Professional Documents
Culture Documents
NYERI PUNGGUNG
Disusun oleh:
RORO FEBRIANA (201510401011003)
TETI PUSPITA SARI (201510401011032)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
NYERI PUNGGUNG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR. WB
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penulisan referat
yang berjudul Nyeri Punggung .
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
kelulusan pada program pendidikan profesi dokter pada Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang yang dilakukan di RSU Haji Surabaya.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penulisan ini, sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada dr. Wida Mardiana, Sp.S., yang selalu membimbing dan
memberi saran pada penulisan ini.
Tulisan referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga tulisan referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
nyeri
muskuloskeletal,
termasuk
back
pain,
telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nyeri punggung adalah istilah untuk semua rasa sakit di daerah
punggung bawah dan punggung bagian atas disebabkan oleh banyak faktor
dan merupakan keluhan yang berhubungan dengan pekerjaan dan sifatnya
umum. Nyeri punggung adalah sindroma klinis yang ditandai dengan gejala
perasaan tidak enak pada daerah punggung dan sekitarnya (Ropper AH,
2005).
Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung yang
berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah tulang
belakang. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang menghubungkan
jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan semua struktur tersebut
dapat menimbulkan rasa nyeri (Fauci AS et al, 2008)
Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar
saraf. Nyeri punggung adalah masalah yang sering dirasakan kebanyakan
orang. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan, atau
rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan
postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk
yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat (Angela, 2008).
2.2 Epidemiologi
Minoritas kasus nyeri punggung disebabkan oleh trauma fisik seperti
trauma pada punggung yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor
4.
10
11
12
13
Spina bifida
Spina bifida adalah defek pada penutupan kolumna vertebralis
dengan atau tanpa tingkatan protusi jaringan melalui celah tulang.
14
Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang
belakang (vertebra) yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa
vertebra
gagal
menutup
atau
gagal
terbentuk
secara
utuh
(Dewanti,2013).
2. Ketegangan otot
Sikap tegang yang berulang ulang pada posisi yang sama akan
memendekkan otot yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa
nyeri timbul karena iskemia ringan pada jaringan otot, regangan yang
berlebihan pada perlekatan miofasial terhadap tulang, serta regangan
pada kapsula (Angela,2008).
3. Fraktur
Traumatik
Cedera medula spinalis traumatik, terjadi ketika benturan
fisik eksternal seperti yang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor,
jatuh
atau
kekerasan,
merusak
medula
spinalis.
(Angela,2008).
Atraumatik
- Osteoporosis
Fraktur kompresi karena osteoporosis pada vertebra
khususnya adalah apabila sudah terjadi pada satu vertebra, akan
meningkatkan resiko kolaps korpus vertebrae lainnya secara
progresif sehingga menyebabkan keluhan nyeri yang sangat
mengganggu
- infiltrasi neoplastik, steroid eksogen. (Angela,2008).
4. Herniasi diskus intervertebral (HNP)
Menurunnya aliran darah ke diskus, betambahnya beban
menyebabkan annulus fibrosus tidak kuat menahan dan membuat
nukleus pulposusnya keluar menekan radiks sehingg timbul nyeri
(Purwanto ET, 2010).
5. Degeneratif
- Stenosis spinalis
15
dengan
sikap
tegak.
Nyeri
akan
hilang
ketika
17
18
19
20
NPB, namun sebagian besar episode herniasi diskus terjadi setelah suatu
gerakan yang relatif sepele, seperti membungkuk atau memungut barang
yang enteng. Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa
menyebabkan bertambahnya nyeri NPB, yaitu duduk dan mengendarai
mobil dan nyeri biasanya berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap
gerakan yang bisa menyebabkan meningginya tekanan intra-abdominal
akan dapat menambah nyeri, juga batuk, bersin dan mengejan sewaktu
defekasi.
Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-mekanik.
Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena bisa
menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya suatu
keganasan ataupun infeksi (Purba, 2008).
2.8.2 Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :
Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang
membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya
lordosis serta adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis
lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot paravertebral (Tomita,
2010).
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:
21
(jackhammer effect).
Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien
disuruh membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke
depan, ke suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada
tungkai yang ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang
sama.
Nyeri pada ekstensi ke belakang pada seorang dewasa muda
menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau
spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik (Manchikanti,
2011).
