Professional Documents
Culture Documents
ILMU BEDAH
OFFICE ADDRESS:
Jl padang no 5, manggarai, setiabudi, jakarta
selatan
(belakang pasaraya manggarai)
phone number : 021 8317064
pin BB 2A8E2925
WA 081380385694
Medan :
Jl. Setiabudi no. 65 G, medan P
Hone number : 061 8229229
Pin BB : 24BF7CD2
Www.Optimaprep.Com
www.optimaprep.com
ATLS
Evaluasi
Penatalaksanaan?
Parsial
Total
Tanpa alat
Gargling
Crowing
Snoring
Dengan alat
Triple airway
manuver
Suction,Orofaringeal
tube, ETT
Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi
tinggi ( NRM 11-12 liter/menit)
Ventilasi dengan Bag Valve Mask
Menghilangkan tension
pneumothorax dekompresi
Menutup open pneumothorax
kasa kedap udara dengan plester di
tiga sisi
Memasang pulse oxymeter
Evaluasi
Pengelolaan
Penekanan langsung pada sumber
perdarahan eksternal
Kenali perdarahan internal,
kebutuhan untuk intervensi bedah
serta konsultasi pada ahli bedah.
Pasang kateter IV 2 jalur ukuran
besar sekaligus mengambil sampel
darah untuk pemeriksaan rutin,
kimia darah, tes kehamilan (pada
wanita usia subur), golongan darah
dan cross-match serta Analisis Gas
Darah (BGA).
Beri cairan kristaloid yang sudah
dihangatkan dengan tetesan cepat.
Pasang PSAG/bidai pneumatik
untuk kontrol perdarahan pada
pasienpasien fraktur pelvis yang
mengancam nyawa.
Cegah hipotermia
Evaluasi
Disability Limitation
Exposure/Environment
and Hypothermia
Tentukan tingkat
Prevention
kesadaran memakai
skor GCS/PTS
Buka pakaian penderita
Nilai pupil : besarnya,
Cegah hipotermia : beri
isokor atau tidak, reflek
selimut hangat dan
cahaya dan awasi
tempatkan pada
tanda-tanda lateralisasi
ruangan yang cukup
hangat.
Evaluasi dan Re-evaluasi
aiway, oksigenasi,
ventilasi dan circulation.
Secondary Survey
A. History :
Allergic Medication Past
illness Last meals Event
(AMPLE)
B. Physical exam : head to toe
Tetanus
toksemia akut yang
disebabkan oleh
neurotoksin
(tetanospasmin) yang
dihasilkan oleh Clostridium
tetani ditandai dengan
spasme otot yang periodik
dan berat
klinis
Riwayat luka dengan gejala klinis
kejang, trismus, dysphagia, risus
sardonicus (sardonic smile).
Kultur: C. tetani (+).
Lab : SGOT, CPK meninggi serta
dijumpai myoglobinuria
Derajat
I Mild:
Trismus dengan spasme
ringan, tanpa atau dengan
disfagia ringan
II Moderate:
Trismus sedang, dengan
kekakuan yang meningkat,
spasme ringan atau sedang
dalam jangka waktu singkat.,
gangguan pernafasan ringan
(RR > 30), dan disfagia ringan.
III Severe:
Trismus berat, spasme pada
seluruh tubuh, kejang refleks
(+), RR >40, periode apnea (+),
disfagia berat, dan takikardia
>120.
IV Very severe:
grade III dengan adanya
gangguan otonom hebat,
terutama pada sistem
kardiovaskular. Ditemukan
adanya hipertensi dan
takikardia berat yang
bergantian dengan hipotensi
dan bradikardia relatif.
Penatalaksanaan Tetanus
Tatalaksana
Status imunisasi
Luka bersih
Luka kotor
HTIG 250-500iu
Booster 0,5 cc TT
Imunisasi dasar TT
Hematothorax
Terkumpulnya darah pada ruang
pleura, terjadi karena laserasi
pembuluh darah di rongga dada
Penimbunan darah pada rongga
dada akan mendesak jantung dan
pembuluh darah di ronggga dada
Ruang pleura dapat menampung
hinggga 1,5 L darah di masingmasing kavum thorax.
Sumber perdarahan: A.
intercostalis atau a. mamaria
interna (85%), a. torakalis interna,
parenkim paru dan jantung.
Perdarahan jarang melibatkan
pembuluh darah besar seperti
arkus aorta, vena azygos, dan
vena cava.
