Professional Documents
Culture Documents
KONSERVASI GIGI
Oleh :
Novia Fisca Liliany
(141610101042)
Konservasi gigi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang
bertujuan mempertahankan dan mengembalikan fungsi normal gigi, atau dapat
dijabarkan mempelajari tentang cara menanggulangi kelainan (penyakit) jaringan keras gigi,
pulpa dan periapikal untuk mempertahankan gigi didalam mulut melalui restorasi dan perawatan
endodontic, baik secara konvensional maupun bedah. Ilmu ini bertujuan untuk melakukan
perawatan gigi serta mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut agar estetik dan fungsi
kunyah kembali normal.
Pada skillab kali ini kita belajar di klinik konservasi gigi dan mendapatkan pasien dengan
kasus gigi berlubang bagian anterior. Sebelum memulai pemeriksaan terlebih dahulu kita
daftarkan pasien pada bagian rekam medis. Hal ini sangat penting karena rekam medis
merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai dokumen yang berkaitan dengan
kesehatan pasien. Rekam medik kedokteran gigi adalah suatu dokumentasi yang
sistematis mengenai riwayat perawatan kesehatan gigi seorang pasien oleh saranan
pelayanan kesehatan. Dokumentasi ini dapat berupa catatan tertulis atau dalam
bentuk elektronik, namun harus berisi informasi yang lengkap dan akurat tentang
identitas pasien, diagnosa, perjalanan penyakit, kode penyakit ICD 10, proses
pengobatan
dan
tindakan
medis
serta
dokumentasi
hasil
pemeriksaan
(PRMKG :2014)
Setelah mendapatkan nomer registrasi di bagian rekam medik, barulah
melakukan anamnesis untuk mempermudah dalam mendiagnosis penyakit pasien
sehingga kita dapat menentukan perawatan yang tepat sesuai dengan penyakit
pasien. Pertama kita persilahkan pasien duduk dengan rileks. Jangan lupa
penampilan kita harus rapi dan budayakan tersenyum agar pasien tidak merasa takut.
Awalilah perbincangan dengan menanyakan nama pasien agar mendapatkan kesan
lebih akrab sehingga kita dengan mudah melakukan anamnesis berupa menggali
informasi sebanyak-banyaknya tentang keluhan dan riwayat penyakit pasien.
Berikut merupakan identitas pasien yang kami tulis pada kartu status pasien :
Nama lengkap
Tanggal lahir/umur
Pekerjaan
: Pramuniaga
Alamat
Status perkawinan
: Kawin
:-
Kebangsaan/Suku bangsa
: Indonesia / Jawa
Berdasarkan anamnesis
mempunyai keluhan tambalan lepas pada gigi depan atas setelah menggigit mangga.
Riwayat penyakit berdasarkan keluhan utama adalah Ibu Wahyuningsih tidak
pernah merasakan sakit pada saat makan panas, dingin maupun manis tidak pula
merasakan linu/cekot-cekot. Riwayat perawatan gigi dan mulut yang pernah
dilakukan yakni pernah menambalkan gigi belakang sebelah kanan di puskesmas
sekitar 2-3 tahun yang lalu, penambalan gigi depan atas ditempat praktik dokter gigi
namun 2 bulan yang lalu tambalannya lepas usai menggigit mangga. Untuk riwayat
kesehatan umum (penyakit sistemik/alergi) saat cuaca dingin biasanya bu
Wahyuningsih mengalami biduren. Kebiasan buruk yang sering dilakukan pasien
yakni mengunyah dengan satu sisi yaitu sebelah kiri karena gigi disebelah kanan
sudah tidak ada sehingga merasa kesulitan untuk mengunyah disebelah kanan.
Riwayat kesehatan keluarga, ibu pasien meninggal karena penyakit jantung dan
ayahnya meninggal tanpa sebab pasti tetapi ada pembengkakan di kaki.
Setelah melakukan anamnesis kami melanjutkan dengan pemeriksaan
kondisi umum pasien, jika ditinjau dari kondisi fisik pasien normal namun kali ini
kami tidak melakukan pemeriksaan tanda vital. Untuk pemeriksaan klinis ekstra
oral kondisi wajah, kepala dan leher normal. Pemeriksaan kelenjar nimfe normal
artinya tidak terjadi pembengkakan limfonodi. Pemeriksaan kelenjar saliva juga
normal. Untuk pemeriksaan sendi temporo mandibular mencangkup pergerakan
mandibula membuka dan menutup normal, pergerakan mandibula ke segala arah
normal, kemampuan membuka mulut juga normal.
Berdasarkan pemeriksaan objektif pembengkakan ekstra oral berupa
pembengkakan
kelenjar
submandibula
dan
submental
hasilnya
negatif.
Hasil pengukuran panjang jarum miller yang masuk diukur dari stopper yng
diletakkan pada cups tertinggi gigi adalah 17,5mm.
Pemeriksaan selanjutnya merupakan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan radiologi pada gigi 21.
dilakukan pada gigi 21 adalah perawatan endo intrakanal dan restorasi mahkota
pasak.
Endo intrakanal adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa yang sudah
mati seluruhnya. Endo intrakanal merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang
telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan
kerusakan jaringan keras yang luas. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran
diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang
baik pula. Tahapan perawatan endo intrakal sama dengan perawatan pulpektomi,
perbedaan perawatannya adalah pada pemakaian anastesi, pada perawatan endo
intrakanal tidak memerlukan anastesi karena gigi dalam kondisi non vital.
gigi dengan kehilangan struktur mahkota dalam jumlah besar. Pembuangan kamar
pulpa pada perawatan endodontik menyebabkan gigi membutuhkan dukungan baik,
dari internal maupun eksternal, karena itu mahkota pasak menjadi indikasi.
Mahkota pasak diindikasikan menjadi restorasi setelah perawatan endodontik pada
gigi anterior jika jaringan keras gigi yang tersisa tidak memiliki bentuk retensi yang
adekuat, yaitu pada gigi dengan sisa kehilangan struktur gigi dalam jumlah besar
dan membutuhkan penutupan menyeluruh.
Sumber penunjang :
1. Panduan Rekam Medik Kedokteran Gigi. Sub direktorat pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, Kementrian Kesehatan RI. 2014
2. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi edisi 3. Bhaum,Phillips,Land. EGC. Jakarta.