You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium Leprae yang pertama menyerang saraf perifer,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas,
sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis, kecuali susunan saraf
pusat. Penyakit kusta juga dapat mengenai mukosa hidung, konka, nasofaring
dan laring.4
Kusta termasuk dalam salah satu daftar penyakit menular yang angka
kejadiannya masih tinggi. Kasus kejadian kusta di India, Brazil, dan Indonesia
masih tergolong tinggi. Seperti pada tahun 2004-2014 Indonesia menempati
peringkat ketiga dalam jumlah kasus kusta di dunia setelah India dan Brazil.
Negara Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki angka penyebaran
penyakit kusta yang cukup tinggi sebagaimana yang sudah tertera pada tabel
kasus kusta di atas. Penyakit kusta merupakan masalah nasional kesehatan
masyarakat, dimana beberapa daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi.
Salah satu provinsi di Indonesia yang masih banyak ditemui penderita kusta
adalah di provinsi Lampung.
Terdapat 17.000-18.000 kasus kusta baru tiap tahun dan belum ada
kecenderungan menurun sejak tahun 2000. Minimnya pengetahuan tentang
kusta menyebabkan pengidap terlambat berobat sehingga menimbulkan cacat
dan berpotensi menularkan kuman selain itu masih tingginya stigma negatif
akan penyakit kusta membuat penderita enggan untuk berobat dan bahkan
menyembunyikan penyakitnya, sehingga transmisi infeksi kusta terus
berlangsung dalam masyarakat. Jumlah kasus semakin meningkat tetapi
laporan mengenai kasus kusta masih jarang dilaporkan. Oleh karena itu
penulis melaporkan kasus kusta yang terjadi di RSAM.

1.2 Status Pasien


Masuk Ruang Anyelir RSUD Dr. H. Abdul Moeloek :

Tanggal 15 Februari 2016


No. RM : 321968
A. ANAMNESIS
Identitas
Nama

: Ny. R

Usia

: 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Alamat

: Segala Mider, Bandar Lampung

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Status

: Belum Menikah

Suku Bangsa : Lampung


Riwayat Penyakit
Keluhan Utama:
Bercak kemerahan yang menebal pada wajah, perut, punggung, kedua
tangan dan kedua kaki sejak 18 hari SMRS.
Keluhan Tambahan:
Tangan mati rasa dan sulit menggenggam, hidung tersumbat.
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak 18 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan timbul
bercak kemerahan sebesar koin 50 rupiah, menyebar pada kedua tangan,
badan, dan kedua kaki. Bercak dirasakan gatal dan panas, membuat pasien
menggaruk bagian yang terdapat bercak kemerahan tersebut. Pasien
mengatakan 8 jam sebelum timbul bercak kemerahan, pasien memakan
ikan laut. Riwayat alergi ikan laut (+),sebelumnya bila alergi setelah
makan ikan laut, timbul bercak pada kulit yang terasa gatal, namun tidak
terasa panas dan membengkak seperti yang dialami pasien sekarang.
Keluhan ini cukup menggangu aktifitas pasien, keluhan semakin memberat
apabila pasien berada di lingkungan bersuhu tinggi. Pasien lalu mencoba

mengoleskan madu pada bagian yang timbul bercak kemerahan, namun


keesokan harinya bercak tampak semakin memerah.
Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan bercak
tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal. Bercak
kemerahan juga dirasakan semakin gatal, terasa panas, dan menyebar pada
wajah, tubuh bagian depan dan belakang. Pasien lalu pergi ke Rumah Sakit
Bintang Amin, dan setelah minum obat pasien merasakan keluhan gatal,
panas, dan bengkak berkurang. Namun pasien tidak ingat obat apa yang
dikonsumsi tersebut.
Sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan lengan bagian
bawah, tungkai, dan wajah yang terdapat bercak kemerahan makin
melebar membentuk seperti pulau-pulau, makin gatal disertai rasa panas,
dan membengkak hingga pasien tidak dapat membuka mata. Pasien juga
merasakan hidung yang terkena bercak kemerahan membengkak, hingga
membuat pasien sulit bernafas akibat hidung tersumbat. Pasien
mengatakan tangan terasa kesemutan selama beberapa menit, dan
setelahnya mati rasa hingga pasien sulit menggenggam. Jari kelingking
pasien juga tampak sulit diluruskan. Pasien lalu pergi berobat ke RS Abdul
Moeloek.
Keluhan rambut dan alis mata rontok disangkal, kesulitan menutup mata
dengan sempurna (-), keluhan demam disangkal, gangguan penglihatan
(pengelihatan buram (+), mata merah (-), berair (-), silau (-)), benjolan
pada lidah (-), penebalan cuping telinga (+), pembesaran kelenjar di leher,
ketiak, lipat paha disangkal. Jari tangan seperti mencakar (+), jari kaki
seperti mencakar (-), tangan dan kaki lunglai (-), bengkak pada jari tanagn
dan kaki (+), pemendekan jari tangan dan kaki (-). Pasien belum pernah
menderita penyakit seperti ini sebelumnya, pasien mengatakan tidak
terdapat orang di sekitar pasien yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Penyakit seperti
ini sebelumnya disangkal. Pasien mengatakan pasien tidak memiliki

