Professional Documents
Culture Documents
O T I T I S M E D I A A KU T
M U H A M M A D R E Y YAN AL FAJ ( 2 0 117 3 0 0 9 0 )
DR. SONDANG BRS, SP.THT, MARS
ANAMNESIS
Tn.Usep Saepudin,51 tahun
KU : Terdengar suara gemuruh di telinga kiri
RPS : Penurunan pendengaran telinga kiri
Keluhan sudah semenjak 1 tahun yg lalu
Batuk pilek (-) Keluar cairan (-) Demam (-)
RPD:
Disangkal
RPK :
Disangkal
R. Pengobatan
: Disangkal
R. Alergi :
Disangkal
R.
Psikososial :
Perokok
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : CM
Tanda
tanda
vital
TD :120 / 90
Suhu : 37,1 oC
Nadi : 84
x/menit
Pernapasan :
24 x/menit
STATUS GENERALIS
Paru paru
I : Dada simetris (+/+), retraksi sela iga
(-/-)
P : Vokal fremitus dx= sx
P : Sonor seluruh lapang paru
A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheez (-/-)
Jantung
I : IC tidak terlihat
P : IC teraba di ICS V linea mid clavicula sx
P : Batas jantung dbn
A : BJ I&II murni, regular (+), murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
I : Datar, distensi abdomen (-), defans
muskular (-)
P : Supel, hepatomegali (-), splenomegali (-)
P : Timpani seluruh kuadran abdomen
A : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-),
RCT < 2 dtk, sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-),
RCT < 2 dtk, sianosis (-/-)
1. TELINGA
AD
TELINGA
edema (-)
Peradangan (-), pus (-), nyeri
tekan (-), pembesaran KGB (-)
Peradangan (-), pus (-), nyeri
tekan (-), pembesaran KGB (-)
AS
Preaurikula
Retroaurikula
AD
Hiperemis (-), udem(-),
serumen(-), sekret (-),
massa(-)
TELINGA
MAE
KAE
massa(-)
AS
Hiperemis (-), udem(-),
serumen(-), sekret (-),
massa(-)
Hiperemis (-), udem(-),
serumen(-), sekret (-), massa(-)
Intak, refleks cahaya (+) di jam
Sulit dilihat
Membran timpani
Uji Rinne
Lateralisasi ke kanan
Uji Weber
Lateralisasi ke kanan
Uji Schwabach
Memanjang
2. HIDUNG
a. Rinoskopi Anterior
Dextra
Rinoskopi anterior
Sinistra
Hiperemis (-)
Mukosa
Hiperemis (-)
Sekret
Hipertrofi (+)
Konka inferior
Hipertrofi (+)
Deviasi (-)
Septum
Deviasi (-)
(-)
Massa
(-)
Normal
Passase udara
Normal
b. Sinus paranasal
Palpasi : Nyeri tekan pipi (-), nyeri ketuk pipi (-), nyeri tekan medial
atap orbita (-), nyeri tekan kantus medius (-)
c. Tes penciuman
Kiri
tembakau
d. Transluminasi
3. TENGGOROK
Nasofaring (Rinoskopi posterior)
Konka superior
tidak dilakukan
Torus tubarius
tidak dilakukan
Fossa Rossenmuller
tidak dilakukan
Plika salfingofaringeal
tidak dilakukan
Dextra
Pemeriksaan
Orofaring
Sinistra
Mulut
Hiperemis
Simetris (normal)
kotor
Simetris (normal)
bersih
Karies (-)
Simetris (normal)
bersih
Mukosa mulut
Lidah
Palatum molle
Gigi geligi
Uvula
Hiperemis
Simetris (normal)
kotor
Simetris (normal)
bersih
Karies (-)
Simetris (normal)
bersih
Dextra
Pemeriksaan
Orofaring
Sinistra
Tonsil
Hiperemis
Mukosa
TIIA
Hiperemis
TIIB
Besar
Normal
Kripta
Normal
Detritus
Perlengketan
Tenang
Mukosa
Tenang
Granula
Faring
Tes
Pengecapan
Manis
Normal
Asin
Normal
Asam
Normal
Pahit
Normal
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Plika vokalis
tidak dilakukan
Rima glotis
tidak dilakukan
Pemeriksaan
Maksilofasial
Dextra
Nervus
I. Olfaktorius
Hiposmia
Penciuman
II. Optikus
Sinistra
Hiposmia
(+)
Daya penglihatan
(+)
(+)
Refleks pupil
(+)
III. Okulomotorius
(+)
(+)
(+)
(+)
superior
(+)
(+)
inferior
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
V. Trigeminal
Tes sensoris
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
VI. Abdusen
Gerakan bola mata ke lateral
(+)
(+)
VII. Fasial
(+)
Mengangkat alis
(+)
(+)
Kerutan dahi
(+)
(+)
Menunjukkan gigi
(+)
(+)
(+)
anterior
VIII. Akustikus
Normal
IX. Glossofaringeal
Normal
(+)
Refleks muntah
(+)
(+)
(+)
X. Vagus
(+)
(-)
Simetris
(+)
menelan
Deviasi uvula
Pergerakan palatum
(-)
Simetris
XI. Assesorius
(+)
Memalingkan kepala
(+)
(+)
Kekuatan bahu
(+)
XII. Hipoglossus
(-)
Tremor lidah
(-)
(-)
Deviasi lidah
(-)
4. LEHER
Dextra
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pemeriksaan
Sinistra
Tiroid
Pembesaran (-)
Kelenjar submental
Pembesaran (-)
Kelenjar submandibula
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Kelenjar suprasternal
Pembesaran (-)
Kelenjar supraklavikularis
Pembesaran (-)
