Professional Documents
Culture Documents
Bab 11
Bab 11
PENDAHULUAN
Mengumpulkan data-data terbaru tentang trauma dada dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan.
Penulisan makalah ini disusun secara sistematis dalam 4 bab, yaitu:
Bab 1 : Pendahuluan yang berisi: latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab 2 : Tinjauan teoritis yang terdiri dari; pengertian, etiologi, patofisiologi manifestasi klinik,
penatalaksanaan medic dan pemeriksaan diagnostik. Asuhan keperawatan yang terdiri dari;
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, discharge pleaning dan evaluasi
Bab 3: Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
1.
PENGERTIAN
OPEN PNEUMOTORAKS
A.
Adalah pneumotoraks yang terjadi akibat terdapatnya hubungan antara rongga pleura dengan
bronkus yang merupakan bagian dari luar. Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan
tekanan gerakan pernapasan, pada saat inspirasi tekanan menjadi negative dan pada saat
ekspirasi tekanan menjadi positif.
B.
Open pneumotoraks adalah adanya trauma tembus pada dinding dada dimana udara yang
masuk diruang pleura lebih banyak berasal dari paru-paru yang rusak dari pada defek dinding
dada. Jika dinding dada cukup lebar udara dapat masuk dan keluar dari ruang pleura pada setiap
pernafasan sehingga mnyebabkan paru didalamnya kolaps.
2.
a.
ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi
Dinding thorax
Dinding thorax terdiri atas kulit, fascia, saraf, otot, dan tulang. Kerangka dinding thorax
membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi jantung, paru-paru, dan beberapa
organ rongga abdomen. Kerangka thorax terdiri dari vertebra thoracica dan discus
entervertebralis, kostae dan cartilago costalis, serta sternum. Beberapa otot pernapasan yang
melekat pada dinding dada antara lain:
o Otot-otot respirasi : M. intercostalis externus, M. levator costae, M. serratus posterior superior
dan M. scalenus
3.
ETIOLOGI
Open pneumotoraks disebabkan oleh trauma tembus dada. Berdasarkan kecepatannya, trauma
tembus dada dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kecepatannya, yaitu :
- Luka tusuk
Umumnya dianggap kecepatan rendah karena senjata (benda yang menusuk atau mengenai dada)
menghancurkan area kecil di sekitar luka. Kebanyakan luka tusuk disebabkan oleh tusukan pisau.
Namun, selain itu pada kasus kecelakaan yang mengakibatkan perlukaan dada, dapat juga terjadi
ujung iga yang patah (fraktur iga) mengarah ke dalam sehingga merobek pleura parientalis dan
viseralis sehingga dapat mengakibatkan open pneumotoraks.
- Luka tembak
Luka tembak pada dada dapat dikelompokkan sebagai kecepatan rendah, sedang, atau tinggi.
Faktor yang menentukan kecepatan dan mengakibatkan keluasan kerusakan termasuk jarak
darimana senjata ditembakkan, kaliber senjata, dan konstruksi serta ukuran peluru. Peluru yang
mengenai dada dapat menembus dada sehingga memungkinkan udara mengalir bebas keluar dan
masuk rongga toraks.
4.
PATOFISIOLOGI
Pada manusia normal tekanan dalam rongga pleura adalah negatif. Tekanan negatif disebabkan
karena kecenderungan paru untuk kolaps (elastic recoil) dan dinding dada yang cenderung
mengembang. Bilamana terjadi hubungan antara alveol atau ruang udara intrapulmoner lainnya
(kavitas, bulla) dengan rongga pleura oleh sebab apapun, maka udara akan mengalir dari alveol
ke rongga pleura sampai terjadi keseimbangan tekanan atau hubungan tersebut tertutup. Serupa
dengan mekanisme di atas, maka bila ada hubungan antara udara luar dengan rongga pleura
melalui dinding dada, udara akan masuk ke rongga pleura sampai perbedaan tekanan
menghilang atau hubungan menutup.
Perubahan patofisiologi yang terjadi pada dasarnya adalah akibat dari :
1. Kegagalan ventilasi
2. Kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar.
3. Kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik.
Ketiga faktor diatas dapat menyebabkan hipoksia.
4 MANIFESTASI KLINIK
Gejala-gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang masuk ke dalam
rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis).
Gejalanya bisa berupa:
Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita menarik nafas
dalam atau terbatuk
- Sesak nafas
- Dada terasa sempit
- Mudah lelah
- Denyut jantung yang cepat
PENATALAKSANAAN MEDIK
Pneumotoraks terbuka membutuhkan intervensi kedaruratan. Menghentikan aliran udara yang
melewati lubang pada dinding dada merupakan tindakan menyelamatkan jiwa. Pada situasi
darurat tersebut, apa saja dapat digunakan untuk mentup luka dada misalnya handuk, sapu
tangan, atau punggung tangan. Jika sadar, pasien diinstruksikan untuk menghirup dan mengejan
dengan glotis tertutup. Aksi ini membantu mengembangkan kembali paru dan mengeluarkan
udara dari toraks. Di rumah sakit, lubang ditutup dengan kassa yang dibasahi dengan petrolium.