riwayat sakit berat seperti tumor, DM dan penyakit lainnya. Riwayat alergi
makanan (+), asma bronkhial disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:
-

Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami asma bronkial
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat alergi

B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran
: compos mentis
GCS
: E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit
Pernafasan
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,70 C
Gizi
: cukup
Kepala
Rambut : hitam tidak mudah dicabut
Mata
: konjungtiva anemis, sclera anikterik
Telinga : simetris, serumen (-), otorea (-)
Hidung : normal, deviasi septum (-), rinore (-)
Mulut
: bibir kering dan pecah-pecah (-)
Leher
Inspeksi : simetris trakea ditengah, JVP meningkat (-)
Palpasi : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Paru-paru
Inspeksi : gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan ekspansi simetris, massa (-)
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi
: vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : redup
Auskultasi
: bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi
: bising usus (+)
KGB
: tidak ada pembesaran KGB

Pemeriksaan Dermatologis
a. Lokasi
: Regio Fasialis, Abdomen, Lumbal, Ekstremitas
Superior, dan Ekstremitas Inferior
b. Inspeksi :
Plak eritema multipel bentuk irregular ukuran numular hingga

plakat sirkumskrip
Skuama selapis sedang kecoklatan tidak berminyak
Plak eritema multipel bentu irregular ukuran numular hingga
plakat dengan tepi lebih aktif daripada bagian tengahnya,
punched out

Tes manipulasi : tidak dilakukan

Pemeriksaan Saraf
1. Sensibilitas Lesi
Raba halus/kasar
Tajam/tumpul
Panas/dingin
2. Pembesaran Saraf
N. Aurikularis magnus
N. Ulnaris
N. Peroneus com.
N. Tibialis posterior
3. Pemeriksaan Sensorik
N. Ulnaris
N. Medianus
N. Tibialis Posterior

: anastesi pada lesi


: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: -/: +/+
: -/: -/:
: normal/normal
: normal/normal
: normal/normal

Pemeriksaan kecacatan

Mutilasi : tidak ada

Atrofi otot : tidak ada

Xerosis kutis : ada

Ulkus trofik : tidak ada

Madarosis : tidak ada

Lagoftalmus : ada

Claw hand : ada

Wrist drop : tidak ada

Dropped foot : tidak ada

Facies leonine : tidak ada

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Hb
: 12,5 g/dL
Ht
: 36 %
Eritrosit
: 3,5 jt/uL
Leukosit
: 11.300/uL
Trombosit
: 406.000/uL
SGOT
: 15 U/L
SGPT
: 7 U/L
Natrium
: 130 mmol/L
Kalium
: 2,8 mmol/L
Kalsium
: 8,4 mg/dL
Chlorida
: 93 mmol/L
D. RESUME
Delapan belas hari SMRS, timbul makula eritematosa numular, gatal dan
panas, menyebar pada kedua tangan, badan, dan kedua kaki, asimetris.
Delapan jam sebelumnya, pasien memakan ikan laut, riwayat alergi ikan
laut (+), namun bercak berbeda dengan bercak saat pasien alergi
sebelumnya. Keluhan semakin memberat apabila pasien berada di
lingkungan bersuhu tinggi. Pasien lalu mengoleskan madu pada bagian
yang timbul bercak kemerahan, keesokan harinya bercak tampak semakin
eritem. Empat jam SMRS, pada lengan bagian bawah, tungkai, dan wajah
yang terdapat tampak plak eritematosa multipel, bentuk irregular, ukuran
numular hingga plakat, makin gatal disertai panas, dan membengkak
hingga pasien tidak dapat membuka mata, hidung membengkak, hingga
pasien sulit bernafas akibat hidung tersumbat. Tangan terasa kesemutan
selama beberapa menit, dan setelahnya mati rasa hingga pasien sulit
menggenggam, jari kelingking pasien juga tampak sulit diluruskan.
Keluhan rambut dan alis mata rontok disangkal, kesulitan menutup mata
dengan sempurna (-), keluhan demam disangkal, pengelihatan buram (+),
7

