowded

Overbite

Spacing

Prostusi

Etiologi

Diagnosi
s

Terapi

Faktor luar herediter, kelainan kongenital, malnutrisi, trauma,


kebiasaan jelek, sikap tubuh
Faktor dalam anomali jumlah gigi seperti gigi berlebihan (dens
supernumeralis), atau tidak adanya gigi (anodontis), anomali
ukuran gigi

Tanda: kelengkungan gigi abnormal, tampilan wajah ganjil,


sulit/tidak nyaman saat mengunyah, sulit berbicara.
Pemeriksaan: radiografik gigi, kepala, wajah.

Alat cekat gigi (kawat gigi)

5. LABIAL & PALATAL


CLEFT

Etiologi
Diagnosi
s
Terapi

Herediter mutasi gen, kelainan kromosom


Faktor lingkungan usia ibu lebih dari 30
tahun, agen teratogenik, nutrisi, infeksi virus,
radiasi, stres emosional, daya pembentukan
embrio menurun, dan trauma selama trimester
pertama kehamilan

Terdapat celah pada bibir atas/langit-langit


rongga mulut
Gejala: sulit menghisap ASI, kesulitan berbicara,
gangguan pendengaran, gangguan tumbuh
kembang

Bedah plastik usia 3 bulan Memulihkan


struktur anatomi, Mengoreksi cacat,
Menormalkan fungsi menelan, napas, bicara.

Micrognatia

Etiologi

BAB II

1. DEBRIS

Debris
Index:

Kriteria

Terapi

0,0-0,6 = Baik
0,7-1,8 =
Sedang
1,9-3,0 = Buruk

Menjaga
kebersihan
gigi
Dental floss

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Bakteri + Glukosa Asam

Asam + Sisa makanan + air liur Plaque

Plaque yang mengalami pengerasan,


kalsifikasi, atau remineralisasi = Calculus

OHIS
Kriteria
Baik
= 0,0-1,2;
Sedang = 1,3-3,0;
Buruk
= 3,1-6,0.

Terapi
Scaling : hilangkan plaque, calculus, noda
Root planing : hilangkan calculus,

3. PLAQUE

Cara penghitungan skor:


Untuk satu gigi =jumlah seluruh skor dari empat
permukaan
4
Untuk keseluruhan gigi =jumlah skor indeks plaque

jumlah gigi yang ada

Diagnosis
:

Terapi:

Pewarnaan pada gigi disclosing


agent (iodine), mercurochrome,
bahan pewarna makanan seperti
gincu kue berwarna merah dan
bismarck brown.

Sikat gigi teratur (terutama di malam


hari dan pagi hari)
Dengan pembersihan interdental oleh
benang gigi, tusuk gigi, atau sikat
antar gigi

4. DENTAL DECAY

Patogenesis:
Substrat (gula) + Plak (bakteri) + Gigi (email/dentin)
dimetabolisme oleh bakteri
Karies (demineralisasi)

KLASIFIKASI

DIAGNOSIS

Karies email
tanpa cavitas

Karies email
dengan cavitas

Anamnesis

Bintik putih pada Gigi terasa ngilu


gigi

Ekstra oral

Tidak ada
kelainan
Kavitas (-), lesi
putih (+)
Pembersihan
gigi, diulas
dengan fluor,
edukasi

Intra oral
Terapi

Karies dentin
terbuka/
hipersensitif
Kadang ngilu saat
makan, minum air
dingin, ngilu
hilang setelah
rangsang
dihilangkan, sakit
spontan (-)

Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan


Kavitas (+) baru
kena email
Tumpatan

Kavitas mengenai
email
Tumpatan

Pencegahan karies gigi:


Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene) dengan baik
dengan menggosok gigi dengan benar dan teratur,
flossing, obat kumur (mouthwash), memeriksakan gigi
2 kali setahun.
Diet rendah karbohidrat
Fluoride melalui pasta gigi, mouthwash, suplemen,
air minum, gel fluoride.
Penggunaan pit and fissure sealant (dental sealant).