Hematothorax
Pneumothorax
Parameter
Open Pneumothorax
Trauma Hubungan rongga
pleura dengan atmosfer
Luka terbuka pada dada
Sesak nafas progresif
Emfisema subkutis
Sucking chest wound
Etiologi
Klinis
Penatalaksanaan
Primary survey
Occlusive dressing (Plester 3
sisi)
WSD
Pneumothorax
Closed Pneumothorax
Primer Pecahnya bleb
Sekunder Trauma
Riw. batuk lama
Nyeri dada
Sesak nafas
Suara nafas menghilang
Perkusi hipersonor
Primary survey
Airway control
WSD
Tension Pneumothorax
Mekanisme ventil
JVP meningkat
Hipotensi menetap
Suara nafas menghilang
Perkusi hipersonor
Primary survey
Needle thoracosinthesis
High flow oxygen
WSD
Needle Decompression:
Pada sela iga II/III garis midclavikula
Insersi iv cath 14 G/ lebih pada tepi atas costa III/IV
Hindari insersi pada tepi bawah krn terdapat N.A.V intercostalis
http://www.cssolutions.biz
Occlusive dressing
Flail Chest
Fraktur iga lebih dari dua iga yang
berurutan di dua tempat atau lebih,
bisa dengan atau tanpa kontusio paru
Terdapat gerakan napas yang
paradoksal
Kebanyakan pasien dengan flail chest
dapat ditanggulangi dengan
Tamponade Jantung
Akumulasi darah/cairan pada rongga
pericardium
Etiologi :
Neoplasma
Perdarahan pada: Trauma dada, Ruptur
dinding ventrikel, Diseksi aorta
Trias beck :
Hipotensi
JVP meningkat
Suara jantung menjauh (Muffling heart
sound)
http://www.learningradiology.com/archives2007/COW%20274-Pericardial%20effusion/perieffusioncorrect.html
Needle pericardiocentesis
Sering kali merupakan pilihan
terbaik saat terdapat kecurigaan
adanya tamponade jantung atau
terdapat penyebab yang
diketahui untuk timbulnya
tamponade jantung
http://emedicine.medscape.com/article/152083-overview
Trauma Uretra
Parameter
Lokasi
Penyebab
Tanda klinis
Trauma uretra
Anterior
Posterior
Distal
diafragma
uretrogenitalis
Straddle
injury,
instrumentasi
Darah dari OUE, Sleeves
haematom,
Butterfly
haematom
Proximal
diafragma
uretrogenitalis
Fraktur pelvis
Darah dari OUE, floating
prostate,
haematom
pada daerah pubis
Pemeriksaan
Terapi
Repair langsung
Sistostomi
Repair 3-4 hari kemudia
Peritonitis
Definisi
Infeksi atau inflamasi pada
rongga peritoneum
Tipe :
Primer : disebabkan penyebaran
infeksi dari darah dan limfe ke
peritoneum. Sangat jarang
terjadi <1%. Biasanya pada ps
dengan asites. Akumulasi cairan
pada rongga abdomen menjadi
media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme
Sekunder : disebabkan oleh
iritasi
bakteri/darah//enzim/cairan
bilier yg dihasilkan saluran cerna
ke peritoneum, bisa karena
perforasi atau perdarahan.
Klinis
Nyeri abdomen, Demam, Mual
dan muntah, Kembung
Takipnoe, takikardi, Defans
musculare, Bising usus menurun,
RT : nyeri tekan, TIA meningkat
Appendisitis
Pemeriksaan Penunjang
Proses
Lokasi
Inflamasi akut appendiks, Nyeri periumbilikal, diikuti
distensi dan obstruksi
nyeri di kuadran kanan
bawah
Ulkus peptikum & ulkus di mukosa
Epigastrik, dapat terasa
dispepsia
lambung/infeksi H, pylori sampai ke punggung
Pankreatitis akut Peradangan akut pada
Epigastrik, dapat menjalar
pankreas
ke punggung
Divertikulitis akut Inflamasi akut
Kuadran kiri/kanan bawah
divertikulum kolon
Obstruksi usus
Sumbatan lumen usus
Usus halus: periumbilikal,
akut (mekanik)
akibat adhesi/herniasi
kuadran atas abdomen
Kolon: kuadran bawah
kolon atau general
Nyeri abdomen
PID, KET, gangguan
Kuadran bawah abdomen
akut pada wanita adnexa
Diagnosa
CT scan
Endoskopi
Serum amilase/
lipase, CT scan
CT scan
Barium enema
Pemeriksaan
pelvis, USG atau
laparoskopi 23
Hernia
Lokasi Hernia
Ileus
Tatalaksana
Resusitasi ABC bila pasien tidak stabil
Air way (O2 60-100%)
Infus 2 akses vena bila dibutuhkan
dengan cairan kristaloid
FIDA Fasting, Infussion,
Decompression, Antibiotic
Pemeriksaan laboratorium
Pemasangan kateter urin, monitor output
urin setiap jambalans cairan ketat
Follow-up hasil lab dan Koreksi
ketidakseimbangan elektrolit
Perawatan di intermediate care
Rectal tubes hanya dilakukan pada
Sigmoid volvulus.
