You are on page 1of 13

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR

Bagi manusia, air munum adalah salah satu kebutuhan utama, untuk kebutuhan
minum, mandi, cuci, dan lain-lainnya.
 Air minum yang ideal adalah:
 jernih
 tidak berwarna
 tidak berbau
 tidak berasa
 tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya
Tujuannya adalah: mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit
bawaan air (water-borne-diseases). Di negara maju standar air minum sudah
sangat tinggi, sehingga tersedia air yang siap minum dimana saja (potable water).
Sedangkan di Indonesia, kualitas air minum yang memenuhi syarat belum dapat
tercapai, sehingga sistem penyediaan air minum yang disediakan oleh PDAM
baru disebut air bersih bukan air minum.
Sumber-sumber air :
 Air hujan: kurang mineral, tergantung musim
 Air tanah, terdiri dari:
1. Dangkal: kuantitas terbatas, kualitas tergantung air permukaan,
kontinuitas tergantung infiltrasi
2. Dalam : kuantitas relatif cukup, kualitas cukup baik, namun kontinuitas
tidak terjamin
 Mata air : kuantitas kecil, kualitas relatif bagus, kontinuitas belum tentu
terjamin
 Air permukaan, terdiri dari:
1. Sungai : kuantitas dapat diandalkan, namun kualitasnya sedang-buruk,
kontinuitas membutuhkan studi hidrologi
2. Danau
3. Laut : membutuhkan teknologi tinggi
Jenis pengolahan air bersih secara umum terbagi atas:
1. Penjernihan: bertujuan menurunkan kekeruhan, Fe dan Mn
2. Pelunakan: bertujuan menurunkan kesadahan air
3. Desinfeksi: bertujuan membunuh bakteri patogen
Jenis proses pengolahan air bersih:
1. Secara fisika: tidak ada penambahan zat kimia (aditif), contoh: pengendapan,
filtrasi, adsorpsi.
2. Secara kimiawi: penambahan bahan kimia sehingga terjadi reaksi kimia.
Contoh penyisihan logam berat, pelunakan, netralisasi, klorinasi, ozonisasi,
UV.
3. Secara biologi: memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Contoh saringan
pasir lambat

