You are on page 1of 15
i PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN BADAN KOORDINASITATA RUANG NASIONAL (BKTRN) Pedoman Peninjavan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan KATA PENGANTAR Sebagaimana telah kita pahami bersama, pelaksanaan otonomi daerah telah menjadi komitmen nasional. Dalam kaitan tersebut, pemerintah pusat berkewajiban mendorong pelaksanaan otonomi daerah tersebut. Penerbitan buku pedoman ini merupakan respon positif terhadap berbagai pertanyaan dan permintaan sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Buku pedoman ini Giharapkan dapat dijadikan salah satu pegangan Pemerintah Kota dan seluruh masyarakat terutama para praktisi dan para akademisi di berbagai kegiatan yang dalam tugas dan kegiatannya berkaitan dengan penataan ruang di kawasan perkotaan. Dalam proses. penyusunannya telah dllibatkan berbagai kalangan masyarakal dan para akademisi dari Perguruan Tinggi terkemuka. Di samping itu kami juga telah melaksanakan sosialisasi dan temu wicara dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi serta Tokoh Masyarakat. Pedoman ini berisi ketentuan umum, dasar peninjauan kembali, kriteria peninjauan Kembali, dan tata cara peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Kaw asan Perkotaan, ‘yang semvanya ini merupakan pedoman umum yang berlaku secara nasional. Dalam pelaksanaan ada kemungkinan ditemukan hahal yang perlu dipertajam dan kurang sesuai dengan kondisi setempat. Oleh karena itu pelaksanaannya tentu dapat disesuaikan dengan karakteristik setempat. Kami harapkan upaya fasiitasi pemerintah ini tidak selesai dengan adanya pedoman ini, namun dapat dilanjutkan dengan upaya penyebarluasan dan penyempumaannya, Untuk itu segala masukan, saran maupun kritik untuk perbaikan pedoman ini sangat kami hargai. Akhimya bagi seluruh pihak yang tedibat dalam penyusunan pedoman ini, kami mengucapkan terima kasih. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktur Jenderal Penataan Ruang _Rraruat Ir. Sjarifuddin Akil Menimbang. ‘Mengingat Menetapkan KESATU MENTER! PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAI NOMOR 327/KPTS/M/2002 TENTANG PENETAPAN ENAM PEDOMAN BIDANG PENATAAN RUANG MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, a. Dahwa untuk perkembangan wilayah propinsi, kabupaten/kota dan kawasan perkotaan yang ‘serasi dan berkesinambungan haus ditunjang dengan tata ruang wilayah; ‘>. bahwa rencana tata ruang wilayah mempunyai jenis, karakteristik, dan cara penanganan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat Kebutuhan pengaturan yang diperlukan tiap-tiap wilayah; ‘¢. bahwa untuk maksud tersebut huruf a dan b perl pengaturan dan penctapan kritcria-kriteria teknik, tata cara penyusunan, tata cara peninjauan kembali, dan pemanfsatan rencana-rencana tata ruang wilayah yang ditctapkan dengan Keputusan Mcnteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. 1. Undang-Undang No, 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomot HO}, . Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik ldonesia Nomor 3839); 2, Peraturan Pemerintah Nocioe 25 Tabun 2000 tentang Kewenangan Pemerintsh dan Kewenangan Propiosi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 4, Kepunacan Presiden No. 62 Tahun 2000 tentang Badan Koordinasi Penataan Rung Nasional, S. Kepotusan Presiden Nomor 22M Tahun 2001 tentang Kabinet Gotong Royong: 6. Keputusan Presiden Nossor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunaa Organisasi din Tata Kerja Departemen; 7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor O1/KPTSIM/2001 tentang (Onganisasi dan Tata Kerja Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DA! PENETAPAN ENAM PEDOMAN BIDANG PEN NPRASARANA WILAYAH TENTANG TAAN RUANG. Menctapkan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang scbagaimana tercantum pada : Lampiranf = Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Propin: Lampiran 11 Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Pro Lampiran II: Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; Lampiran IV: Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten: Lampiran ¥ Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotuan: Lampiran V1: Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, ‘yang merupakan bagian tak terpisabkan dari Keputusan Menter ini KEDUA Pedoman sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU merupakan pedoman dan acuan bagi para Penanggung jawab pengembangan Wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota seria Kawasan Perkotaan dalam menyusun rencana tata ruang wilayah dan kawasan perkotaan KETIGA + Semua ketentuan yang telah ada sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Menteri ini tetap berlaku sampai diganti dengan yang baru. KEEMPAT =: Hal-hal tcknis opcrasional yang belum di atur dalam Keptusan Menteri ini distur lebih lanjut oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. KELIMA —;Keputusan Menteri ini mulai beriaku pada tanggal ditetapkan, ‘Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada yang terhormat : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Mentcri Dalam Negeri; ‘Menteri Pertahanan; Menteri Kelautan dan Perikanan Menteri Kehutanan; Menetri Energi dan Sumber Daya Mineral; . Menteri Perhubungan; Mentcri Negara Lingkungan Hidup; 10, Menicri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas ; 11. Kepala Badan Pertanahan Nasional; 12, Para Gubernur seluruh Indonesia; 13. Para Bupati / Walikota seluruh Indonesia; 4. Sckretaris Jenderal Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah; 1S. Para Direktur Jenderal di lingkungan Departemen Permukiman din Prasarana Wilayah, DITETAPKAN BI JAKARTA, PADA TANGGAL. Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan DAFTAR ISI BABI BABII BAB Ill BAB IV DAFTAR ISI PENDAHULUAN 4.4 Ketentuan Umum. 1.2. Latar Belakang... 4.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Ruang Lingkup... DASAR PENINJAUAN KEMBALI RENCANA. TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN 2.1. Pengertian Peninjauan Kembali. 22 Kedudukan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam Sistem Penataan Ruang 23 Perlunya Peninjauan Kembali... 2.4 Proses dan Tahapan Peninjauan | Kembai KRITERIA PENINJAUAN KEMBAL! RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN 3.1” Kriteria Kesahan RTR Kawasan Perkotaan.. 3.2 Kelengkapan dan Keabsahan Data, 3.3. Metode dan Hasil Analisis. 3.4 Perumusan Strategi Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan......... 3.6 Kesahan Produk Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan......... 3.6 Prosedur Penyusunan Re Rencana Tata a Runa Kawasan il Perkotaan.... TATA CARA PENINJ AUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN 44 Tahap Evaluasi Data dan Informasi....... 4.2 Tahap Penentuan Pertu / Tidaknya Peninjauay 4.3 Tahap Penentuan Tipologi Peninjauan Kembali 4.4 Tahap Kegiatan Peninjauan Kembali. 13 3 4 5. Pedeman Peninjauan Kembali Rencana Tats Ruang Kawesen Perkotaan 1A. BABI PENDAHULUAN Ketentuan Umum Ruang adalah wadah secara keseluruhan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, dengan interaksi sistem sosial (yang meliputi manusia dengan seluruh kegiatan Sosial, ekonomi dan budaya) dengan ekosistem (sumber daya alam dan sumber daya buatan) bertangsung Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak. Penataan Ruang adalah proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruarg, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan wujud struktural dan pola ‘pemanfaatan ruang. Yang dimaksud dengan wujud struktural_pemanfaatan fuang adalah susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata ruang; diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan seperti pusat kota, lingkungan; prasarana jalan seperti jalan arteri, Kolekior, lokal dan sebagainya. Sementara pola pemanfaatan rvang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan tukuran fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam; diantaranya meliputi pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, industri, dan pertanian, serta pola penggunaan tanah perdesaan dan perkotaan. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No, 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, kawasan perkotaan dibedakan atas: a Kawasan Perkotaan yang berstatus administratif Daerah Kota; b. Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten; ¢. Kawasan Perkotaan Baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah Kawasan Perdesaan menjadi Kawasan Perkotaan; ‘Pedoman Peninjavan Kemball Remcana Tata Ruang Kawesan Perkotaan 1.3. d. Kawasan Perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, é&onomi dan fisik perkotaan. Latar Belakang Sebagaimana ditetapkan dalam Undang Undang No. 22 Tahun 1999, pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dititikberatkan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Karena itu, Pemerintah Daerah adalah pelaksana utama pembangunan, termasuk melaksanakan penataan ruang Kabupaten/Kota. Untuk mengarahkan perkembangan suatu kota sesuai dengan fungsinya, telah disusun suatu ‘Pedaman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan” sebagai dasar rujukan teknis pngaturan berbagai kebutuhan ruang dalam Wilayah Perkotaan, Di samping itu dipertukan pula suatu “Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan”. Rencana tata nang disusun dengan perspektif menuju keadaan pada masa depan yang diharapkan, bertiik tolak dari data, informasi, imu pengetahuan dan teknologi yang dapat dipakai, serta memperhatikan keragaman wawasan kegiatan tiap sektor. Perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis; iimu pengetahuan dan teknologi terkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, agar rencana tata ruang yang telah disusun itu tetap sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan keadaan, rencana tata ruang dapat ditinjau Kembali atau disempumakan secara berkala. Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dilakukan sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan dan dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan. Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan meliputi kegiatan pemantauan, penelaahan, dan diselenggarakan dengan menghormati hak perorangan atau lembaga berdasarkan peraturan perundang-undangan, hukum adat atau kebiasaan yang berlaku, Maksud dan Tujuan Maksud dari pekerjaan peninjauan Kembali rencana tata ruang kawasan perkotaan adalah merupakan kegiatan pemantauan, penelaahan dan penyempumaan rencana tata ruang kawasan perkolaan. Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan 14, Tujuan dari pekerjaan penyusunan pedoman peninjauan kembali rencana tata ruang kawasan perkolaan adalah sebagai upaya untuk menjaga kesesuaian antara pelaksanaan pembangunan atau pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruangnya, dan terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang, Ruang Lingkup Materi yang diatur dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan meliputi : a. Kriteria untuk menentukan bahwa Reneana Tata Ruang Kawasan Perkotaan perlu ditinjau kembali; b. _ Kajian kinerja Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan; c. Evaluasi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan dan sasaran pembangunan, dinamika perkembangan dan sebagai alat perencanaan; d. Analisis hubungan faktor-faktor eksternal dengan kebijaksanaan permbangunan serta struktur pemanfaatan ruang; e. Tata cara untuk peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan; {Tala cara pengesahan rencana; g. Kelembagaan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan BAB Il DASAR PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN 24 Pengertian Peninjauan Kembali Peninjauan kembali dan atau penyempumaan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkala agar selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang berfungsi seperti yang ditetapkan dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Rencana Tata Ruang merupakan pedoman untuk = a. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan pengendalian ruang di Wilayah Kabupaten/Kota; b. Mewujudkan —keterpaduan, —_keterkaitan, dan —_keseimbangan perkembangan antar kawasan Wilayah Kabupaten/Kola, serta keserasian pembangunan antar sektor, c. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan/atau masyarakat di Wilayah Kabupaten/Kota; d. Penyusunan rencana rinci tata ruang Kabupaten; @. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan. 22 Kedudukan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam Sistem Penataan Ruang Peninjauan kembali merupakan bagian dari “perencanaan tata ruang’ sebagai proses untuk memperbaiki rencana tala ruang yang telah ada, Kedudukannya berada pada setelah siklus penataan ruang dilakukan. Gambar 1.1 menjelaskan keterkaitan ketentuan penyusunan rencana, pengendalian serta peninjauan kembali sesuai dengan UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang. Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tate Ruang Kawa san Perkotean ————— a PP lain yang terkait PP Kawasan Proses dan prosedur penyusunan dan penetapan RTR sesuai dengan UUPR Pasal 13 (1) PP mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali dan atau penyempurnaan RTR Pasal 13 (4) (1) Gambar 1.1 Kedudukan Peninjauan Kembali Menurut Sistem Penataan Ruang UU No. 24 Tahun 1992 PERENCANAAN TATA RUANG (Pasal 13 dan 14) Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Pedoman peninjauan kembali dan penyusunan RTRW Tata Guna Tanah Tata Guna Air tea HAN Guna ay KAM Udara : Lainnya Pelaksanaan} Program Program | Pembiayaan! Pemanfaatan Pasal 15 (1) Pen- tahapan Pasal 15 (2) PEMAN — RUANG (Pasal 15 dan 16) Pola Peraturan Perundangan Tata (Cara Penyusunan Tata Ruang Fungsi Hankam Pasal 14 (3) PP mengenai Tata Guna Tanah Tata Guna sD Lainnya PERANGKAT INSENTIF DAN DISINSENTIF PAS AL 16 (1) PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Pasal 17 dan 18) Pengawasan Pelapo- Peman- a tauan Eva- luasi Penertiban Mekanisme Penjela Admi- Perdata Pida san ey ag Pasal W7 —— Pasal 18 (1) Penjelasan Pasal 18 (1) pola TGT.TGA,TGU, TGSDA lainnya Pasal 16 (a) Pedoman Peninjavan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Peckotaan 23 Perlunya Peninjauan Kembali Faktor yang menentukan dan menjadikan kegiatan peninjauan kembali fencana secara tata ruang menjadi suatu aktivitas yang penting untuk dilakukan berkala dalam proses penataan ruang adalah karena adanya perubahan atau ketidaksesuaian atau adanya penyimpangan yang mendasar antara rencana dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik karena faktor internal, maupun faktor ekstemal, a. Faktor Eksternal ‘Adanya perubahan dan/atau penyempumaan peraturan dan/atau tujukan sistem penataan ruang; ‘Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau sektoral kawasan perkotaan yang berdampak pada pengalokasian kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang berskala besar; ‘Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma sistem pembangunan dan pemerintahan serta paradigma perencanaan tata ruang; Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan seringkali radikal dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam meminimalkan kerusakan lingkungan; ‘Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur dan pola pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun lindung yang ada demi pembangunan pasea bencana. b, Faktor Internal Beberapa faktor intemal yang mempengaruhi perlunya peninjauan kembali adalah ; i Rendahnya kualitas Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang dipergunakan sebagai acuan untuk penertiban perizinan lokasi pembangunan, sehingga kurang dapat — mengoptimalisasi perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang cepat dan dinamis; Rendahnya kualitas ini dapat disebabkan Karena tidak diikutinya proses teknis dan prosedur kelembagaan perencanaan tata ruang; Terbatasnya pengertian dan komitmen aparat yang terkait dengan tugas penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan Rencana ‘Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam pelaksanaan pembangunan; ‘Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku di dalam masyarakat; Lemahnya aparatur yang berwenang dalam bidang pengendalian pemanfaatan rang. Podeman Peninjauan Kembali Rencana Tats Ruang Kawasan Perkotaan 24 Proses dan Tahapan Peninjauan Kembali Proses peninjavan kembali merupakan suatu bagian dari keseluruhan mekanisme dari rangkaian penataan ruang, dan dilakukan secara konsisten terhadap proses pemanfaatan ruang dan faktor ekstemal. Feekion Kembali dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu Evaluasi data dan informasi dari hasil kegiatan pemianfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; i, Penentuan pertu atau tidaknya peninjauan kembali; ii, Kegiatan peninjauan berupa analisis, kajian dan evaluasi/penilaian; iv. Kegiatan penyempumaan RTRW; v. Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian —_ pemanfaatan RencanaTata Ruang; vi. Menyiapkan hakhal yang berkaitan dengan legitimasi hukum pada materi Rencana Tata Ruang hasil peninjauan kembali Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan BAB Ill KRITERIA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN 34 32 324 Kriteria Kesahan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dikatakan sah jika memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut : a. b. “ d. e Data dan informasi lengkap dan sah; Metode dan analisis yang digunakan relevan; Perumusan konsep dan strategi pemanfaatan ruang kawasan sesuai dengan petunjuk penyusunannya; Muatan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan sesuai dengan ketentuan dalam UU Penataan Ruang dan peraturan petaksanaannya; Penyusunannya telah melalui prosedur dan komitmen yang lengkap. Kelengkapan dan Keabsahan Data Data dinyatakan lengkap bila minimal terdapat: a Data Kebijaksanaan Pembangunan Daerah: © Arahan