You are on page 1of 8

Masalah-masalah dalam penggabungan usaha

Pertimbangan kontijen
Dalam beberapa kondisi usaha, pihak-pihak tidak menyetujui suatu harga, yang disebut dengan
pertimbangan kontinjen. Hal ini terkait mengenai persetujuan bahwa penambahan uang akan
dibayarkan pembeli kepada penjual jika target kinerja masa depannya tercapai oleh perusahaan
yang dikombinasi. Kewajiban pembeli untuk pembayaran kontinjen yang terkandung dalam
penawaran harus dinyatakan dalam nilai wajar pada tanggal pembelian dan dinilai ulang secara
berkala setiap kuartal agar dapat merefleksikan kinerja aktual. Sehingga akan diperoleh
volatilitas laba ketika pertimbangan kontinjen dinilai ulang.
Alokasi total biaya
Setelah total harga/biaya perolehan aset diakuisisi dapat ditentukan, harga perolehan tersebut
harus dialokasikan ke masing-masing aset. Setelah harga beli dialokasikan pada nilai pasar wajar
seluruh aset berwujud dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi, dikurangi dengan nilai
pasar seluruh kewajiban yang ditanggung, harga beli dialokasikan pada goodwil.
Penelitian dan pengembangan dalam proses
Beberapa perusahaan menghapuskan sebagian biaya akuisisi sebagai penelitian dan
pengembangan (In-Process Research and DevelopmentIPR&D) yaitu dengan menilai aset
IPR&D perusahaan yang diakuisisi sebelum menghapusnya. Dengan adanya insentif untuk
menghindari pengakuan IPR&D sebagai goodwill, perusahaan menilai IPR&D setinggi mungkin
untuk meningkatkan penghapusan, atau mengurangi amortisasi goodwill. Penghapusan sepeti itu
akan menimbulkan masalah kualitas laba jika IPR&D disajikan overstated karena hal tersebut
akan merendahkan aset dan meninggikan pengembalian ekuitas (dan aset).
Utang dalam laporan keuangan konsolidasi
Kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi tidak beroperasi sebagai lawan aset. Dalam hal
gagal bayar, kreditor hanya dapat mengklaim aset perusahaan yang berutang. Jika induk
perusahaan menjamin kewajiban anak perusahaan, kreditor memiliki jaminan sebagai tambahan
pengaman dengan provisi jaminan potensial. Induk perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk
membayar hutang anak perusahaan, sebagai contoh American Express melunasi kewajiban anak
perusahaannya bukan karena kewajiban hukum, melainkan karena khawatir akan reputasinya.
Keuntungan dari penawaran perdana saham anak perusahaan

Keuntungan penawaran perdana saham anak perusahaan dapat dicatat sebagi kenaikan tambahan
modal disetor atau sebagi tambahan pada laba. Dampak kedua alternatif tersebut pada ekuitas
pemegang saham perusahaan induk adalah sama.
Penjualan dan pendapatan sebelum akuisisi
Saat akuisisi anak perusahaan dilakukan di tengah tahun, perusahaan hanya melaporkan ekuitas
mereka dalam pendapatan dari anak perusahaan dari tanggal akuisisi ke depan. Terdapat dua
metode untuk mencapai hal tersebut:
1.
Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi dengan penjualan, beban dan
2.

laba anak perusahaan dari tanggal askuisisi ke depan


Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasinya penjualan dan beban
anak perusahaan seluruh tahun dan menarik laba sebelum akuisisi sehingga hanya laba
setelah akuisisi yang dimasukkan dalam laba bersih konsolidasi.

Push-down accounting
Akuntansi pembelian mensyaratkan aset dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dimasukkan
dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan pengakuisisi pada nilai pasarnya. Terdapat
masalah kontroversial tentang bagaimana perusahaan yang diakuisisi melaporkan aset dan
kewajiban tersebut dlam laporan keuangan terpisah. SEC mengharuskan transaksi pembelian
yang mengakibatkan sebuah entitas menjadi sepenuhnya dimiliki membentuk dasar baru atas
akuntansi untuk aset dan kewajiban yang dibeli jika perusahaan yang diakuisisi menerbitkan
sekuritas kepada pasr publik.
Keterbatasan tambahan dalam laporan keuangan konsolidasi
Keterbatasan-keterbatasan tambahan dalam laporan keuangan konsolidasi, di antaranya:

Laporan keuangan masing- masing perusahaan yang membentuk entitas yang lebih besar

tidak selalu dibuat berdasarkan basis yang dapat diperbandingkan.


Laporan konsolidasi tidak mengungkapkan pembatasan penggunaan kas di masing- masing
perusahaan. Laporan juga tidak mengungkapkan arus kas antar perusahaan atau

pembatasan atas arus kas tersebut.