Operasi emergency bila:
Ada strangulasi, contoh: hernia
Ada tanda-tanda peritonitis yang
disebabkan karena perforasi atau
iskemia
Penyebab Ileus
Luminal
Mural
Extraluminal
Benda asing
Bezoars
Batu Empedu
Sisa-sisa
makanan
Neoplasims
lipoma
polyps
leiyomayoma
hematoma
lymphoma
carcimoid
carinoma
secondary Tumors
Crohns
TB
Stricture
Intussusception
Congenital
Postoperative
adhesions
A. Lumbricoides
Congenital
adhesions
Hernia
Volvulus
Tabel 3. Lokasi ileus berdasarkan gejala yang muncul. Siegenthaler W. Ileus. In: Differential Diagnosis in Internal Medicine, From Symptom to Diagnosis. Thieme,
New York 2007.
Pemeriksaan Radiologis
Posisi: Supine, tegak dan CXR
Pola udara dalam usus:
Gastric,
Colonic and 1-2 small bowel
Fluid Levels:
Gastric
1-2 small bowel
Caecal
Hepatobiliary
Udara bebas dibawah diaphragma
Rectum
Small Bowel
Central ( diameter 5 cm max)
Vulvulae coniventae
Ileum: may appear tubeless
Sindroma Kompartemen
Definisi
6P
: Pain, Pallor, Pulseless, Paresthesia,
Paralysis, Poikilothermia
Fraktur
Definisi
Etiologi
Klinis
Deskripsi fraktur
Fraktur
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan umum dicari
kemungkinan komplikasi umum
Pemeriksaan status lokalis
Look (Inspeksi)
Pembengkakan daerah tulang
yang patah biasanya membengkak
Deformitas
Lihat adanya penonjolan yang
abnormal
Tampak angulasi ke lateral atau
angulasi anterior
Adanya rotasi ke luar
Pemendekan lengan
Feel (Palpasi)
Nyeri lokal, nyeri tekan dan nyeri
sumbu, keadaan neurovaskular distal
pada arteri radialis dan ulnaris.
Pemeriksaan ulang untuk
mengetahui adanya sindrom
kompartemen.
Move ( Gerak)
Krepitasi terjadi bila tulang yang
patah digerakkan
Nyeri bila digerakkan baik pada
gerakan aktif maupun pasif
gangguan-gangguan fungsi, gerakangerakan yang tidak mampu
dilakukan, range of motion (ROM)
dan kekuatan.
Gerakan yang tidak normal.
Functiolaesa
Hilangnya fungsi misalnya pada
fraktur antebrachii lengan bawah
tidak dapat diangkat dan tidak dapat
berjalan.
Hubungan Fragmen
Fraktur dengan Dunia
Luar
- Fraktur Tertutup:
apabila tidak terdapat
hubungan antara tulang
yang fraktur dengan
dunia luar. Kulit
dipastikan intak.
- Fraktur Terbuka:
apabila kontinuitas kulit
terganggu sehingga
memungkinkan adanya
kontak antara tulang yang
fraktur dengan dunia luar.
Tipe Displacement
(Sumber: Greene, Walter B., dkk.
2006. Netters Orthopaedics, 1st
edition. Philadelphia: Saunders
Elsevier.)
Fraktur Khas
Colles
Dinner-Fork Deformity:
Fraktur pada bagian distal radius
dengan displacement segmen fraktur ke
arah dorsal
Terjadi akibat telapak tangan menumpu
berat badan ketika terjatuh
Smith
Fraktur pada bagian distal radius
dengan displacement segmen fraktur ke
arah ventral
Terjadi akibat punggung tangan
menumpu berat badan ketika terjatuh
Typical deformity : Garden Spade
Galeazzi
Monteggia
Fraktur ulna proksimal + dislokasi sendi
radioulnar proksimal
Klinis: sendi siku bengkak, deformitas,
ROM terbatas karena nyeri khususnya
supinasi & pronasi
Kaput radius biasanya dapat di palpasi
Sering terjadi cedera n.radialis; PIN
Colles Fracture
optimized by optima
Smith Fracture
optimized by optima
Greenstick Fractures
optimized by optima
Pemulihan Fraktur
Mekanisme Kalus
Destruksi Jaringan dan Pembentukan
Hematoma
Segera setelah fraktur, pembuluh
darah mengalami kerusakan dan
hematoma muncul pada garis
fraktur. Jaringan pada ujung-ujung
fraktur mengalami kekurangan
aliran darah sehingga mati dan
mengalami penyusutan beberapa
millimeter.
