Professional Documents
Culture Documents
Surat Perjanjian Angkutan Laut
Surat Perjanjian Angkutan Laut
1.
PEMILIK / OPERATOR :
2.
3.
4.
6.
8.
10.
12.
14.
16.
18.
20.
21.
22.
Direktur Utama
BOBY ELANDA
Direktur
KETENTUAN UMUM
SPAL No.
/SPAL/FC-
/IV/2012
(Halaman Kedua)
1. Pemilik / Operator berhak dan dibenarkan memuat angkutan di atas dek dan segala resiko adalah menjadi beban
dan tanggungjawab Penyewa / Shipper dengan limit kapal dalam keadaan layak laut (Sea Worthy). Pemilik /
Operator tidak bertanggungjawab atas tumpah, hilang, rusak, berubah kualitas, berkurang muatan, baik dalam
pelayaran maupun sewaktu berada di Pelabuhan Muat / Bongkar.
2. a. Pemilik / Operator berhak untuk menahan dan / atau menjual muatan, apabila pembayaran uang tambang
dari Penyewa / Shipper tidak dilunasi sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kontrak untuk
menutupi kerugian yang timbul akibat dari pelaksanaan pengangkutan.
c. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran dari yang telah disepakati atau menyimpang dari poin 10 dalam
Perjanjian Angkutan Laut ini, pihak Pemilik/Operator Kapal berhak memperhitungkan keterlambatan tersebut
sebagai Demurrage.
d. Apabila jumlah muatan lebih dari yang tercantum atau kesepakatan yang ada dalam di perjanjian ini, maka
pemilik barang/muatan akan menambah uang tambang secara protata (sesuai jumlah kelebihan muatan).
3. Di tempat-tempat yang dangkal dan membahayakan ABK dan kapal, maka Pemilik / Operator berhak untuk
menentukan tempat yang aman dan terdekat untuk pemuatan dan pembongkaran muatan demi keselamatan
ABK dan kapal.
4. Apabila karena sesuatu dan lain-hal lain atau terjadi keterlambatan dan/atau menyangkut teknis sehingga kapal
mengalami keterlambatan / hambatan untuk muat, maka Pemilik / Operator dibenarkan untuk menggantikannya
dengan tongkang / armada lain yang sama ukurannya dengan menambah/merubah dari isi dan bunyi Perjanjian
ini.
5. Asuransi Muatan, Lashing/Unlashing, Material Marine Cargo, Surveyor, OPP/OPT, Crane Darat, EMKL, PBM,
Terpal dan Papan Penyangga serta hal-hal teknis yang menyangkut muatan adalah menjadi beban dan
tanggungjawab Pihak Pemilik Muatan.
6. Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah seperti : Badai, Ombak Besar, Pasang Surut Air, Gempa Bumi,
Sengatan Petir, Pernyataan Darurat dari Pemerintah serta hal lain yang sifatnya diluar kemampuan akal manusia
(Act of God), tetapi tidak termasuk pemogokan buruh yang disebabkan kesalahan Pihak Kedua.
7. Apabila terjadi General Average, maka akan mengikuti York Anterwerp 1974 / Undang-Undang yang berlaku di
Indonesia dan Uang Tambang dan Dead Freight tidak dapat di Collect dari General Average tersebut.
8. Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan dibicarakan bersama dan ditambahkan setelah ada
persetujuan sebagai Addendum.
9. Pihak Kedua menjamin sepenuhnya jumlah Tonase / Kubikasi muatannya dan bila diragukan maka Pihak
Pertama berhak menunjuk Pihak Ketiga atau Surveyor untuk mengukur kembali muatan tersebut. Biaya
Surveyor ditanggung Pihak Pertama dan Pihak Kedua wajib membayar Uang Tambang / Biaya Freight sesuai
hasil pengukuran ulang Pihak Surveyor.
10. Apabila kemudian hari ternyata terdapat perbedaan pendapat dalam mengartikan perjanjian ini maka kedua
belah pihak akan bermusyawarah / mufakat terlebih dahulu dan apabila ternyata tidak terdapat kata sepakat
maka kedua belah pihak menunjuk pada pengadilan negeri yang disetujui bersama.
11. Ketentuan Umum ini menjadi satu dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Perjanjian Angkutan Laut
di halaman pertama sebelum ini.
Dumai, 29 April 2012
PEMILIK KAPAL / OPERATOR
Direktur Utama
BOBY ELANDA
Direktur
ELYASER AHMAD F.
S 1 MTL-D