You are on page 1of 19

KOLOM PENDEK

KOLOM PENDEK DENGAN BEBAN


UNIAXIAL
Pada umumnya struktur kolom difungsikan untuk
menerima beban terutama beban aksial tekan.
Struktur kolom pendek yang menerima beban
ultimate secara eksentris hanya ditentukan oleh
kekuatan material dan dimensi penampang.
Sedangkan pada kolom langsing pengaruh
kelangsingan kolom juga turut menentukan
sebagai momen tambahan akibat adanya
deformasi transversal.

Susut dan rangkak pada kolom beton bertulang


mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
tegangan-tegangan yang terjadi pada baja tulangan
dan beton dalam menerima beban layanan.
Untuk kolom yang mempunyai persentase ()
tulangan pokok cukup besar dengan beban tekan
yang besar, maka ketika beban dihilangkan/dilepas
maka beton akan mengalami tegangan tarik
sedangkan tulangan mengalami tekan.
Kondisi demikian dapat terjadi karena beton
mengalami perpendekan tetap akibat susut dan
rangkak.

Ketika beban ditingkatkan tulangan akan


mencapai tegangan leleh sebelum beton
mencapai tegangan puncaknya. Pada tahap
pembebanan ini kolom belum bisa dikatakan
bahwa kolom telah mencapai beban ultimate
karena meskipun tulangan telah leleh masih
tetap dapat menerima beban sehingga
kolom masih bisa menerima beban lagi.
Deformasi dan beban meningkat sampai
beton mencapai tegangan puncaknya.

HUB. GAYA-REG AXIAL PADA BETON


DAN TULANGAN

KOLOM
P

:Perpendekan
permanen setelah
beban aksial dilepas
akibat susut dan
dangkak

BETON

TULANGAN

Beban aksial ultimate untuk kolom beton


bertulang adalah merupakan jumlah dari
kuat leleh tulangan dan kuat tekan
betonnya.
P0 0.85 f c Ag Ast f y Ast

Dimana
fy
: tegangan leleh tulangan
fc : kuat tekan beton
Ag : luas total penampang
Ast : luas total tulangan

KOLOM PENDEK DENGAN BEBAN


EXENTRIS
Struktur kolom biasanya selain
menerima gaya aksial tekan Pu juga
menerima momen Mu. Kedua beban
yaitu gaya aksial tekan dan momen
yang diterima oleh penampang kolom
dapat diubah menjadi beban aksial Pu
dengan eksentrisitas e seperti
diilustrasikan seperti pada gambar di
bawah ini

e
d

As

As
Plastic
centroid

Pu
d

d
h

e
d

As

As

Plastic
centroid

Pu
d

d
h

s
s

Neu
tral
axis
fs

c=0.003

Strain

c
Stresses

f s
a=1c
Equivalent
stresses

0.85fc
f s

Resultant
forces
stresses
T

C c Cs

Pu

Dari gambar di atas dapat dianggap bahwa


tulangan tekan mengalami leleh terlebih
dahulu, sehingga
f s f y

dengan demikian maka persamaan


keseimbangan gaya-gaya dalam dapat dibentuk
sebagai berikut.
Pu 0.85 f c ab As f y As f s
dan momen terhadap tulangan tarik dapat dihitung
menjadi

Pu e 0.85 f c ab d a / 2 As f y d d

Kadang-kadang eksentrisitas dari gaya aksial tekan


Pu lebih tepat diperhitungkan terhadap titik pusat
plastis e Titik pusat plastis (Plastic centroid) adalah
titik pusat dari penampang jika semua penampang
beton menerima tegangan tekan maksimum (0.85 fc)
dan semua tulangan menerima tegangan leleh fy.
Dengan menentukan sigma momen akibat gaya-gaya
dalam terhadap titik pusat penampang tersebut maka
dapat ditentukan nilai d dengan persamaan sebagai
berikut.

0.85 f c bh d h / 2 As f y d d P0 d 0.85 f c bh As As f y d
0.85 f c bh d h / 2 As f y d d
d
0.85 f c bh As As f y

Secara umum perhitungan momen pada


penampang kolom beton bertulang terhadap
titik pusatnya dapat ditulis menjadi.
Pu e 0.85 f c ab d d a / 2 As f y d d d As f s d

KERUNTUHAN PADA KOLOM YANG


MENERIMA AXIAL DAN MOMEN
h

As

As

d
d
Tul tekan tidak
akan leleh
Tension failure
Balance failure

Compression
failure

cb

KERUNTUHAN BALANCE
Keruntuhan balance terjadi jika tulangan
tarik mengalami leleh dan regangan tekan
beton maksimum mencapai 0.003 pada saat
yan g bersamaan
fy

Es
0.003

cb
d cb

cb

0.003Es
d
f y 0.003Es

ab

0.003Es
1d
f y 0.003Es

Pada kondisi ini dapat dinotasikan bahwa gaya aksial Pb


( P balance), sedangkan momennya Mb (M balance).

KERUNTUHAN TARIK
Keruntuhan tarik akan terjadi jika tulangan tarik
telah mengalami leleh sehingga tegangan tulangan
tarik mencapai fy.
Pada kondisi ini gaya aksial Pu < Pb karena beban
axial yang bekerja pada kolom lebih kecil dibanding
beban axial pada kondisi balance, artinya c < c b
yang berarti pula bahwa regangan pada tulangan
tekan juga lebih kecil dari kondisi balance.
Oleh karena itu tegangan tulangan tekan belum
tentu leleh (bisa leleh dan bisa belum leleh) dan
harus dicheck

KERUNTUHAN TEKAN
Keruntuhan tekan terjadi jika Pu > Pb karena
beban kolom yang lebih besar berarti bahwa c
> cb. Jika pada kondisi balance regangan
tulangan tarik tepat mencapai leleh, maka
pada kondisi keruntuhan tekan pasti regangan
tulangan tarik belum mencapai leleh dan
tegangan tulangan tarik fs.
d c
f s s Es 0.003
Es
c
1d a
0.003
Es
a

Sementara itu regangan tulangan


tekan masih perlu dicheck, apakah
telah mencapai leleh atau belum.
c d fy
s 0.003

c
Es

Jika tidak

f s f y

c d
f s s Es 0.003
Es
c

Jika ternyata regangan tulangan tekan belum


mencapai leleh, maka tegangan tulangan tekan
juga harus ditentukan berdasarkan
regangannya.
c d
f s s Es 0.003
Es
c
a 1d
0.003
Es
a

You might also like