You are on page 1of 15

Metabolisme karbohidrat mencakupi sintesis (anabolisme), penguraian (katabolisme) dan

perubahan antarbentuk pada karbohidrat di dalam organisme.


Bentuk karbohidrat terpenting adalah glukosa, yaitu suatu senyawa gula sederhana
(monosakarida), dipahami ada terdapat di setiap makhluk hidup untuk proses metabolisme
ini. Glukosa dan bentuk karbohidrat lainnya memiliki tempatnya masing-masing di dalam
proses metabolik antarspesies. Contohnya, tanaman menyimpan energi dengan membentuk
karbohidrat dari karbon dioksida dan air melalui fotosintesis, biasanya dalam bentuk pati atau
lipid. Tanaman lalu dimakan oleh binatang dan jamur, sebagai bahan bakarnya respirasi
seluler. Oksidasi pada satu gram karbohidrat menghasilkan energy sebesar 4 kcal (kilokalori);
sementara dari lipid, 9 kcal. Energi dari metabolisme (contohnya, oksidasi glukosa) biasanya
disimpan sementara di sel-sel tubuh dalam bentuk adenosina trifosfat.[1] Metabolisme pada
makhluk hidup dengan respirasi aerob menguiraikan glukosa dengan oksigen untuk
menghasilkan energi, dan hasil sampingnya, karbon dioksida dan air.
Semua bentuk karbohidrat kurang lebih memiliki rumus kimia CnH2nOn; Rumus kimia
glukosa adalah C6H12O6. Setiap molekul monosakarida bisa membentuk senyawa disakarida,
contohnya sukrosa, ataupun senyawa polisakarida yang lebih panjang, contohnya pati and
selulosa.

Penghasilan energi
Lazimnya, penguiraian satu molekul glukosa yang melalui respirasi aerob (berarti, yang
melibatkan glikolisis dan Siklus Kreb (Siklus asam sitrat)) menghasilkan sekitar 33 hingga 35
ATP.[1] Pemecahannya:

Penguraian anaerob melalui glikolisis, menghasilkan 8-10 ATP

Respirasi aerob melalui Siklus Kreb - menghasilkan 25 ATP

Penyakit pada manusia yang melibatkan metabolisme


karbohidrat

Diabetes melitus

Intoleransi laktosa

FARMAKOLOGI
Tugas 1

(simple diffusion ) Difusi Sederhana : Proses Mekanisme

Artikel Pengertian, Proses dan Mekanisme Difusi Sederhana - Molekul


dari suatu senyawa akan berdifusi secara spontan hingga mencapai kerapatan
yang sama di dalam suatu tempat. Misalnya, satu tetes parfum wanginya akan
menyebar hingga ke seluruh ruangan (difusi gas pada medium udara). Molekul
dari satu sendok gula akan menyebar pada seluruh volue air di dalam gelas
walaupun tidak diaduk (difusi zat padat pada medium zat cair) hingga kerapatan
molekul gula tersebut merata. Perhatikan proses terjadinya difusi pada Gambar
1. Peristiwa difusi sederhana dapat diamati ketika kita memasukkan segumpal
gula ke dalam air (a), molekul-molekulnya terlarut (b), dan tersebar (berdifusi)
(c). Pada akhirnya proses difusi menyebabkan gula tersebar merata ke dalam air
(d).

style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;" align="center"

cellpadding="0" cellspacing="0">
1. Difusi sederhana

Gambar

(Facilitated diffusion) Difusi terfailitasi (Difusi terbantu)

Difusi terbantu pada membran sel.

Adalah difusi yang dibantu oleh protein kotranspor (protein pembawa) atau dengan saluran
protein

Difusi dipermudah dengan saluran protein

Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui
membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran
yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa

proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi
yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut
molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.

(active transport) Transpor aktif


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pompa natrium-kalium adalah contoh transpor aktif.

Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukkan ion ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat
permeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. [1] [2]

Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik
ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-).[1] Keluar
masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.[1] Transpor aktif dapat berhenti
jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.[2]
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran,
dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan.[1] Proses transport aktif dimulai
dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada
protein integral.[1] Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran
yang sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian luar sel.[1]
Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju ke
luar sel.[1] Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral.
[1]
Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka
ke arah dalam sel dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel

Tugas 2

Tugas 3

Tugas kdm ibu fatma


Berbagai Jenis Antibiotik
Dari 100 zat antibiotik yang diproduksi secara alami dan sintetis, sangat sedikit yang telah
terbukti aman dan efektif.

Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan antibiotik. Salah satunya adalah dengan
mengklasifikasikan antibiotik berdasarkan efek pada bakteri.
Namun, dalam artikel ini kita akan melihat klasifikasi antibiotik berdasarkan pada struktur
kimianya.
Jenis ntibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
Penisilin (Penicillins)
Sefalosporin (Cephalosporins)
Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Makrolid (Macrolides)
Sulfonamida (Sulfonamides)
Fluoroquinolones
Tetrasiklin (Tetracyclines)
Polipeptida (Polypeptides)
1. Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri
saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.
Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V,
ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata,
telinga, saluran pernapasan, dll.
Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau
demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.
Seringkali penisilin diberikan dalam kombinasi dengan berbagai jenis antibiotik lainnya.
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri
selama reproduksi.
Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati
dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.
Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan
sebagai alternatif.

Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan
besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga.
Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini.
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri.
Karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara
lain untuk mengobati tifus dan pneumonia.
Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin
tahan terhadap antibiotik ini.
Aminoglikosida juga diberikan dalam kombinasi dengan penisilin atau sefalosporin.
Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi
melemahkan ginjal dan fungsi hati.
4. Makrolida (Macrolides)
Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri.
Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati
pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin.
Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk
mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.
Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida.
Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.
5. Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada
ginjal.
Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah
satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.
6. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung menghentikan
sintesis DNA bakteri.

Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara
oral.
Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran
kemih dan saluran pernapasan.
Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini
tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.
Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll
7. Tetrasiklin (tetracyclines) dan polipeptida (polypeptides)
Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi
seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.
Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat
memperburuk masalah.
Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja.
Ketika disuntikkan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti
kerusakan ginjal dan saraf.[]

Home Obat-obatan Jenis-Jenis Obat Antibiotik Dan Golongan Antibiotik Untuk


Mengobati Infeksi Bakteri

Jenis-Jenis Obat Antibiotik Dan Golongan Antibiotik


Untuk Mengobati Infeksi Bakteri
Diposkan oleh susanto
Pengertian Antibiotik adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit, dan dalam beberapa kasus dapat mencegah infeksi bakteri.
Mekanisme kerja antibiotik atau kegunaan antibiotik dapat digunakan untuk
mengobati kondisi yang relatif ringan seperti jerawat serta kondisi yang
berpotensi mengancam jiwa seperti pneumonia (sejenis infeksi paru-paru).
Bagaimana cara penggunaan antibiotik ?
Dosis antibiotik dapat diberikan dalam beberapa cara:

Antibiotik oral - tablet, pil dan kapsul atau cairan yang dapat Anda minum

Antibiotik topikal - krim, lotion, semprotan atau tetes

Suntikan antibiotik - obat antibiotik dapat diberikan dengan suntikan,


melalui infus, langsung ke dalam darah atau otot.

Bagaimana obat antibiotik diberikan akan tergantung pada jenis infeksi.


Antibiotik topikal sering digunakan untuk mengobati infeksi kulit, sementara
fungsi antibiotik oral dapat digunakan untuk mengobati sebagian besar jenis
infeksi ringan sampai sedang dalam tubuh. Suntikan antibiotik biasanya
disediakan untuk infeksi yang lebih serius dan sering diberikan di rumah sakit.
Jenis jenis antibiotik dan penggolongan antibiotik
Saat ini ada ratusan jenis obat antibiotik, tetapi kebanyakan dari jenis atau
penggolongan antibiotik dapat secara luas diklasifikasikan menjadi enam
kelompok. Akan dijelaskan di bawah ini.

Penisilin
Penisilin digunakan secara luas untuk mengobati infeksi tertentu seperti infeksi
kulit, radang tenggorokan, infeksi dada dan infeksi saluran kemih.
Beberapa jenis penisilin banyak digunakan meliputi:

Antibiotik Amoxicillin ( amoksisilin )

Flukloksasilin

Sekitar 1 dari 15 orang akan mengalami reaksi alergi setelah menggunakan obat
penisilin dan sejumlah kecil orang akan mengalami reaksi alergi antibiotik yang
cukup parah (anafilaksis). Sangat penting untuk memberitahu dokter atau
profesional kesehatan yang merawat Anda jika Anda berpikir Anda mengalami
reaksi alergi terhadap antibiotik penisilin. Masalah lain dengan penisilin adalah
bahwa beberapa jenis bakteri telah menjadi kebal terhadap itu karena telah
begitu banyak digunakan.
Antibiotik Sefalosporin
Obat Sefalosporin adalah anti biotik spektrum luas, yang berarti mereka efektif
dalam mengobati berbagai jenis infeksi termasuk infeksi yang lebih serius,
seperti:

Septicemia - infeksi darah

Pneumonia

Meningitis - infeksi lapisan pelindung terluar dari otak dan sumsum tulang
belakang

Contoh Sefalosporin meliputi:

Obat Cefalexin

Obat Cefixime

Jika Anda alergi terhadap penisilin Anda mungkin juga alergi terhadap
sefalosporin.
Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah jenis obat antibiotik yang digunakan secara luas
diresepkan sampai ditemukan bahwa Aminoglikosida dapat menyebabkan
kerusakan baik pendengaran maupun ginjal. Karena itu, Aminoglikosida
cenderung sekarang digunakan hanya untuk mengobati penyakit yang sangat
serius seperti meningitis. Aminoglikosida memecah dengan cepat di dalam
sistem pencernaan sehingga mereka harus diberikan melalui suntikan atau tetes.
Obat tetrasiklin
Tetrasiklin adalah jenis lain dari obat antibiotik spektrum luas yang dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi. Tetrasiklin umumnya juga
merupakan salah satu obat antibiotik untuk jerawat yang digunakan untuk
mengobati jerawat yang parah dan kondisi yang disebut rosacea, yang
menyebabkan kemerahan pada kulit dan bintik-bintik.
Makrolida
Manfaat antibiotik Makrolida adalah jenis antibiotik yang berguna dalam
mengobati infeksi paru-paru dan dada. Makrolida juga bisa menjadi pengobatan
alternatif yang berguna bagi orang-orang dengan alergi penisilin atau untuk
mencegah bakteri yang kebal obat penisilin.
Contoh golongan antibiotik makrolida termasuk:

Eritromisin

Spiramisin

Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah tipe terbaru dari antibiotik. Fluoroquinolones merupakan
obat antibiotik spektrum luas yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai
macam infeksi.
Contoh fluoroquinolones adalah:

Obat Ciprofloxacin

Obat Norfloksasin

Efek samping Antibiotik


Kebanyakan antibiotik diatas (kecuali aminoglikosida) tidak menimbulkan banyak
masalah bagi orang-orang yang menggunakannya dan efek samping yang parah
jarang terjadi. Efek samping antibiotik yang dilaporkan yang paling umum
adalah:

Sakit

Gangguan pencernaan

Diare

Pertimbangan dan interaksi


Beberapa jenis antibiotik tidak cocok untuk orang dengan kondisi medis tertentu
atau untuk ibu hamil dan menyusui. Anda sebaiknya menggunakan antibiotik
yang telah diresepkan dokter untuk Anda, jangan meminjam dari anggota
keluarga seorang teman. Beberapa antibiotik juga dapat bereaksi tak terduga
dengan obat lain dan pil kontrasepsi oral. Oleh karena itu sangat penting untuk
membaca pelaturan pemakaian yang telah ditetapkan dengan hati-hati.
Resistensi antibiotik
Organisasi kesehatan di seluruh dunia sedang mencoba untuk mengurangi
penggunaan antibiotik, terutama untuk kondisi yang tidak serius. Hal ini untuk
mencoba memerangi masalah resistensi antibiotik, yang ketika strain bakteri
tidak lagi merespon terhadap pengobatan dengan satu atau beberapa jenis
antibiotik. Resistensi antibiotik dapat terjadi dalam beberapa cara.
Strain bakteri dapat bermutasi (berubah) dan dari waktu ke waktu menjadi
resisten (kebal) terhadap antibiotik tertentu. Kesempatan ini meningkat jika
seseorang tidak mengetahui tentang antibiotik karena beberapa bakteri dapat
dibiarkan untuk mengembangkan resistensi. Juga, antibiotik dapat
menghancurkan banyak strain berbahaya dari bakteri yang hidup pada tubuh.
Hal ini memungkinkan bakteri resisten untuk berkembang biak dengan cepat dan
menggantinya. Penggunaan obat antibiotik yang berlebihan dalam beberapa
tahun terakhir telah memainkan peranan utama dalam resistensi antibiotik. Ini
termasuk menggunakan macam-macam antibiotik untuk mengobati kondisi kecil.
Hal ini telah menyebabkan munculnya strain bakteri yang sudah kebal terhadap
berbagai jenis antibiotik. Mereka termasuk:

Meticillin resistant Staphylococcus aureus ( MRSA )

Clostridium difficile ( C.diff )

Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis yang resistan terhadap obat


( MDR-TB )

Jenis infeksi bisa serius dan menantang untuk mengobati, dan menjadi penyebab
meningkatnya kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Sebagai contoh,
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) memperkirakan bahwa ada sekitar 150.000
kematian akibat TB-MDR setiap tahun. Kekhawatiran terbesar adalah bahwa
mungkin muncul strain bakteri baru yang efektif sulit untuk dapat diobati dengan
antibiotik yang ada. Sudah ada tanda-tanda ini dengan munculnya jenis bakteri
yang disebut New Delhi Metallo-beta-laktamase ( NDM-1 ), yang tampaknya
sangat resisten terhadap pengobatan.

You might also like