PROSES PENGOLAHAN AIR

1. Conditioning
 Netralisasi
Netralisasi, upaya ini pada dasarnya adalah untuk mengatur keasaman (pH)
menjadi netral (pH mendekati nilai 7). Untuk pengaturan keasaman air limbah,
bahan kimia yang lazim digunakan adalah larutan kapur (CaCO3) dan asam
klorida (HCl).
Suling air memiliki pH of 7 dan air laut memiliki pH rata-rata 8.3. If the
water is acidic (lower than 7), , , or is added to raise the pH. Jika air asam (lebih
rendah dari 7), kapur, soda abu, atau natrium hidroksida ditambahkan untuk
menaikkan pH. For somewhat acidic, alkaline waters (lower than 6.5), forced draft
degasifiers are the cheapest way to raise the pH, as the process raises the pH by
stripping dissolved carbon dioxide (carbonic acid) from the water. Untuk agak
asam, basa air (lebih rendah dari 6.5), terpaksa dilakukan draft degasifiers adalah
cara termurah untuk meningkatkan pH, sebagai proses meningkatkan pH dengan
pelepasan karbon dioksida terlarut (asam karbonat) dari air. Lime is commonly
used for pH adjustment for municipal water, or at the start of a treatment plant for
process water, as it is cheap, but it also increases the ionic load by raising the
water hardness. Kapur biasanya digunakan untuk penyesuaian pH air kota, atau
pada awal proses pengolahan untuk air. Making the water slightly basic ensures
that and processes work effectively and also helps to minimize the risk of being
dissolved from lead pipes and lead in pipe fittings.Membuat sedikit air dasar
menjamin bahwa koagulasi dan flokulasi proses bekerja secara efektif dan juga
membantu meminimalkan risiko timah yang terlarut dari pipa timah dan timah
pateri di pipa fitting. Acid (HCl or H 2 SO 4 ) may be added to basic waters in
some circumstances to lower the pH.Asam (HCl atau H2SO4) dapat ditambahkan
ke perairan dasar dalam keadaan tertentu untuk menurunkan pH. Having basic
water does not necessarily mean that lead or copper from the plumbing system
will not be dissolved into the water but as a generality, water with a pH above 7 is
much less likely to dissolve than a water with a pH below 7.Setelah air baku tidak
selalu berarti bahwa timah atau tembaga dari sistem pipa tidak akan larut ke dalam
air tetapi sebagai umum, air dengan pH di atas 7 jauh lebih kecil kemungkinannya
untuk melarutkan logam berat dari air dengan pH di bawah 7.
Netralisasi dibutuhkan sebagai persyaratan untuk pengolahan tahap
berikutnya, misalnya koagulasi & flokulasi atau untuk pengolahan cara biologi.
Netralisasi dalam pengolahan cara biologi dimaksudkan untuk mengatur
keasaman dan menghilangkan bahan beracun.
 Pra-sedimentasi,
Pra-sedimentasi adalah pengendapan partikel diskrit, misal: pasir
Pengambilan benda mengendap menggunakan bak penangkap pasir. Alat ini bisa
menghilangkan kerikil halus berupa pasir, koral atau zat padat lainnya. Tergolong
kerikil halus seperti kulit telur, potongan tulang, biji-bijian dan zat organik besar
seperti sisa makanan. Bak pengendap pasir berfungsi mencegah kerusakan alat
akibat pengikisan dan tersumbatnya saluran karena endapan..
 Screening
Water drawn from rivers and reservoirs is passed through screens to remove
any floating debris such as leaves, twigs or plants.Air yang diambil dari
sungai dan waduk dilewatkan melalui layar untuk menghilangkan kotoran
mengambang seperti daun, ranting atau tanaman.
2. KOAGULASI
Koagulasi adalah proses pencampuran bahan kimia kedalam air limbah
melalui pengadukan dengan kecepatan tertentu, sehingga terjadi proses
destabilisasi.
Koagulasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
 Pembubuhan bahan kimia,
bahan kimia yang dipakai untuk proses ini dikenal dengan sebutan
koagulan, antara lain berupa tawas (Al2[SO4]3), Ferichlorida (FeCl3),
Ferosulfat (FeSO4) PAC (Poly Aluminium Chlorida).
 Dilakukan pengadukan cepat (rapid mixing):
a. Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump
b. Mekanis: menggunakan batang pengaduk.
c. Lamanya proses: 30 – 90 detik.

