You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013)
Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011).
B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya. (Amin, Hardi:2013)
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
HT

dan

TSH.

Hipertiroidisme

akibat

malfungsi

hipotalamus

akan

memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.


(Amin, Hardi, 2013)
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu:
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan, wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini
adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan
1

kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan
sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit,
serta berkeringat banyak.
b. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau
biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid
yang berlebihan.
2. Penyebab Lain
a. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
b. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
c. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3
bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
d. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.
C. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
2

6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid


7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan
zat di dalam orbit mata
(Amin, Hardi:2013)
D. Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau
kondisis yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal, atau
multi tipe adenoma kankertiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon
tiroid

yang

berlebihan

dapat

menyebabakan

hipertiroidisme.

Bentuk

hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus,


toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1) hipertiroidisme, (2)
pembesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi mata
abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh
antibodi IGH yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan selsel tiroid. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodula toksik,
adinoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroidis akut dan kronis, dan ingesti
TH. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Patofisiologi dibalik manisfestasibpenyakit hipertiroid Graves dapat dibagi
ke dalam dua kategori: (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebih sistem
saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang
bersirkulasi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi
hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang,
maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf
simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan
meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia dan peningkatan curah jantung, volume secuncup, kepekaan
adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah
pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan hasilakhir defisiensi
nutrisi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
3

Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme


hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum
pubertas, akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis
kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria
dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidak teraturan
menstruasi dan penurunan fertilitas. (Hotma Rumahorbo, 1999).

E. WOC
F.
Antigen di
kelenjar tiroid
Limfosit T aktif

Metabolik

Agen infeksi.
EX: virus

Hipotalamus

Inflasi di
kelenjar tiroid

Limfosit B aktif
Kebutuhan
hormon tiroid
Sekresi
antibodi

Subacute
thyroiditis

TSH
TSH

Interaksi antara
TSH-R dan TSI
Goiter
noduler
TSH
4
Graves
Basal metabolic
disease
rate

Hipersekresi
hormonkalori
tiroid
Effect
hipertiroid

Respon dari katecholamines


(epinefrin and neropinefrin di
Dysphagiadalam darah

MK: ketidak
seimbangan
nutrisi : kurang
dari kebutuhan

Produksi panas
MK : hipetermi
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(Amin, Hardi:2013)
H. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh
obatnya: propil tio orasil (PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/
lebihatau pasien yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroidnya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk
wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap
obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu setahun.
b. Terapi obat anti hiperteroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah:
1. Carbimazole (karbimasol)

Berkhasiat mengurangi prodoksi hormon tiroid. Mula-mula


dosisnya bisa 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3 tablet
saja sehari. Obat ini cukup baik untuk hipertiroid.
Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel
darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Cirri-ciri
agranulositosis adalah sering terjadi sakit tenggorokan yang tidak
sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi dan demam.
2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikostiroid yang biasanya dipakai
sebagai obat anti peradangan. Obat ini bisa digunakan untuk
menghilangkan peradangan dikelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya abat anti Parkinson, yang dipakai untuk
mengatasi gejala-gejala Parkinson, seperti gerakan badan yang kaku,
tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid,
obat ini dipakai untuk mengobati tangan bergetar dan denyut jantung
yang meningkat. Namun penggunan obat ini pada pasien dengan
penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak
digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia).
Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120
kali/menit) dan tangan bergetar biasanya diberikan obat lain yaitu
propanolol, antenolol, ataupun verapamil.
c. Terapi Lain
Adapun

pengobatan

alternatif

untuk

hipertiroid

adalah

mengkosumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul


terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan
metabolisme didalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin

B15 juga dapat digunakan untuk

mengobati kencing manis (diabetes militus), tekanan drah tinggi


(hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan pembuluh darah
jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati.
Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan
oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi
jaringan oto jantung.
6

I. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas.
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,
derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan
keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme
yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,
pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan
pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon
tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
7

Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan
hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kematian.

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
I. Anamnese
Pengkajian tanggal
Tanggal masuk
Ruang/Kelas
Jam MRS
Jam Pengkajian
DX Masuk
1. Indentitas
Nama
:
Agama
:
Suku
:
Bahasa
:
Alamat
:
Pembiayaan :
Penanggung Jawab

:
:
:
:
:

No Reg
Umur
L/P
Pendidikan
Pekerjaan
Status Kawin

:
: 47 tahun
: Perempuan
:
:
:

Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
II. Pemeriksaan Fisik
1. Kedaaan Umum
2. Kesadaran
3. Penampilan
4. Postur Tubuh
5. Monitor Vital Sign
a.
Tekanan darah
b.
Nadi
c.
RR

: Dada kiri terasa berdebar-debar


: Dada kiri tersa bedebar-debar matanya
tampak melotot,serta tangan yang bergetar
terus(tremor),sering berkeringat serta cepat
merasa lapar.
:
:

:
:
:
:
: 140/70 mmHg
:
:
9

d.
e.
f.

