You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI

ANALISIS KUALITAS PERAIRAN PADA WADUK TASIKARDI


SERANG BANTEN

Disusun oleh :
Kelas TPS-50 / III

PROGRAM DIPLOMA IV
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2015

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem perairan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik)
dan perairan tergenang (lentik). Perairan mengalir adalah suatu bentuk perairan tawar
yang di dalamnya ada arus yang secara terus menerus mengalir dari tempat yangtinggi
ke tempat yang rendah, diantaranya adalah sungai, saluran irigasi, dan got. Perairan
menggenang merupakan perairan terbuka yang di dalamnya terkandung banyak
komponen-komponen biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi, dalam hal ini
sungai maupun kolam atau waduk dapat berperan sebagai sumber daya hayati yang
bermanfaat. Salah satu contoh perairan menggenang (lentik) adalah waduk.
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan
dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk
tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai indikator
kualitas perairan tersebut.
Waduk atau reservoir (etimologi: rservoir dari bahasa Perancis berarti
"gudang"adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau
pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun
di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah
atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton.
Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam
tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air
(http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk.2014).
Kondisi limnologis di suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
bersifat fisika, kimia maupun biologi. Faktor-faktor fisika, kimia dan biologi yang
khas bagi suatu keperluan dinyatakan dalam suatu angka atau kisaran angka dalam
suatu satuan. Suatu perairan dinyatakan baik atau buruk dalam bidang perikanan dapat
diketahui dengan banyak sedikitnya faktor biotik atau organisme perairan seperti
plankton, benthos dan tumbuhan air. Faktor abiotik meliputi sifat fisika dan kimia.
Sifat-sifat fisika antara lain: suhu, kecerahan, kekeruhan, kedalaman dan sifat-sifat
kimia antaralain: pH, O2 terlarut, CO bebas, BOD.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana
bagaimana kita dapat mengenal secara mendetail menganalisis kualitas air secara
fisika, kimia dan biologi berdasarkan parameter yang ada sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana kualitas air tersebut apakah dalam keadaan baik atau telah
mengalami pencemaran.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini diantaranya dapat mengetahui secara langsung
mengenai analisis kualitas air secara fisika, kimia dan biologi khususnya di perairan
waduk.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Limnologi
Limnologi (dari bahasa Inggris- Limnology, dari bahasa Yunani: lymne
danau dan logos pengetahuan merupakan pendelaman bagi biologi perairan darat
terutama perairan tawar, lingkup kajiannya kadang-kadang mencakup juga perairan
payau cestuari). Limnology merupakan bagian menyeluruh mengenai kehidupan di
periaran darat sehingga digolongkan sehingga bagian dari ekologi. Dalam bidang
perikanan, limnology dipelajari sebagai dasar bagi budidaya perairan (akuakulture)
darat (Luarhardgson, 2010).
B. Waduk
Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah yang
digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air / musim penghujan
sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air waduk terutama
berasal dari aliran permukaan dtambah dengan air hujan langsung.
C. Parameter Kualitas Air
Kualitas air adalah sifat air secara fisika, kimiawi, biologis, radioaktivitas, dan
organoleptik (Hehannusa et al , 2001). Parameter fisika diantaranya adalah kecerahan
air, suhu air dan udara, derajat keasaman (pH), kecerahan, dan warna perairan.
Sedangkan parameter kimia adalah alkalinitas, O2 terlarut, konduktivitas dan CO2
bebas. Air merupakan fasa cair dari persenyawaan kimia yang dibentuk oleh dua
bagian berat hidrogen dan 16 bagian berat oksigen, di dalam air itu terkandung pula
sejumlah kecil air berat, gas dan zat padat, terutama bentuk garam dan larutan
(Hehanusa, 2001). Air normal yang memenuhi persyaratan untuk suatu kehidupan
mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung
pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen didalam air
(Wisnu, 2004). Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang
kesungai atau danau akan mempengaruhi pH air yang pada akhirnya dapat
mengganggu kehidupan organisme didalam air ( Wisnu, 2004). Air dapat dinentralkan
dengan basa NaOH atau asam HCl dengan indikator PP dan MO, PP berubah warna
pada pH 8,3. dan MO berubah warnanya pada pH 4,5 (Syafriadiman et al, 2005).
D. Parameter Fisika
1. Suhu
Menurut Agrifishery (2010) strtifikasi suhu pada kolam air dikelompokkan
menjadi 3 yaitu :
Lapisan epilimion yaitu lpisan sebelum atas perairan yang hangat
dengan penurunan suhu relatif kecil dari 320 menjadi 280.
Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah
yang mempunyai penurunan suhu sangat tajamdari 28 0C menjadi
210C.
Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimion yaitu lapisan yang paling
bawah dimana pada lapisan ini perbedan sangan kecil relatifkonstan.
2. Kecerahan