Balutan tekan dipasang dan diamankan dengan lilitan melingkar. Biasanya, selang dada yang
dihubungkan dengan drainase water-seal (WSD) dipasang untuk memungkinkan udara dan
cairan mengalir. Anti biotik biasanya diresepkan untuk melawan infeksi akibat kontaminasi.
B.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ro. Thoraks
Menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleura; dapat menunjukkan penyimpangan
struktur mediastinal (jantung).
Gas Darah Arteri (GDA)
Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi atau gangguan mekanik pernafasan
dan kemampuan mengkompensasi PaCO2 kadang meningkat. PaCO2 mungkin normal atau
menurun ;saturasi O2 bisa menurun.
Torasentesis
Menyatakan darah atau cairan serosanguinosa.
Hb
Mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah.
Asuhan Keperawatan pada kasus Gawat Darurat dengan pasien yang mengalami OPEN
PNEUMOTORAKS, berbeda dengan pemberian ASKEP pada Konsep Medikal Bedah.
Dalam mengkaji pasien Gawat Darurat dengan kasus OPEN PNEUMOTORAKS, harus
dilakukan dengan sistematis mulai dari:
d.
e.
f.
g.
h.
Beri posisi terlentang pada permukaan rata yang tidak keras, kedua lengan pasien disamping
tubuhnya.
R/ mengantisipasi trauma servikal, posisi yang tepat dan lingkungan yang nyaman dapat
penolong dan korban dalam melakukan tindakan.
Berikan posisi nyaman pada klien seperti semifowler/fowler
R/meningkatkan inspirasi maksimal,meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tak
sakit.
Buka jalan nafas dengan mengunakan tekhnik gabungan head tilt-chin lift atau dengan tekhnik
jaw thrust apabila klien dicurigai mengalami trauma cervical.
R/membuka jalan nafas dengan mengangkat epiglottis.
Beri O2 atau pasang ventilator
R/alat dalam menurunkan kerja napas, meningkatkan penghilangan distress respirasi dan sianosis
sehubungan dengan hipoksemia.
R/mengurangi tekanan intrapleura
Berikan obat jenis analgetik
R/mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri
Lakukan pemasangan WSD
R/untuk mengeluarkan darah yang menumpuk pada rongga pleura.
Evaluasi :
1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.
2.
Diagnosa :
Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral b/d penurunan aliran balik vena,penurunan curah
jantung.
Intervensi :
a.
Tentukan ada tidaknya denyut nadi .
R/perabaan dilakukan untuk mengetahui apakah jantung masih berkontrasi atau tidak.
b. Hubungi system darurat dengan memberikan informasi tentang hal-hal yang terjadi dan
peralatan yang diutuhkan.
R/informasi yang diperoleh akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya sehingga
pertolongannya akan lebih mudah
c.
Kolaborasi dalam pemasangan dan pemberian cairan infuse
R/memenuhi kebutuhan cairan dan elektorlit. Pantau pemberian cairan yang dilakukan, jangan
sampai terjadi udem
1.
2.
Evaluasi
Tekanan darah kembali pada nilai 120/80
Tampak tidak adanya sianosis
D:Disability (kesadaran)
Pada pasien open pneumotoraks memang mungkin akan mengalami penurunan kesadaran tapi
GCS nya sekitar 12-14
E:Exposure
Adanya luka tembus menyebabkan luka terbuka dan bunyi aliran udara terdengar pada area luka
tembus. Yang selanjutnya disebut sucking chest wound (luka dada menghisap).
Resiko terjadinya infeksi b/d adanya luka tusuk
Intervensi:
a. Luka tembus perlu segera ditutup dengan pembalut darurat atau balutan tekan dibuat kedap
udara dengan petroleum jelly.
R/ memungkinkan udara yang terhisap dapat dikeluarkan dan bagian yang terbuka sebagai katup
dimana udara dapat keluar dan paru-paru akan mengembang.
b.
Pemberian antobiotik
R/mengurangi terjadi proses infeksi
c.
Pertahankan kebersihan daerah sekitar luka
R/mencegah terjadinya iritasi
Evaluasi
1.
2.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
OPEN PNEUMOTORAKS merupakan pneumotoraks yang ter jadi akibat terdapat
hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang merupakan bagian dari luar. Tekanan intra
pleura sama dengan tekanan barometer atau sama dengan udara luar sedangkan tekanan intra
pleura sekitar nol. Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan gerakan pernapasan,
pada saat inspirasi tekanan menjadi negative dan pada saat ekspirasi tekanan menjadi positif. .
Untuk dapat memberikan terapi yang tepat pada penderita OPEN PNEUMOTORAKS
pemahaman mengenai patofisiologinya adalah sangat penting.
2.
SARAN
Untuk menangani kasus gawat darurat dengan masalah OPEN PNEUMOTORAKS
Hal yang perlu dilakukan adalah :
a.
b.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanty, Paula, dkk.2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.Jakarta:TIM
http///G.Keperawatan Gadar Trauma Dada.akses tanggal 28 maret 2010.