Pola Dasar Pembangunan Daerah dan Propeda Kota; + Kebijaksanaan pembangunan sektor lainnya yang berpengaruh; © Informasi atau arahan RTRWN, Rencana Tata Ruang Pulau atau Perwilayahan, terhadap Kota/Perkotaan; Data karakteristik ekonomi wilayah dan perkembangannya, yang meliputi: PDRB Kota/Perkotaan minimal 5 tahun; Mobilitas orang dan barang; Sistem jaringan transportasi jalan; Produksi per sektor pembangunan; Produksi per sektor pembangunan dirinci per kecamatan; APBD Kota (minimal 5 tahun); Realisasi penerimaan dan pengeluaran rutin; Realisasi penerimaan dan pengeluaran pembangunan; Investasi pembangunan per sektor yang terkait dengan penataan ruang. Data dan kondisi perkembangan kependudukan/demografi, yang melig —_Jumlah penduduk kota/perkotaan; ‘Podoman Peninjavan Kembali Reneans Tata Ruang Kewasan Perkotaan 3.22 33 ¢ Kepadatan penduduk kotalperkotaan: © Tingkat perumbuhan penduduk kotalperkotaan: * — Lapangan pekerjaan penduduk kota/perkotaan. Data sumber daya buatan, meliputi © Sarana ekonomi tiap kecamatan di kota/perkotaan; Sarana sosial tiap kecamatan di Kota/perkotaan; Peta sarana dan prasarana transportasi; Pela prasarana pengairan; Peta sumber air baku; Peta sistem jaringan listrik; Peta sistem telekomunikasi Data sumber daya alam, meliputi : Peta penggunaan lahanitanah: Peta hidrologi/sumberdaya air, Peta topografi dan morfolagi; Peta geologi dan jenis tanah; Peta sumberdaya mineral; Peta iklim/meteorologi; Peta kehutanan; « Peta kawasan rawan bencana. ee ee wee Peta dibuat dengan kedalaman skala 1 : 20.000 sampai dengan 1 : 50.000. Data dinyatakan sah bila: Untuk peminjaman kembali RTRW Kota tahun -n, data yang dipakai untuk analisa sebaiknya direkamidisurvey tahun n-2 atau lebih mutakhir, supaya hasil analisanya tepat; ‘Sumber data hharus jelas dan merupakan produk legal dari instansi yang bertanggung jawab; ‘Skala peta harus sesuai dengan ketentuan yang ada, bila perlu dibuat petanya. Metode dan Hasil Analisis Dinatkanlengka jk inna terdapat Analisis untuk melihat Kedudukan Kota dalam sistem perwilayahan nasional, sistem tata ruang pulau, sistem perwilayahan propinsi, dan kote-kola lainnya. Analisis ini diny atakan lengkap jika minimal memiliki: _Jaringan transportasi nasional, pulau, propinsi; * Ahan kebijakan RTRWN, Rencana Tata Ruang Pulau, Perwilayahan, RTRWP, dan kebijaksanaan sektoral; * Sistem perkotaan regional yang berpengaruh; Pedoman Peninjouan Kembali Rencena Tata Ruang Kawesan Perkotean © Fungsi dan peranan kota dalam lingkup nasional, pulau, propinsi dilinat dari aspek ekonomi, transporiasi dan pencapaian pembangunan nasional/regional secara umum; = Sektor-sektor unggulan yang menjadi prime mover di kabupaten, propinsi, pulau maupun nasional, b. Analisis Demografi, meliput: Tingkat perkembangan penduduk; Pergerakan/mobilitas penduduk kota; Distribusi kepadatan penduduk kota/perkotaan; ‘Struktur pekerjaan penduduk kotalperkotaan; Struktur umur dan tingkat partisipasi angkatan kerja kota/perkotaan, c. Analisis Sosial Kemasyarakatan, meliputi: — Adat-istiadat yang menghambat dan mendukung pembangunan; = Tingkat partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan; Kepedulian masyarakat tethadap lingkungan; © Pergeseran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat setempat; ¢ Kinerja tingkat petayanan fasilitas dan ulilitas sosial, d. Analisis Ekonomi, meliputi: * Kondisi ekonomi dasar; ‘Struktur ekonomi kawasan kotalperkotaan; Peluang pertumbuhan ekonomi: Pergerakan barang dan jasa intra dan inter kawasan; Pola persebaran ekonomi kawasan; Potensi investasi. @. Analisis Fisik dan Daya Dukung Lingkungan, meliputi: * Kendala fisik pengembangan kawasan budidaya (rawan gempa, banjr, longsor, dil); ‘* Lokasi dan kapasitas sumber daya alam; _Kesesuaian lahan untuk kawasan lindung maupun budidaya. f. Analisis Sarana dan Prasarana, meliputi: ‘© Kondisi, jenis dan jumtah sarana sosial dan ekonomi; © Sarana dan prasarana transportasi; « — Sarana dan prasarana pengairan, listrik dan telekomunikasi. g. Analisis struktur dan pola ruang yang ada dan kecenderungan perkembangamya. Analisis ini dinyatakan lengkap apabila dapat dirangkum faktor-faktor pembentuk struktur dan pola pemanfaatan ruang dari kesimpulan analisis pola sebaran penduduk, pola sebaran kegiatan pembangunan (kegiatan budidaya), dan pola sebaran jaringan sarana dan prasarana. h. Analisis potensi dan kondisi suber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya manusia, meliputi seeee

You might also like