Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi.
i
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Ketua, Sekretaris,
Penguji I,
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
2150402500
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Bila kita menginginkan sesuatu raihlah dengan segala usaha yang kita punya dan
iringilah selalu dengan doa”
“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa
berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain” (Michel De Montaigne)
”Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling
melengkapi”
(Bill Mccartney)
iv
PRAKATA
skripsi yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi dalam Wacana Komik di majalah Annida .
dan bantuan yang berharga. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum (Pembimbing I) dan Tommi Yuniawan,
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi kesempatan kepada penulis.
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni dan Ketua Jurusan Sastra Indonesia yang telah
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan
4. Bapak, Ibu, Kakakku, Adikku, dan kakak Iparku yang selalu mencurahkan kasih
sayangnya dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
5. Mas “Aang” yang selalu menemani dan memberikan suportnya, hingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
v
6. Teman-teman Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2002, khususnya teman-teman
Linguistik atas segala bantuan dan dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini;
7. Teman-teman Cost “Azam” dan “Taz Man” serta Cah KKN Desa Sedayu (Bu
Anna, Rani, Kakek, Gembur, dan Gembul) terimakasih atas dukungannya dan
persahabatannya;
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi semua pihak pemerhati bahasa, Amien ya robbal alamin.
Penulis
vi
SARI
BP, Nelly Yani. 2006. Tindak Tutur Ilokusi dalam Wacana Komik di Majalah
Annida. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Fathur Rokhman,
M.Hum, Pembimbing II: Tommi Yuniawan, S.Pd, M.Hum.
Komik merupakan bahan bacaan yang sangat menarik, baik bagi anak-anak
maupun orang dewasa. Komik juga dapat memberikan pendidikan bagi pembacanya,
komik dalam majalah Annida dapat menghibur sekaligus mendidik serta memberikan
pengetahuan tentang agama Islam.
Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini yaitu jenis tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam wacana
komik di majalah Annida, dan fungsi tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan
dalam wacana komik di majalah Annida. Tujuan penelitian ini mendeskripsi jenis
tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam wacana komik di majalah Annida, dan
mengidentifikasi fungsi tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam wacana komik di
majalah Annida. Dengan penelitian ini, penulis memperoleh manfaat pengetahuan
tentang tindak tutur ilokusi baik dari segi jenis dan fungsinya dalam wacana komik di
majalah Annida. Selain itu diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan manfaat terhadap perkembangan bahasa dalam bidang pragmatik pada
umumnya dan khususnya tentang kajian tentang kajian tindak tutur terutama kajian
tindak tutur ilokusi.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik simak dan tenik catat. Data penelitian
ini diperoleh dari tuturan wacana komik majalah Annida dan sumber datanya berupa
jenis dan fungsi tindak tutur di majalah Annida mulai edisi tahun 2001 yang terdiri
atas dua edisi, tahun 2002 yang terdiri atas sebelas edisi, tahun 2003 terdiri atas tujuh
edisi, sedangkan tahun 2004 dan 2005 terdiri atas satu edisi. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan metode heuristik, yaitu jenis tugas pemecahan
masalah yang dihadapi penutur dalam menginterprestasi sebuah tuturan atau ujaran,
kemudian dipaparkan dengan menggunakan metode informal, yaitu pemaparan data
yang berbentuk tuturan dan bukan data yang berupa angka, dan tidak menggunakan
tanda-tanda atau lambang-lambang
Berdasarkan hasil analisis data, jenis dan fungsi tuturan ilokusi dalam
wacana komik di majalah Annida terdapat lima jenis tindak ilokusi dan empat jenis
fungsi tindak tutur ilokusi. Kelima jenis tindak ilokusi adalah tindak tutur
representatif meliputi menyatakan, mengakui, melaporkan, menunjukkan, dan
menyebutkan Direktif meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon,
vii
menyarankan, menantang, memaksa, dan memberikan aba-aba. Komisif meliputi
menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji. Ekspresif meliputi
mengucapkan terima kasih, mengkritik, menyalahkan, mengeluh, dan memuji, serta
isbati yaitu melarang. Empat jenis fungsi tindak tutur ilokusi yaitu kompetitif
meliputi meminta dan mengemis, menyenangkan meliputi mengucapkan terima
kasih, bekerjasama meliputi mengumumkan dan melaporkan, serta bertentangan
meliputi memarahi.