 Destabilisasi partikel koloid,


setelah penambahan koagulan dan dilakukan pengadukan pada partikel
melayang (suspensi dan koloid) maka akan terbentuk gumpalan dan
akhirnya dapat mengendap.
Keberhasilan proses koagulasi ini sangat dipengaruhi oleh:
(a) jenis konsentasi pencemar (partikel) pada air limbah
(b) dosis koagulan
(c) kecepatan dan lama pengadukan
(d) keasaman (pH) air limbah
(e) temperatur air limbah.
Gambaran tentang dosis koagulan yang dipandang optimum untuk
pengolahan air limbah adalah sebagai berikut:
proses pemurnian air (coagulation) ini dilakukan dalam suatu bak besar, dimana
air yang telah mengalami proses aerasi tadi dicampur dengan bahan-bahan yang
dapat memurnikan air. Bahan-bahan koloid, yang mengambang dapat dipisahkan
dengan cara yaitu membuat bahan-bahan tersebut menyatu satu sama lain dengan
menambahkan material seperti alumunium soda (tawas), yang dapat mengikat
kandungan yang terapung itu dan deteksi kebocoran pada pipa air.
3. FLOKULASI
Flokulasi adalah proses yang menjelaskan air dengan menyingkirkan
setiap kekeruhan atau warna sehingga air jelas dan tak berwarna. Clarification
is done by causing a precipitate to form in the water which can be removed
using simple physical methods. Klarifikasi dilakukan dengan menyebabkan
endapan terbentuk dalam air yang dapat dihapus dengan menggunakan metode
fisik sederhana
Flokulasi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
 Pembentukan dan pembesaran flok
 Dilakukan pengadukan lambat (slow mixing):
 Pneumatis
 Mekanis
 Hidrolis
 Waktu operasi: 15 – 30 menit
Flokulasi mengacu pada proses pengolahan air yang menggabungkan atau
mengentalkan partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar, yang
menyelesaikan keluar dari air sebagai endapan. Alum and iron salts or synthetic
organic polymers (used alone or in combination with metal salts) are generally
used to promote coagulation. Settling or sedimentation occurs naturally as
flocculated particles settle out of the water.Awalnya bentuk-bentuk presipitat
partikel sangat kecil tetapi sebagai air bergerak lembut, partikel-partikel ini tetap
bersama untuk membentuk partikel yang lebih besar.Many of the small particles
that were originally present in the raw water adsorb onto the surface of these small
precipitate particles and so get incorporated into the larger particles that
coagulation produces. Banyak dari partikel kecil yang awalnya hadir dalam
menyerap air baku ke permukaan partikel presipitat kecil ini sehingga bisa
dimasukkan ke dalam partikel yang lebih besar menghasilkan koagulasi. In this
way the coagulated precipitate takes most of the suspended matter out of the water
and is then filtered off, generally by passing the mixture through a coarse sand
filter or sometimes through a mixture of sand and granulated (high carbon and
low coal).Dengan cara ini presipitat digumpalkan mengambil sebagian besar
masalah ditangguhkan keluar dari air dan kemudian disaring off, umumnya
dengan melewati campuran melalui filter pasir kasar atau kadang-kadang melalui
campuran pasir dan butiran antrasit (karbon tinggi dan rendah volatiles
batubara).Coagulants / that may be used include:Flocculating agen yang dapat
digunakan meliputi:
1. Iron (III) hydroxide .Besi (III) hidroksida.This is formed by adding a
solution of an iron (III) compound such as
2. to pre-treated water with a pH of 7 or greater. is also widely used as the
flocculating precipitate although there have been concerns about possible
health impacts and mis-handling led to a in 1988 at in south-west UK
when the coagulant was introduced directly into the holding reservoir of
final treated water.Aluminium hidroksida
3. is an artificially produced and is one of a class of synthetic polymers that
are now widely used. PolyDADMAC
4. SEDIMENTASI
Sedimentasi berfungsi untuk memisahkan partikel utuh (discreet) seperti
pasir dan juga untuk memisahkan padatan melayang (suspensi) yang sudah
menggumpal. Penggumpalan pertikel susupensi ini dapat disebabkan karena
proses alamiah atau proses penambahan bahan kimia atau proses biologis (lumpur
aktif).
Sedimentasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
 Pengendapan secara gravitasi: ρ partikel > ρ air:
a. Sedimantasi: pengendapan flok
b. Pra-sedimentasi: pengendapan settleable particle
 Berdasarkan arah aliran:
a. Horizontal/radial
b. Vertikal
c. Dengan kemiringan: plate settler
Waktu pengendapan: tergantung ukuran partikel dan kecepatan mengendap
umumnya berkisar antara 1-2 jam. Penyisihan partikel yang mempunyai ρ partikel
< ρ air: Flotasi/pengapungan, misal penyisihan minyak bebas (free oil) dari air.
5. FILTRASI
Filtrasi dapat dilakukan dengan:
 Penyaringan dengan menggunakan media berbutir
 Penyisihan partikel dengan cara penyaringan untuk ukuran diameter
partikel lebih besar dari ukuran media filter:
Many water treatment facilities use filtration to remove all particles from the
water. Banyak fasilitas pengolahan air menggunakan penyaringan untuk
menghapus semua partikel dari air. Those particles include clays and silts, natural