Perusahaan dengan kondisi keuangan yang buruk seringkali digabungkan dengan

perusahaan yang kondisi keuangannya kuat sehingga mengaburkan analisis.


Tingkat transaksi antar perusahaan tidak dapat diketahui.
Akuntansi untuk konsolidasi anak perusahaan keuangan dan asuransi menimbulkan
masalah khusus bagi analis.

Konsekuensi akuntansi goodwill


2

Selisih antara harga beli dan nila pasar mencerminkan pembayaran untuk laba abnormal.
Laba abnormal merupakan hasil merek dagang atau hal lain yang menawarkan posisi persaingan
superior. Dengan usaha dan kesempatan, perusahaan dapat mempertahankan posisi superiornya,
namun goodwill tidaklah permanen. Pengukuran nilai sisa goodwill menimbulkan masalah
pengukuran potensial. Jika perusahaan menghapus goodwill di atas rugi besar anak perusahaan
yang dibeli, pemilihan waktu penghapusan jarang mencerminkan pengakuan yang tepat atas
kerugian nilai ini.
Dalam perusahaan tertentu, goodwill merupakan bagian yang besar atas aset bersih atau
bahkan melebihi total ekuitas. Namun analis harus waspada bahwa dalam banyak kasus goodwill
tidak lebih dari aplikasi mekanis atas aturan akuntansi yang tidak mempertimbangkan nilai yang
akan diperoleh. Goodwill pada neraca perusahaan biasanya tidak mencerminkan keseluruhan
daya laba tidak berwujud perusahaan. Ini berarti dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, itu
goodwill yang dikembangkan dalam perusahaan bukanlah aset.
Akuntansi Penyatuan untuk Penggabungan Usaha
Standar akuntansi kombinasi bisnis, perusahaan diperbolehkan untuk menggunakan
metode alternatif akuntansi penyatuan kepentingan (pooling accounting). Perbedaan antara
metode penyatuan dengan akuntansi pembelian terletak pada jumlah yang dicatat sebagai
investasi awal dalam perusahaan yang diakuisisi. Dalam metode pembelian, akun investasi
didebit sebesar harga beli, yaitu nilai pasar wajar perusahaan yang diakuisisi pada tanggal
akuisisi. Dalam metode penyatuan, akun investasi didebit sebesar nilai buku perusahaan yang
diakuisisi. Aset tidak dinaikkan nilainya dari harga perolehan yang dilaporkan dalam neraca
perusahaan yang dinvestasi, tidak terapat aset tak berwujud baru yang muncul dari akuisisi, dan
tidak ada goodwill yang dilaporkan. Tidak diakui goodwill ini merupakan daya tarik utama
metode penyatuan karena perusahaan menghindari amortisasi goodwill yang berakibat pada
penurunan kas.
Mekanisme Akuntansi Penyatuan Kepentingan
Akibat yang mungkin timbul dari akuntansi penyatuan dibandingkan dengan akuntansi
pembelian:
1.

Aset diperoleh dan dibawa pada nilai buku, bukan pada nilai pasar yang tersedia.
3

2.

Penyajian aset yang lebih rendah menghasilkan ekuitas gabungan yang lebih rendah

3.

Penyajian aset yang lebih rendah menghasilkan beban yang lebih rendah dan menghasilkan
laba yang lebih tinggi.

4.

Penyajian aset yang lebih rendah memungkinkan menghasilkan keuntungan penghentian


aset yang lebih tinggi.

5.

Laporan laba rugi dan neraca gabungan disajikan kembali untuk seluruh periode yang
dilaporkan.

SEKURITAS DERIVATIF
Perusahaan menghapi ancaman dari berbagai jenis resiko pasar. Untuk mengurangi resiko
pasar, perusahaan menggunakan transaksi lindung nilai. Lindung nilai merupakan kontrak yang
bertujuan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar. Instrumen keuangan seperti futures,
opsi da swap seringkali digunakan sebagai lindung nilai. Instrumen keuangan tersebut disebut
instrumen derivatif. Derivatif merupakan instrumen keuangan yang nilainya berasal dari nilai
aset lain, kelompok aset, atau variabel ekonomis seperti harga saham, harga komoditas, tingkat
bunga atau kurs pertukaran aktiva. Namun, lindung nilai yang berupa derivatif dapat
menyebabkan perusahaan menghadapi risiko tertentu. Hal ini disebabkan (1) sulitnya
mendapatkan derivatif yang melindungi keseluruhan risiko, atau (2) karena pihak yang terkait
dengan kontrak derivatif gagal memahami risiko potensial instrumen yang digunakan, atau (3)
karena partner (counterparty) tidak kuat secara keuangan.
Mendefinisikan Suatu Derivatif
Berbagai macam instrumen derivatif yang digunakan untuk lindung nilai :