Saran penulis sampaikan bagi pemakai bahasa, peneliti tindak ilokusi, dan
pembaca yang tertarik dengan kajian pragmatik, khususnya mahasiswa Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang yang tertarik dengan
wacana komik kajian tindak tutur khususnya tindak tutur ilokusi, diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
terutama yang berhubungan dengan tindak tutur ilokusi.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN................................................................................................ iii
PRAKATA ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.2.3.1 Tindak Lokusi ........................................................................ 13
x
4.1.1.1 Tindak Tutur Representatif Menyatakan .......................... 36
xi
4.1.4.4 Tindak Tutur Ekspresif Mengeluh ....................................... 63
BAB V PENUTUP
5.2 Saran............................................................................................................. 74
LAMPIRAN...................................................................................................... 77
xii
DAFTAR SINGKATAN
B10 : Bom 10
DN : Donor
DO : Dombute
IK : Istana Kecil
IN : Inul
KP : Kerudung Putih
KS : Kunjungan Sosial
MB : Manusia Berjenggot
MM : Mawar-Mawar Adzkia
MT : Menjemput Takdir
NA : Naskah
OD : Ogah di Penjara
PK : Pangeran Kodok
S : Sabar
TD : Terserah deh
xiii
TT : Tebak-Tebakan
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
massa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan
sedangkan dalam media tulis, tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada
mitra tuturnya, yaitu pembaca. Sementara, untuk tuturan melalui media penutur
memanfaatkan media massa. Media massa yang dapat dimanfaatkan untuk tuturan
lisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Sedangkan, untuk media
cetak seperti majalah, tabloid, dan surat kabar merupakan sarana cetak yang dapat
tutur) dengan tujuan agar apa yang disampaikannya melalui media tulis
mungkin oleh penerbit, dengan maksud agar pembaca tertarik untuk membeli atau
membaca majalahnya tersebut. Selain itu, majalah juga banyak jenisnya, antara
1
2
lain majalah tentang seputar keagamaan, seputar kehidupan atau gaya hidup
remaja dan lain-lain. Majalah yang mengkaji tentang seputar agama khususnya
agama Islam salah satunya majalah Annida. Majalah Annida merupakan majalah
yang berisi informasi berupa hiburan maupun pendidikan. Bagian hiburan yang
terdapat dalam majalah Annida diantaranya cerpen (cerita pendek) dan komik,
masyarakat. Akan tetapi, penelitian ini hanya mengakaji satu objek penelitian,
yaitu komik yang terdapat pada bagian hiburan dalam majalah Annida.
Rahayuningsih 2005:19). Selain itu, komik adalah bahan bacaan yang ringan dan
menarik. Sebagai salah satu alat komunikasi, komik juga dapat melatih daya
imajinasi setiap pembacanya yang diwujudkan dalam bentuk gambar dan teks
(bahasa tulisan), karena gambar dapat berfungsi untuk membantu pembaca dalam
Bahasa tulisan yang terdapat dalam komik mengikuti gambar yang terdapat
efektif dan efisien melalui gambar dan teks. Bahasa dalam komik bertujuan untuk
daya pengaruh terhadap mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Tuturan yang
dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra
yang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan dirancang
untuk menghasilkan efek, pengaruh, akibat pada lingkungan para penyimak dan
para pembicara. Demikian halnya dengan komik yang dibuat oleh penulis kepada
pembacanya.
tingkah laku orang lain. Komunikasi juga diartikan sebagai pengiriman atau
penerimaan pesan atau informasi antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
mencakupi: (1) penutur dan mitra tutur; (2) konteks tutur; (3) tujuan tuturan; (4)
tindak tutur sebagai bentuk tindak atau aktivitas dan (5) tuturan sebagai produk
tindak verbal.
4
komunikasi. Tujuan tuturan merupakan salah satu aspek yang harus hadir di
dalam suatu tuturan. Karena yang dimaksud dalam tujuan tuturan tersebut yakni
upaya untuk mencapai suatu hasil yang dikehendaki oleh penutur kepada mitra
ingin dicapai penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Tujuan tuturan ini
sebuah tujuan. Hal ini berarti tidak mungkin ada tuturan yang tidak
majalah Annida adalah majalah yang dapat menghibur sekaligus mendidik para
dua kali dalam satu bulan. Disetiap edisinya disajikan informasi-informasi yang
dalam masyarakat. Akan tetapi, penelitian ini dikhususkan pada komik yang
terdapat pada bagian yang terdapat dalam majalah Annida, karena komik yang
jauh tentang wacana komik di majalah Annida, terutama masalah tindak tutur.
5
Untuk itu, penelitian ini akan mengkaji jenis dan fungsi tindak tutur dalam
sebagai berikut
1. jenis tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam wacana komik di
majalah Annida?
2. fungsi tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam wacana komik di
majalah Annida?
1. mendeskripsi jenis tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam wacana komik
di majalah Annida.
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu manfaat praktis dan
manfaat teoretis.