RESUME
Laki-laki, 51 tahun
Penurunan pendengaran
Pemeriksaan telinga :
Serumen di KAE AD
Membran timpani AS
hiperemis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah rutin
Timpanogram
Audiometri
DD/
OMA stadium hiperemis
OMA stadium supurativ
WD/
OMA stadium hiperemis AS +
Serumen plug AD
Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa
Menghindari minum es,
makan makanan pedas, dan
gorengan
Berhenti merokok
Makan makanan 4 sehat 5
sempurna
Medikamentosa
Tarivid 3mg/ml 3x5 tetes /hari
Cetirizine tablet 10 mg 1 x 1
Ambroksol 30 mg 2 x 1
Ekstraksi serumen
A N AT O M I D A N
F I S I O LO G I T E L I N G A
Telinga luar
terdiri dari :
- Daun telinga
- Liang telinga
- Membran
timpani
Telinga tengah
berbentuk
kubus dengan
enam sisi
Telinga dalam
terdiri dari :
-Koklea
-Vestibular yang
terdiri dari 3
buah kanalis
semisirkularis
Telinga Luar
Daun telinga terdiri dari
tulang rawan elastin dan
kulit. Liang telinga terdiri dari
rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga
bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang.
Panjangnya kira-kira 21/2-3
cm.
Telinga Luar
Pada sepertiga bagian luar kulit
liang telinga terdapat banyak
kelenjar serumen (modifikasi
kel.keringat=kel.serumen) dan
rambut.
Pada dua pertiga bagian
dalamnya hanya sedikit dijumpai
kelenjar serumen
Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan :
Telinga Tengah
Di dalam telinga tengah terdapat tulang pendengaran yang
tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes.
Tulang pendengaran tersebut saling berhubungan.
Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus
melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes.
Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan
koklea.
Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang
menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga tengah.
Membran
Timpani
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah
liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.
Bagian atas disebut pars flaksida (membran shrapnell), sedangkan
bagian bawah disebut pars tensa (membran propia).
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani
disebut umbo.
Dari umbo bermula satu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah.
Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik, ditempat ini
terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga
tengah dengan antrum mastoid.
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran.
Telinga Dalam
- Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua
setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis
semi sirkularis.
- Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan
perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.
Telinga Dalam
Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas,
skala timpani disebelah bawah dan skala media (duktus
koklearis) diantaranya.
Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa,
Sedangkan skala media berisi endolimfa.
Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli (reissneijs
membrane)
Sedangkan dasar skala media adalah membran basalis, pada
membran ini terdapat organ corti.
Vaskularisasi Telinga
Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. labirintin cabang A.
cerebelaris anteroinferior atau cabang A. basilaris atau A.
verteberalis.
Arteri ini masuk ke MAI dan terpisah menjadi A. vestibularis
anterior dan A. kohlearis communis yang bercabang pula menjadi
A. kohlearis dan A. vestibulokohlearis.
Vena dialirkan ke V. labirintin yang diteruskan ke sinus petrosus
inferior atau sinus sigmoideus. Vena-vena kecil melewati
akuaduktus vestibularis dan kohlearis ke sinus petrosus superior
dan inferior.
Persarafan Telinga
N. Vestibulokohlearis (N. akustikus) yang dibentuk oleh bagian
kohlear dan vestibular, di dalam MAI bersatu pada sisi lateral
akar N. Fasialis dan masuk batang otak antara pons dan medula.
Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh N. Kohlearis dengan
ganglion vestibularis (scarpa) terletak dari MAI.
Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi N. Kohlearis dengan
ganglion spiralis corti terletak di modiolus.