organic matter, precipitates from other treatment processes in the facility, iron and
manganese, and microorganisms. Partikel-partikel tersebut meliputi lempung dan
silts, materi organik alami, endapan dari proses perawatan lainnya dalam fasilitas,
besi dan mangan, dan mikroorganisme. Filtration clarifies water and enhances the
effectiveness of disinfection.Penyaringan air mengklarifikasi dan meningkatkan
efektivitas desinfeksi. Air dari bak penampung dipompakan ke carbon filter untuk
disaring, dimana air dilewatkan pada benda dengan porous dengan kecepatan
tinggi. Proses penyaringan menggunakan sistem saringan bertekanan sehingga
kecepatan filtrasi cukup tinggi. Filtrasi yang dipakai adalah rapid sand filter atau
saringan pasir cepat dengan system gravitasi tertutup (closed
gravity system). Proses filtrasi dimaksudkan untuk menyisihkan partikel koloid
yang tidak dapat disisihkan pada proses sebelumnya dan juga untuk mengurangi
jumlah bakteri organisme lain.
6. DESINFEKSI
Air sering disucihamakan sebelum masuk ke sistem distribusi untuk
memastikan bahwa mikroba berbahaya dibunuh. Chlorine, chloramines, or
chlorine dioxide are most often used because they are very effective disinfectants,
not only at the treatment plant but also in the pipes that distribute water to our
homes and businesses. Klor, chloramines, atau klorin dioksida yang paling sering
digunakan karena mereka sangat efektif disinfektan, tidak hanya pada perawatan
tanaman, tetapi juga dalam pipa yang mendistribusikan air ke rumah kita dan
bisnis. Ozone is a powerful disinfectant, and ultraviolet radiation is an effective
disinfectant and treatment for relatively clean source waters, but neither of these
are effective in controlling biological contaminants in the distribution pipes. Ozon
adalah desinfektan yang kuat, dan radiasi ultraviolet desinfektan yang efektif dan
perawatan bagi sumber air yang relatif bersih, namun tidak satu pun dari ini
efektif dalam mengontrol kontaminan biologis dalam pipa distribusi.
Desinfeksi dicapai baik dengan menyaring mikroba berbahaya dan juga
dengan menambahkan bahan kimia desinfektan di langkah terakhir dalam
memurnikan air minum. Water is disinfected to kill any which pass through the
filters. Air adalah didesinfeksi untuk membunuh patogen yang melewati filter.
Possible pathogens include , , including , and , and , including Giardia
lamblia and other cryptosporidia. In most developed countries, public water
supplies are required to maintain a residual disinfecting agent throughout the
distribution system, in which water may remain for days before reaching the
consumer. Mungkin patogen termasuk virus, bakteri, termasuk Escherichia coli,
Campylobacter dan Shigella, dan protozoa, termasuk Giardia lamblia dan
cryptosporidia lain. Di sebagian besar negara-negara maju, pasokan air publik
yang diperlukan untuk mempertahankan sisa agen desinfektan seluruh sistem
distribusi, di mana air dapat tetap selama berhari-hari sebelum mencapai
konsumen. Following the introduction of any chemical disinfecting agent, the
water is usually held in temporary storage - often called a contact tank or clear
well to allow the disinfecting action to complete. Setelah pengenalan agen
desinfektan kimia, air biasanya diadakan di penyimpanan sementara - sering
disebut tangki atau kontak yang jelas dengan baik untuk memungkinkan tindakan
untuk menyelesaikan desinfektan.
Beberapa jenis desinfeksi, yaitu:
 Klor desinfeksi
Main article: The most common disinfection method involves some form of
or its compounds such as or . Desinfeksi yang paling umum metode yang
melibatkan beberapa bentuk klor atau senyawa seperti chloramine atau klorin
dioksida. Chlorine is a strong that rapidly kills many harmful micro-organisms.
Klor yang kuat oksidan yang dengan cepat membunuh banyak mikro-organisme
yang berbahaya. Because chlorine is a toxic gas, there is a danger of a release
associated with its use. Karena klorin adalah gas beracun, ada bahaya dari sebuah
rilis yang terkait dengan penggunaannya. This problem is avoided by the use of ,
which is a relatively inexpensive solution that releases free chlorine when
dissolved in water. Masalah ini dihindari dengan menggunakan natrium
hipoklorit, yang merupakan solusi yang relatif murah yang melepaskan klorin
bebas ketika dilarutkan dalam air. Chlorine solutions can be generated on site by
electrolyzing common salt solutions. Semua bentuk klorin digunakan secara luas
meskipun terdapat kelemahan masing-masing. One drawback is that chlorine from
any source reacts with natural organic compounds in the water to form potentially
harmful chemical by-products (THMs) and (HAAs), both of which are in large
quantities and regulated by the (EPA) and the in the UK. Satu kelemahan adalah
bahwa klorin dari sumber manapun bereaksi dengan senyawa organik alami di
dalam air untuk membentuk kimia berbahaya oleh produk-trihalomethanes
(THMs) dan asam haloacetic (Haas).
 Klor Dioksida Disinfeksi