6
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan acuan yang
pragmatik. Baik bagi para peneliti bahasa maupun para pembaca. Bagi
Kajian pragmatik merupakan kajian yang menarik. Hal ini terbukti dengan
tutur. Adapun beberapa pustaka yang relevan untuk mendasari penelitian ini
meliputi beberapa hasil penelitian tentang tindak tutur antara lain, Tarigan (1990),
Leech (1983), Wijana (1996), Rustono (1999), Tresnati (1998), Budiyati (2001),
SMU. Buku ini juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan pragmatik dan yang
pakar seperti Austin, Searle dan Grice. Bagi Leech, Austin dan Searle merupakan
7
8
pemecahan masalah.
membahas mengenai situasi tutur, tindak tutur dengan berbagai jenis yang
menyangkut ilmu pragmatik. Dalam buku ini Wijana menganut Leech dalam
aspek-aspek situasi tutur. Buku ini juga menjelaskan jenis-jenis tindak tutur. Buku
membahas mengenai seluk beluk pragmatik baik tindak tutur serta jenis-jenisnya.
dalam Novel Sekayu Karya NH Dini” ditemukan pemakaian tindak tutur yaitu
didasarkan pada tindak tutur menurut Searle. Jenis-jenis tindak tutur tersebut
dalam novel Sekayu bervariasi. Jenis tindak tutur yang selalu muncul dalam
setiap komposisi adalah: (a) tindak tutur representatif; (b) tindak tutur direktif;
Dalam penelitiannya ditemukan jenis tindak tutur yang terdapat di dalam keempat
9
novel yang dikajinya antara lain tindak tutur representatif, tindak tutur direktif,
tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklarasi.
“Tindak Tutur dalam Wacana Iklan Bentuk Berita Pada Majalah Tempo Edisi
2001” dengan hasil penelitian ditemukan tindak tutur yang meliputi: (1) bentuk
dan karakeristik; (2) aspek-aspek situasi tutur; (3) kategori cara penyampaian
iklan. Bentuk dan karakteristik tindak tutur yang digunakan adalah tindak tutur
langsung dan tidak langsung. Karakteristik pada tindak tutur tidak langsung
menyarankan.
penutur dan mitra tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai tindakan
tentang tindak tutur sudah pernah dilakukan, akan tetapi penelitian yang
10
yaitu sama-sama mengkaji tentang tindak tutur, akan tetapi penelitian ini
penelitian yang telah dilakukan oleh Palupi, peneliti merasa tertarik akan kajian
tentang tindak tutur, karena itu peneliti menggambil kajian tentang tindak tutur
pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) jenis-jenis tindak tutur; (4) aspek-aspek
situasi tutur; (5) fungsi tindak ilokusi; (6) hakikat wacana, jenis, dan unsur
sedangkan makna yang dikaji oleh pragmatik yaitu makna yang terikat
konteks.
(Levinson 1983:9).
linguistik yang mengkaji hubungan (timbal balik) fungsi ujaran dan bentuk
pragmatik. Entitas ini merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain bidang
analisisnya pada tindak tutur bukanlah kajian pragmatik dalam arti yang
atau menuturkan tuturan dengan maksud tertentu itu merupakan tindak tutur
sesuatu dengan kata-kata. Makna kata dalam tuturan lokusi itu sesuai
ilokusi itu berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan dan
maksud dan fungsi atau daya ujar. Tindak tutur ilokusi dapat
1996:18).
membutuhkannya.”
lima jenis, yaitu (1) representatif; (2) direktif; (3) ekspresif; (4)
deklarasi.
hubungannya dengan situasi ujar. Dengan demikian bagi penutur dan mitra
agar antara penutur dan mitra tutur dapat saling mengertikan atas
tuturannya.
19
yaitu: (1) penutur dan mitra tutur; (2) konteks tutur; (3) tindak tutur sebagai
bentuk tindakan atau kegiatan; (4) tujuan tuturan; dan (5) tuturan sebagai
peristiwa tutur peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih
terkait dengan komponen penutur dan mitra tutur antara lain usia,
fisik atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang diekspresi.
Konteks yang bersifat fisik, yaitu fisik tuturan dengan tuturan lain,
20
tujuan.
bahasa sebagai alat komunikasinya. Untuk itu, fungsi bahasa bagi manusia
dalam masyarakat tidak hanya memiliki satu fungsi saja akan tetapi ada
bertentangan.
22
1. Kompetitif
dengan tujuan sosial. Pada ilokusi yang berfungsi kompetitif ini, sopan
2. Menyenangkan
ilokusi sejalan dengan tujuan social. Pada fungsi ini, sopan santun lebih
3. Bekerja sama
pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Tujuan ilokusinya tidak
4. Bertentangan
Discursus terbentuk dari dua kata dis yang berarti dari arah yang berbeda
kata. Meskipun hanya terdiri dari satu kata, makna yang terkandung tidak
hanya makna itu saja, akan tetapi makna luarnya yaitu makna yang diacu
suatu bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
disampaikan secara lisan maupun tulis. Dalam bahasa tulis awalan dan
akhiran sangatlah penting, karena dalam bahasa tulis tanda baca dan
dengan bahasa tulis, dalam bahasa lisan konteks kalimat dan ekspresi
unsurnya terlengkap yang tersusun dari kalimat yang berupa lisan maupun
tulis, yang membentuk suatu pengertian yang serasi dan terpadu baik
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti
terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami
oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan),
tanpa keraguan apa pun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar,
wacana tulis dan wacana lisan (Tarigan 1987:56-57). Wacana tulis adalah
Sebagai suatu bentuk wacana atau ujaran yang luas, wacana terdiri
sebagai berikut:
1. tema, yaitu pokok pembicaraan yang ada dalam sebuah wacana baik
padu, sehingga akan melahirkan satu jenis wacana yang kohesi dan
koheren.
