Professional Documents
Culture Documents
ILMU PSIKIATRI
LAPORAN HOME VISIT
Oleh:
Arrum Chyntia Yuliyanti, S.Ked
H1A010024
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Umur
: 46 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Sasak
Pendidikan
: D4
Pekerjaan
Status
: menikah (duda)
Alamat
Puskesmas terdekat
: 25 Maret 2016
Nama ayah
: H. Muhiddin (Alm)
Nama ibu
: Hj. Fatmah
RIWAYAT PSIKIATRI
Pasien menikah tahun 1990 dan dikaruniai seorang anak. Selama menikah
pasien sering memarahi istrinya dan berteriak-teriak, memukul istri dan merusak
barang-barang di rumah. Oleh karena itu istri pasien pergi dari rumah karena tidak
tahan dengan perilaku pasien. Kemudian keluarga melihat perilaku pasien semakin
buruk yaitu merusak barang-barang di rumah dan sering memukul karena pasien
merasa ada suara dan bayangan yang mengganggunya. Pasien sering marah-marah,
berontak, dan berperilaku kasar. Keluarga memutuskan untuk memasung pasien
dengan kayu pohon randu di halaman depan rumah. Kedua kaki pasien dipasung
pada balok kayu tersebut selama 2 tahun. Selama dipasung pasien diberikan makan
oleh ibu, paman, bibi, dan adiknya. Pasien jarang dimandikan. Kondisi pasien setelah
dipasung menjadi tenang namun pasien semakin sulit diajak bicara karena lebih
banyak diam.
Tahun 2013 pasien dibawa keluarganya ke rumah sakit jiwa Selagalas karena
mengamuk dan berteriak-teriak dan sering membenturkan kepalanya ke tembok.
Pasien dirawat inap selama sekitar 1 minggu dan diperbolehkan pulang. Saat itu
keluarga tidak memiliki biaya untuk membawa pasien berobat ataupun kontrol ke
rumah sakit jiwa sehingga pasien hanya dibiarkan saja di rumah.
Pasien sering berteriak-teriak saat malam hari, seperti sedang berkelahi
dengan seseorang di dalam kamarnya, padahal saat itu pasien sendirian saja. Pasien
juga suka mendengarkan musik yang disetel oleh keluarga, namun setelah itu pasien
kembali menyendiri di sudut ruangan.
Selama 15 tahun terakhir pasien sudah tidak pernah dipasung lagi. Pasien
dibiarkan melakukan apa saja termasuk mengurung diri dan berteriak-teriak di
kamar. Pasien tidak mau dipindahkan ke ruangan lain yang lebih bersih. Menurut
keluarga, perkembangan pasien sejak kecil normal-normal saja sesuai usia. Semasa
sekolah pasien dikenal pintar dan banyak teman, tidak pernah nakal dan bermasalah
di sekolah ataupun di rumah. Pasien juga dikenal rajin beribadah dan pintar mengaji.
(autoanamnesis)
Saat dilakukan wawancara pasien berada di dalam ruang kamar tidurnya. Pasien
tidak kooperatif. Saat diajak berkomunikasi pasien hanya makan roti dan hanya
menjawab beberapa pertanyaan kemudian diam. Saat menjawab pasien mendadak
diam dan beberapa saat baru berbicara lagi. Saat ditanya pasien tentang bagaimana
perasaan dirinya, pasien hanya mengatakan ingin mandi. Pasien mengaku dirinya
tidak sakit.
3. Riwayat penyakit dahulu (Alloanamnesis)
Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat sakit berat, kejang, dan riwayat
demam tinggi disangkal. Riwayat penggunaan NAPZA (-), konsumsi minuman
alkohol (-), merokok (+) sejak muda. Tahun 2013 pasien pernah dirawat inap di RSJ
Mutiara Sukma selama 1 minggu kemudian disuruh untuk dibawa pulang.