Kontrak masa depan (future contract) merupakan perjanjian antara dua atau lebih pihak
untuk membeli atau menjual komoditas tertentu atau aset keuangan pada tanggal tertentu

atau aset keuangan pada tanggal tertentu di masa depan pada harga tertentu.
Kontrak swap (swap contract) merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk
menukar arus kas masa depan. Kontrak ini umumnya digunakan sebagai perlindungan atas

resiko seperti tingkat bunga dan resiko kurs valuta asing.


Kotrak opsi (option contract) memberikan hak pada suatu pihak (bukan kewajiban) untuk
melakukan suatu transaksi. Opsi dapat berupa opsi beli dan opsi jual. Opsi beli merupakan
hak untuk membeli sekuritas dengan harga tertentu pada atau sebelum tanggal penyerahan.
4

Opsi jual merupakan opsi untuk menjual sekuritas dengan harga tertentu pada atau sebelum
tanggal penyerahan.
Akuntansi Instrumen Derivatif
Semua jenis derivatif dicatat sebesar nilai wajar pada neraca. Tidak seperti nilai wajar bagi
sekuritas investasi, dimana hanya aset yang dinilai sesuai nilai pasar sedangkan kewajiban tidak,
akuntansi derivatif akan mempengaruhi kedua sisi transaksi dengan mengubahnya sesuai nilai
pasar. Akuntansi untuk derivatif berbeda tergantung pada klasifikasi perusahaan.

Derivatif

Lindung Nilai
atas Nilai Wajar

Lindung Nilai

Spekulatif

Lindung Nilai
Arus Kas

Lindung Nilai
Valuta Asing

Lindung Nilai
atas Nilai Wajar

Lindung Nilai
Arus Kas

Lindung Nilai Investasi Bersih


dalam Kegiatan Operasi di
Luar Negeri

Pengungkapan Instrumen Derivatif


Perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif terkait
derivatif baik dalam catatan atas laporan keuangan maupun pada tempat lain. Tujuan
pengungkapan ini adalah menginformasikan risiko potensial terkait dengan istrumen/sekruritas
derivatif pada analis.
1.

Pengungkapan Kualitatif
Pengungkapan biasanya menjelaskan aktivitas lindung nilai yang dilakukan perusahaan
dan metode akuntansi yang digunakan.

2.

Pengungkapan Kuantitatif
Menyajikan informasi kuantitatif terkait dengan aktivitas lindung nilai untuk tingkat bunga
dan valuta asing pada laporan tahunan.

Analisis Derivatif
5

Tujuan Penggunaan Derivatif


Dalam menganalisis derivatif, indentifikasi tujuan perusahaan dalam menggunakan derivatif
sangat penting karena risiko terkait dengan derivatif spekulatif lebih tinggi dibandingkan
derivatif untuk lindung nilai. Pada kasus spekulasi, perusahaan membuat pilihan strategis untuk
menanggung risiko pergerakan pasar. Banyak perusahaan berspekulasi (secara implisit)
meskipun mereka mengatakan bahwa derivatif digunakan untuk lindung nilai.
Risiko yang Dihadapi dan Efektivitas Strategi Lindung Nilai
Saat seorang analis menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan derivatif untuk lindung
nilai, analis harus menganalisis risiko dasar suatu perusahaan, strategi manajemen risiko suatu
perusahaan, aktivitas lindung nilai, dan efektivitas lindung nilai. Tetapi, pengungkapan yang
dharuskan menurut SFAS 133 tidak selalu memberikan informasi yang berarti untuk melakukan
analisis yang teliti.
Risiko Khusus Transaksi versus Risiko Perusahaan secara Keseluruhan
Perusahaan mungkin melakukan lindung nilai atas risiko khusus yang terkait dengan transaksi,
komitmen, aset atau utang tertentu. Meskipun perusahaan

melakukan lindung nilai untuk

mengurangi risiko terhadap variabel ekonomi mendasar, perusahaan jarang menggunakan


