You are on page 1of 14

I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang


Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang essensial
untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk
hidup. Berhubung vitamin tidak disintesa dalam tubuh, kecuali
vitamin K, maka vitamin harus ada dalam makanan yang
dikonsumsi. Bila tidak ada dalam makanan maka tubuh dapat
kekurangan vitamin yang mengakibatkan berbagai keadaan
antara lain organ tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dan apabila kekurangan berlangsung lama dapat
menyebabkan penyakit. Vitamin tidak memberikan kalori dan
tidak ikut menyusun jaringan tubuh tetapi memberikan fungsi
yang spesifik dalam tubuh (Sudarmadji, 2003).
Vitamin mempunyai sifat fisis maupun kimiawi yang
spesifik maka cara analisanya juga spesifik. Ada beberapa
cara analisa vitamin yaitu cara kimiawi, cara biologis, maupun
cara mikrobiologis. Analisa vitamin secara kimiawi, atau fisiko
kimia didasarkan pada sifat vitamin baik sifat fisis maupun
kimiawi. Cara ini lebih cepat dan murah dibandingkan cara
biologis. Analisa cara biologis mempunyai kelebihan yaitu
dapat langsung diketahui peranan vitamin tersebut dalam zat
hidup, serta secara kuantitatif dapat diketahui jumlahnya.

Sedang cara kimiawi hanya sekedar menentukan jumlah


(kuantitas) saja. Oleh karenanya sering kedua cara ini
dilakukan secara bersama agar diperoleh data yang lebih
lengkap (Sudarmadji, 2003).
Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C berperan
membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya.
Vitamin C juga bekerja sebagai antioksidan. Perusahaan
kadangkadang menambahkan vitamin C pada produk
makanannya untuk menjaga kandungan bahan tertentu.
Vitamin C juga penting untuk membentuk kolagen, serat,
struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan
tulang dan gigi dan juga untuk membentuk jaringan bekas
luka. Vitamin C juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap
infeksi dan membantu tubuh menyerap zat besi. Vitamin C
adalah vitamin yang tergolong larut dalam air. vitamin C dapat
terbentuk

sebagai

asam

L-askorbat

dan

asam

L-

dehidroaskorbat; keduanya mempunyai keaktifan sebagai


vitamin C. asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara
reversibel

menjadi

dehidroaskorbat

asam

secara

L-dehidroaskorbat.

kimia

mengalami perubahan lebih

sangat

labil

Asam
dan

L-

dapat

lanjut menjadi asam L-

diketogilonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi


(Winarno, 2002, Hal. 131).

1.2 Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui adanya vitamin C dalam suatu bahan
pangan.
1.3 Prinsip Percobaan
Berdasarkan reaksi oksidasi vitamin C dengan KMNO4

Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Uji Vitamin C

II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang
digunakan, (2) Pereaksi yang digunakan, (3) Alat-alat yang
digunakan, dan (4) Metode Percobaan
2.1 Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada uji vitamin B adalah
sampel B (Love juice jeruk),D(Vitamin Cafiflexs),dan A(Mizone
apel kelapa).
2.2 Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan adalah KMnO4
2.3 Alat yang digunakan
Alat yang diguanakan pada uji vitamin C adalah tabung
reaksi, pipet tetes, Gelas Kimia, dan rak tabung reaksi.

2.4 Metode Percobaan

1 ml sampel
(tetes demi tetes)

1 ml KMnO4 1 N

Amati perubahan warna jika KMnO4 hilang,


mengandung vitamin C

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Vitamin C

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

III HASIL PENGAMATAN


Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Pengamatan,
dan (2) Pembahasan
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin C
Sampel

Pereaksi

B(Love

Warna KMnO4

juice

hilang

jeruk)
D(Vitami
n
Cafiflexs)
A(Mizone
apel

Warna KMnO4

KMnO4

Warna KMnO4
hilang
Warna KMnO4
hilang

Hasil I

Hasil
II

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

kelapa)
Sumber : Hasil 1 : Etrina dan Fadhillah, Kelompok I, Meja7,
2015
Keterangan;
(+) Mengandung Vitamin C
(-) Tidak mengandung vitamin C

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Gambar 3. Hasil Pengamatan uji vitamin C

Vitamin

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

3.2. Pembahasaan
Berdasarkan pengamatan didapat hasil bahwa sapel B
(Love juice jeruk),D(Vitamin Cafiflexs),dan A(Mizone apel
kelapa) mengandung Vitamin C yang ditandai dengan

hilangnya warna KmnO4.


Dalam percobaan uji vitamin C ada penambahan
KMnO4yang berfungsi sebagai indikator bahwa di dalam
sampel terdapat vitamin C dengan ciri reaksi dapat
menghilangkan atau melarutkan warna asli dari KMnO 4
(ungu tua).
Dalam percobaan uji vitamin C tidak dilakukan
pemanasan karena sifat vitamin C sendiri adalah tidak
tahan pada suhu tinggi, sehingga apabila vitamin C
dipanaskan akan rusak.
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti
pemanasan
berbahayanya

yang

menyebabkan

struktur, pencucian

rusak
sayuran

atau
setelah

dipotong-potong terlebih dahulu, adanya alkali atau


suasana basa selama pengolahan, membuka tempat
berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi
yang tidak reversibel. Penambahan tomat atau jeruk

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, hlm:


411, 2005).
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen,
yaitu

sejenis

protein

yang

menghubungkan

semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan


jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang
baik

dapat

menyembuhkan

patah tulang,

memar,

pendarahan kecil, dan luka ringan.