4. Riwayat pribadi (Alloanamnesis)
a. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari 8 bersaudara. Pasien lahir normal
dibantu oleh dukun. Menurut ibu pasien tidak ada masalah pada riwayat
prenatal dan perinatal pasien.
b. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Menurut ibu pasien tidak ada masalah pada riwayat masa kanak-kanak
awal pasien. Pasien tampak tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
seperti anak lainnya. Riwayat sakit yang berat disangkal. Ayah pasien
memiliki 3 orang istri dan sudah meninggal saat pasien muda.
c. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Keluarga mengaku tidak ada masalah pada riwayat masa kanak-kanak
pertengahan pasien. Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak pada
umurnya dan bergaul dengan baik dengan teman-temannya.
d. Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)
Keluarga mengaku tidak ada masalah pada riwayat masa kanak-kanak
akhir pasien. Pasien melewati masa remajanya dengan baik. Pasien
dikenal berkepribadian baik dan rajin beribadah di mushola.
e. Dewasa
Riwayat pendidikan
Riwayat pekerjaan
Riwayat psikoseksual
Riwayat agama
III.
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, tampak sesuai usia, penampilan tidak rapi dan
tampak kotor.
2. Kesadaran
Compos mentis
3. Aktivitas psikomotor
Normoaktif
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien tidak kooperatif dan lebih banyak diam.
5. Pembicaraan
Produktivitas kurang, volume normal, lebih banyak tidak menjawab
pertanyaan. Pasien sering mengeluarkan suara tak bertujuan dari mulut
berulang-ulang.
B. Perasaan dan emosi
1. Mood : eutimik
2. Afek
: menyempit
3. Keserasian: serasi
C. Persepsi
Halusinasi auditorik (+) dan halusinasi visual (+) berupa suara keras dan bayangan
dirinya yang mengganggu
D. Pikiran
1. Arus pikir : produktivitas tidak dapat dievaluasi, blocking (+) tetapi tidak
menonjol
2. Isi pikir
3. Bentuk
E. Fungsi intelektual
1. Tingkat kognitif : sulit dievaluasi
2. Orientasi
3. Daya konsentrasi
Kurang konsentrasi, tidak dapat menjawab hitungan secara tepat
4. Daya ingat
Tidak dapat dievaluasi karena pasien hanya diam.
5. Kemampuan membaca dan menulis
Tidak dapat dievaluasi karena pasien hanya diam.
6. Kemampuan visuospasial
Tidak dapat dievaluasi karena pasien hanya diam.
7. Pikiran abstrak
Tidak dapat dievaluasi karena pasien hanya diam.
F. Daya nilai
1. Daya nilai sosial terganggu
2. Penilaian daya realita terganggu
G. Tilikan
Derajat 1
H. Pengendalian impuls
Kesan kurang baik. Pasien lebih banyak diam.
I. Taraf dapat dipercaya
Secara umum informasi yang pasien berikan dapat dipercaya.
IV.
Kesadaran
Nadi
: 80 kali/menit
Respirasi
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,6 C
Kepala / leher : anemis (-), ikterik (-), pembesaran KGB (-), rambut beruban
: compos mentis
V.
VI.
Thorax
Abdomen
Aksis I
memiliki riwayat gangguan jiwa namun sudah rutin berobat dan tidak berkeliaran.
Menurut anggota keluarga dan tetangga pasien, orang-orang yang dianggap memiliki
gangguan jiwa yaitu:
-
Sering keluyuran tanpa tujuan dengan pakaian lusuh atau tidak berpakaian
Keluarga merasa putus asa karena pernah diberitahu oleh petugas di RSJ
tahun 2013 bahwa keadaan pasien sudah tidak bisa berubah lagi, hanya
sampai seperti ini saja.
XI.
Tindakan pasien memang tidak baik dan keluarga sudah tepat untuk tidak lagi
memasung pasien dan tidak membatasi kebebasan pasien.
Pasien yang menderita gangguan jiwa perlu pengobatan secara rutin dan
teratur setiap hari, dan memakan waktu yang panjang sehingga perlu
dukungan keluarga dan keluarga harus terus semangat.