lindung nilai atas keseluruhan risiko perusahaan. Seorang analis harus mengevaluasi dampak
derivatif terhadap perusahaan secara luas dan harus mewaspadai bahwa aktivitas lindung nilai
atas risiko tertentu tidak selalu merupakan lindung nilai atas risiko perusahaan secara luas.
Cakupan dalam Laba Operasi atau Non-operasi
Masalah lain dalam analisis derivatif adalah apakah laba atau rugi baik yang sudah maupun
belum direalisasi akan dimasukkan sebagai bagian dari laba operasi atau non-operasi. Jika
derivatif merupakan instrumen lindung nilai, keuntungan dan kerugian belum (sudah) direalisasi
seharusnya tidak termasuk dalam laba operasi. Selain itu, nilai wajar derivatif tersebut harus
dikeluarkan dari aset operasi. Klasifikasi ini cukup jelas bagi instrumen derivatif yang
melakukan kegiatan lindung nilai atas pergerakan tingkat bunga karena risiko utamanya juga
berupa non-operasi. Sebaliknya untuk lindung nilai atas risiko jenis lain, klasifikasinya menjadi
tidak jelas. Oleh karenanya, keuntungan dan kerugian (serta nilai wajar) dari derivatif dianggap
6

non-operasi jika: (1) aktivitas lindung nilai bukan merupakan bagian inti dari operasi perusahaan
dan (2) memasukkan dampak lindung nilai pada laba operasi menutupi volatilitas yang
mendasari laba operasi atau arus kas.
OPSI NILAI WAJAR
FASB baru-baru ini membuat langkah maju menuju pelaporan aset dan kewajiban keuangan
berbasis ilai wajar. SFAS 157 memberikan kerangka yang terintegrasi bagi akuntansi nilai wajar
dan SFAS 159 memberikan beberapa pilihan pada perusahaan untuk secara selektif melaporkan
aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar.
Ketentuan Pelaporan Nilai Wajar
Aset dan Kewajiban yang Sesuai untuk Opsi Nilai Wajar
SFAS 159 memperbolehkan perusahaan untuk melaporkan rangkaian luas aset / kewajiban
keuangan pada nilai wajarnya. Namun, dalam SFAS 159 ada beberapa hal yang tidak
diperkenankan untuk dilaporkan dalam nilai wajarnya, sebagai berikut: (1) investasi pada anak
perusahaan yang perlu dikonsolidasi, (2) aset (kewajiban) imbalan pascapensiun, (3) aset
(kewajiban) sewa guna usaha, (4) kontrak asuransi jenis tertentu, (5) komitmen pinjaman, dan (6)
investasi metode ekuitas dengan kondisi tertentu.
Aplikasi Tertentu
Perusahaan diberikan fleksibilitas yang cukup luas dalam mengaplikasikan secara selektif
opsi nilai wajar atas aset / kewajiban individualnya. Fleksibilitas bahkan diberikan untuk
kelompok aset tertentu. Namun, apabila opsi nilai wajar sudah diterapkan pada aset / kewajiban
tertentu, hal tersebut tidak dapat dikembalikan.
Ketentuan Pelaporan
Jika perusahaan sudah memilih opsi nilai wajar, ketentuan berikut akan mengikutinya :

Nilai yang tercatat dari aset / kewajiban dalam neraca akan selalu pada nilai wajarnya pada

saat tanggal neraca


Semua perubahan dalam nilai wajar aset / kewajiban, termasuk keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasikan akan dimasukkan dalam laba bersih
7

Perusahaan dapat memilih untuk melaporkan porsi keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi secara berbeda dengan komponen arus kas atau besama-sama

Pemilihan nilai wajar atas aset dan kewajiban harus diungkapkan di laporan keuangan. Biasanya
di jabarkan secara detail pada catatan atas laporan keuangan.
Implikasi Analisis
Keandalan Pengukuran Nilai Wajar
Perusahaan biasanya akan memisahkan nilai wajar berdasarkan jenis input yang digunakan
dalam menentukan nilai wajar mereka.

Tingkat 1: Berdasarkan harga yang ditawarkan untuk sekuritas yang persis sama dengan
sekuritas yang sedang dinilai.

Tingkat 2: Berdasarkan harga sekuritas yang ditawarkan untuk sekuritas yang mirip atau
dari pasar yang tidak aktif.

Tingkat 3: Input bukan berasal dari observasi melainkan dari asumsi perusahaan.

Jika perusahaan lebih banyak memakai input dari tingkat 1, maka keandalan dari pengukuran
nilai wajar akan tinggi. Begitu pula jika perusahaan menggunakan input tingkat 3, maka
keandalannya bisa jadi lebih rendah.
Adopsi Oportunistis dari SFAS 159
SFAS 159 memperbolehkan suatu perusahaan melakukan pembatasan signifikan mengenai aset
atau kewajiban khusus apa yang dapat diberlakukan opsi nilai wajar. Seorang analis perlu
melakukan verifikasi apakah pemilihan nilai wajar merupakan tindakan oportunistis dengan
tujuan mempercantik laporan keuangan.

You might also like