Professional Documents
Culture Documents
manajemen dan dewan direksi untuk membangun dan memelihara proses pengendalian internal.
Auditor eksternal auditor internal dan pihak lain barang kali juga berkepentingan dengan proses
pengendalian internal organisasi, tetapi tanggung jawab utama terhadap pengendalian tetap brada
di tangan manajemen dan dewan direksi. Premis kedua, jaminan yang masuk akal, terkait dengan
revalitas biaya dan manfaat suatu pengendalian. Manajemen yang hati-hati tidak seharusnya
mengeluarkan lebih bnyak biaya untuk pengendalian yang tidak sebanding dengan manfaat yang
didapatkan. Pertimbangan relativitas biaya dan manfaat terkait dengan pengendalian kerap kali
bersifat subjetif. Sering sulit untuk mengukur manfaat dan biaya terkait dengan faktor-faktor
yang tidak berwujud, seperti reputasi perusahaan atau tanpa pengendalian terhadap moral
karyawan. Manajemen harus hati-hati ketika membuat judgement untuk mendapatkan jaminan
yang masuk akal terkait dengan pencapaian tujuan pengendalian. Pengaruh Eksternal yang
Terkait dengan Entitas dan Pengendalian Internal FCPA (federal Foreign Corrupt Practices Act)
tahun 1977 merupakan satu persyaratan legal yang menjadi pertimbangan banyak organisasi.
Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat mengakibatkan hukuman denda dan kurungan. Bagian
102 dari FCPA mensyaratkan semua perusahaan yang menjadi subjek dari Securities Exchange
Act tahun 1934 untuk: a. Membuat dan memelihara buku, catatan, dan rekening yang cukup
detail dan merefleksikan transaksi dan karakteristik aktiva secar akurat dan wajar. b.
Mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian akuntansi internal yang dapat
memberikan jaminan yang masuk akal bahwa: 1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi
manajemen, khusus maupun umum; 2. Transaksi dicatat guna (i) memudahkan penyajian laporan
keuangan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yng diterima umum atau kriteria lain yang dapat
diterapkan dan (ii) memelihara akuntabilitas aktiva; 3. Akses terhadap aktiva hanya diizinkan
sesuai dengan otorisasi manajemen, baik otorisasi khusus maupun umum; 4. Akuntabilitas aktiva
yang tercatat dibandingkan dengan aktiva yang saat ini ada pada rentang yang cukup rasional,
dan tindakan yang tepat perlu diambil terkait dengan perbedaan nilai yang ditemukan.
Pelanggaran terhadap provisi tersebut dapat mengakibatkan denda $10.000 baik pada perusahaan
maupuan staf perusahaan, dan penjara lima tahun bagi para eksekutif yang terlibat. SarbanesOxley Act Bagi perusahaan publik, Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOA) memuat tuntutan dan
batasan atas manajemen, auditor, dan dewan audit perusahaan. Dibentuk PCAOB (public
Company Accounting Oversight Board) dengan lima anggota, dengan tanggung jawab utama
mengatur perilaku auditor, dengan implikasi penting pada manajemen di dalam memberikan
sanksi. Pelanggan terhadap peraturan PCAOB dianggap sebagai peanggaran peraturan terhadap
1934 Securities Act. Dalam SOA, tindakan mempersulit mencakup pengubahan, penghancuran,
pemalsuan dokumen secara sengaja dengan tujuan untuk menghindari, mempersulit, atau
memengaruhi setiap investigasi federal atau penjadwalan proses kebangkrutan. Tindakan untuk
memengaruhi atau memperulit kantor akuntan publik selama kantor tersebut menjalankan
tugasnya juga merupakan satu tindakan illegal. Batasan atau Jasa Selain Audit SOA membatasi
jasa selain audit yang dapat diberikan oleh auditor kepada klien mereka.jasa yang tidak diizinkan
adalah 1. Pencatatan akuntansi atau jasa lain terkait dengan catatan akuntansi atau laporan
keuangan dari klien udit, 2. Perancangan dan penerapan sistem informasi keuangan, 3. Jasa
penilaian, opini kewajaran, atau laporan contribution-in-kind, 4. Jasa aktuaria, 5. Jasa
outsourcing audit internal, 6 fungsi manajemen atau sumber-sumber daya manusia, 7. Broker,
dealer, penasihat investasi, atau jasa perbankkan investasi, 8. Jas legal dan jas keahlian yang
tidak terkait dengan audit, dan 9. Jasa lain yang, berdasarkan peraturam tidak diizinkan. Peran
Komite Audit SOA melegalkan pentinganya komite audit. Auditor diharapakan melaporkan
semua informasi yang relevan dengan audit kepada dewan ini. Komite audit memiliki satu
tanggung jawab untuk memilih, menyewa, dan mengawasi auditor. Konflik Kepentingan Chief
executive officer (CEO),controller, chief financial officer (CFO), chief accounting officer atau
orang yang berada pada posisi yang ekuivalen dengan posisi tersebut, tidak boleh dipekerjakan di
akuntan publik yang ditunjuk oleh perusahaan, dalam periode satu tahun sebelum pelaksanaan
audit. Tanggung Jawab Perusahaan atas Pelaporan Keuangan CEO dan CFO harus membuat satu
pernyataan yang akan disertakan pada laporan audit untuk menjamin kewajaran laporan
keuangan dan pengungkapan yang termuat dalapam pelaporan periodik dan bahwa laporan
keuangan dan pengungkapan tersebut menggambarkan secara wajar, dalam segala hal yang
material, kondisi keuangan dan operasi penerbit. Larangan Perdagangan Insider selama Periode
Blackot Dana Pensiun SOA melarang pembelian atau penjualan saham oleh staf dan direktur
atau pihak insider yang lain selama periode blackout. Larangan atas Pemberian Pinjaman
Personal kepada Eksekutif dan Direktur perusahaan dilarang meminjakan uang kepada direktur
atau staf ekskutif. Kode Etik Perusahaan diminta untuk mengungkapkan apakah mereka telah
memiliki kode etik yang beraku untuk staf keuangan senior, dan mereka harus mengungkapkan
isi kode etik tersebut. Penafsiran Manajemen atas Pengendalian Internal SOA mensyaratkan
laporan tahunan memuat laporan pengendalian internal yang 1. Menyatakan tanggung jawab
manajemen untuk membangan dan memelihara struktur dan prosedur pengendalian internal yang
memadai untuk pelaporan keuangan, serta 2. Memuat suatu penilaian, pada akhir fiscal
perusahaan, mengenai keefektifan struktur dan prosedur pengendalian internal dari pelaporan
keuangan perusahaan. Dampak Lingkungan Bisnis Terhadap Pengendalin Internal Proses
pengendalian internal suatu entitas bervariasi tergantung pada konteks ukuran organisasi;
struktur organisasi, karakteristik kepemilikan; metode transmisi, pemrosesan, pemeliharaan dan
pengevaluasi informasi; persyaratan legal dan regulator; diversitas dan kompleksitas operasi
organisasi. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif
atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung dan meningkatkan efektifitas kebijakan dan
prosedur tertetu. Fator yang tercakup dalam lingkungan pengendalian adalah: Nilai-nilai
integritas dan etika Komitmen terhadap kompetensi Filosofi manajemen dan gaya operasi
Struktur organisasi Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitenya
Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur.