Suhu
BB
TB

: 37.5 derajat
:
:

6. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
b. Mata
Inspeksi: Mata nampak Melotot
c. Hidung:
Inspeksi:
Palpasi:
d. Dada :
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi
e. Leher
Inspeksi: tampak pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi:
Perkusi:
f. Jantung
Inspeksi:
Palpasi:
Auskultasi: Jantung nampak berdebar-debar
Perkusi:
g. Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
h. Genetalia
Inspeksi:
Palpasi:
i. Pemeriksaaan muskuloskeletal (ekstermitas)
Inspeksi:.
Palpasi: Kekuatan otot
j. Persyarafan
III. ADL (Activity Daily Living)
1. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit :
b. Saat sakit: Pasien mengatakan bahwa ia merasa cepat lapar
2. Pola eliminasi
BAB
10

3.
4.
5.
4.
5.

a. Sebelum sakit :
b. Saat sakit :
BAK
a. Sebelum sakit :
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit :
Pola Personal Higiene
a. Sebelum sakit :
b. Saat sakit :
Pola aktivitas
a. Sebelum sakit :.
b. Saat sakit :
Kooping Mekanisme
a. Sebelum sakit :.
b. Saat sakit :

IV. Pemeriksaan Penunjang


1. X foto: Terdapat sinus paranasal
2. Lab Darah:
a. Hb : 12,5 g/Dl
b. Hmt : 39%
c. Leukosit : 11.000/mmk
d. Netrofil : 56%
e. Limfosit 40%
f. Eosinofil : 1%
g. Monosit : Trombosit : 420.000/mmk
h. Kolestrol Total : 179 mg/dL
i. Trigeliserida : 105 mg/dL
j. Glukosa Darah Sewaktu : 0,003 /mL

B. WOC
Hipertiroid
Metabolisme meningkat
11

Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2

Pemakaian glukosa sel


Pemecahan lemak dan
protein

System saraf

Sistem kardiovaskuler

1. Nerfus

1. Takikardi dan aritmia

2. Kelelahan

2. TD, nadi

3. Mudah terangsang

3. Angina
4. Gagal jantung

Otot dan tulang

MK: Penurunan curah jantung

Kelelahan otot

Kulit

MK: Resiko
kerusakan intergitas
jaringan

Peningkatan
suhu tubuh

MK: Hipertermi

Peningkatan kebutuhan kalori


MK: Ketidakefektifan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

C. Analisis Data
NO
1.

Symtom
Do :

Problem
Gangguan
12

Etiologi
Mekanisme

Pasien tampak:

integritas jaringan

a. sering berkeringat
b. Tampak adanya ada

perlindungan
mata:
eksoftalmus.

Ekshothalamus
DS :
Pasien mengeluh :
a. gatal
2.

Do :

Penurunan curah

Perubahan

a. TD : 140/70 mmHg

jantung

denyut/irama

Ds:

jantung

a. Klien mengatakan
jantungnya berdebar
debar
3.

b. Klien mengatakan lelah


Do :

Hypertermi

a. Suhu : 37.5C
b. Klien

teraba

Peningkatan
metabolik

sedikit

panas
Ds :
a. Klien
4.

mengatakan

badannya terasa panas


Do :

Ketidakseimbangan Tidak dapat

a. Berat badan klien turun

nutrisi kurang dari

mengabsorbsi

kebutuhan tubuh

makanan

meskipun nafsu makan


bertambah
Ds :
a. Klien mengatakan cepat

mersa lapar
D. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme
perlindungan mata: eksoftalmus
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
13

3. Hypertermi
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
E. Intervensi dan Rasional
NO

Diagnosa

Gangguan
integritas
jaringan
berhubungan
dengan
mekanisme
perlindungan
mata:
eksoftalmus

Tujuan dan
Kriteria hasil
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1x8 jam, diharapkan
gangguan integritas
jaringan dapat
hilang.
Kriteria Hasil:
1. Flushing (-)
2. Tidak
tampak
adanya pruritus
lagi
3. Ekshothalamus(-)

Intervensi

Rasional

Observasi :
Obsevasi:
1. Observasi periorbital, 1. Manifestasi umum dari
stimulasi
adrenergik
gangguan
penutup
yang
berlebihan
mata, lapang pandang,
berhubungan
dengan
penglihatan
yang
tirotoksikosis
yang
sempit, air mata yang
memerlukan intervensi
berlebihan.
Catat
pendukung
sampai
adanya fotophobia, rasa
revolusi
krisis
dapat
adanya benda di luar
menghilangkan
mata dan nyeri pada
simpomatologis
mata.
infiltrat
2. Evaluasi
ketajaman 2. Otfalmatopi
adalah
akibat
dari
mata, laporkan adanya
peningkatan
jaringan
pandangan yang kabur
retro-orbita,
yang
atau pandangan ganda (
menciptakan eksoftalmus
diplopia )
dan infiltrasi limfosit
3.
dari otot ekstarokuler
yang
menyebabkan
kelelahan.
Mandiri :
Mandiri :
1. Anjurkan
pasien 1. Melindungi
kerusakan
menggunakan
kaca
kornea jika pasien tidak
mata
gelap
ketika
dapat
mentup
mata
terbangun dan tutup
dengan sempurna karena
dengan penutup mata
edema
atau
karena
selama tidur sesuai
fibrosis bantalan lemak.
kebutuhan
Kolaborasi:
Kolaborasi :
1. Berikan obat sesuai 1. Sebagai lubrikasi mata ,
diberikan
untuk
indikasi :
menurunkan radang yang
Obat
tetes
mata
berkembang
dengan
metilselulosa, ACTH,
14

2.

