You are on page 1of 5
sews eowvevwevw@evevw@e#gqoewsesTwTTo7v70rrnrrrrwrrrvrvrinvrrlnrrvsvreerlTo”* 5.2 Aliran Dingin Tetap Laju air Panas| Q/s) (h) (h) u U Run Panas Dingin_|_(N. Energi) | (Empiris) e@lelepsye Agus Dj 5.3. Grafik/kurva antara U vs perubahan laju alir fluida dingn dan Grafik/kurva antara U vs perubahan laju alir fluida panas 5.4 Grafik/kurva antara 7 vs perubahan laju alir fluida dingn dan Grafik/kurva antara 7 vs perubahan taju air fluida panas PEMBAHASAN Setelah melalui pengolahan datadan perhitungan panjang akan diperoleh hasil dari praktikum seperti pada bab (V). Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh 6.1 Bahas tentang perbedaan U dari neraca masa dan dari persamaan empiris 6.2 Bahas pengaruh laju perubahan laju alir fluida terhadap U 6.3 Bahas tentang hasil yang diperoleh dari perhitungan efisi i tn) ws ome ree ero CEC eee 3.2. Langkah Kerja Memanaskan fluida (air) di drum sampai suhu di kehendaki Menyiapkan air dingin Mempersiapkan PHE, saluran-saluran, alat-alat ukur, termometer Menyiapkan listrik untuk aliran pompa ‘Setelah suhu (poin a) tercapai yalakan pompa dan mengatur laju alir ‘Ambil data sesuai dengan data pengamatan ‘Setelah data terkumpul ambil langkah berikut ‘Matikan pemanas kompor pada tangki air panas ‘Matikan aliran fluida panas, biarkan air dingin tetap mengalir ‘Matikan aliran fluida dingin Rapikan, bersihkan peralatan seperti semula. 3.3.Tabel Data a Laju air panas tetap dan laju alir air dingin berubah Fluida Panas (Laju Tetap) Fluida Dingin (Laju Berubah) Ne [aajualir(U/s) [4 (%) [Tao °C) _[iaju alr (7s) [TaCC) [To PC) 1 2 3 4 5 ¢ —_ B,_Laju panas berubah dan taju air dingin tetay No |_—Fluida Panas (Laju Berubah) Fluida Dingin (Laju Tetap) taju Alir(L/s) |Tw°C) | Tro(°C) | LajuAlir (t/s) [Ta (°C) | Too(°C) i 7 > 3 4 5 IV, KESELAMATAN KERJA Hati-hati pada saat menjalankan operasi, pemanasan kompor menggunakan gas dengan tabung besar, perhatikan apabila ada kebocoran gas. V. HASIL YANG DISAJIKAN 5.1 Aliran Panas Tetap Run | Laluair dingin 7 O) (hy U U (ys) (efisiensi) | Panas | _Dingin | (N. Energi) | (Empiris) 2 2 ‘iB 4 5 ‘Agus Dj vis Agus Dj i tho i Tal Tat eansone ATi ATL=ThI-Teo AT2=Tho-Tel b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris Untuk satu (1) lempeng 1 Unit 81k * Yao ‘AX = Tebal Lempeng (m); hi,ho = Koefisien pindah panas konveks! insde dan outside (W/m2.K) dan K = Koefisien Konduksi (W/m.X) Harga AX dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris. Dari buku referensi Christie John Geankoplis : Untuk Nre <3. 10° ( Laminar) Nyu = 0,664 NeS. n3/3 Untuk Nre 23. 10° ( Turbulen ) Nyu = 0,0366 NOS, 3/3 Nee = "YP /y Nyy = AL/R Nyy = PMY Harga v, L diperoleh dari percobaan, kemudian memasukkan harga sifat fisik air yang diperoleh dari buku referensi, dapat dihitung hi dan ho. PERCOBAAN 3.1.Alat dan Bahan ‘Seperangkat Alat PHE Gelas Beaker Plastik 2000 mi Gelas Kimia 1000 mi Termometer ‘Stopwach Air va ‘Agus Dj Kelebihan Plate Heat Exchanger (PHE) dibanding penukar panas jenis lain adalah kemudahan dalam perawatan dan pembersihan dengan berbagai macam fluida. Selain itu juga mudah melakukan modifikasi terhadap luas permukaan, baik itu menambah ‘maupun mengurangi. Menghitung Koefisien Pindah Panas Keséluruhan (U) a. Menggunakan Neraca Energi Q=U.AATim :@ “AAT im Harga Q dapat dihitung dari: Q = (M.Cp.AT); ... Kalor yang diberikan fluida panas = (M.Cp.AT): ... Kalor yang diterima fluida dingin Efisiensi kalor yang dipertukarkan : = (Mcp. Mcp.aT)2 x 100% Laju Ali Kalor (Watt) fas Permukaan (m?) = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m?.K) ‘ATin = Perbedaan Suhu logaritmik (K) Qa A u viz ‘Agus Dj BABV PLATE HEAT EXCHANGE (PHE) Oleh : Ir. Agus Djauhari, MT PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat perpindahan panas ada berbagai tipe dan model yang banyak ragamnya. Secara garis besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu double pipe, shell and tube dan plate heat exchange. Masing masing jenis digunakan berdasarkan keperluan dan pertimbangan teknis dan ekonominya, begitu pula dengan ukuran kapasitasnya, Penukar panas jenis Plate Heat Exchange sangat efektif dalam memindahkan kalor, luas permukaan pindah panas yang besar, juga drop tekanan yang rendah. Kelebihan lain yang menonjol adalah kontruksinya yang tersusun berjajar dan kemudahannya bongkar untuk membersihkan apabile ada kotoran. Satu kelemahan dari PHE adalah operasinya tidak dapat digunakan untuk tekanan tinggi dikarenakan strukturnya yang mengandalkan sekat(seal karet) tidak mampu menahan tekanan tinggi dari kebocoran. Penggunaan paling populer adalah untuk industri minuman seperti juice dan susu pada saat sterilisasi. 1.2. Tujuan . + Memahami konsep Perpindahan panas yang terjadi di dalam PHE khususnya konduksi dan konveksi © Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan (U) ‘ © Menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) pada pelat menggunakan persamaan neraca energi dan menggunakan empiris © Menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang diterima fluida dingin. LANDASAN TEORY Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi Perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi pada benda padat, panas merambat dari satu bagian kebagian lain secara merambat tanpa ada material yang berpindah Perpindahan kalor secara konveksi, Perpindahan ini terjadi karena adanya aliran massa yang berpindah. Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun adanya tenaga dari luar. Tenaga dari luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun fluida mengalir. Penukar panas pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai dengan luas permukaan yang diperlukan. va

You might also like