Intergritas dan Nilai-nilai Etika Eksposur semacam ini mencakup kemungkinan denda yang
cukup besar atau tuduhan kriminal terhadap perusahaan eksekutif dalam perusahaan tersebut.
Etika dan Budaya Perusahaan Banyak pihak berpendapat bahwa setiap perusahaan memiliki
budaya sendiri dan budaya inilah yang mendukung ataupun menghalangi perilaku etis di
organisasi. Budaya perusahaan berhubungan dengan keyakinan umum, praktik, dan sikap
keryawan. Sebaik apa pun kode etik yang dimiliki perusahan, akan menjadi tidak berarti jika ada
masalah budaya yang signifikan dalam budaya organisasi. Menciptakan budaya organisasi yang
dapat mendukung perilaku yang etis memang sulit dan memang tidak dapat dicapai tanpa
pendidikan, pelatihan, dan komitmen. Beberap perusahaan menggunakan seminar untuk
mendidik dan melatih karyawan mereka. Komitmen dapa dicapai dengan menempatkan etika
sebagai satu posisi legal dalam struktur organisasi perusahaan. Karyawan harus diberi tahu
mengenai penalti atas setiap pelanggaran etika. Beberapa perusahaan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang bersedia melaporkan pelanggaran etika. Untuk memastikan setiap
program etika berjalan dengan baik., perusahaan harus memiliki audit budaya untuk memeriksa
budaya dan perilaku etis dalam organisasi. Masalah etika dapat ada dalam banyak area.
Sebagaian area ini harus menghadapi masalah keamanan, peluang kerja yang sama, pelecehan
seksual, kualitas produk dan jasa, privasi, kejujuran menjalankan bisnis, konflik kepentingan,
dan penghargaan terhadap kekayaan intelektual. Komitmen Terhadap Kompetensi Kompetensi
karyawan merupakan hal yang penting untuk memungkinkan proses pengendalian internal dapat
berfungsi dengan baik. Terakhir, sebenarnya kualitas dan kompetensi karyawanlah yang dapat
memastikan terlaksananya proses pengendalian yang baik. Tidak ada proses pengendalian yang
dapat berfungsi dengan baik tanpa karyawan yang kompeten. Filosofi Manajemen dan Gaya
Operasi Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan filosofi
manajemen. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian penting, manajemen akan memastikan
bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan secara efektif. Struktur Organisasi
Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan filosofi
manajemen. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian penting, manajemen akan memastikan
bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan secara efektif. Struktur organisasi
didefinisikan sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam organsasi. Struktur
organisasi formal seringkali digambar dalam bentuk diagram organisasi. Sebagaimana
diindikasikan dalam diagram, penagihan tidak bertanggung jawab langsung kepada manajer
produksi. Ada juga struktur organisasi informal jika pola komunikasi tidak mengikuti alur
sebagaimana tertulis dalam struktur organisasi. Fungsi Dewan Direksi dan Komitenya Dewan
direksi merupakan perantara yang menghubungkan pemegang saham selaku pemilik organisasi
dengan manajemen melalui fungsi dewan direksi dan komitenya. Jika keanggotaan dewan direksi
sepenuhnya terdiri dari manajemen, atau jika dewan direksi jarang ,mengadakan rapat, maka
pemegang saham tidak memiliki kendali atas operasi manajemen. Komite audit seharusnya
independen dari manajemen organisasi. Keaggotaannya mencakup terutama anggota-anggota di
luar dewan direksi. Komite audit biasanya bertanggung jawab penuh atas laporan keuangan
perusahaan, termasuk kesesuaian dengan hukum dan regulasi yang berlaku. Komite audit juga
bertanggung jawab untuk meninju reaksi manajemen terhadap laporan akuntan publik terkait
dengn proses pengendalian internal perusahaan. Agar efektif, komite harus menjaga komunikasi
dengan fungsi internal audit organisasi, serta dengan auditor eksternal. Seorang auditor internal
seharusnya melapor kepada komite audit dari dewan direksi untuk menjaga independensi
pelaksanaan audit internal dari fungsi-fungsi lain dalam organisasi. Cara Memberikan Wewenang
dan Tanggung Jawab Pada struktur organisasi formal, dokumen tertulis sering digunakan untuk
mengindikasikan pemberian wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi. Struktur
organisasi dilengkapi dengan diskripsi pekerjaan formal. Penganggaran Penganggaran
merupakan proses pembuatan anggaran (aktivitas utama manajemen). Anggaran untuk seluruh
organisasi disebut anggaran master. Anggaran master sering disajikan sebagai satu laporan
keuangan pro forma. Laporan keuangan pro forma merupakan ramalan laporan keuangan (neraca
dan laba rugi) yang menggambarkan prediksi keuangan sebagai konsekuensi dari rencana operasi
manajemen untuk periode anggaran tersebut. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia
Personel merupakan komponen kunci dalam sistem pengendalian. Kualifikasi setiap posisi
