You are on page 1of 20

PROSES ASSEMBLING MODEL

Bagat Guntara, Edi Purnama, Iwan Nurohman


Program Studi D3 - Teknik Mesin, Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung
guntara.bagat@gmail.com, edypurnama717@gmail.com, iwannurohman18@gmail.com
Abstrak
Laporan ini merupakan sebuah proses perancangan sebuah model untuk assembling dua
buah komponen yang dipasang secara vertical dimana komponen bagian bawah mempunyai warna
hitam dan putih serta terbuat dari bahan alumunium dan plastik. Sedangkan komponen bagian atas
mempunyai warna lain dan terbuat dari material yang sama, yaitu plastik.
Komponen bagian bawah disimpan pada storage 1 sedangkan komponen bagian atas
disimpan pada storage 2. Komponen bagian bawah didistribusikan dari storage 1 ke komveyor
dengan menggunakan dorongan sebuah single acting cylinder (SAC) kemudian digerakan oleh
komveyor menuju assembling point dan ditahan oleh sebuah stopper.
Dari storage 2 komponen bagian atas dipindahkan menuju pick up point dengan
menggunakan sistem gravitasi. Dari pick up point komponen tersebut dipindahakan menuju
assembling point oleh lengan pemindah untuk ditempatkan di atas komponen bagian bawah.
Kemudian assembling stopper bergerak terbuka menyebabkan kedua pasangan komponen
bergerak menuju fitting point dan ditahan oleh fitting stopper. Pasangan komponen ditekan oleh
sistem penekan yang menggunakan double acting cylinder (DAC) sedemikian rupa sehingga kedua
komponen berpasangan secara sempurna. Komponen assembling dipindahkan ke storage akhir
berdasarkan sifat dari material dan warna komponen bagian bawah.
Kata kunci : alumunium, plastic putih, plastic hitam

I.

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan
Pembuatan mechanical handling bertujuan
untuk :
1. Membuat model assembling process dua
buah komponen .
2. Memindahkan komponen berdasarkan
material dan warna.
3. Mengetahui handling process.
I.2. Manfaat
Digunakan untuk praktikum dalam
pengajaran proses assembling, handling,
dan sorting.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Storage
Storage adalah sistem yang menyediakan
penyimpanan barang atau material untuk
didistribusikan ke sistem
selanjutnya.
Terdapat beberapa macam jenis storage,
diantaranya:
1. Automated Storage System
2. Carousel Storage System
Automated Storage System (ASS).
ASS dapat dilihat seperti pada Gambar 1,
merupakan sebuah sistem yang dapat
menunjukkan penyimpanan komponen
dengan kecepatan dan akurasi tertentu
berdasarkan
tingkat
otomasi
yang
ditentukan.

Komponen

Gambar 1. Automated Storage System


Carousel Storage System (CSS).
CSS dapat dilihat seperti pada Gambar 2,
merupakan salah satu jenis tempat
penyimpanan atau keranjang yang bergerak
di atas rantai konveyor yang terletak di atas
operator dan berputar disekitar sistem rel
yang berbentuk oval dan memanjang.

Courtesy
FESTO

Gambar 3. Single Acting Cylinder (SAC)


II.2.2. Double ActingCylinders (DAC)
DAC, seperti terlihat pada Gambar 5,
digunakan apabila torak diperlukan untuk
melakukan kerja bukan hanya gerakan
maju, tetapi juga untuk gerakan mundur.

Courtesy
FESTO

Gambar 4. Double Acting Cylinders (DAC)


II.3. Solenoid Valve
Solenoid valve adalah kombinasi dari dua
unit fungsional solenoida (elektromagnet)
dengan inti atau plunger-nya dan badan
katup (valve) yang berisi lubang mulut
pada tempat piringan atau stop kontak
ditempatkan untuk menghalangi atau
mengizinkan aliran.
4

Gambar 2. Carousel Storage System

II.2. Silinder Pneumatik


Silinder berfungsi untuk
mengubah
tekanan udara menjadi kerja. Silinder
pnumatik terdiri dari 2 jenis silinder yaitu :
II.2.1. Single Acting Cylinder (SAC)
SAC, seperti terlihat pada Gambar 4,
hanya bisa diberikan gaya pada satu
arah,dan hanya mempunyai satu saluran
masuk.

Solenoid
1

Gambar 5. Solenoid valve


II.4. Sensor
Secara umum sensor terbagi menjadi dua
macam yaitu :
1. Sensor Kontak
2. Sensor Non-kontak.

Sensor Kontak
Terdapat beberapa macam sensor nonkontak seperti saklar dan limit switch.
Push Button atau Switch
Push button atau Saklar, seperti terlihat pada
Gambar 6, terdiri dari dua jenis seperti Push
On dan Push Off yang hanya aktif ketika
ditekan saja dan akan kembali ke kondisi
semula jika dilepas.

sensor akibat perubahan jarak lempeng,


perubhan luas penampang, dan perubahan
volume dielektrikum sensor kapasitif
tersebut. Konsep kapasitor yang digunakan
dalam sensor kapasitif adalah proses
menyimpan dan melepas energi listrik dalam
bentuk muatan-muatan listrik pada kapasitor
yang dipengaruhi oleh luas permukaan, jarak
dan bahan dielektrikum. Target yang bisa
dideteksi Logam dan nonlogam