is a faster-acting disinfectant than elemental chlorine, however it is relatively
rarely used, because in some circumstances it may create excessive amounts of
chlorite, which is a by-product regulated to low allowable levels in the .Klorin
dioksida adalah disinfektan bertindak lebih cepat daripada elemen klorin, namun
relatif jarang digunakan, karena dalam keadaan tertentu mungkin menciptakan
klorit dalam jumlah yang berlebihan, Klorin dioksida disediakan sebagai larutan
dan ditambahkan ke air untuk menghindari masalah penanganan gas, klorin
dioksida akumulasi gas dapat secara spontan meledak.
 Ozon desinfeksi
is an unstable molecule, a "free radical" of oxygen which readily gives up
one atom of oxygen providing a powerful oxidizing agent which is toxic to most
waterborne organisms.O3 adalah molekul yang tidak stabil, yang "radikal bebas"
oksigen yang mudah menyerah satu atom oksigen menyediakan agen
pengoksidasi kuat yang ditularkan melalui air beracun bagi sebagian besar
organisme. It is a very strong, broad spectrum disinfectant that is widely used in
Europe.Ini adalah metode yang efektif untuk menonaktifkan berbahaya protozoa
yang membentuk kista. It also works well against almost all other pathogens. Ini
juga bekerja dengan baik terhadap hampir semua patogen lain. Ozone is made by
passing oxygen through ultraviolet light or a "cold" electrical discharge. Ozon
dibuat oleh lewat oksigen melalui sinar ultraviolet atau "dingin" Sidat listrik. To
use ozone as a disinfectant, it must be created on-site and added to the water by
bubble contact. Untuk menggunakan ozon sebagai disinfektan, hal itu harus
dibuat di tempat dan ditambahkan ke dalam air oleh gelembung kontak. Some of
the advantages of ozone include the production of fewer dangerous by-products
(in comparison to ) and the lack of taste and odour produced by ozonation.
Beberapa keuntungan dari ozon termasuk produksi lebih sedikit berbahaya oleh-
produk (dalam perbandingan dengan klorinasi) dan kurangnya rasa dan bau yang
dihasilkan oleh ozonation. Kelemahan utama ozon adalah bahwa hal itu tidak
meninggalkan sisa desinfektan dalam air.Ozone has been used in drinking water
plants since 1906 where the first industrial ozonation plant was built in , .
 Ultraviolet desinfeksi
is very effective at inactivating cysts, as long as the water has a low level of
colour so the UV can pass through without being absorbed.Sinar ultraviolet sangat
efektif dalam menonaktifkan kista, selama air memiliki tingkat rendah sehingga
warna UV dapat melewati tanpa diserap. The main disadvantage to the use of UV
radiation is that, like ozone treatment, it leaves no residual disinfectant in the
water. Kerugian utama penggunaan radiasi UV adalah bahwa, seperti perawatan
ozon, itu tidak meninggalkan sisa desinfektan dalam air. Because neither ozone
nor UV radiation leaves a residual disinfectant in the water, it is sometimes
necessary to add a residual disinfectant after they are used. Karena tidak ozon
maupun radiasi UV meninggalkan sisa desinfektan dalam air, kadang-kadang
perlu untuk menambahkan sisa desinfektan setelah mereka digunakan.
 Hidrogen peroksida desinfeksi
Works in a similar way to ozone.Bekerja dengan cara yang mirip dengan
ozon. Activators such as are often added to increase the efficacy of disinfection.
Aktivator seperti asam format yang sering ditambahkan untuk meningkatkan
efektivitas desinfeksi. It has the disadvantages that it is slow-working, in high
dosage, and decreases the pH of the water it purifies. Ini memiliki kelemahan
bahwa lambat-bekerja, phytotoxic dalam dosis tinggi, dan menurunkan pH air itu
menyucikan.
 Solar desinfeksi airOne low-cost method of disinfecting water that can often be
implemented with locally available materials is
(SODIS). Unlike methods that rely on , it has low impact on the
environment.Salah satu metode biaya rendah dari air desinfektan yang seringkali
dapat dilaksanakan dengan bahan-bahan yang tersedia secara lokal adalah solar
[10] [11] [12] [13]
desinfeksi (SODIS). Tidak seperti metode yang mengandalkan kayu
bakar, ia memiliki dampak yang rendah terhadap lingkungan .

Pemilihan Teknologi

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik


kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter. Setelah
kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai
aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan
peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat
guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-
pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan
skala laboratorium yang bertujuan untuk:
a. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
b. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
c. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk
penerapan skala sebenarnya.

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR


Di susun Oleh :

1. MARIA DRIRA WEA SIGA NIM. 08. 14. 005

2.CATUR P.SURYANINGSIH NIM. 07. 14. 012

3. DIKA FRANCISKA NIM. 07. 14. 004

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2010

You might also like