pekerjaan dalam suatu perusahaan berkaitan dengan tanggung jawab posisi tersebut. Untuk
meyakinkan organisasi merekrut karyawan yang dapat diandalkan maka diperlukan adanya
Fidelity bonding. Fidelity bonding merupakan satu kontrak dengan perusahaan asuransi yang
memberikan jaminan finansial atas kejujuran individu yang namanya termuat di dalam kontrak
perjanjian. Pemisahaan Tugas Pemisahaan Tugas yang efektif tergantung tingkat kerincian
perencanaan prosedur dan kehati-hatian penugasan fungsi-fungsi pada berbagai orang dalam
organisasi. Supervisi Supervisi merupakan pengawasan langsung kinerja personel oleh seorang
karyawan yang diberi tanggunt jawab. Supervisi yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa
pekerjaan yang dipercayakan kepada karyawan dilaksanakan sesuai dengan semestinya. Rotasi
Pekerjaan dan Vakasi Wajib Rotasi Pekerjaan dan Vakasi Wajib memungkinkan pemberi kerja
untuk mengecek dan memverifikasi pekerjaan karyawan lain pada saat mereka menjalankan
tugas mereka selama kurun waktu tertentu. Rotasi pekerjaan berfungsi sebagai cek umum atas
efisiensi karyawan yang saat itu sedang cuti atau yang dipindahkan ke pekerjaan lain. Selain itu
berfungsi juga sebagai pelatihan bagi karyawan secara umum. Pengendalian Ganda Pengendalian
Ganda merupakan penugasan kepada dua individu untuk menjalankan satu pekerjaan yang sama
secara harmoni. Pengendalian ganda merupakan supervisi khusus, dalam arti satu karyawan
secara konstan mengecek pekerjaan karyawan yang lain, demikian juga sebaliknya. Penaksiran
Risiko Merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang
memengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah
mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang
diperlukan. Aktivitas Pengendalian Merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Ada banyak
aktivitas pengendalian yang dapat diterapkan Oleh manajemen, yaitu: 1. Rencana organisasi
mencakup pemisahan tugas untuk mengurangi peluang seseorang dalam suatu posisi pekerjaan
tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan menjalankan tugas sehari-hari mereka. 2.
Prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumentasi dan catatan yang berguna untuk
memastikan pencatatan transaksi dan kejadian yang tepat. 3. Akses terhadap aktiva hanya
diberikan sesuai dengan otorisasi manajemen. 4. Cek independen dan peninjauan dilakukan
sebagai wujud akuntabilitas kekayaan perusahaan dan kinerja. 5. Pengendalian proses informasi
diterapkan untuk mengecek kelayakan otoritas, keakuratan, dan kelengkapan setiap transaksi.
Pemisahan Tugas diperlukan untuk mengurangi peluang seseorang yang ditempatkan dalam
suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan ketika menjalankan
tugas sehari-hari mereka. Pemisahan Wewenang Pelaksana Transaksi dari Pencatat Transaksi
mengurangi peluang terjadinya kesalahan dan kecurangan melalui dibentuknya independensi
akuntabilitas fungsi otoritas. Dalam rangka memastikan bahwa informasi akuntansi yang
dihasilkan tidak bersifat bias, fungsi pencatat transaksi biasanya dipusatkan dalam satu fungsi
yang terpisah, di bawah controller. Pemisahan Wewenang Pelaksana Transaksi dari Penyimpan
Kekayaan mengurangi peluang terjadinya kesalahan dan kecurangan dengan cara mewujudkan
akuntabilitas independen atas penggunaan (penyimpanan) harta. Otoritas aktivitas akan
dikomunikasikan kepada mereka yang bertanggung jawab menyimpan kekayaan organisasi dan
secara simultan juga akan dikomunikasikan kepada bagian pencatat transaksi (akuntansi).
Pemisahaan Pencatat Transaksi dari Penyimpan Kekayaan mengurangi peluang kesalahan dan
kecurangan dengan mewujudkan akuntabilitasyang independen atas penggunaan harta kekayaan
organisasi. Dokumen dan Catatan yang Memadai membantu memastikan pencatatan atas
transaksi dan kejadian. Dokumen dan catatan harus mudah digunakan dan mudah dipahami oleh
pengguna. Akses Terbatas ke Harta Kekayaan Organisasi hanya diizinkan sesuai dengan
otorisasi manajemen. Dalam hal mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan pengendalian dan
penjagaan fisik yang memadai, seperti: Cash register dan kotak terkunci Area dengan akses
terbatas dan ruang terkunci Satpam Closed circuit TV monitor Sistem alarm Pengamanan
fisik sangat bergantung pada prosedur yang mengatur pengamanan. Pengecekan Akuntabilitas
dan Tinjauan Kinerja oleh Pihak Independen , fungsi rekonsiliasi ini harus dijalankan oleh pihak
yang independen, bukan pihak yang berwenang untuk memberikan otoritas, pihak pencatat
transaksi, dan pihak penjaga kekayaan organisasi. Pengendalian Pengolahan Informasi
memastikan adanya otoritas, keakuratan, dan kelengkapan transaksi individual yang memadai.
Otoritas membatasi pelaksanaan transaksi atas suatu aktivitas oleh sejumlah individu tertentu.
Persetujuan merupakan penerimaan bahwa suatu transaksi boleh diproses lebih lanjut.