Inflamasi dan Proliferasi Sel
Pada 8 jam pertama dari kejadian
fraktur terjadi reaksi inflamasi dan
mulai bermigrasi dan proliferasinya
sel-sel mesenkim tulang dari
daerah periosteum dan menyebar
ke sekitarnya. Hematoma mulai
mengalami absorbsi dan kapiler
mulai tumbuh pada area fraktur.
Netters Orthopaedics, 1st edition.
Pemulihan Fraktur
Mekanisme Kalus (lanjutan)
Pembentukan Kallus Lunak
Sel-sel mesenkim tulang mulai menunjukkan aktivitas kondrogenik dan
osteoblastik dan dimulai dari pembentukan kartilago. Osteoklas mulai
bekerja meresorbsi jaringan tulang yang rusak. Terbentuk kallus yang
merupakan tulang yang masih tersusun atas jaringan fibrosa dan
belum mengalami mineralisasi/ tulang primer (woven).
Konsolidasi/ Pembentukan Kallus Keras
Aktivitas osteoblastik dan osteoklastik terus terjadi sehingga mulai
terbentuk tulang lamellar/ tulang sekunder yang terus mengalami
mineralisasi/ kalsifikasi. Hubungan antarfragmen tulang saat ini sudah
menjadi rigid, namun masih belum cukup kuat untuk menerima beban
secara normal hingga beberapa bulan.
Remodeling
Pada tahap ini, antarfragmen tulang telah dijembatani oleh tulang yang
solid. Dalam waktu beberapa bulan-tahun berikutnya akan terjadi
resorbsi pada tulang yang mengalami penyembuhan sehingga menjadi
lebih rapi. Medulla osseum sudah terbentuk dan kekuatan tulang
berangsur kembali normal.
Pemulihan Fraktur
Mekanisme Union Langsung
Pemulihan secara langsung ini terjadi apabila fragmen tulang
yang fraktur berhimpitan satu sama lain atau dalam tekanan
yang kuat.
Tidak terbentuk kallus dan terjadi proses osteoblastik secara
langsung antara kedua ujung fraktur (contact healing).
Mekanisme ini sering terjadi pada fraktur kompresi.
Union langsung relatif tidak sekuat pemulihan kallus, karena
pemulihan kallus lebih memastikan kekuatan ujung-ujung
fraktur.
Semakin besar tekanan yang terjadi, semakin kuat aktivitas
osteoblastik dan remodeling yang terjadi (hukum Wolff).
(a,b) two views; (c,d) two occasions; (e,f) two joints; (g,h) two limbs
-Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 9th edition-
Debridemen
Prinsip debridemen adalah membersihkan luka, baik di kulit maupun
diantara fragmen tulang, dari kotoran, benda asing, dan juga jaringan yang
sudah mengalami kematian permanen.
Stabilisasi
Stabilisasi fraktur terbuka dilakukan secara reduksi terbuka (open
reduction). Sementara untuk fiksasi dapat dilakukan dengan fiksasi
eksternal maupun internal tergantung pada kondisi fraktur.
Menutup Luka
Luka kecil pada fraktur derajat I dan II dapat segera dijahit setelah
dilakukan debridement dan stabilisasi. Luka yang lebih parah dan sulit
dapat ditutup sementara atau permanen dengan skin graft. Apabila
dilakukan penutupan sementara, harus dilakukan evaluasi 48-72 jam
berikutnya.
Dislokasi Pelvis
Posterior Hip
Gejala
Nyeri pada lutut dan
sendi bagian belakang
Sering terjadi pada orang
yang duduk di mobil dan
lutut terbentur
dashboard
Kaki terlihat memendek
dan dalam posisi fleksi,
endorotasi dan adduksi
Anterior Hip
Gejala
Nyeri pada sendi
panggul
Pada pasien yang
mengendarai motor
dalam posisi
mengangkang
Kaki dalam posisi
eksorotasi, ekstensi, dan
abduksi
Dislokasi Panggul
ANTERIOR
POSTERIOR
Dislokasi Bahu
Dislokasi Anterior
Lengkung (contour)
bahu berobah,
Posisi bahu abduksi &
rotasi ekterna
Teraba caput humeri di
bag anterior
Back anestesi
Gangguan n. axillaris
Dislokasi Posterior
Lengan dipegang di
depan dada
Adduksi
Rotasi interna
Bahu tampak lebih
datar (flat and squared
off)
Luka Bakar
Definisi
cedera jaringan akibat kontak
langsung dengan api, cairan panas,
gas, bahan kimia, listrik, atau radiasi.
