Professional Documents
Culture Documents
1. Pemimpin rumah sakit bekerja sama untuk melindungi dan meningkatkan hak
pasien dan keluarganya.
2. Pemimpin memahami hak pasien dan keluarganya sebagaimana tercantum
dalam peraturan perundangan dan sehubungan dengan praktik budaya
masyarakat atau setiap pasien yang dilayaninya (Juga lihat TKKA.6, EP 1)
3. Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam kondisi tertentu juga hak
keluarga pasien untuk memiliki hak prerogatif untuk menentukan apa saja
informasi tentang perawatan yang dapat dibagikan ke keluarga pasien atau
orang lain dan dalam kondisi apa.
4. Karyawan atau petugas memiliki pengetahuan cukup tentang kebijakan dan
prosedur terkait dengan hak-hak pasien dan dapat menjelaskan tanggung
jawab mereka dalam melindungi hak-hak pasien.
5. Kebijakan dan prosedur memandu dan mendukung hak pasien dan
keluarganya di rumah sakit.
6. Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan
keyakinan pasien, dan bilamana diperlukan, juga dari keluarga pasien.
7. Petugas menjalankan proses dan memberikan perawatan yang menghormati
nilai-nilai dan keyakinan pasien.
8. Rumah sakit memiliki proses yang didesain untuk menanggapi permintaanpermintaan yang terkait dengan dukungan spiritual atau keagamaan, baik
yang bersifat rutin. maupun kompleks
9. Rumah sakit menanggapi permintaan-permintaan dukungan spiritual atau
keagamaan.
10. Petugas atau karyawan mengidentifikasi harapan dan kebutuhan pasien akan
privasi selama dirawat dan diobati (Juga lihat HPK.2.5)
11. Permintaan pasien akan privasi harus dihormati dalam seluruh wawancara
klinis, pemeriksaan, segala prosedur/perawatan, dan transportasi atau
pemindahan.
12. Rumah sakit telah menetapkan tingkatan pertanggungjawaban atas harta
milik pasien.
13. Pasien menerima informasi tentang tanggungjawab rumahsakit untuk
melindungi milik pribadi.
14. Harta milik pasien dilindungi bila rumah sakit menyatakan bertanggung jawab
atau ketika pasien tidak mampu memikul tanggung jawab.
15. Rumah sakit memiliki cara tertentu untuk melindungi pasien dari serangan
penganiayaan.
16. Bayi, anak-anak, orang tua, dan orang lain yang kurang mampu atau tidak
mampu melindungi dirinya akan ditangani dalam proses itu.
17. Orang-orang tanpa identitas yang jelas akan diselidiki.
34. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak-hak mereka
untuk menolak atau menghentikan pengobatan (Juga lihat APKP.3.5, EP 2)
35. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari
keputusan mereka (Juga lihat APKP.3.5, EP 2)
36. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai tanggung jawab
mereka terkait dengan keputusan tersebut.
37. Rumah sakit memberitahu pasien tentang perawatan yang tersedia dan
pengobatan alternatif.
38. Rumah sakit telah mengidentifikasi posisinya dalam mempertahankan
layanan resusitasi dan melepaskan atau mencabut perawatan yang
mempertahankan denyut kehidupan.
39. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma budaya dan kepercayaan
masyarakat dan setiap persyaratan hukum atau peraturan yang berlaku.
40. Rumah sakit memandu para ahli kesehatan mengenai pertimbangan etika dan
hukum dalam melaksanakan keinginan pasien tersebut.
41. Keputusan pasien/keluarga tentang layanan resusitasi dicantumkan dalam
rekam medis.
42. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten.
43. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengelolaan rasa nyeri yang tepat. (Juga lihat PP.7.1, EP
1)
44. Petugas rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya, dan masyarakat
terhadap hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri dan memperoleh
pemeriksaan dan pengelolaan rasa nyeri yang tepat.
45. Pasien diberitahu cara untuk menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat.
46. Pengaduan, konflik dan perbedaan pendapat akan ditindaklanjuti oleh
rumah sakit.
47. Pengaduan, konflik dan perbedaan pendapat yang timbul selama proses
perawatan akan ditindaklanjuti dan diselesaikan.
48. Pasien dan keluarganya kalau perlu ikut berpartisipasi dalam proses
penyelesaian.
49. Kebijakan dan prosedur selalu mendukung praktik yang konsisten.
50. Petugas dan karyawan memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilainilai dan keyakinan pasien beserta keluarganya dan bagaimana nilai-nilai
dan keyakinan mereka harus dihargai selama berada dalam proses
perawatan.
51. Petugas dan karyawan memahami peran mereka dalam melindungi hak-hak
pasien beserta keluarganya.
52. Informasi tentang hak dan kewajiban pasien diberikan secara tertulis kepada
setiap pasien.