Persetujuan ini terjadi setelah otoritas dan digunakan untuk mendeteksi transaksi yang tanpa
otorisasi dan aktivitas tanpa otorisasi. Informasi dan Komunikasi Informasi dan Komunikasi
mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan
untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan
transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
Dokumentasi Sistem Akuntansi merupakan hal yang penting. Prosedur akuntansi seharusnya
ditetapkan dalam manual prosedur akuntansi sehingga kebijakan dan instruksi dapat diketahui
secara eksplisit dan diterapkan secara konsisten. Sistem Akuntansi Double-Entry berperan
sebagai alat yang akan menghasilkan serangkaian catatan yang seimbang. Dalam rangka
menyembunyikan suatu kecurangan dalam sistem akuntansi yang double-entry, pelaku
kecurangan harus menghapus data di kedua sisi rekening yang terkait dengan transaksi. Sistem
tersebut tidak dapat membuktikan adanya hal-hal yang tidak dicatat, catatan yang tidak benar,
serta ketidakjujuran. Jejak Audit ada jika total nilai moneter yang tercantum dalam buku besar
didukung dengan bukti-bukti berupa seluruh transaksi individu yang nilai totalnya sama dengan
jumlah moneter tersebut. Jika jejak audit tersedia, maka auditor memiliki keyakinan bahwa
sistem akuntansi dan laporan keuangan (output) yang terkait dapat dipercaya (akurat).
Komunikasi Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian. Komunikasi yang baik membutuhkan
komunikasi oral yang efektif, manual prosedur yang memadai, manual kebijakan, serta berbagai
jenis dokumentasi yang lain. Pengawasan Pengawasan atau monitoring melibatkan proses yang
berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Fungsi audit internal adalah untuk mengawasi dan
mengevaluasi pengendalian secara terus-menerus. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk
melayani manajemen dengan menyediakan bagi manajemen hasil analisis dan hasil penilaian
aktivitas dan sistem seperti: Sistem informasi organisasi Struktur pengendalian internal
organisasi Sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana Kualitas
kinerja personel organisasi Fungsi audit internal sama seperti auditor eksternal. Auditor eksternal
harus independen dari organisasi yang diaudit karena opini mereka akan diberikan kepada pihak
ketiga (misalnya bank, pemegang saham, dan lain sebagainya), sementara auditor internal tidak
dapat independen dari organisasi, tetapi mereka harus independen dari manajemen yang
aktivitasnya sedang ditinjau. Pengendalian Pemrosesan Transaksi Pengendalian pemrosesan
transaksi merupakan satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen, proses
pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di setiap siklus
transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian umum
(mempengaruhi semua pemrosesan transaksi) dan pengendalian aplikasi (pengendalian yang
spesifik untuk setiap aplikasi tertentu. Pengendalian umum Pengendalian umum mencakup halhal sebagai berikut. Perencanaan organisasi pemrosesan data Perencanaan ini untuk pengolahan
data mencakup pemisahan tugas dalam fungsi pemrosesan data dan pemisahan organisasi
pemrosesan data dari operasi lain dalam organisasi. Pemisahan tugas dalam pemrosesan data
memiliki fungsi-fungsi yang terkait, seperti: Data : tanggung jawabnya mencakup
pertimbangan atas kualitas input, kelengkapan Analisis sistem : bertanggung jawab atas
pengembangan perancangan aplikasi sistem komputer secara umum. Programmer :
mengembangkan, mendesain, dan menulis kode program komputer berdasarkan spesifikasi yang
telah ditetapkan oleh analis. Operator Komputer : berfungsi mengoperasikan peralatan
komputer mainframe Pustakawan : Untuk menjaga kode program komputer dan dokumentasi.
Karyawan pengendalian pemrosesan yang dijalankan, serta kewajaran output. Prosedur operasi
secara umum Mencakup manual tertulis dan dokumentasi lain yang memuat spesifikasi prosedur
yang harus diikuti. Definisi tanggung jawab: deskripsi tugas untuk setiap fungsi pekerjaan dalam
sistem pengolahan transaksi. Formulir bernomor Urut Tercetak: Nomor urut di setiap formulir
harus tercetak untuk memungkinkan deteksi atas hilangnya formulir dan kesalahan penggunaan
formulir. Reliabilitas Personel: Personel yang menjalankan pemrosesan harus dipastikan ia dapat
konsisten menjaga kinerjanya. Formulir tercetak: ada kalanya, sebagian informasi dicetak dalam
formulir dalam format yang akan memudahkan mesin untuk memprosesnya. Pelatihan personel:
personel harus diberi instruksi secara eksplisit dan harus diuji pemahamannya sebelum ia
dipercaya untuk menjalankan tugas baru. Persiapan yang simultan: pencatatan satu transaksi satu
kali guna memfasilitasi seluruh pemrosesan berikutnya, dengan menggunakan rangkap (kertas
karbon), untuk mencegah kesalahan penulisan ulang. Kompetensi Personel: orang yang diberi
tugas untuk memproses atau mensupervisi sistem pengolahan transaksi memiliki pemahaman
teknis yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Dokumen Turnaround: dokumen yang
dihasilkan oleh komputer yang dimaksudkan untuk dimasukkan lagi ke dalam sistem. Rotasi
Tugas: pekerjaan yang dibebankan ke orang-orang harus dirotasi secara periodik, jika
memungkinkan dengan jadwal yang sporadik, khususnya untuk fungsi-fungsi kunci.
Dokumentasi: catatan tertulis dengan tujuan untuk sarana komunikasi. Perancangan formulir:
Formulir disusun sedemikian rupa sehingga formulir tersebut dapat menjelaskan dirinya sendiri,
mudah dipahami, jelas, serta dapat merangkum semua informasi yang dibutuhkan dengan usaha
yang paling minimal. Labeling : Identifikasi transaksi, file, atau item yang lain dengan tujuan
pengendalian. Karakteristik pengendalian peralatan Merupakan karakteristik pengendalian yang
diinstal di komputer untuk mengidentifikasi penanganan data yang tidak benar atau operasi
peralatan yang salah. Backup dan Recovery: Backup terdiri dari peralatan file dan prosedur yang
tersedia jika data yang asli hilang atau rusak. Recovery adalah kemampuan untuk membuat ulang
file master dengan menggunakan file dan transaksi di masa lalu. Contoh: Master file dan file
transaksi dipelihara setelah master file diperbarui datanya, sebagai cadangan jika file yang ada
pada saat ini rusak. Jejak Transaksi: Ketersediaan manual atau sarana machine-readable untuk
melacak status dan isi setiap catatan transaksi individual. Contoh: daftar perubahan atas file
komputer secara online disimpan dalam tape magnetik untuk menyediakan jejak transaksi.