Risiko tinggi
terhadap
penurunan
curah jantung
berhubungan
dengan
hipertiroid
tidak
terkontrol,
keadaan
hipermetaboli
sme,
peningkatan
beban kerja
jantung

Klien akan
mempertahankan
curah jantung yang
adekuat sesuai
dengan
kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil:
1. Nadi perifer
dapat teraba
normal.
2. Vital sign dalam
batas normal.
3. Pengisian kapiler
normal.
4. Status mental
baik.
5. Tidak ada
disritmia

Hipertermia
berhubungan
dengan suhu
tubuh
meningkat

Tujuan

prednison.
capat.
2. Berikan obat sesuai 2. Dapat
menurunkan
indikasi obat antitiroid
tanda/gejala
atau
mencegah keadaan yang
semakin memburuk.
Observasi:
Observasi :
1. Pantau tekanan darah
1. Hipotensi umum atau
pada posisi baring,
ortostatik dapat terjadi
duduk dan berdiri jika
sebagai akibat dari
memungkinkan.
vasodilatasi perifer yang
Perhatikan besarnya
berlebihan dan
tekanan nadi.
penurunan volume
2. Periksa kemungkinan
sirkulasi.
adanya nyeri dada atau 2. Merupakan tanda adanya
angina yang dikeluhkan
peningkatan kebutuhan
pasien.
oksigen oleh otot jantung
3. Auskultasi suara nafas.
atau iskemia.
Perhatikan adanya
3. S1 dan murmur yang
suara yang tidak
menonjol berhubungan
normal (seperti krekels)
dengan curah jantung
4. Observasi tanda dan
meningkat pada keadaan
gejala haus yang hebat,
hipermetabolik.
mukosa membran
4. Dehidrasi yang cepat
kering, nadi lemah,
dapat terjadi yang akan
penurunan produksi
menurunkan volume
urine dan hipotensi.
sirkulasi dan
5. Catat masukan dan
menurunkan curah
haluaran
jantung.
5. Rasi Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat

Setelah Mandiri:
dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk
menggunakan pakaian
keperawatan selama
yang tidak terlalu
1x8 jam suhu tubuh
tebal.
Observasi:
stabil
1. Pantau TTV (TD, HR,
RR).
Kriteria hasil :

15

Mandiri :
1. Untuk mempercepat
penurunan suhu tubuh
melalui proses konduksi
Observasi
1. Untuk mengetahui data
dasar parameter
hemodinamik

1. Suhu
dalam
normal

tubuh
batas
sekitar

36,5oC -37,5oC
2. Pasien
mengatakan tidak
merasa

panas

lagi.

Risiko tinggi
terhadap
perubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan
peningkatan
metabolisme
(peningkatan
nafsu
makan/pemas
ukan dengan
penurunan

Tujuan : Klien akan


menunjukkan Tidak ada tandatanda malnutrisi
-

2. Pantau suhu tubuh


minimal setiap 2 jam,
sesuai dengan
kebutuhan dan pantau
adanya diaporesis yang
berlebihan.
HE:
1. Motivasi asupan minum
peroral dan pastikan
tetes infus sesuai
dengan yang dianjurkan
2. Lakukan dan ajarkan
keluarga untuk
melakukan TWS (tepid
water sponge).
Kolaborasi:
1. Pemberian anti piretik:
a. Berikan kompres
hangat pada lipat
paha dan tangan
b. Selimuti pasien
tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
c. Anjurkan klien
untuk
mengkonsumsi air
minum.
Observasi:
1. Pantau masukan
makanan setiap hari,
timbang berat badan
setiap hari
2. Catat adanya anoreksia,
mual dan muntah

Kolaborasi:
1. Pemberian diet tinggi
kalori, protein,
16

2. Untuk mengetahui
perkembangan suhu tubuh

HE :
1. Untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh
saat penguapan karena
peningkatan suhu tubuh
2. Untuk mempercepat
penurunan suhu tubuh
melalui proses evaporasi
dan konduksi

Observasi :
1. Pantau masukan
makanan setiap hari,
timbang berat badan
setiap hari.
2. Peningkatan aktivitas
adrenergic dapat
menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi
resisten yang
mengakibatkan
hiperglikemia
Kolaborasi:
1. Mungkin memerlukan
bantuan untuk menjamin

berat badan)

karbohidrat dan
vitamin

pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media
Action.
Universitas Sumatra Utara. (2013). < BAB II Tinjauan Pustaka Hipotiroid
[Internet].

Bersumber

17

dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40615/4/Chapter
%20II.pdf > [Diakses tanggal 07 Maret 2015. Jam 09.09]
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: EGC

18

You might also like