27
kalimat itu harus disertai konteks. Karena, wacana juga terbangun oleh
suatu konteks yang terdapat disekitar wacana. Misalnya, kalau kita sedang
Kohesi adalah hubungan yang ditandai oleh penanda (lahir, yakni penanda
lahir belaka, melainkan yang penting ialah bahwa kohesi (yang baik)
hubungan yang serasi antar proposisi atau antar makna yang satu dengan
dalam bahasa Prancis dikenal istilah bande dessinee yang memiliki arti
Setiawan 2002:22).
komik dianggap sebagai salah satu media komunikasi yang identik dengan
dan visual akan tetapi sebagi media seni, komik tetap berada dalam batas-
buku yang berisi cerita bergambar yang enak dicerna dan dapat
memberikan pendidikan.
Komik merupakan salah satu jenis wacana yang persuatif. Ada tiga
(1996), maka komik masuk dalam fungsi konotatif yaitu fungsi untuk
yang lain yaitu fungsi emotif, referensial, fatik puitik, dan metalingual.
Dari sejumlah fungsi bahasa itu, fungsi konatif sangat penting peranannya
METODE PENELITIAN
adalah pendekatan penelitian dalam ilmu bahasa yang mengkaji makna ujaran
timbal balik antara jenis dan fungsi tuturan yang secara implisit mencakupi
dengan topik penelitian ini adalah mendeskripsi tindak jenis dan fungsi tindak
31
32
pembacanya. Sumber data dalam penelitian ini adalah jenis dan fungsi tindak
tutur di majalah Annida, edisi yang digunakan sebagai sumber data yaitu dari
tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Adapun datanya sebagai berikut: tahun
2001 (Maret No. 11 dan No. 12); 2002 (Januari: No. 08, April: No. 14 dan No.
15, Mei: No. 16 dan No. 17, Juni: No. 19, Juli: No. 20, No. 21, dan No. 22,
Agustus: No. 23 dan No. 24); 2003 (Pebruari: No. 9 dan No. 10, April: No. 12,
Mei: No. 15, Juni: No. 17, Juli: No. 19, Desember: No. 06); 2004 (Pebruari:
menggunakan teknik simak dan teknik catat. Tenik simak dilakukan dengan
penelitian ini menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) yaitu
Adapun teknik catat dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang
dikumpulkan, dan disimpan atau dicatat dalam kartu data. Pencatatan dapat
dilakukan langsung ketika teknik pertama selesai (teknik simak) dan dengan
komponen yang mengisi kartu data adalah nomor data, konteks, tuturan,
Adapun bentuk data dan isi kartu data seperti berikut ini.
Nomor Data
KONTEKS
TUTURAN
ANALISIS
Keterangan:
Kartu data dibagi menjadi lima bagian yang diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian pertama berisi nomor data. Data diberi nomor berdasarkan urutan
situasi yang sedang terjadi di dalam percakapan para tokoh komik dalam
majalah Annida.
3. Bagian ketiga berisi tuturan seorang tokoh yang terdapat dalam komik
majalah Annida.
34
5. Bagian kelima berisi jenis tindak tutur. Pada bagian ini dituliskan
Analisis data dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu setelah
data dicatat dalam kartu data dan sudah ditata secara sistematis sesuai dengan
yang diteliti.
heuristik, yaitu jenis tugas pemecahan masalah yang dihadapi penutur dalam
ilokusi dan fungsi tindak tutur ilokusi pada penggalan wacana dengan
data yang tersedia. Apabila proses analisis hipotesis tidak teruji, maka akan
dibuat hipotesis yang baru. Seluruh proses ini, terus menerus akan berulang
yang teruji kebenarannya dan tidak bertentangan dengan bukti yang ada.
35
analisis data tersebut. Pemaparan hasil analisis data ini merupakan paparan
mengenai tindak tutur yang digunakan dalam wacana komik majalah Annida.
perumusan data yang berbentuk tuturan dan bukan data yang berupa angka.
lebih rinci dan terurai. Dengan demikian, rumusan yang tersaji relatif panjang.
Pemilihan metode informal ini disesuaikan dengan karakter data yang tidak
ditemukan lima jenis tindak ilokusi. Kelima jenis tindak ilokusi ini adalah
tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur
36
37
tuturan menyatakan yang dituturkan oleh pengurus panti 1 dan pengurus panti 2
ini memunyai maksud bahwa panti rehabilitasi sakit jiwa dalam menyembuhkan
tersebut jika apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataannya, dalam hal ini
mitra tutur pada saat itu tidak dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya
menjaga kelestarian alam. Oleh karena itu, kutipan wacana (2) termasuk dalam
tindak tutur representatif menyatakan karena dalam tuturan tersebut berisi suatu
38
representatif menyatakan.