Statistik Error-Source: Akumulasi informasi atas jenis kesalahan dan titik awal terjadinya
kesalahan. Hal ini berguna untuk menentukan karakteristik perbaikan yang diperlukan untuk
mengurangi jumlah kesalahan. Contoh: supervisor bagian input data mengumpulkan dan
meninjau ulang statistik atas kesalahan yang dilakukan oleh karyawan pada saat menginput data.
Pengendalian akses data dan peralatan Mencakup prosedur yang terkait dengan akses fisik ke
sistem komputer dan data karena diperlukan adanya prosedur yang memadai untuk melindungi
peralatan dan file data dari kerusakan atau pencurian. Penyimpanan yang Aman: aktiva informasi
harus dijaga sama seperti menjaga aktiva berwujud, misal kas, surat berharga, dan lain
sebagainya Contoh: File master buku besar disimpan di tempat yang terkunci setiap malam
Akses Ganda/Pengendalian Ganda: Dua tindakan atau dua kondisi yang independen dan simultan
diperlukan sebelum suatu proses diizinkan untuk dijalankan. Contoh: Kotak deposit yang berisi
file data komputer yang sensitif hanya dapat dibuka dengan dua kunci yang dipegang oleh dua
orang yang berbeda. Pengendalian Aplikasi Merupakan pengendalian yang spesifik untuk satu
aplikasi tertentu. Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi pengendalian input,
pengendalian proses, serta pengendalian output. Pengendalian Input Pengendalian ini dirancang
untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada tahap penginputan data. Pengendalian yang
lazim dipakai mencakup item-item berikut: 1. Otorisasi : Membatasi terjadinya suatu transaksi
atau pelaksanaan suatu proses hanya kepada individu tertentu. 2. Persetujuan : penerimaan suatu
transaksi untuk diproses setelah transaksi tersebut diotorisasi 3. Input Terformat: spasi otomatis
dan format perpindahan antarfield data selama penginputan data ke dalam suatu alat perekam
data. 4. Endorsement: menandai suatu formulir atau dokumen untuk mencegah atau mengizinkan
formulir tersebut untuk diprose lebih lanjut. 5. Pembatalan: mengidentifikasi dokumen transaksi
dengan tujuan mencegah penggunaan berulang atas suatu dokumen. 6. Exception input:
pemrosesan harus berjalan dengan aturan yang telah ditetapkan, kecuali diterima satu transaksi
khusus yang memerlukan perlakuan pemrosesan secara khusus karena nilainya yang berbeda
atau urutannya berbeda. 7. Password: otorisasi untuk mengizinkan akses data atau pengolahan
data dengan memberikan serangkaian kode atau sinyal tertentu yang hanya diketahui oleh
individu yang diberi wewenang. 8. Antisipasi: Ekspektasi bahwa suatu transaksi atau kejadian
akan terjadi pada satu waktu tertentu. 9. Transmittal Document (Batch Control Ticket): Media
untuk mengomunikasikan total pengendalian atas perpindahan data, baik dari sumber ke titik
pemrosesan data ataupun antartitik pemrosesan data. 10. Nomor seri batch (batch sequence):
sekelompok dokumen transaksi diberi nomor dan dicatat. 11. Control Register (Batch Control
Log): log atau register yang mengindikasikan disposisi dan pengendalian sekelompok transaksi.
12. Amount Control Total: total nilai moneter atau total kuantitas sekelompok transaksi. 13.
Document Control Total: Total nilai moneter atau total kuantitas sekelompok transaksi. 14. Line
control Document: Total baris data pada satu atau lebih dokumen. 15. Hash Total: total atas suatu
item yang tidak bermakna, dengan tujuan semata-mata untuk pengendalian. 16. Batch control
(Batch total): suatu jenis control total yang diterapkan atas dokumen transaksi sejumlah tertentu
atau atsa dokumen transaksi yang diterima untuk suatu kurun waktu tertentu. 17. Verifikasi
Visual: tinjauan sepintas secara visual atas suatu dokumen untuk menentukan kewajaran
dokumen tersebut. 18. Sequence Checking: verifikasi urutan alphanumerik suatu field kunci
dalam item yang akan diproses. 19. Overflow Check: Pengecekan batasan kapasitas suatu field,
file atau device. 20. Format Chech: memastikan bahwa data diinputkan dalam mode yang sesuainumerik atau alphabetik-dalam sebuah tabel. 21. Completeness Check: tes untuk memastikan
bahwa field tidak akan dapat diproses jika belum diisi. 22. Check digit: suatu angka yang
digunakan untuk mengecek keakuratan data yang diinputkan. 23. Reasonableness Test: Tes yang
diterapkan ke berbagai field data dengan cara membandingkan data dengan informasi lain yang
tersedia dalam transaksi tersebut atau dengan master records. 24. Limit Check: tes untuk
memastikan bahwa hanya data dalam batasan tertentu yang dapat diinputkan dan akan diterima
oleh sistem. 25. Validity Check: karakter dalam suatu field harus sesuai dengan nilai yang telah
ditetapkan dalam suatu tabel. 26. Readback: pengiriman kembali informasi input ke pengirim
agar dapat dibandingkan tau mendapatkan persetujuan. 27. Dating: perekaman data tanggal
dengan tujuan agar kelak data dapat dibandingkan atau dapat dicek tanggal kadaluwarsanya. 28.