DIAGNOSIS
Pulpitis
Reversible

Anamnesis

-Nyeri

Ekstra oral
Intra oral
-Kedalaman

-Sondasi
-Chlor etil
-Palpasi
-Perkusi
Terapi

Pulpitis Irreversibel
Akut
Kronis

Nyeri bila
minum panas,
dingin, asam
Tajam singkat,
(-) spontan, (-)
terus menerus

Tidak bisa
menunjukkan
yang sakit
Tajam spontan,
terus menerus

(-) bengkak

normal

Karies
Profunda,
dentin/profunda tertutup sisa
makanan
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
Tumpatan

(+) / (-)
PSA

Bisa
menunjukkan
yang sakit
Hilang timbul
spontan, tajam
menyengat
(-) bengkak

Nekrosis Pulpa

Bau mulut, gigi


berubah warna
Spontan atau
tidak nyeri tapi
pernah spontan

Karies profunda

Dalam

(+)

(-)

(-)

(-)
(-)
PSA dan
restorasi

6. PERIODONTITIS

Diagnosi
s

Gusi berdarah saat menggosok gigi,


Gusi berwarna merah, bengkak dan lunak,
Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan
menjauhi gigi,
Terdapat nanah diantara gigi dan gusi,
Gigi goyang.

Terapi

Fase I: inisial
Fase 2: korektif
Fase 3: pemeliharaan

Terapi

Scaling
Root planning
Antibiotik

7. GINGIVITIS
Proses inflamasi pada penyakit
periodontal dan mempengaruhi
jaringan lunak yg mengelilingi
gigi tanpa kerusakan tulang.
Etiologi
Plaque, calculus
Diagnosis
Gejala dan hasil pemeriksaan
fisik.
Gusi yang meradang tampak
merah, membengkak dan

Terapi
Menjaga
kebersihan gigi dan
mulut
Sikat gigi
Flossing
Scaling calculus
Antibiotik

8. CANDIDIASIS ORAL

ETIOLOGI
Faktor
Lokal

Faktor
Sistemik

Faktor
Iatrogenik

Perubahan epitel
barier mukosa

Immunocompremise
d

Terapi antibiotik

Kondisi saliva

Gangguan nutrisi

Terapi kortikosteroid

Penurunan sistem
fagosit

Radioterapi dan
kemoterapi

Morfogenesis
mikroorganisme

Merokok

DIAGNOSIS CANDIDIASIS

Anamnesis:
Rasa tidak
nyaman pada
mulut, panas,
nyeri

Pemeriksaan
Klinis:
Oral thrush

Pemeriksaan
Penunjang:
Sitologi
eksfoliatif,
metode kultur
swab, uji saliva,
dan biopsi)

TERAPI
Lokal :

Sistemik

Suspensi oral
nystatin
100.000 unit/ml
Tablet hisap
clotrimazol 10
mg

Ketokonazol
200 mg
Flukonazol 100
mg
Itrakonazol 100
mg

Hal yang sangat penting dilakukan oleh pasien adalah menjaga


kebersihan rongga mulut. Pasien juga harus menghindari faktorfaktor predisposisi yang dapat menimbulkan kandidiasis

9. MOUTH ULCER

Terdapat 3 jenis mouth ulcer: minor, mayor, dan herpetiform

ETIOLOGI

Gejal
a

Didahului oleh adanya sensasi terbakar.


Setelah beberapa hari titik merah atau benjolan &
luka terbuka. Bentuk lingkaran atau oval yang berwarna
putih atau kuning dengan tepi merah meradang.
Ulkus sangat perih terutama pada saat berkumur,
menyikat gigi, teriritasi dengan salty, spicy atau sour
foods.
Pembesaran dari KGB pada submandibula.
Berkurangnya nafsu makan

Terapi
Self-limiting
disease

Hindari makanan pedas, asam, keras, atau terlalu panas


Hindari minuman soda atau air jeruk
Pakai sedotan waktu minum
Berkumur dengan air garam
Madu dapat mengurangi rasa sakit
Mengganti pasta gigi dengan pasta gigi yang tidak
mengandung natrium lauryl sulfat (SLS).
Obat kumur chlorhexidine

10. GLOSSITIS

ETIOLOGI

DIAGNOSIS

TERAPI

Infeksi
Trauma: faktor mekanis/kimia
Alergi
Kekurangan vitamin dan mineral
Penyakit kulit

Pemeriksaan fisik: lidah bengkak/patch


pembengkakan
Papila lidah mungkin atrofi
Tes darah konfirmasi sistemik penyebab

Bakteri antibiotik.
Defisiensi gizi supplement.
Kortikosteroid jika bengkak parah.
Menjaga kebersihan rongga mulut.

BAB III

1. NONCANCEROUS
GROWTH

2. LEUKOPLAKIA

KLASIFIKASI
Homogenous leukoplakia (leukoplakia kompleks): Suatu lesi
setempat atau bercak putih yang luas.