Kecerahan adalah ukuran transporansi perairan yang ditentukan secara visual


dengan mengunakan scchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari suatu
perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter (Effendi, 2003 dalam kiki,
2011). Kecerahan merupakan tingkat penetrasi cahaya matahari yang
dinyatakan dengan satuan panjang. Alat yang bias digunakan untuk mengukur
tingkat kecerahan air adalah sechi disk, yaitu berupa pirigan yang diberi warna
hitam putih dan dihubungkan dengan tali pegangan yang mempunyai garisgaris skala. Pada perairan tambak, kecerahan erat dikaittanya dan berbanding
terbalik dengan jumlah fitoplankton didalamnya ( Morindro, 2008).
3. Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan adanya gas terlarut misalnya H2S,
Organisme hidup misalnya ganggang, adanya limbah padat dan limbah cair
misalnya hasil buangan dari rumah tangga, adanya organisme pembusuk
limbah, dan kemungkinan adanya sisa-sisa bahan yang digunakan untuk
disinfeksi misalnya Chlor yang masuk ke badan air.
4. Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau. Bau ini dapat
ditimbulkan oleh benda asing yang masuk ke dalam air, seperti bangkai
binatang, bahan buangan, maupun disebabkan oleh proses penguraian senyawa
organik dan bakteri. Pada peristiwa penguraian senyawa organik yang
dilakukan oleh bakteri tersebut dihasilkan gas-gas berbau menyengat bahkan
ada yang beracun seperti H2S, NH3, dan gas-gas lainnya. Pada peristiwa
penguraian zat organik berakibat meningkatnya penggunaan oksigen terlarut
di air (Biological Oxygen Demand) oleh bakteri, dan mengurangi kandungan
kualitas oksigen terlarut (Disvolved Oxygen) dalam air, sehingga di dalam air
minum tidak ada bau yang merugikan penggunaan air.
E. Parameter Kimia
1. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air
alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar.
Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%.
Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila
konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam
sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki
kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati
memiliki kadar garam sekitar 30%.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan
didasarkan bahwa halida-halidaterutama kloridaadalah anion yang paling
banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa
dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam bagian perseribu (parts per

thousand , ppt) atau permil (), kira-kira sama dengan jumlah gram garam
untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas
dinyatakan sebagai dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik
sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan sebagai
standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam
Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas
sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki unit,
sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per
liter larutan.
2. DO
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga
disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur
dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia
dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan
melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran
juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran
parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod.
3. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga
nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala
absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Sren
Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti
makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p
berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata
bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk
pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti
"logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan
sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam,
dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan
kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran,
pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja
bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam
frekuensi yang lebih rendah.

F. Parameter Biologi
1. Plankton
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup
dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara
luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia,
karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama
mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya
kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai
kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam
mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk
memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan,
tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah
sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika
dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada
plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu
karang, kerang, dan ikan paus. Plankton dibagi menjadi : 1. fitoplankton 2.
Zooplankton.
2. Benthos
Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam, atau di
dasar laut, dikenal sebagai zona bentik. Mereka tinggal di dekat laut atau
endapan lingkungan, dari pasang surut di sepanjang tepi kolam, dan kemudian
ke bawah abisal pada kedalaman.
Karena cahaya tidak menembus ke dalam laut, sumber energi yang
mendalam untuk ekosistem bentik memiliki organik yang lebih tinggi dari
pada air bawah kolom yang masuk ke kedalaman.

BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat: Waduk Tarsikadi, Kab. Serang, Provinsi Banten
Waktu
: Jumat, 11 Desember 2015
Pukul 10.00 11.30 WIB
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Thermometer
Secchi disk
Sekop
Ember
Botol sampel
DO meter
Kertas lakmus
Refraktometer
Pipet
Mikroskop
Kaca preparat
Mika
Tisu
2. Bahan
Formalin 4%
Air sampel
Sampel benthos

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Parameter Fisika
STASIUN

SUHU

30oC

31oC

32oC

KECERAHAN

4,2

1,9

RASA

TAWAR

TAWAR

TAWAR

BAU

TIDAK BERBAU

TIDAK BERBAU

Hasil Pengamatan

BAU KOTORAN
SAPI

SUHU
32.5
32
31.5
SUHU

31
30.5
30
29.5
29
STASIUN I

STASIUN II

STASIUN III

KECERAHAN
4.5
4
3.5
3
KECERAHAN

2.5
2
1.5
1
0.5
0
STASIUN I

STASIUN II

STASIUN III

Pengamatan air laut


Stasiun
Suhu
Salinitas
Kecerahan

1
330C
24 ppm
18,5 cm

2
320C
15 ppm
22,5 cm

3
32.50C
9 ppm
18,5 cm

Pengamatan air Waduk Tasikardi


Stasiun
Suhu

1
300C

2
310C

3
320C

4
340C
0 ppm
23,5 cm

Kecerahan
Rasa
Bau

4,2 cm
Tawar
Tidak berbau

4 cm
Tawar
Tidak berbau

1,9 cm
Tawar
Berbau kotoran sapi

B. Parameter Kimia
STASIUN

SALINITAS

DO

pH

SALINITAS
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

SALINITAS

DO
8
6

DO

4
2
0
STASIUN 1 STASIUN 2 STASIUN 3

pH
6
4

pH

2
0
STASIUN I

STASIUN II STASIUN III

C. Parameter Biologi
Plankton
Skeletonema

Rotifera

Clorophyta

Dinoflagellata

Benthos
Dalam praktikum ini tidak diketemukan sama sekali benthos, melainkan hanya
lumpur dasar perairan waduk saja tanpa adanya satupun organisme.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Parameter Fisika
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa suhu di 3 stasiun berbeda dan
memiliki perbedaan 10C setiap stasiun yang di amati. Untuk kecerahan pada
setiap stasiun juga berbeda, namun kecerahan pada danau Tasikardi ini
sangatlah renda, yaitu <5cm setiap stasiun yang diamati. Hal ini disebabkan
karena banyak partiket yang menghalangi permukaan perairan, oleh karena itu
kecerahan sangat rendah. Untuk bau pada setiap stasiun pengamatan juga
berbeda di karenakan oleh faktor lingkungan. Pada stasiun 1 dan 2 air tidak
berbau, namun pada stasiun pengamatan ke-3 air berbau kotoran sapi, karena
di sekitar stasiun terdapat populasi sapi ternak yang di biarkan berkeliaran
begitu saja, sampai pada akhirnya mencemari air danau. Rasa pada air situ
Tasikardi ini tidak asin dan tidak payau, melaikan rasa nya tawar, dan ini
dibuktikan pada pengukuran salinitas yang bernilai 0 ppm. Warna pada situ
Tasikardi ini berwarna hijau karena situ ini mengandung banyak fitoplankton
sehingga warna air pun menjadi hijau.
Dari perbandingan pengamatan antara air laut dan air Situ Tasikardi
yaitu suhu air laut dan air tawar tidak memiliki perbedaan yang jauh, hal ini di
karenkan suhu air pada saat itu di pengaruhi oleh sinar matahari. Suhu pada air
ini hanya berkisar 300C sampai 340C untuk kedua jenis perairan pada stasiunstasiun yang di amati. Kecerahan pada kedua perairan ini sangat berbeda, ini
di karenakan perbedaan jumlah partikel pada permukaan perairan, partikel di
perairan darat sangat banyak karena perairan darat ini tidak memiliki arus,
sedangkan jumlah partikel pada perairan laut tidak terlalu banyak seperti pada
perairan darat, karena perairan laut memiliki arus. Hal ini sangat
mempengaruhi kedalaman yang yang dapat di jangkau oleh secchi disk.
Kecerahan pada periaran laut dapat mencapai kedalaman hingga 23,5 cm,
sedangkan pada perairan darat hanya mencapai 4,2 cm.
Rasa air di perairan darat memiliki rasa tawar, ini di buktikan dengan
salinitas yang bernilai 0 ppm, sedangkan untuk perairan laut yang memiliki
salinitas diatas 0 ppm, dapat di pastikan memiliki rasa yang cenderung payau
bahkan asin tergantung dengan seberapa besar percampuran air tawar di
dalamnya. Pada hulu muara yang intensitas air tawarnya lebih tinggi memiliki
salinitas 0 ppm karena pengaruh air tawarnya sudah lebih dominan daripada
air lautnya.
2. Parameter Kimia
Air pada Situ Tasikardi ini memiliki salinitas 0, sehingga perairan ini
termasuk perairan tawar. Meskipun Situ ini masih dekat dengan Muara, namun
kadar salinitasnya tidak dipengaruhi oleh keadaan sekitar
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dapatkan hasil yang
berbeda-beda dari setiap stasiunnya.yaitu pada stasiun 1 (20 meter dari darat)
didapat hasil kadar oksigen sebanyak 5ppm,selanjutnya pada stasiun 2 (10
meter dari stasiun 1) didapat hasil kadar oksigen sebanyak 6ppm,dan pada
stasiun 3 (15 meter dari stasiun 2) didapat hasil kadar iksigen sebanyak 7ppm.