Expiration: pengecekan batasan dengan membandingkan tanggal saat ini dengan tanggal yang
tercatat pada suatu transaksi, record, atau file. 29. Key Verification: penginputan ulang atas data
transaksi, yang oleh mesin akan dibandingkan dengan inputan yang pertama, guna mendeteksi
adanya kesalahan. Pengendalian Proses Pengendalian proses dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan serta tidak
ada transaksi yang terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang
mestinya tidak ikut diproses. Pengendalian proses biasanya menyangkut hal-hal berikut ini: 1.
Mekanisasi: konsistensi yang difasilitasi oleh menanik atau pemrosesan elektronik 2.
Standarisasi: prosedur yang konsisten, terstruktur dan seragam harus dikembangkan untuk
menangani semua proses 3. Default Option: pengisian otomatis nilai pada suatu item dalam layar
inputan transaksi tidak di isi. 4. Batch Balancing: perbandingan item atau dokumen yang telah
diproses dengan control total yang telah dihitung sebelumnya 5. Run-to-Run Total: penggunaan
total output yang dihasilkan dari suatu proses sebagai total control input untuk proses berikutnya.
Penggunaan total control seperti suatu mata rantai yang mengaitkan satu proses dengan proses
yang lain dalam suatu urutan proses dalam satu kurun waktu tertentu. 6. Balancing: tes kesamaan
antara nilai dua set item yang ekuivalen atau satu set item dengan total control. Adanya
perbedaan mengindikasikan ada kesalahan 7. Matching: mencocokkan suatu item yang lain yang
diterima dari sumber yang independen untuk mengendalikan proses transaksi. 8. Rekening
Kliring: suatu angkan yang dihasilkan dari pemrosesan suatu item dengan item yang diterima
dari sumber yang independen untuk mengendalikan transaksi 9. Tickler File: sebuah file control
terdiri dari item-item yang diurutkan berdasarkan umur untuk diproses lebih lanjut 10.
Redundant Processing: pengulangan suatu proses untuk dibandingkan dengan proses pertama,
untuk mengecek kebenaran hasil proses 11. Summary Processing: suatu proses redundan dengan
menggunakan suatu angka total. Perbandingan total control untuk kesamaan dengan hasil proses
dari item-item secara detail 12. Trailer Label: suatu record yang memberikan total control untuk
membandingkan dengan akumulasi jumlah record atau jumlah nilai record yang diproses 13.
Automated Error Correction: pembetulan kesalahan suatu transaksi secara otomatis yang
melanggar suatu pengendalian Pengendalian Output Pengendalian Output dirancang untuk
memastikan bahwa input dan proses yang telah dijalankan menghasilkan output yang valid dan
bahwa output telah didistribusikan secara tepat. Pengendalian output yang lazim digunakan
antara lain: 1. Rekonsiliasi: identifikasi dan analisis perbedaan nilai yang terkandung di dalam
dua file yang secara substansial sebenarnya identik atau antara rincian sebuah file dengan total
control. 2. Aging: identifikasi item-item yang belum diproses atau masih berada dalam suatu file
sesuai dengan tanggal transaksi item tersebut. 3. Suspense File: suatu file yang memuat itemitem yang belum diproses atau bahkan belum selesai diproses dan sedang menunggu tindak
lanjut berikutnya. 4. Suspense Account: suatu total kontrol untuk item-item yang sedang
menunggu proses lebih lanjut. 5. Audit Secara Periodik: verifikasi secara periodic suatu file atau
proses untuk mendeteksi masalah pengendalian. 6. Discrepancy Report: daftar sesuatu hal yang
telah melanggar detective control danmemerlukan investigasi lebih lanjut. 7. Upstream
Resubmission: pengiriman kembali transakasi salah yang telah dikoreksi ke hulu proses transaksi
sehingga transaksi tersebut harus melewati semua pengendalian detektif sebagaimana dialami
oleh transaksi normal yang lain. Pengendalian Preventif, Detektif dan Korektif Pengendalian
Preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan. Pengendalian
Detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah terjadi.
Pengedalian Korektif berperan untuk membetulkan kesalahan yang terjadi. Mengkomunikasikan
Tujuan Pengendalian Internal Sebuah proses pengendalian internal merupakan proses seseorang
mengecek pekerjaan orang lain. Fungsi prinsip dari pengendalian internal adalah untuk
memengaruhi perilaku setiap orang yang terlibat dalam suatu system bisnis. Tugas manajemen
adalah untuk memastikan efisiensi operasi. Oleh karena itu, perilaku dan aktivitas perlu
diorganisasi dan dikendalikan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Tujuan pengendalian
internal harus dipandang relevan dengan tujuan individu yang akan menjalankan system
pengendalian. Tujuan dan Pola Perilaku Sistem informasi memiliki beberapa tujuan, salah satu
tujuannya, adalah produktivitas. Reliabilitas informasi dan menjaga kekayaan organisasi juga
merupakan tujuan yang penting.produktivitas dalam sistem informasi sering terhambat oleh
I.
PEMROSESAN TRANSAKSI
Salah satu tujuan sistem informasi adalah mendukung operasi harian perusahaan.
Tujuan ini dicapai melalui : (1) pemrosesan transaksi-transaksi yang disebabkan
baik oleh sumber-sumber ekstern maupun intern, dan (2) menyiapkan keluarankeluaran seperti dokumen-dokumen operasional dan laporan-laporan keuangan.
A.
B.
Pemrosesan transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini yang dikenal sebagai
siklus akunting. Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun.
Komponen-komponen ini meliputi dokumen sumber, jurnal dan register, lejer dan
arsip (file) laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan rekening dan kode-kode lain,
rangkaian audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta pengendalian.
A.
Dokumen Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakan catatancatatan tertulis dokumen sumber berfungsi :
a.
c.
Misalnya tagihan dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini
sudah diperiksa kebenarannya.
d.
Sebagai contoh kopi faktur penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam
catatan sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan
riwayat penjualan.
e.
Misalnya data dalam surat pesanan penjualan digunakan untuk menyiapkan faktur
penjualan dan ikhtiar penjualan.