mata merah (-), berair (-), silau (-), benjolan pada lidah (-), penebalan
cuping telinga (+), pembesaran kelenjar di leher, ketiak, lipat paha
disangkal. Jari tangan seperti mencakar (+), tangan dan kaki lunglai (-),
bengkak pada jari tangan dan kaki (+), pemendekan jari tangan dan kaki
(-).
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, status gizi cukup, tanda vital dalam batas
normal. Regio kepala, regio thoraks, abdomen, KGB dan ekstremitas
dalam batas normal. Pada status dermatologis didapatkan pada regio
Fasialis, Abdomen, Lumbal, Ekstremitas Superior, dan Ekstremitas
Inferior terdapat plak eritematosa multipel bentuk irregular ukuran
numular hingga plakat sirkumskrip, skuama selapis sedang kecoklatan
tidak berminyak, plak eritema multipel bentuk irreguler ukuran numular
hingga plakat dengan tepi lebih aktif daripada bagian tengahnya. Pada
pemeriksaan sensibilitas didapatkan anestesi pada kedua tangan dan pada
pemeriksaan kecacatan didapatkan lagoftalmus dan claw hand pada kedua
tangan.

E. Diagnosis banding
1. Morbus Hansen Tipe Multibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
2. Morbus Hansen Tipe Pausibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
3. Tinea Korporis
F. Diagnosis kerja
Morbus Hansen Tipe Multibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
G. Penatalaksanaan
1. Umum :
- Imobilisasi bila terjadi reaksi
- Menjelaskan mengenai penyebab penyakit dan cara penularan
-

penyakit
Menjelaskan pengobatan penyakit
Menjelaskan prognosis penyakit
Menjelaskan komplikasi penyakit dan cara pencegahannya

Menjelaskan efek samping obat


Menjelaskan agar pasien rutin minum obat, kontrol rutin ke
puskesmas setiap bulan dan tidak putus obat hingga pengobatan

selesai
Rujuk ke layanan sekunder bila terjadi reaksi kusta berat

2. Khusus : v
- MDT tipe MB warna merah selama 12-18 bulan (ambil di
puskesmas)

Hari 1 : Rifampisin 600 mg (2 x 300 mg)

Klofazimin 300 mg (3 x 100 mg)


Dapson 100 mg
Hari 2-28
: Klofazimin 50 mg/hari
Dapson 100 mg/hari
Metil Prednisolon tab 32 mg/hari dosis terbagi
Ranitidin tab 2 x 150 mg
Urea 10 % cream 2 kali sehari untuk kulit merah bersisik

H. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan Biopsi kulit
- Pemeriksaan Lepromin
- Pemeriksaan Histopatologi
I. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

J. FOLLOW UP
WAKTU
16-02-2016

SUBYEKTIF
Keluhan:

OBYEKTIF
KU : TSS

Bercak kemerahan pada

Kesadaran : CM

wajah, kedua tangan,

TD: 100/80mmHg

kedua telapak tangan,

N: 81x/mnt

perut, punggung,

P: 18x/mnt

pinggang, kedua tungkai.

T: 36,90C

Bercak kemerahan yang


membengkak sedikit

St. Generalis:

ASSESMENT
Morbus Hansen
Tipe
Multibasiler
dengan Reaksi
Kusta Tipe I +
Kecacatan grade
II

PLANNING
- Rawat jalan
- Kontrol poli
kulit
- Ranitidin
2x150 mg
- Metil
prednisolon 8
mg 2-1-1
- Cream Urea
10 % 2 kali
sehari untuk
kulit merah

berkurang pada seluruh

Thoraks, abdomen, ekstremitas

tubuh kecuali tungkai,

DBN

bersisik

terdapat bercak baru pada


tungkai kiri, hidung

St. Dermatologi:

tersumbat berkurang.

Pada regio Fasialis, Abdomen,


Lumbal, Ekstremitas Superior,
dan Ekstremitas Inferior
terdapat
-Plakeritematosa multipel bentuk
irregular ukuran numular
hingga plakat sirkumskrip
-Skuamaselapissedangkecoklatan
tidak berminyak
-Plak eritema multipel bentuk
irreguler irregular ukuran
numular hingga plakat
dengan tepi lebih aktif
daripada bagia tengahnya

10

You might also like