Tuturan “....Aku Dao Ming Tse anggota P4, yang main di Mie Telor Sarden itu
lho...” dituturkan oleh Orang Gila kepada Nida dan adiknya untuk menyatakan
bahwa dia adalah Dao Ming Tse anggota P4. Oleh karena itu, kutipan wacana
(3) termasuk dalam tindak tutur representatif menyatakan karena dalam tuturan
tersebut berisi suatu pernyataan yang dituturkan oleh Orang Gila untuk
menyatakan suatu kebenaran bahwa dia adalah Dao Ming Tse anggota P4, yang
ini adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan, dalam hal ini penutur
pada saat itu melaporkan kepada mitra tutur bahwa penutur (Meta) dalam
apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan, dalam hal ini penutur pada saat
40
itu melaporkan kepada Nida bahwa Puput dalam kesulitan dan membutuhkan
pertolongan.
sebenarnya, mengakui untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal. Tindak
tutur representatif mengakui ini dapat ditemukan pada kutipan wacana di bawah
ini.
gue tahu. Tapi bokap gue nggak mau di penjara karena dia mau di masukin
satu sel sama Sumanto!” pada tuturan ini penutur mengakui kepada mitra tutur
bahwa penutur dapat berkata demikian karena ayah penutur tidak mau masuk
penjara dikarenakan tidak mau di masukkan satu sel dengan Sumanto. Tuturan
padahal sebelum kemari aku takut lho. Tuturan ini, penutur (Nida) mengakui
kepada mitra tutur (Rifa), bahwa penutur dapat berkata demikian karena penutur
representatif mengakui
dilakukan oleh bapaknya yaitu melakukan korupsi dan tidak mau di penjara
pula.
42
mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan
yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan
bawah ini.
Tuturan “Negara Lokalisasi”, dituturkan oleh Pak nelayan kepada Nida dengan
maksud untuk menyebutkan sebuah tempat di mana Nida dan adiknya sedang
melewatinya. Oleh karena itu, kutipan wacana (9) merupakan tindak tutur
negara lokalisasi.
43
yang berisi menunjukkan. Berikut adalah kutipan wacana yang berjenis tindak
Tuturan “Nih! Kalian mau ini kan..!.” dilakukan oleh Inul kepada teman-teman
yang jahil kepadanya dengan maksud untuk menunjukkan sebuah alat yang
digunakan Inul untuk membersihkan pikiran kotor mereka yaitu alat boor.
representatif menunjukkan.
Tuturan “Ini dia kartu merah yang kakek keluarkan untuk Ruud Gullit…”,
dilakukan oleh kakek kepada Nida dengan maksud agar Nida mengetahui benda
44
untuk menghukum Ruud Gullit ketika menjadi wasit dulu. Dengan demikian,
merah yang ia gunakan untuk menghukum Ruud Gullit ketika kakek masih
menjadi wasit.
representatif menunjukkan.
(12) KONTEKS :
NIDA BERTEMU DENGAN KAKEK-KAKEK
PENGEMIS YANG MENGEMIS DI TERAS
MALL
Kakek pengemis : ”Itu ada ratusan tiga, di kantong belanjaan eneng.”
(Annida/10/04/TD/12)
Tuturan “ Itu ada ratusan tiga.” dituturkan oleh kakek pengemis kepada Nida
dengan maksud untuk menunjukkan uang receh tiga ratusan yang ada di
tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Dalam penelitian
ini ditemukan lima jenis tindak ilokusi direktif yang meliputi mengajak,
45
memberikan aba-aba. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
tersebut berisi ajakan yang dilakukan oleh Nida kepada temannya untuk ikut
bermain bersamanya.
direktif mengajak
Tuturan “…kita mau PKL alias Praktek Kerja Lapangan.” Dituturkan oleh
Praktek Kerja Lapangan. Oleh karena itu, kutipan wacana (14) merupakan
tindak tutur direktif mengajak karena tuturan tersebut berisi ajakan yang
melakukan suatu tindakan meminta, apakah itu dalam suatu perbuatan atau
tuturan saja. Tuturan yang menunjukkan meminta terdapat pada data berikut.
Tuturan “Sorry ya”, dituturkan oleh ibu kepada Nida dengan maksud meminta
maaf atas kekeliruannya. Oleh sebab itu, kutipan wacana (15) merupakan tindak
tutur direktif meminta, karena tuturan tersebut berisi suatu permintaan maaf
ibunya Nida kepada Nida yang telah salah paham tentang pria berjengot (Bang
Mamad).
meminta.