B.
Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalam urutan
kronologis. Jurnal merupakan catatan akunting formal awal dalam sistem manual.
Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu keuangan. Register berfungsi sebagai
pengganti jurnal atau catatan kronologis atau buku harian untuk data atau peristiwa
yang tidak bersifat keuangan.
C.
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuan keuangan. Nilai
transaksi yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan ke pos perkiraan
yang sesuai. Melalui proses posting ini status setiap perkiraan yang terpengaruh
dimutakhirkan dengan menaikkan atau menurunkan saldo perkiraan sebesar nilai
transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan transaksi, buku besar
menekankan pada status perkiraan.
D.
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satu jenis
keluaran laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumen
operasional juga dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi. Beberapa dari
dokumen ini dihasilkan untuk memicu tindakan. Dokumen lain dihasilkan untuk
E.
F.
Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemenelemen pemrosesan transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk
melakukan penelusuran dari dokumen-dokumen sumber melalui jurnal dan buku
besar sampai ke total ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran keuangan
lainnya, dan sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi.
Rangkaian audit memungkinkan :
(1)
G.
A.
Transaksi Penjualan
Untuk kepentingan siklus akunting, arus dimulai dengan dokumen sumber yang
dikenal sebagai faktur penjualan. Data dari tiap-tiap faktur penjualan : (1)
dimasukkan ke dalam jurnal penjualan, dan (2) diposkan sebagai debet ke perkiraan
pelanggan dalam buku besar pembantu piutang.
B.
Cek yang diterima dari pelanggan merupakan dokumen sumber yang mengawali
pencatatan sebagian besar transaksi penerimaan tunai. Tetapi, karena cek
sebenarnya adalah uang tunai, ia tidak boleh digunakan dalam pemrosesan.
Sebagai gantinya, dokumen yang dinamakan tanda bukti penerimaan disiapkan.
Nilai yang terlihat dalam bukti penerimaan kemudian : (1) dimasukkan ke dalam
jurnal penerimaan tunai, dan (2) diposkan sebagai kredit ke catatan pelanggan
pada buku besar pembantu piutang usaha.
C.
Transaksi Pembelian
Jika terjadi transaksi pembelian, dapat dilakukan salah dari tindakan berikut, yakni :
(1) tagihan digunakan sebagai sumber langsung jumlah yang dimasukkan ke dalam
jurnal pembelian atau register tagihan, (2) tagihan terlebih dahulu dipindahkan ke
voucher pengeluaran, dan dari sini nilai kewajiban tersebut dimasukkan ke dalam
register voucher.
D.
E.
F.
II.
2.
3.
4.
Ad. 3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Cara-cara yang umum ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktek
yang sehat adalah :
a.
Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggung-jawabkan oleh yang berwenang.
b.
Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa,
dengan jadwal yang tidak teratur.
c.
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi tanpa ada campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain.
d.
Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara
rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
e.
f.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek aktivitas unsurunsur SPI yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf
pemeriksa intern. Agar efektif dalam menjalankan tugasnya, satuan pengawas
intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi
akuntansi, serta harus bertanggung jawab kepada manajemen puncak.
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter
bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya
dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Filosofi
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan : (1) mengapa perusahaan
dalam bisnis ?, (2) bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis ?, (3) apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan sebagai bisnis
perusahaan ?.
2.
c.
Meminta komunikasi langsung dengan akuntan publik mengenai masalahmasalah besar yang ditemukan oleh akuntan dalam pemeriksaan.
d.
Menelaah laporan keuangan dan laporan akuntan pada saat pemeriksaan
akuntan selesai dilakukan.
3.
4.
Kesadaran Pengendalian
a.
b.
Pertanggung-jawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan
dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.
2.
a.
b.
2.
Ad. 1.b.
1.
Pembandingan rencana periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan
yang sesungguhnya ada.
2.
Ad. 2.a.
1.
2.
Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang.
Ad. 2.b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RINGKASAN
Pengendalian
diperlukan
untuk
mengurangi
eksposur-eksposur.
Suatu
organisasi dipengaruhi oleh eksposur yang dapat memberi akibat buruk bagi
operasinya, bahkan sekalipun organisasi itu berjalan dengan baik. Banyak aspek
dari pemrosesan komputer cenderung secara signifikan meningkatkan eksposur
terjadinya kejadian yang tidak menyenangkan .analisis eksposur dalam organisasi
sering dikaitkan dengan konsep siklus transaksi harus mengembangkan tujuan
pengendalian yang rinci untuk setiap siklus transaksi .
Struktur pengendalian intern suatu pihak mencakup kebijakaan dan prosedurprosedur yang ditetapkan untuk menjamin bahwa tujuan tertentu dari pihak dapat
dicapai.
Struktur pengendalian
pengendalian,
akutansi
dan
intern
mencakup
prosedur
tiga
pengendalian.
elemen
; lingkungan
Pengendalian
dapat
etika
harus
diperhatikan
dalam
perancangan
struktur
tujuan dari pengendalian intern. Tujuan tujuan pengendalian intern harus dipandang
sebagai suatu yang relevan bagi individu individu yang akan terlibat dalam
perngendalian sistem.
Analiasis atas struktur pengendalian intern membutuhkan pemahaman atas
struktur baik dalam masa perancangan maupun pada saat dioperasikan. Teknik
analitis yang paling umum yang digunakan dalam analisis pengendalian intern
adalah kuesioner pengendalian intern. Bagan arus analistis juga bermanfaat dalam
analisis pengendalian intern. Prinsip prinsip dasar dari teori yang memadai telah
dibahas karena analisis manfaat dan biaya dari sistem pengendalian intern
memerlukan beberapa penilaian kelayakan sistem.
keuangan
kemunculannya.
potensial
Jadi
eksposur
yang
berlipat
adalah
risiko
ganda
karena
probabilitas
dikalikan
dengan
konsekuensi
keuangannya.