Perbedaan kadar oksigen dari ketiga stasiun ini disebabkan oleh


beberapa faktor diantaranya adalah adanya perbedaan jumlah plankton di
setiap stasiun. Keberadaan jumlah plankton yang berbeda ini di dorong oleh
sebab keberadaan limbah yang terdapat di pinggir danau sehingga plankton
susah berkembang biak. Di tengah danau Tasikardi terdapat semacam pulau
yang terdapat pepohonan yang menyebabkan semakin menjorok ketengah,
kadar oksigen terlarut semakin tinggi.
Adapun pH yang didapat berdasarkan penelitian di situ Tasikardi yaitu
sebesar 5,dari setiap stasiun yang diamati memiliki tingkat pH yang sama.
3. Parameter Biologi
Pengamatan dan penelitian yang dilakukan di danau Tasikardi serang
banten,yaitu melakukan pengambilan sample berdasarkan paramater biologi
dengan menitik beratkan pada identifikasi plankton dan benthos yang terdapat
di perairan tersebut. Diamana pengambilan sample dilakukan pada 3 stasiun
penelitian yang telah ditentukan.
Pengamatan sample air menunjukan adanya sejumlah organisme
mikroskopis seperti rotifera dan dynopcea atau dinoflagellata yang ukuranya
lebih besar dari jenis phytoplankton yang teramati.
Dominasi plankton yang teramati adalah jenis clorophyta, hal ini
dibuktikan dengan peraiaran di danau tasikardi didominasi oleh warna hijau.
Jika dibandingkan dengan data yang diperoleh pada pengambilan sampel di
perairan payau atau asin plankton yang ditemukan adalah jenis skeletonema,
hal tersebut menunjukan adanya perbedaan jenis plankton yang hidup
diperairan tawar dengan plankton yang hidup di perairan asin.
Sedangkan dari jenis benthos yang diamati,tidak diketemukan jenis
benthos apapun yang diambil dari stasiun penelitian di danau tasikardi.
B. Saran
Dalam praktikum ini diharapkan agar memiliki kesiapan mulai dari materi
maupun peralatan dan bahan. Dikarenakan banyaknya parameter yang akan diamati,
diukur dan diuji pada perairan. Mulai dari parameter fisika, kimia dan biologi yang
masing-masing dari parameter memiliki beragam jenis pengamatan, pengukuran dan
pengujian.
Selain itu, hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau petunjuk
dari dosen pengampu sehingga praktikum akan lebih lancar. Para praktikan juga harus
memahami teori yang akan dipraktikumkan atau prosedur-prosedur dalam melakukan
praktikum, supaya saat melakukan praktikum tidak terjadi kekeliruan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9325544/Laporan_limnologi_analisis_parameter_fisika_dan_kimia
http://kurakurabelajarberenang.blogspot.co.id/2015/06/pendefinisian-limnologipembentukan.html
http://indi2101.blogspot.co.id/2012/12/waduk-widas_8055.html
http://elpanuryawan-wayan.blogspot.co.id/2012/05/parameter-fisik-kualitas-air.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Plankton
https://id.wikipedia.org/wiki/Bentos
https://id.wikipedia.org/wiki/Salinitas#cite_note-1
https://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen_terlarut
https://id.wikipedia.org/wiki/PH

You might also like