47
Tuturan ”Kak Nida! Toloong!”, dituturkan oleh anak TPA kepada Nida dengan
maksud untuk meminta Nida untuk menolongnya dari kejaran Daoming Tse.
Oleh sebab itu, kutipan wacana (16) merupakan tindak tutur direktif meminta
karena tuturan tersebut berisi suatu permintaan dari anak TPA kepada Nida agar
Kutipan wacana di bawah ini juga termasuk dalam tindak tutur direktif
meminta.
Tuturan “M...m...maaf pak!” dituturkan oleh Nida kepada pak guru dengan
merupakan tindak tutur direktif meminta, karena berisi tuturan yang digunakan
untuk menyatakan suatu permintaan yang diucapkan oleh Nida guna meminta
Tuturan ”...kamu harus jaga baik-baik....”, dituturkan oleh kakek kepada Nida
dengan maksud agar Nida mau menjaga benda pusaka miliknya. Oleh karena
itu, kutipan wacana (18) merupakan tindak tutur direktif menyuruh karena
menyuruh.
Tuturan ”Hai, cium aku...”, dituturkan oleh kodok kepada Nida dengan maksud
agar Nida melakukan tidakan yang diucapakan oleh kodok yaitu menyuruh Nida
untuk menciumnya. Oleh karena itu, kutipan wacana (20) merupakan tindak
49
tutur direktif menyuruh sebab suruhan kepada Nida untuk mencium sang
pangeran kodok.
ini.
Tuturan ”Tuh jusnya diminum.”, dituturkan oleh Nida kepada temannya dengan
maksud agar temannya meminum jus yang telah ia buat. Oleh karena itu,
kutipan wacana (20) merupakan tindak tutur direktif menyuruh sebab suruhan
berikut.
Tuturan ”Ya Allah berikanlah Puput kesabaran”, diucapkan oleh Nida kepada
Allah SWT dengan maksud untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT
(21) merupakan tindak tutur direktif memohon karena berisi permohonan atau
memohon.
Tuturan ”kenalin dong, Nid”, diucapkan oleh sipenutur (teman 1) kepada Nida
dengan maksud untuk memohon agar Nida untuk mengenalkan teman barunya
dalam tindak tutur direktif memohon, karena tuturan tersebut berisi permohonan
disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran. Tuturan berikut
mitra tutur mau membicarakan tentang apa yang terjadi pada dirinya. Tuturan
ini dimaksudkan penutur siapa tahu penutur dapat memecahkan atau membantu
Tuturan ”Sabar, Nul.” dituturkan oleh teman Inul kepada Inul dengan maksud
agar Inul mengikuti saran yang disampaikannya oleh teman Inul yaitu tetap
tindak tutur direktif menyarankan sebab berisi saran atau anjuran agar Inul mau
Kutipan wacana di bawah ini juga termasuk dalam tindak tutur direktif
menyarankan.
Tuturan ”...Kalo kamu nggak mau kena rokok turun aja. Iya, naik taksi aja
Nida dengan maksud agar Nida memilih saran yang disampaikan oleh
penumpang 1 dan penumpang 2 yaitu kalau tidak mau kena asap rokok lebih
baik turun saja dari angkot dan lebih aman lagi naik taksi saja. Dengan
menyarankan, sebab berisi saran atau anjuran agar Nida mau menuruti
tuturan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengahadapi atau melawan orang
lain. Berikut ini adalah pemaparan hasil analisis tindak tutur direktif menantang.
53
Tuturan ” Kalau kenalan sih boleh saja, tapi kalo lebih dari itu, no way!”
karena berisi sebuah tantangan yang dilakukan oleh Nida kepada teman-
Tindak tutur direktif memaksa adalah tindak tutur yang dilakukan oleh
dalam tuturan yang berisi memaksa. Tuturan memaksa adalah tuturan yang
dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk menyuruh kepada orang lain
secara paksa, biasanya berkonotasi kasar. Berikut ini adalah hasil analisis tindak
Tuturan ” Hayo ngaku, ada lagi nggak bom yang kamu taruh di tempat lain?”
dituturkan oleh pak polisi kepada tersangka dengan maksud agar tersangka
wacana (27) merupakan tindak tutur direktif memaksa, karena tuturan itu berisi
suatu pemaksaan yang dilakukan oleh pak polisi kepada tersangka pemboman.
Kutipan wacana di bawah ini juga termasuk dalam tindak tutur direktif
memaksa.
Tuturan ” terserah eneng mau ngasih apa nggak!...” dituturkan oleh kakek
pengemis kepada Nida dengan maksud agar Nida melakukan apa yang
disebutkan dalam tuturannya, yaitu agar Nida mau memberinya uang atau tidak.
memaksa Nida supaya ia mau memberikan sesuatu kepadanya, akan tetapi kalau
bahwa bom yang ia taruh di kantor polisi akan meledak dalam jangka waktu
yang ia sebutkan.