2. Palpasi :
Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan
adanya kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya
(psychological overlay). Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen
yang
menyebabkan
nyeri
dengan
menekan
pada
ruangan
sensorik
Pemeriksaan
sensorik
akan
sangat
23
Tanda
Laseque
kontralateral
(contralateral
Laseque
sign)
dilakukan dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak
nyeri diangkat akan menimbulkan suatu respons yang positif pada
tungkai kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya suatu
HNP.
Tes Bragard: Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque.
kaki.
Tes Sicard: Sama seperti tes laseque, namun ditambah dorsofleksi
Pemeriksaan Radiologis :
Foto rontgen pada posisi anteroposterior, lateral, dan oblique
sering dilakukan untuk pemeriksaan rutin nyeri punggung.
Gambaran radiologis sering terlihat normal atau kadang-kadang
dijumpai penyempitan ruang diskus intervertebral, osteofit pada
sendi facet dan penumpukan kalsium pada vertebrae, pergeseran
korpus vertebrae (spondilolistesis), infiltasi tulang oleh tumor.
Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang terlihat
bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan
24
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1
alkoholisme,
sedang puasa,
memiliki
penyakit
liver,
lemah,
toksisitas
hati
dapat
terjadi
pada
dosis
yang
26
2.10
28
Selalu duduk dalam posisi yang tepat. Duduk harus tegap, sandaran
tempat duduk harus tegak lurus, tidak boleh melengkung. Posisi
duduk berarti membebani tulang belakang 3-4 kali berat badan,
apalagi duduk dalam posisi yang tidak tepat. Sementara pada posisi
berdiri, punggung hanya dibebani satu setengah kali berat badan
normal.
Jika tidur, pilih tempat tidur yang baik misalnya memiliki matras
yang kuat sehingga posisi tidur tidak melengkung. Yang paling
baik adalah tidur miring dengan satu bantal di bawah kepala dan
dengan lutut yang dibengkokkan. Bila tidur terlentang sebaiknya
diletakkan bantal kecil dibawah lutut.
Lakukan
olahraga
teratur.
Pilij
olahraga
yang
berfungsi
Jaga nutrisi dan diet yang tepat untuk mengurangi dan mencegah
berat badan berlebihan, terutama lemak di sekitar pinggang. Diet
harian yang cukup kalsium, fosfor, dan vitamin D membantu
menjaga pertumbuhan tulang baru.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menghindarkan
komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan pada orang yang telah
sakit. Pencegahan sekunder ini daoat dilakukan dengan cara
mendeteksi penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat
dan tepat.
3. Pencegahan Tersier
30
mengadakan
rehabilitasi.
Rehabilitasi
bertujuan
untuk
nyeri punggung.
Bagi penderita nyeri punggung yang obesitas sebaiknya melakukan
perbaikan
fungsional
benar.
2.11
Prognosis
Setelah 1 bulan pengobatan, 35% pasien dengan nyeri punggung
dilaporkan membaik dan 85% pasien membaik setelah 3 bulan. Dilaporkan
tingkat kekumatan nyeri punggung mencapai 62% pada tahun pertama.
Setelah 2 tahun, 80% pasien setidaknya mengalami satu kali kekumatan.
(Hills, 2012).
31
BAB III
KESIMPULAN
Nyeri punggung adalah istilah untuk semua rasa sakit di daerah punggung
bawah dan punggung bagian atas disebabkan oleh banyak faktor dan merupakan
keluhan yang berhubungan dengan pekerjaan dan sifatnya umum. Nyeri punggung
adalah sindroma klinis yang ditandai dengan gejala perasaan tidak enak pada
daerah punggung dan sekitarnya (Ropper, 2009).
32
Faktor resiko terjadinya nyeri punggung antara lain usia, jenis kelamin, status
antropometri, pekerjaan, aktivitas atau olahraga, kebiasaan merokok dan
abnormalitas struktur tulang belakang (Tomita S, 2010).
Nyeri punggung dapat bersifat akut atau kronik, nyerinya berlangsung terus
menerus atau hilang timbul, nyerinya menetap di suatu tempat atau dapat
menyebar ke area lain. Nyeri punggung dapat bersifat tumpul, atau tajam atau
tertusuk atau sensasi terbakar. Nyerinya dapat menyebar sampai lengan dan
tangan atau betis dan kaki, dan dapat menimbulkan gejala lain selain nyeri.
Gejalanya dapat berupa perasaan geli atau tersetrum, kelemahan, dan mati rasa
(Yuliana, 2011).