Klinis
Derajat luka bakar :
Derajat 1 di epidermis, sembuh
dalam 5-7 hari, tampak sebagai eritema,
ada nyeri atau hipersensitivitas
setempat
Derajat 2 sampai dermis, ada sedikit
elemen epitel sehat yang tersisa, ada
nyeri, bula berisi eksudat.
Derajat 3 sampai subkutis hingga
organ yang lebih dalam, tidak ada
elemen hidup yang tersisa, kulit tampak
pucat/abu-abu/gelap/hitam,
permukaan kulit lebih rendah dari
sekitar, tidak ada bula dan tidak ada
nyeri.
Luka Bakar
Pada bayi :
Kepala dan leher
: 18 %
Thoraks dan abdomen
anterior: 18%
Thoraks dan abdomen
posterior: 18%
Ekstremitas atas
: 9%
Ekstremitas bawah
: 14%
Genitalia
:Luka bakar kecil : 1% dihitung
dengan ukuran telapak tangan
pasien
Didinginkan menggunakan air dalam suhu 10250C selama 30 menit setelah terkena luka
bakar. Luka perlu dibersihkan dari jaringan
mati lalu ditutup dengan dressing.
Irigasi luka bakar kimia
Medikamentosa
Profilaksis tetanus.
Escharotomy dan fasiotomiluka bakar
konstriksi.
Pencangkokan kulit.
Indikasi rawat :
Kontraktur
Trauma Inhalasi
Paraphimosis
Prepusium tidak dapat ditarik
kembali dan terjepit di sulkus
koronarius
Gawat darurat bila Obstruksi vena
superfisial edema dan nyeri
Nekrosis glans penis
Treatment: Manual reposition,
sirkumsisi
Hypospadia
OUE berada pada ventral penis
Three anatomical characteristics
An ectopic urethral meatus
An incomplete prepuce
Chordee ventral shortening and
curvature
Hydrocele
http://emedicine.medscape.com/article/
http://en.wikipedia.org/wiki/
Etiology
Clinical
Testicular torsion
Intra/extra-vaginal
torsion
Hidrocele
Varicocoele
Vein insufficiency
Hernia skrotalis
persistent patency of
the processus
vaginalis
Chriptorchimus
Congenital anomaly
HERNIA SKROTALIS
http://www.medscape.org/viewarticle/420354_8
Torsio Testis
Gejala dan tanda:
Nyeri hebat pada skrotum yang mendadak
Pembengkakan skrotum
Nyeri abdomen
Mual dan muntah
Testis terletak lebih tinggi dari biasanya atau
pada posisi yang tidak biasa
Labiognatopalatoshisis
Celah pada bibir
(labio), gusi (gnato)
dan langitan
(palate)
Indikasi Operasi
RULE OF TEN :
Berat badan 10 lb
(5 kg)
Usia 10 minggu
Kadar hemoglobin
darah 10 g/dL
Limb Ischaemia
Limb Ischaemia
Kelainan Kongenital
Intussusception
Hirschprung
Classifcation:
A low lesion
colon remains close to the skin
stenosis (narrowing) of the anus
anus may be missing altogether,
with the rectum ending in a blind
pouch
A high lesion
the colon is higher up in the pelvis
fistula connecting the rectum and
the bladder, urethra or the vagina
A persistent cloaca
rectum, vagina and urinary tract
are joined into a single channel
http://emedicine.medscape.com/
Learningradiology.om
Duodenal atresia
Gastroskisis
Defek pada dinding anterior
abdomen (biasanya di sebelah kanan)
sehingga organ abdomen keluar
melalui defek tersebut
Tidak terdapat selaput yang melapisi
dan ukuran defek biasanya kurang
dari 4 cm
Tatalaksana
Bungkus dengan kasa lembab dan rujuk
ke dokter bedah untuk dilakukan
penutupan
Pimary Closure
Staged Closure
Omphalocele
Usus, hati, dan terkadang organ lain
tetap berada di luar abdomen
didalam sebuah kantong karena
adanya defek pada perkembangan
otot dinding abdomen
Melibatkan tali pusat(umbilical cord)
Tatalaksana
Operasi harus ditunda sampai bayi
stabil, selama selaput ompfalokel masih
intak
Biopsi