56
penutur untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi komisif dan direktif sama-
komisif ini penutur sendirian. Tindak tutur komisif yang ditemukan dalam
ngomong dong ”Siapa tahu kita bisa bantu”, maksudnya penutur menawarkan
kepada mitra tutur bahwa penutur mungkin bisa membantu masalah yang
Tuturan ”Ya iya dong, Met!”, dituturkan oleh Nida kepada Meta dengan
maksud untuk menyatakan kesanggupan atas apa yang telah diujarkan, yaitu ia
sanggup berteman dengan Meta meski apapun yang telah dilakukan oleh orang
tuanya. Oleh karena itu, kutipan wacana (31) merupakan tindak tutur komisif
teman-temannya untuk tetap berteman dengan Meta meski orang tuanya telah
melakukan kesalahan.
Kutipan wacana berikut di bawah ini juga termasuk dalam tindak tutur
perjanjian. Berikut adalah tuturan yang berjenis tindak tutur komisif berjanji.
Tuturan ” bila kau menciumku kau akan jadi pacarku selama setahun.”,
dituturkan oleh kodok kepada Nida dengan maksud untuk menjanjikan pacaran
selama setahun kepada Nida. Oleh karena itu, kutipan wacana (33) merupakan
tindak tutur komisif berjanji, karena berisi perjanjian yang dilakukan oleh
kodok kepada Nida, yaitu apabila Nida mau menciumnya maka Nida akan
yang disebutkan di dalam tuturan itu. Dalam tindak ilokusi ekspresif ditemukan
tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih.
Tuturan “Terima kasih sudah menerima kami dengan baik” dituturkan oleh ibu
guru kepada pengurus panti dengan maksud untuk berterima kasih karena telah
menerima kunjungan ibu dan bapak guru serta siswa-siswi sekolah Tuncen
dengan baik. Oleh karena itu, kutipan wacana (34) merupakan tindak tutur
ekspresif mengucapkan terima kasih sebab tuturan tersebut berisi ucapan terima
60
Sakit Jiwa.
Tuturan “ Makasih kak Nida, makasih kadonya!” dituturkan oleh adik TPA
kepada Nida dengan maksud untuk berterima kasih karena telah memberinya
kado ulang tahun. Oleh karena itu, kutipan wacana (35) merupakan tindak tutur
ekspresif mengucapkan terima kasih, sebab tuturan tersebut berisi ucapan terima
dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang
pertimbangan baik buruk terhadap sutau hasil karya, pendapat dan sebagainya.
pada tuturan lho, kenapa kamu, Met? Datang-datang kok langsung mewek
yaitu bahwa segala masalah pasti ada jalan keluarnya tapi kenapa harus dengan
menanggis.
berikut ini.
Tuturan “…Norak kamu , Nid!” dituturkan oleh penutur (teman 2) kepada Nida
mereka untuk berkenalan dengan teman barunya. Oleh karena itu, kutipan
dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal
ekspresif menyalahkan.
pada tuturan “Lho kok gitu? Kalo berani berbuat ya harus berani tanggung
tutur (Meta) tentang ayahnya yang tidak berani bertanggung jawab atas apa
Kutipan wacana di bawah ini juga termasuk dalam tindak tutur ekspresif
menyalahkan.
Nida : ”Ihh, Ibu! Siapa bilang? Nida kan masih kecil dan imut-
imut.”
(Annida/09/03/MB/39)
Tuturan “Ihh, Ibu! Siapa bilang?” dituturkan oleh Nida kepada ibunya dengan
maksud untuk menyalahkan atas tuturan ibunya yang mengatakan bahwa Nida
mau menikah. Oleh karena itu, kutipan wacana (39) tersebut merupakan tindak
semua yang dipikirkan ibunya tentang mahluk berjenggot itu adalah kesalahan
dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang
Tuturan ”Ini nih, susahnya punya bangsa yang suka ngutang.” dituturkan oleh
Nida dengan maksud agar ibu tidak suka berhutang, supaya tidak sama dengan
bangsanya yang suka berhutang kepada negara lain. Dengan demikian, kutipan
64
wacana (40) tersebut merupakan tindak tutur ekspresif mengeluh karena ujaran
tersebut berisi keluhan, kekecewaan yang dilakukan oleh Nida karena apabila
ibu diberikan pinjaman, nanti bisa seperti bangsanya yang suka berhutang.
berikut ini.
diungkapkan Nida ketika sedang mengikuti salah satu kegiatan Ospek yang
sangat melelahkan baginya. Oleh karena itu, kutipan wacana (41) tersebut
keluhan yang diungkapkan oleh Nida tentang penderitaan yang dialaminya yaitu
kegiatan Ospek yang melelahkan dan ia rasakan baru saja sehari menjadi
mahasiswa.
