Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013)
Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011).
B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya. (Amin, Hardi:2013)
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
HT
dan
TSH.
Hipertiroidisme
akibat
malfungsi
hipotalamus
akan
kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan
sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit,
serta berkeringat banyak.
b. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau
biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid
yang berlebihan.
2. Penyebab Lain
a. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
b. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
c. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3
bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
d. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.
C. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
2
yang
berlebihan
dapat
menyebabakan
hipertiroidisme.
Bentuk
E. WOC
F.
Antigen di
kelenjar tiroid
Limfosit T aktif
Metabolik
Agen infeksi.
EX: virus
Hipotalamus
Inflasi di
kelenjar tiroid
Limfosit B aktif
Kebutuhan
hormon tiroid
Sekresi
antibodi
Subacute
thyroiditis
TSH
TSH
Interaksi antara
TSH-R dan TSI
Goiter
noduler
TSH
4
Graves
Basal metabolic
disease
rate
Hipersekresi
hormonkalori
tiroid
Effect
hipertiroid
MK: ketidak
seimbangan
nutrisi : kurang
dari kebutuhan
Produksi panas
MK : hipetermi
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(Amin, Hardi:2013)
H. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh
obatnya: propil tio orasil (PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/
lebihatau pasien yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroidnya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk
wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap
obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu setahun.
b. Terapi obat anti hiperteroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah:
1. Carbimazole (karbimasol)
pengobatan
alternatif
untuk
hipertiroid
adalah
I. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas.
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,
derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan
keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme
yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,
pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan
pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon
tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
7
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan
hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kematian.
:
:
:
:
:
No Reg
Umur
L/P
Pendidikan
Pekerjaan
Status Kawin
:
: 47 tahun
: Perempuan
:
:
:
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
II. Pemeriksaan Fisik
1. Kedaaan Umum
2. Kesadaran
3. Penampilan
4. Postur Tubuh
5. Monitor Vital Sign
a.
Tekanan darah
b.
Nadi
c.
RR
:
:
:
:
: 140/70 mmHg
:
:
9
d.
e.
f.
Suhu
BB
TB
: 37.5 derajat
:
:
6. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
b. Mata
Inspeksi: Mata nampak Melotot
c. Hidung:
Inspeksi:
Palpasi:
d. Dada :
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi
e. Leher
Inspeksi: tampak pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi:
Perkusi:
f. Jantung
Inspeksi:
Palpasi:
Auskultasi: Jantung nampak berdebar-debar
Perkusi:
g. Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
h. Genetalia
Inspeksi:
Palpasi:
i. Pemeriksaaan muskuloskeletal (ekstermitas)
Inspeksi:.
Palpasi: Kekuatan otot
j. Persyarafan
III. ADL (Activity Daily Living)
1. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit :
b. Saat sakit: Pasien mengatakan bahwa ia merasa cepat lapar
2. Pola eliminasi
BAB
10
3.
4.
5.
4.
5.
a. Sebelum sakit :
b. Saat sakit :
BAK
a. Sebelum sakit :
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit :
Pola Personal Higiene
a. Sebelum sakit :
b. Saat sakit :
Pola aktivitas
a. Sebelum sakit :.
b. Saat sakit :
Kooping Mekanisme
a. Sebelum sakit :.
b. Saat sakit :
B. WOC
Hipertiroid
Metabolisme meningkat
11
Peningkatan konsumsi O2
System saraf
Sistem kardiovaskuler
1. Nerfus
2. Kelelahan
2. TD, nadi
3. Mudah terangsang
3. Angina
4. Gagal jantung
Kelelahan otot
Kulit
MK: Resiko
kerusakan intergitas
jaringan
Peningkatan
suhu tubuh
MK: Hipertermi
C. Analisis Data
NO
1.
Symtom
Do :
Problem
Gangguan
12
Etiologi
Mekanisme
Pasien tampak:
integritas jaringan
a. sering berkeringat
b. Tampak adanya ada
perlindungan
mata:
eksoftalmus.
Ekshothalamus
DS :
Pasien mengeluh :
a. gatal
2.
Do :
Penurunan curah
Perubahan
a. TD : 140/70 mmHg
jantung
denyut/irama
Ds:
jantung
a. Klien mengatakan
jantungnya berdebar
debar
3.
Hypertermi
a. Suhu : 37.5C
b. Klien
teraba
Peningkatan
metabolik
sedikit
panas
Ds :
a. Klien
4.
mengatakan
mengabsorbsi
kebutuhan tubuh
makanan
mersa lapar
D. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme
perlindungan mata: eksoftalmus
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
13
3. Hypertermi
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
E. Intervensi dan Rasional
NO
Diagnosa
Gangguan
integritas
jaringan
berhubungan
dengan
mekanisme
perlindungan
mata:
eksoftalmus
Tujuan dan
Kriteria hasil
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1x8 jam, diharapkan
gangguan integritas
jaringan dapat
hilang.
Kriteria Hasil:
1. Flushing (-)
2. Tidak
tampak
adanya pruritus
lagi
3. Ekshothalamus(-)
Intervensi
Rasional
Observasi :
Obsevasi:
1. Observasi periorbital, 1. Manifestasi umum dari
stimulasi
adrenergik
gangguan
penutup
yang
berlebihan
mata, lapang pandang,
berhubungan
dengan
penglihatan
yang
tirotoksikosis
yang
sempit, air mata yang
memerlukan intervensi
berlebihan.