Nodular leukoplakia (bintik-bintik): Suatu lesi campuran


merah dan putih, dimana nodul-nodul keratotik yang kecil
tersebar pada bercak-bercak atrofik (eritroplaqueik) dari
Verrucous leukoplakia: Lesi putih di mulut, dimana
permukaannya terpecah oleh banyak tonjolan seperti papila
yang berkeratinisasi tebal, serta menghasilkan suatu lesi pada
dorsum lidah.

Anamnesis

DIAGNOSIS

Usia, jenis kelamin, pekerjaan, kesehatan umum, kebiasaan seharihari misalnya merokok, minum alkohol, mengunyah sirih dan
menyuntil tembakau.
Gambaran Klinis.
Pada keadaan awal, lesi tidak terasa pada perabaan, agak bening dan
putih keruh.
Selanjutnya plaque meninggi dengan tipe yang berkembang tidak
teratur menjadi berwarna putih kabur.
Kemudian lesi menjadi tebal, berwarna putih, menunjukkan adanya
pengerasan, membentuk fisura-fisura dan terakhir adalah
pembentukan ulser.
Pemeriksaan histopatologi.
Pemeriksaan morfologi sel atau jaringan pada sediaan mikroskop
dengan pewarnaan rutin Hematoksilin-Eosin (HE).
Pemeriksaan sitologik eksfoliatif.
Digunakan untuk menegakkan diagnosis keganasan.

Terapi
Mengurangi atau menjauhi faktor-faktor
penyebabnya, seperti berhenti merokok atau
konsumsi alkohol.
Ketika ini cara itu sudah ditempuh dan tidak
efektif atau menunjukkan tanda-tanda awal
kanker, kemungkinan untuk menyembuhkannya
dengan operasi atau laser untuk menghancurkan
sel-sel kanker

3. ORAL SQUAMOUS CELL


CARCINOMA

Etiologi
Tembakau
Alkohol
Faktor pendukung lain: penyakit kronis, faktor gigi dan mulut,
defisiensi nutrisi, jamur, virus, faktor lingkungan
Gejala:
Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh
dengan pengobatan yang adekuat, mudah berdarah, nyeri local, nyeri
yang menjalar ke telinga, nyeri menelan, sulit menelan, dan
pergerakan lidah menjadi sangat terbatas.
Diagnosis:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang: rontgen foto, laboratorium, patologi
Terapi:
Tergantung stadium

BAB IV

1. XEROSTOMIA

Etiologi
Faktor fisiologis: usia, hormon,
puasa.
Faktor patologis: penyakit
sistemik, defisiensi gizi

DIAGNOSIS
Anamnesis.

Rasa tidak enak pada mulut, halitosis (bau mulut), sakit pada lidah,
sulit berbicara, sulit untuk memakai gigi tiruan, sulit mengunyah, sulit
menelan, dan hilang pengecapan.
Gejala dan tanda klinis :
Lidah dan bibir kering dan pecah-pecah, pipi kering, lidah berlapis,
gingivitis, candidiasis dan merah pada mukosa bibir, lidah dan pipi,
adanya karies.
Pemeriksaan tambahan.
Saliva yang kental yang menempel pada kaca mulut jika ditarik.

Terapi:
Pengendalian faktor penyebab: obat, gangguan sekresi
saliva, gangguan organ terkait
Obat perangsang saliva

TEMUAN
KASUS
DI
RSDM
Nama

KELUHAN UTAMA

Riwayat Penyakit Dahulu

PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi umum: Compos
mentis,
tampak
sakit
sedang, gizi kesan cukup
Vital Sign: TD 110/80
mmHg, Nadi 84x/m, RR
24x/m, T : 37,10C
warna sawo matang, pucat
(-), ikterik (-), petechie (-)
simetris, trachea di tengah,
JVP tidak meningkat, KGB
servikal membesar (-), tiroid
membesar (-), nyeri tekan (-)
suara dasar vesikuler (+/+), RBK (+/+)
Batas jantung kesan tidak
melebar,
BJ I-II intensitas normal, reguler,
bising (-), gallop (-)
oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-).

mesocephal, luka (-), rambut


warna hitam
konjungtiva pucat (+/+), sklera
ikterik (-/-)

sekret (-/-), epistaksis (-/-)


bibir kering (-), sianosis (-),
mukosa pucat (-), gusi
berdarah (-), stomatitis (-),
oral thrust (+), papil lidah
atrofi (+)

sekret (-/-), darah (-/-), nyeri


tekan mastoid (-/-)
Inspeksi: dinding perut // dinding
dada Auskultasi: bising usus (+)
normal
Perkusi: timpani
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba.

Laboratorium Darah

TERAPI

You might also like