Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
1. TUTIK PARIDAH J2101400
2. DWI SAFITRI J210140030
3. ARDHITYA KURNIAWAN J210140031
4. HARUN JOKO PURNOMO J210140032
S1 KEPERAWATAN A
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
c. OVARIUM
Kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta untuk fungsi produksi
progesterone dan estrogen. Selama kehamilan ovarium berisitirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi
siklus hormonal menstruasi. (Marmi, S.ST, 2014)
2. System reproduksi pada masa nifas
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil.
Penyebab subinvolusi adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi. Alat genitalia
interna maupun eksterna berubah semuanya. Perubahan dalam tubuh wanita sangat
menakjubkan, uterus atau rahim berbobot 60gr sebelum kehamilan secara perlahan
bertambah besarnya hingga 1kg selama masa kehamilan dan setelah persalinan uterus
kembali sebelum hamil.
a. Involusi uterus
Merupakan proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot
60gr atau proses kembalinya uterus pada keadaan semula. Yang melibatkan
penanggalan endometrium dan pengelupasan lapisan implantasi plasenta sebagai
tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan
jumlah lochia.
Proses involusi uterus sebagai berikut:
Iskemia miometrium disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus
menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative
anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
Atrofi jaringan sebagai reaksi penghentian hormone esterogen saat
pelepasan plasenta.
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri terjadi dalam otot
uterine. Enzim protelitik akan memendekkan jaringan otot yang sempat
mengendur hingga 10x panjang semula atau sebagai pengrusakan secara
langsung jaringan hipertropi yang berlebihan karena penurunan hormone
estrogen dan progesterone.
Efek oksitosin menyebabka terjadinya kotraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus yang akan membantu untuk
mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan.
Penurunan ukuran uterus dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika
turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks. Setelah
proses persalinan puncak fundus 2/3 dari jalan atas diantara simfisis pubis
dan umbilicus.
Perubahan uterus berhubungan erat dengan perubahan pada miometrium
terjadi perubahan bersifat proteolisis yang akan dialirkan melalui
pembuluh getah bening.
Jika pengeluaran lokia tidaklancar disebut lochiastasis, jika lokia tetap berwarna
merah setelah 2 minggu tertinggalnya sisa plasenta karena involusi yang kurang
sempurna disebabkan retroflexio uteri.
f. Perubahan pada vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang besar selama
proses kelahiran bayi dan kendur. Selama 3 minggu vulva dan vagina kembali
seperti tidak hamil dan rugae dalam vagina akan muncul serta labia menjadi lebih
menonjol. Hymen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan
berubah menjadi kurunkulae motiformis bagi wanita multipara.
Setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5 perinium sudah
mendapatkan kembali sebagian tonusmya besar tonusnya tetap lebih kendur dari
sebelum melahirkan. (Marmi, S.TT, 2014)
B. MANAJEMEN LAKTASI
PENGERTIAN LAKTASI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduki, disekresi dan
pengeluaran ASI sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Dalam proses laktasi
terdapat pengaruh hormonal antara lain, pertama hormone progesteron yang berfungsi
mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesterone dan estrogen
menurun sesaat setelah melahirkan yang menstimulasi produksi secara besar besaran.
Kedua, estrogen berfungsi menstimulasi system saluran ASI untuk membesar. Tingakt
estrogen menurun saat melahirkan, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal
berbasis hormone estrogen yang dapat mengurangi produksi ASI. Ketiga, follicle
stimulating hormone (FLH) dan Luteining Hormone (LH) serta prolaktin yang berperan
membesarkan alveoli dalam kehamilan. Keempat, oksitosin berfungsi mengencangkan
otot halus dalam rahim saat melahirkan yang mengencangkan otot halus disekitas alveoli
untuk memeras ASI menuju saluran susu, berperan dalam proses turunnya susu let down
atau milk ejection reflex. Kelima, human placental lactogen (HPL), sejak bulan kedua
kehamilan plasenta mengeluarkan banyak HPL berperan dalam pertumbuhan payudara,
putting, dan areola sebelum melahirkan.
Fisiologi laktasi
Laktasi punya 2 pengertian yaitu pembentukan atau produksi air susu dan pengeluaran air
susu. Masa kehamilan terjadi pembesaran payudara disebabkan oleh berkembangnya
kelenjar payudara proliferasi selsel duktus laktiferus dan sel sel kelenjar pembuatan air
susu. Proses proliferasi dipengaruhi oleh hormone yang dihasilkan plasenta yaitu
laktogen, prolaktin, koriogonadotropin, estrogen dan progesterone juga disebabkan
bertambah lancarnya peredaran darah.
Dalam pembagian ASI dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Kolustrum, yaitu ASI yang pertama keluar yang disekresi oleh kelenjar payudara pada
hari pertama sampai hari keempat pacsa persalinan. Kolustrum mengandung tinggi