Catat
pendukung
sampai
adanya fotophobia, rasa
revolusi
krisis
dapat
adanya benda di luar
menghilangkan
mata dan nyeri pada
simpomatologis
mata.
infiltrat
2. Evaluasi
ketajaman 2. Otfalmatopi
adalah
akibat
dari
mata, laporkan adanya
peningkatan
jaringan
pandangan yang kabur
retro-orbita,
yang
atau pandangan ganda (
menciptakan eksoftalmus
diplopia )
dan infiltrasi limfosit
3.
dari otot ekstarokuler
yang
menyebabkan
kelelahan.
Mandiri :
Mandiri :
1. Anjurkan
pasien 1. Melindungi
kerusakan
menggunakan
kaca
kornea jika pasien tidak
mata
gelap
ketika
dapat
mentup
mata
terbangun dan tutup
dengan sempurna karena
dengan penutup mata
edema
atau
karena
selama tidur sesuai
fibrosis bantalan lemak.
kebutuhan
Kolaborasi:
Kolaborasi :
1. Berikan obat sesuai 1. Sebagai lubrikasi mata ,
diberikan
untuk
indikasi :
menurunkan radang yang
Obat
tetes
mata
berkembang
dengan
metilselulosa, ACTH,
14
2.
Risiko tinggi
terhadap
penurunan
curah jantung
berhubungan
dengan
hipertiroid
tidak
terkontrol,
keadaan
hipermetaboli
sme,
peningkatan
beban kerja
jantung
Klien akan
mempertahankan
curah jantung yang
adekuat sesuai
dengan
kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil:
1. Nadi perifer
dapat teraba
normal.
2. Vital sign dalam
batas normal.
3. Pengisian kapiler
normal.
4. Status mental
baik.
5. Tidak ada
disritmia
Hipertermia
berhubungan
dengan suhu
tubuh
meningkat
Tujuan
prednison.
capat.
2. Berikan obat sesuai 2. Dapat
menurunkan
indikasi obat antitiroid
tanda/gejala
atau
mencegah keadaan yang
semakin memburuk.
Observasi:
Observasi :
1. Pantau tekanan darah
1. Hipotensi umum atau
pada posisi baring,
ortostatik dapat terjadi
duduk dan berdiri jika
sebagai akibat dari
memungkinkan.
vasodilatasi perifer yang
Perhatikan besarnya
berlebihan dan
tekanan nadi.
penurunan volume
2. Periksa kemungkinan
sirkulasi.
adanya nyeri dada atau 2. Merupakan tanda adanya
angina yang dikeluhkan
peningkatan kebutuhan
pasien.
oksigen oleh otot jantung
3. Auskultasi suara nafas.
atau iskemia.
Perhatikan adanya
3. S1 dan murmur yang
suara yang tidak
menonjol berhubungan
normal (seperti krekels)
dengan curah jantung
4. Observasi tanda dan
meningkat pada keadaan
gejala haus yang hebat,
hipermetabolik.
mukosa membran
4. Dehidrasi yang cepat
kering, nadi lemah,
dapat terjadi yang akan
penurunan produksi
menurunkan volume
urine dan hipotensi.
sirkulasi dan
5. Catat masukan dan
menurunkan curah
haluaran
jantung.
5. Rasi Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat
Setelah Mandiri:
dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk
menggunakan pakaian
keperawatan selama
yang tidak terlalu
1x8 jam suhu tubuh
tebal.
Observasi:
stabil
1. Pantau TTV (TD, HR,
RR).
Kriteria hasil :
15
Mandiri :
1. Untuk mempercepat
penurunan suhu tubuh
melalui proses konduksi
Observasi
1. Untuk mengetahui data
dasar parameter
hemodinamik
1. Suhu
dalam
normal
tubuh
batas
sekitar
36,5oC -37,5oC
2. Pasien
mengatakan tidak
merasa
panas
lagi.
Risiko tinggi
terhadap
perubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan
peningkatan
metabolisme
(peningkatan
nafsu
makan/pemas
ukan dengan
penurunan
Kolaborasi:
1. Pemberian diet tinggi
kalori, protein,
16
2. Untuk mengetahui
perkembangan suhu tubuh
HE :
1. Untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh
saat penguapan karena
peningkatan suhu tubuh
2. Untuk mempercepat
penurunan suhu tubuh
melalui proses evaporasi
dan konduksi
Observasi :
1. Pantau masukan
makanan setiap hari,
timbang berat badan
setiap hari.
2. Peningkatan aktivitas
adrenergic dapat
menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi
resisten yang
mengakibatkan
hiperglikemia
Kolaborasi:
1. Mungkin memerlukan
bantuan untuk menjamin
berat badan)
karbohidrat dan
vitamin
pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media
Action.
Universitas Sumatra Utara. (2013). < BAB II Tinjauan Pustaka Hipotiroid
[Internet].
Bersumber
17
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40615/4/Chapter
%20II.pdf > [Diakses tanggal 07 Maret 2015. Jam 09.09]
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: EGC
18