Nyeri punggung dapat dibagi secara anatomi, yaitu: nyeri leher, nyeri
punggung bagian tengah, nyeri punggung bagian bawah, dan nyeri pada tulang
ekor. Nyeri punggung dapat dibagi berdasarkan durasi terjadinya, yaitu: akut (12
minggu), kronik (>12 minggu), dan subakut (6-12 minggu).(Ropper, 2009)
Penegakan diagnosis nyeri punggung dilakukan dengan anamnesis,
menilai gejala klinis dan pemeriksaan penunjang radiologis seperti CT-Scan, MRI
dan lain-lain.
Penatalaksanaan pada nyeri punggung dapat dibedakan menjadi non
farmakologi dengan tirah baring, mobilisasi, fisioterapi, traksi pelvis dan terapi
operatif serta terapi farmakologis dengan asetaminofen, NSAID, relaksan otot dan
opioid.
33
DAFTAR PUSTAKA
Publication
http://medical
34
A.J.,
2013.
Low
back
pain.
Available
from:http://www.merckmanuals.com/home/bone_joint_and_muscle_disor
ders/low_back_and_neck_pain/low_back_pain.html
diakses
22
September 2015]
6. Docking RE, Fleming J, Brayne C, et al. Epidemiology of back pain in
older adults: prevalence and risk factors for back pain onset.
Rheumatology 2011; 50: 164-1653.
7. Douglass AB, Bope ET. Evaluation and treatment of posterior neck pain
in family practice. J Am Board Fam Pract 2011; 17: S1322.
8. Dewanti, Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Perkotaan Pada Pasien Spina Bifidaa Di Ruang Bedah Anak Lantai III
Utara RSUP Fatmawati, Universita Indonesia, 2013.
9. Fajrin, Inayati, Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Low Back Pain
karena Spondylosis Dengan Infra Red, TENS, dan terapi Latihan william
Flexi exercise, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2009.
10. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al. Back and Neck Pain. Dalam
Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th Edition. New York:
McGrawHill, 2008
11. Feldman DE, Shrier I, Rossignol M, et al. Risk factors for the development
of low back pain in adolescence. Am J Epidemiol 2001; 154(1): 30-36.
12. Haldeman, S.D. et al, 2002. An Atlas of BACK PAIN. USA: The
Parthenon Publishing Group.
13. Hansen JT, Koeppen BM. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology.
Teterboro: Icon Custom Communications, 2002.
35
E.C.
2012.
Mechanical
Low
Back
Pain.
Available
from:http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview [diakses 22
September 2015]
16. Manchikanti L, Singh V. An algorithmic approach to diagnosis
and management of low back pain. Pain Physician 2011; 4: 597-6
17. Picavet HSJ, Vlaeyen JWS, Schouten JSAG. Pain catastrophizing
and kinesiophobia: predictors of chronic low back pain. Am J Epidemiol
2010;156: 10281034.
18. Purba JS, Ng DS. Nyeri punggung bawah: patofisiologi, terapi
farmakologi dan non-farmakologi akupunktur. Medicinus 2008; 21(2): 38.
19. Purwanto ET. Hernia Nukleus PurposusLumbalis. Jakarta: Perdossi 2010.
20. Ropper AH, Brown RH. Pain in the back, neck, and extremities. Dalam
Adams and Victors: Principles of Neurology. Eight Edition. New York:
McGrawHill, 2005.
21. Sudirman S, Hargiyanto. Kajian teknologi kesehatan atas perbedaan efek
analgesia dari elektroakupunktur dengan frekuensi rendah, kombinasi,
dan tinggi, pada nyeri punggung bawah. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan 2011; 14(2): 203-208.
22. Scott Kreiner, MD. Diagnosis amd Treatment Of Dgenerative Lumbar
Spinal Stenosis. NASS Evidence Bassed Clinical Guidlines Comittee.
USA. 2011.
23. Slater, Michael. Ankylosing Spondylitis Exercise, Arthritis Australia.
2012
36
24. Tomita S, Arphorn S, Muto T, et al. Prevalence and risk factors of low
back pain among thai and myanmar migrant seafood processing factory
workers in Samut Sakorn Province, Thailand. Industrial Health 2010; 48:
283291.
25. Ullrich P.F., Jr., MD, 2012. Diagnosing Lower Back Pain. Available
from:http://www.spine-health.com/conditions/lower-backpain/diagnosinglower-back-pain [ diakses 25 September 2015]
26. Yuliana. Low back pain. RS Hasan Sadikin Bandung. Bandung. 2011;
38(4):270-273
37