53. Pernyataan tentang hak dan kewajiban pasien dipasang di kamar atau
tersedia dan dapat diminta sewaktu-waktu pada petugas rumah sakit.
54. Rumah sakit mempunyai cara memberitahu pasien tentang hak dan
kewajiban mereka apabila komunikasi secara tertulis tidak lagi sesuai atau
efektif.
55. Rumah sakit mempunyai proses informed consent yang didefinisikan
dengan jelas dalam kebijakan dan prosedur.
56. Petugas yang ditunjuk sudah dilatih untuk menerapkan kebijakan dan
prosedur tersebut.
57. Pasien memberikan informed consent yang sesuai/konsisten dengan
kebijakan dan prosedur.
58. Pasien diberitahu tentang unsur a) sampai h) yang relevan dengan kondisi
mereka dan perawatan yang direncanakan.
a. Kondisi pasien
b. Usulan pengobatan
c. Nama individu yang memberikan pengobatan
d. Kemungkinan manfaat dan kekurangannya
e. Kemungkinan alternatif
f. Kemungkinan keberhasilan
g. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
h. Kemungkinan hasil yang terjadi apabila tidak diobati.
59. Pasien mengetahui jati diri para dokter atau praktisi lain yang bertanggung
jawab atas perawatan mereka. (Juga lihat APKP.2.1, EP 1)
60. Terdapat cara atau proses menanggapi permintaan pasien untuk informasi
tambahan tentang praktisi yang bertanggung jawab perawatannya.
61. Rumah sakit memiliki proses untuk pemberian informed consent oleh orang
lain.
62. Proses tersebut harus mematuhi hukum, budaya, dan adat istiadat.
63. Orang lain di samping pasien yang memberi persetujuan harus dicatat
namanya dalam rekam medis.
64. Pasien dan keluarga diinformasikan tentang lingkup persetujuan umum, bila
rumah sakit menggunakannya.
65. Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum, bila
digunakan, ini didokumentasikan dalam catatan pasien.
66. Persetujuan diperoleh sebelum prosedur pembedahan atau tindakan invasif
(Juga lihat PAB.7.1, Maksud dan Tujuan)
67. Persetujuan diperoleh sebelum dilakukan anestesi (termasuk pembiusan
sedang dan dalam). (Juga lihat PAB.5.1, Maksud dan Tujuan dan EP 1)
PENELITIAN KLINIS
1. Pasien dan keluarga pasien diidentifikasi dan diberi informasi secara tepat
tentang cara mendapatkan akses ke penelitian klinis, investigasi klinis, atau
uji klinis yang relevan dengan kebutuhan perawatan mereka.
2. Pasien yang diminta berpartisipasi diberitahu tentang manfaat yang
diharapkan.
3. Pasien yang diminta berpartisipasi diberitahu tentang kemungkinan rasa tidak
nyaman dan risiko yang terjadi.
4. Pasien yang diminta berpartisipasi juga diberitahu tentang alternatif yang
mungkin bisa membantu mereka.
5. Pasien yang diminta berpartisipasi diberitahu tentang prosedur yang harus
diikuti.
6. Pasien dijamin bahwa penolakan mereka untuk berpartisipasi atau pembatalan
partisipasinya tidak akan mengganggu akses mereka terhadapa layanan di
rumah sakit.
7. Kebijakan dan prosedur rumah sakit akan memandu proses pemberian
informasi dan proses pengambilan keputusan.
8. Pasien dan keluarganya diberitahu tentang proses di rumah sakit untuk
mempelajari protokol penelitian.
9. Pasien dan keluarganya diberitahu tentang proses di rumah sakit dalam
mempertimbangkan manfaat dan risikonya terhadap pasien.
10. Pasien dan keluarganya diberitahu tentang proses di rumah sakit untuk
mendapatkan persetujuan.
11. Pasien dan keluarganya diberitahu tentang proses di rumah sakit terkait dengan
pembatalan pasien untuk berpartisipasi.
DONASI ORGAN
1. Rumah sakit mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk
menyumbangkan organ dan jaringan tubuh lainnya.
2. Rumah sakit memberikan informasi untuk mendukung pilihan yang
dilakukan.
3. Kebijakan dan prosedur memandu proses pengadaan dan donasi.
4. Kebijakan dan prosedur memandu proses transplantasi.
5. Staf dilatih dalam kebijakan dan prosedur pengambilan dan donasi organ
6. Staf dilatih dalam pelbagai persoalan dan permasalahan terkait donasi
organ dan ketersediaan transplan.
7. Rumah sakit memperoleh informed consent dari donor hidup.
8. Rumah sakit bekerja sama dengan organisasi dan lembaga terkait dalam
masyarakat untuk menghormati dan melaksanakan pilihan untuk
menyumbangkan organ tubuh.