Eksposur tidak timbul dari kurangnya pengendalian. Pengendalian cenderung untuk
mengurangi
eksposur,
tetapi
kurangnya
pengendalian
jarang
menyebabkan
eksposur. Eksposur melekat dalam operasi setiap organisasi dan dapat timbul
karena berbagai sebab.
Eksposur-eksposur Umum
Eksposur-eksposur yang sering terjadi dalam lingkungan bisnis yang umum, antara
lain:
1. Biaya-biaya berlebihan
2. Pendapatan menurun
3. Kehilangan Aktiva
4. Akuntansi yang tidak akurat
5. Interupsi bisnis ( gangguan usaha atau bisnis )
6. Sanksi wajib/ Sanksi perundang-undangan
7. Kerugian kompetitif
8. Penipuan dan penggelapan, seperti:
-
Penipuan Manajemen
Kejahatan perusahaan
b. Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus Transaksi
- Siklus Pendapatan: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian
barang dan jasa kepada pihak lain dan penagihan pembayaran.
Tujuan pengendaliannya: Pelanggan diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen,
harga dan syarat barang dan jasa yang disediakan diotorisasi sesuai dengan kriteria
manajemen.
dan
jumlah
yang
disampaikan
kepada
pemasok
harus
kemudian
dapat
di
aplikasikan
ke
siklus-siklus
transaksi
dengan
untuk
menyediakan
jaminan
yang
memadai
bahwa
tujuan-tujuan
Meskipun auditor ekstern, auditor intern, dan pihak-pihak lain secara langsung
memperhatikan struktur pengendalian intern perusahaan, tanggung jawab utama
struktur ini tetaplah pada manajemen.
a.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu organisasi merupakan dampak kolektif dari
berbagai faktor dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki efektifitas
kebijakan dan prosedur-prosedur tertentu. Faktor-faktor itu mencangkup :
Struktur organisasi
b.
Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang di
buat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan
melaporkan
transaksi-transaksi
organisasi
dan
menyelenggarakan
Prosedur-prosedur pengendalian
Prosedur-prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur-prosedur yang
tercangkup dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang harus di
tetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan
tertentu akan dapat di capai. Pengendalian akuntansi intern meliputi rencana
organisasi dan prosedur-prosedur dan pencatatan-pencatatan yang berhubungan
dengan penjagaan aktiva dan kelayakan laporan keuangan. Pengendalian akuntansi
intern di rancang untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan
tertentu telah sesuai dengan setiap sistem aplikasi yang signifikan di dalam
organisasi.
organisasi.
pengendalian
Alat
umum
dan
pengendalian
pemrosesan
pengendalian
aplikasi.
transaksi
terdiri
Pengendalian
dari
umum
a. Pengendalian Umum
Pengendalian umum memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi.
Pengendalian umum mencangkup hal-hal berikut ini :
-
Titik awal dan akhir untuk setiap fungsi pekerjaan harus di indikasikan secara jelas,
seperti juga hubungan fungsi-fungsi pekerjaan satu sama lain.
Contoh : Operator komputer memiliki akses terbatas kepada program-program dan
file-file data.
b.Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi di khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalianpengendalian aplikasi di kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan,
dan keluaran.
Kategori-kategori
ini
berkaitan
dengan
langkah-langkah
dasar
dalam
silus
pengolahan data.
Manusia merupakan elemen penting dari setiap struktur prngrndalian intern. Fungsi
prinspal dari pengendalian intern adalah mempengaruhi tingkah laku manusia
dalam suatu sistem bisnis. Jadi, perilaku dan aktifitas-aktifitas perlu di kelola dan di
kendalikan sehingga tujuan organisasi dapat di capai. Tujuan pengendalian intern
harus di pandang secara relevan dengan individu yang menjalankan sistem
pengendalian tersebut. Sistem harus di rancang sedemikian rupa sehingga pegawai
yakin bahwa pengendalian bertujuan melindungi kesulitan-kesulitan atau krisiskrisis dalam oprasi organisasi yang sebaliknya dapat mempengaruhi mereka secara
pribadi.
Ref
http://anissa-k.blogspot.com/2012/05/sia-dalam-proses-transaksi-dan-
struktur.html
Pertanyaan :
1. Eksposur-eksposur yang sering terjadi dalam lingkungan bisnis yng umum antara
lain
a. biaya-biaya berlebihan
c.
kehilangan
b. pendapatan menurun
aktiva
2. Siklus-siklus apa saja yang terdapat pada tujuan dan pengendalian siklus
transaksi,
kecuali
a. siklus pendapatan
c.
siklus
b. siklus pemborosan
d. siklus pengeluaran
keuangan
3. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari pihak
lain
dan
penetapan
a. siklus keuangan
b. siklus pendapatan
kewajiban
yang
berkaitan
c.
adalah
pengertian
siklus
dari
produksi
d. siklus pengeluaran
4. Konsep struktur pengendalian intern didasarkan pada dua premis utama yaitu ?
5. Sebutkan tugas-tugas pokok yang terdapat dalam system akuntansi ?
Jawaban :
1.
D.
Semua
jawaban
benar
2.
B.
Siklus
pemborosan
3.
D.
Siklus
pengeluaran
4.
Tanggung
jawab
manajemen
dan
jaminan
yang
memadai
IV.1.
PEMROSESAN TRANSAKSI
A.
B.
IV.2.
1.
2.
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan
serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor
dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.
Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku
karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan
pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha.
Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas
pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering
melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas
laporan keuangan.
a.
Pengendalian Umum
Pengendalian umum memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi.
Pengendalian umum mencangkup hal-hal berikut ini :
Rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi
Prosedur-prosedur oprasi umum
Masalah pengendalian peralatan
Pengendalian peralatan dan akses data
Sebagai contoh, di ambil dari hal-hal tersebut di atas :
b.
Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi di khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalianpengendalian aplikasi di kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan,
dan keluaran.Kategori-kategori ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam
silus pengolahan data.
c.
IV.4.
a.
b.