Fisiologi Pendengaran
Membran
timpani
bergetar
Energi di
amplifikasi
Melewati tulang
pendengaran
(maleus, incus,
stapes)
Stapes
menggerakkan
foramen ovale
Perilimfe skala
vestibuli
bergerak
Membrana
Reissner
mendorong
endolimfa
Timbul gerak
relatif membran
basalis dan
membran
tektoria
Terjadi
defleksi
stereosilia
sel-sel rambut
Depolarisasi sel
rambut
Potensial aksi
saraf auditorius
Nukleus
auditorius
Energi bunyi
ditangkap
aurikula
Korteks serebri
(area 39-40) di
lobus
temporalis
Fisiologi
keseimbangan
Gerakan
Kepala dan tubuh
Pusat
keseimbangan
otak
Perpindahan cairan
endolimfa di labirin
Meneruskan impuls
sensorik melalui
saraf aferen
Merangsang
pelepasan
neurotransmiter
eksitator
Perubahan
permeabilitas
membran sel
Depolarisasi
Ion kalsium
akan masuk
ke dalam sel
Fisiologi Keseimbangan
Statis
Vestibuler di labirin
Keseimbangan
tergantung pada
Input sensorik dari
reseptor-reseptor
Kinetik
Organ visual
Proprioseptif
STATIS
sakulus dan
utrikulus
menarik lapisan
gelatin ke bawah
merangsang sel-sel
rambut impuls
melalui bagian
vetibularis dari n.VIII
medula ke korteks
otak.
KINETIK
kepala
bergerak
kesegala arah
cairan canalis
semi sirkularis
bergerak ke
arah
sebaliknya
menekukan
cupula
Sel-sel rambut
terangsang
impuls n.VIII
OTIT IS MEDIA
AKU T
Streptococcus hemoliticus
Haemophilus Influenzae
Staphylococcus aureus
Streptococcus Pneumoniae
Pneumococcus.
Gangguan tuba
Tekanan negatif
telinga tengah
Etiologi:
Perubahan tekanan tiba-tiba
Alergi
Infeksi
Sumbatan: Sekret,tampon,tumor
Sembuh
Efusi
F.tuba terganggu,
infeksi(-)
OME
F.tuba terganggu,
infeksi(+)
OMA
OME
OMSK/OMP
45
Anamnesis : Tinnitus,
gangguan pendengaran
dan rasa penuh di telinga.
Otoskopi
Retraksi membran timpani
Membran timpani tampak
normal atau berwarna
keruh pucat.
STADIUM HIPEREMIS
Anamnesis :Selain gejala stadium
oklusi, mulai didapati rasa nyeri.
Otoskopi : Membran timpani hiperemi
karena
pelebaran pembuluh darah.
STADIUM SUPURASI
Anamnesis : Keluhan
semakin meningkat,
suhu badan meningkat.
Otoskopi :
Membran timpani
menonjol keluar
(bulging)
Ada bagian yang
berwarna pucat
kekuningan.
STADIUM PEFORASI
Anamnesis :
Keluhan berkurang,
pendengaran berkurang,
suhu tubuh menurun.
Ruptur membran timpani
sehingga sekret berupa
nanah yang jumlahnya
banyak akan mengalir ke
liang telinga luar.
Otoskopi:
Penuh sekret purulen
Membran timpani
hiperemis & perforasi
STADIUM RESOLUSI
Membran timpani kembali ke keadaan normal
Sekret akan berkurang dan akhirnya mengering
Pendengaran kembali normal
TERAPI
S TA D I U M O K LU S I
D A PAT D I B E R I K A N O B AT
T E T E S H I D U N G B E R U PA H C L
EFEDRIN 0,5 % DALAM
L A R U TA N F I S I O LO G I K ( A N A K
< 1 2 TA H U N ) ATAU H C L E F E D R I N
1 % D A L A M L A R U TA N
F I S I O LO G I K U N T U K YA N G
B E R U M U R > 1 2 TA H U N D A N
PA D A O R A N G D E WA S A .
.
TERAPI
S TA D I U M P R E S U P U R A S I
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
DIANJURKAN MINIMAL SELAM 7
H A R I . B I L A PA S I E N A L E R G I
TERHADAP PENISILIN, MAKA
DIBERIKAN ERITROMISIN.
TERAPI
S TA D I U M S U P U R A S I
DIBERIKAN ANTIBIOTIKA
AMOKSISILIN 3 X 500 MG
P E R H A R I ATAU E R I T R O M I S I N 3
X 5 0 0 M G P E R H A R I ATAU
KO T R I M O K S A S O L 2 X 4 8 0 M G
PERHARI DAN LEBIH BAIK
D I S E RTA I M I R I N G O T O M I , B I L A
M E M B R A N T I M PA N I M A S I H
UTUH. DENGAN MIRINGOTOMI
GEJALA-GEJALA KLINIS LEBIH
C E PAT H I L A N G D A N R U P T U R
D A PAT D I H I N D A R I .
TERAPI
STADIUM PERFORASI
PENGOBATAN YANG
DIBERIKAN ADALAH
OBAT CUCI TELINGA H 2 O 2
3 % SELAMA 3-5 HARI
SERTA ANTIBIOTIKA
YANG ADEKUAT.
TERAPI
STADIUM RESULOSI
BILA TERDAPAT
SEKRET MENGALIR DI
LIANG TELINGA LUAR
MELALUI PERFORASI DI
MEMBRAN TIMPANI.
ANTIBIOTIKA DAPAT
DILANJUTKAN SAMPAI 3
MINGGU.
Terimong
geunaseh