Sifat vitamin C mudah rusak, larut dalam air, mudah
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas,
sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga
dan besi (Qonita, 2008).
Vitamin C dalam larutan air mudah dioksidasi,
terutama

apabila

dipanaskan.

Oksidasi

dipercepat

apabila ada tembaga atau suasana katalis. Kehilangan


vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan,
dan cahaya. Vitamin C merupakan reduktor kuat. Bentuk
teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat. Dengan
demikian vitamin C juga berperan menghambat reaksireaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan
bertindak sebagai inhibitor (Poedjiadi, 1994).

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

Vitamin C larut dalam air, vitamin C juga dapat


digolongkan sebagai karbohidrat. Kebanyakan hewan
mampu membuatnya dari glukosa, suatu karbohidrat
yang tersebar di alam. Akan tetapi, manusia dan
beberapa jenis hewan lain kurang dalam enzim yang
diperlukan untuk mengubah glukosa menjadi vitamin C,
dengan demikian, mereka harus tergantung dari sumber
makanan. Dalam bentuk kimia aslinya, jika kering,
vitamin C adalah betul-betul stabil. Akan tetapi, jika
dalam larutan, seperti halnya dengan vitamin C dalam
pangan, bahan tersebut adalah paling tidak stabil
dibanding dengan zat gizi lainnya. Vitamin C mudah
rusak jika dibiarkan terkena udar, panas, tembaga atau
alkali. Bahan tersebut cukup stabil dalam larutan yang
asam. Sumber pangan yang baik akan vitamin C adalah
buah-buahan, sayuran yang berdaun hijau dan tomat.
Daun yang hijau tua seperti singkong, pepaya, atau ubi
jalar menyediakan lebih banyak vitamin C daripada yang
hijau pucat seperti kol. Walaupun demikian, kebanyakan
daun yang hijau pucat juga merupakan sumber yang
berguna akan vitamin C. jambu biji, pepaya, buah jeruk
dan mangga adalah sumber yang baik (Winarno, 1997).

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

Defisiensi vitamin C adalah Skorbut (sariawan),


pendarahan gusi Mudah terjadi luka dan infensi tubuh,
dan kalau sudah terjadi sukar disembuhkan. Hambatan
pertumbuhan pada bayi dan anak-anak. Pembentukan
tulang yang tidak normal pada bayi dan anak-anak. Kulit
mudah mengelupas (Najib, 2010).
Vitamin

dan

L-ascorbic

acid(askorbat)

tidak

memiliki kinerja pada keduanya tetapi terdapat bentukbentuk vitamin C diantarannya: Asam ascorbat (bersifat
asam), Garam ascorbat, Vitamin C dengan bioflavonoid,
ascorbat dan metabolit vitamin C,Ascorbat palmitat.
(Najib,2010)
Hasil yang didapat kurang sesuai dengan hasil
sebenarnya
dilakukan

dikarenakan
praktikan

dalam

faktor

kesalahan

melakukan

yang

percobaan,

kurang teliti dalam memasukkan larutan kedalam tabung


reaksi terlalu berlebih atau terlalu kurang dan karena
alat-alat

yang

digunakan

kurang

bersih

dalam

membersihkannya.
KMnO4 dalam percobaan ini dapat digantikan dengan
I2 apabila memang diperlukan.

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan,
dan (2) Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan didapat hasil bahwa sapel B
(Love juice jeruk),D(Vitamin Cafiflexs),dan A(Mizone apel
kelapa) mengandung Vitamin C yang ditandai dengan

hilangnya warna KmnO4.


4.2 Saran
Sebaiknya

praktikan

lebih

memahami

prosedur

percobaan secara sistematis, dan dalam melakukan


percobaan harus lebih teliti.

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

DAFTAR PUSTAKA
Najib, Ahmad, (2010), Vitamin, http://nadjeeb.wordpress.com
Poedjiadi,A. (2005), Dasar-dasar Biokimia, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Qonita, (2008), Vitamin, http://qforq.multiply.com akses 2
April 2015.
Sudarmadji, et all, (2007), Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian, Penerbit Liberty Yogyakarta bekerjasama
dengan UGM, Yogyakarta.
Winarno, F.G., (1992), Kimia Pangan dan Gizi, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Laboratorium Biokimia Pangan


(Uji Vitamin C)

Vitamin

LAMPIRAN ASISTEN
Sampel

Pereaksi

KMnO4

Warna KMnO4

Hasil

Warna KMnO4 hilang

(+)

Warna KMnO4 hilang

(+)

Warna KMnO4 hilang

(-)

Sumber : Hasil 1 : Etrina dan Fadhillah, Kelompok I,


2015
Keterangan;
(+) Mengandung Vitamin C
(-) Tidak mengandung vitamin C

Meja7,

You might also like