Kutipan wacana berikut ini juga termasuk dalam tindak tutur ekspresif
mengeluh.
dengan krisis moneter yang berkepanjangan. Oleh karena itu, kutipan wacana
(42) merupakan tindak tutur ekspresif mengeluh karena tuturan tersebut berisi
tentang keluhan, tentang kekecewaan yang ia alami akibat krisis moneter yang
berakibat semua kebutuhan hidup naik, tetapi gaji orangtuanya tidak naik-naik.
dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang
disebutkan dalam tuturan yang berisi pujian. Tuturan memuji adalah tuturan
dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya. Berikut adalah pemaparan
Tuturan ” Lo kan biasanya paling riang diantara kita.” dituturkan oleh teman
Nida kepada Meta dengan maksud untuk memuji sifat Meta yang periang. Oleh
karena itu, kutipan wacana (43) merupakan tindak tutur ekspresif memuji
karena tuturan tersebut berisi suatu penghargaan atas sifat yang dimiliki oleh
Meta.
66
memuji.
Tuturan ” Tapi kayanya keren juga kodok bisa ngomong.” dituturkan oleh Nida
kepada kodok dengan maksud untuk memuji kehebatan atau kekerenan kodok
dapat berbicara. Dengan demikian, kutipan wacana (44) merupakan tindak tutur
ekspresif memuji karena tuturan tersebut dilakukan oleh Nida dengan maksud
untuk memuji kehebatan Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan salah
Berikut ini juga merupakan kutipan wacana yang berjenis tindak tutur
ekspresif memuji.
Tuturan ” Dari dulu sampai sekarang sama saja Nida memang awet muda!”
dituturkan oleh Nida dengan maksud memuji dirinya sendiri yang terkesima
melihat fotonya yang dari dulu sampai sekarang dia tetap awet muda. Oleh
karena itu, kutipan wacana (45) merupakan tindak tutur ekspresif memuji
karena tuturan tersebut berisi tentang pujian terhadap dirinya yang awet muda.
67
penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru.
Dalam penelitian ini hanya ditemukan satu tindak tutur isbati saja yaitu tindak
tutur isbati melarang. Di bawah ini dapat dilihat kutipan wacana tindak tutur
isbati.
melarang.
Tuturan ”Wah, nggak boleh, Bu!”, dituturkan oleh Nida kepada Ibu dengan
maksud untuk melarang Ibu agar tidak berhutang lagi. Dengan demikian,
kutipan wacana (46) merupakan tindak tutur isbati melarang karena tuturan
mengemis. Adapun yang termasuk fungsi tindak tutur ilokusi dalam komik di
meminta.
bapak untuk mematikan rokoknya. Tuturan ini melibatkan sopan santun karena
Fungsi dari tuturan tersebut adalah kompetitif mengemis karena pada saat itu
penutur meminta-minta sesuatu kepada orang lain dan ketika itu Mall sedang
terima kasih.
karena tidak melibatan sopan santun. Data di bawah ini merupakan kutipan
Fungsi dari tuturan tersebut adalah melaporkan kepada Kak Nida bahwa anak-
anak TPA menemukan 20 ekor tikus dan dihargai 1 ekor tikusnya Rp 3.000,-.
Oleh karena itu, kutipan wacana (51) merupakan fungsi bekerja sama
sopan santun sama sekali, karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan
kepada penumpang angkot perempuan untuk turun saja kalau tidak mau kena
72
asap rokok. Oleh karena itu, kutipan wacana (52) merupakan fungsi
bertentangan memarahi, karena unsur sopan santun tidak ada sama sekali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis peneltian ini ditemukan jenis dan fungsi tindak tutur
Jenis tindak tutur ilokusi yang ditemukan terdiri atas lima jenis tindak tutur
kasih, mengkritik, menyalahkan, mengeluh, dan memuji, serta tindak tutur isbati
Fungsi tindak tutur ilokusi yang ditemukan terdiri atas empat jenis yaitu
73
74
5.2 Saran
mempelajari tindak tutur ilokusi agar mendalami jenis tindak tutur ilokusi
yang terbagi dalam kategori yang terdapat pada tindak tutur ilokusi.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Budiyati. 2001. Kevariasian Tindak Tutur Percakapan Tokoh Utama Wanita dalam
Novel-novel Karya Pengarang Wanita (tesis). Semarang: Unnes.
Ensiklopedia Nasional Indonesia No. 9. 1990. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.
Hoed, Benny Hoedoro. 1994. Wacana, Teks, dan Kalimat dalam si Hombing et. Al.
(ed.) 1994. Bahasawan Cendekiawan: Seuntai Karangan Anak untuk Anton
Moelino. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan PT. Intermassa.
Palupi. 2002. Tinda Tutur dalam Wacana Iklan Bentuk Berita pada Majalah Tempo
Edisi 2001 (skripsi). Semarang: Unnes.
--------------. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Tresnati, Tjetje 1998. Tindak Tutur dalam Novel Sekayu Karya NH Dini. Laporan
Penelitian Tidak Diterbitkan. Semarang: Unnes.