Gambar 6. Push Button

Gambar 8. Sensor Capacitive

Limit switch, seperti terlihat pada Gambar 7,


umumnya mempunyai tiga terminal dengan
dua kondisi yakni NC (Normaly Close) dan
NO (Normaly Open). Saklar akan aktif
ketika tuas ditekan. Untuk tipe lain, tuas
pada micro switch dipasang roda sehingga
tuas dapat ditekan oleh benda bergerak.
3
4

Sensor Inductive
Sensor ini, seperti terlihat pada Gambar 9,
berfungsi
untuk
mendeteksi
obyek
besi/metal. Meskipun terhalang oleh benda
non-metal, sensor akan tetap dapat
mendeteksi selama dalam jarak (nilai)
normal sensing atau jangkauannya. Jika
sensor mendeteksi adanya besi di area
sensingnya, maka kondisi output sensor akan
berubah nilainya.

Gambar 7. Limit Switch


Sensor Non-kontak
Terdapat beberapa macam sensor nonkontak seperti sensor capacitive, sensor
inductive, sensor optic, dan sensor magnetic.
Sensor Capacitive
Sensor ini, seperti terlihat pada Gambar 8,
merupakan sensor elektronika yang bekerja
berdasarkan konsep kapasitif. Sensor ini
bekerja berdasarkan perubahan muatan
energi listrik yang dapat disimpan oleh

Gambar 9. Sensor Inductive


Sensor Optic
Sensor ini berdasarkan cara kerjanya terdiri
dari beberapa jenis, yaitu: through beam,
diffuse dan retro-reflective sensors. Cara
kerja dari setiap sensor dapat dilihat pada
Gambar 10.

Magnetic proximity switch

Through Beam Sensor

Switch that closes when a

In the Sim ulation Mode the


it.

Related Topics
Inductive proximity switch
Capacitive proxim ity switch
Optical proximity switch
Coupling Pneumatics, Electrics and Mechanics

Diffuse Sensor

Gambar 11. Sensor Magnetic


2.5. Conveyor
Terdapat beberapa macam conveyor seperti
belt conveyor dan roller conveyor.

Retro-Reflective Sensor

Gambar 10. Cara Kerja Sensor Optik


Sensor Magnetic (reed switch)
Cara kerja dan contoh sensor ini dapat dilihat
pada Gambar 11, Memakai magnet
permanen sebagai pemancar medan magnet.
Obyek yang mendekat akan memantulkan
medan magnet ke keping berikutnya. Reed
switch yang digunakan dalam silinder
pneumatic adalah magnet permanent.
Magnet
tersebut
digunakan
untuk
pengukuran posisi tetap dalam cylinder.

Belt Conveyor
Conveyor ini adalah peralatan
yang
digunakan untuk mengangkut barang dari
sistem satu ke sistem yang lainya dengan
kapasitas besar. Alat tersebut terdiri dari
sabuk yang tahan terhadap pengangkutan
benda padat. Sabuk yang digunakan pada
belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai
jenis bahan.
Fungsi
belt
conveyor
adalah untuk
mengangkut berupa inti atau curah dengan
kapasitas yang cukup besar, dan sesuai
dengan namanya maka media yang
digunakan berupa ban berjalan seperti
terlihat pada Gambar 12.
Jenis jenis Konstruksi dari belt conveyor :
1. Konstruksi arah pangangkutan
horizontal.
2. Konstruksi arah pengangkutan
diagonal atau miring.
3. Konstruksi arah pengangkutan
horizontal dan diagonal.

Gambar 12 . Belt Conveyor

Roller Conveyor
Roller conveyor, seperti terlihat pada
Gambar 13, merupakan suatu sistem
conveyor yang penumpu utama barang yang
ditransportasikan adalah roller. Roller pada
sistem ini sedikit berbeda dengan roller pada
conveyor jenis yang lain. Roller pada sistem
roller conveyor didesain khusus agar cocok
dengan
kondisi
barang
yang
ditransportasikan, misal roller diberi lapisan
karet, lapisan anti karat, dan lain sebagainya.
Sedangkan roller pada sistem jenis yang lain
didesain cocok untuk sabuk yang
ditumpunya.

Gambar 15. Relay


Terdapat beberapa macam relay seperti
Time Delay Relay, Counter Relay, dll.
Time Delay Relay (TDR)
TDR, seperti terlihat pada Gambar 16,
adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikannya. Timer ini
dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup
atau mati dari kontaktor sesuai waktu yang
telah ditentukan.

Gambar 13. Roller Conveyor


2.6. Vacuum Generator
Komponen ini
digunakan untuk
menghasilkan tekanan udara vakum atau
tekanan hisap. Digunakan bersamaan
dengan mangkuk hisap atau vacuum pad,
seperti terlihat pada Gambar 14, i t e m
i n i d i g u n a k a n untuk memindahkan
berbagai benda kerja. Alat ini bekerja
dengan menggunakan prinsip venture
meter.
Gambar 16. Time delay relay (TDR)

Gambar 14. Vacuum Generator dan Vacuum Pad


2.7. Relay
Relay, seperti terlihat pada Gambar 15,
adalah alat yang dioperasikan dengan
listrik yang secara mekanis mengontrol
penghubungan rangkaian listrik.

Counter Relay
Counter relay, seperti terlihat pada gambar
17, salah satu peralatan kontrol semi digital
yang banyak digunakan pada mesin mesin
produksi ringan, umumnya mesin yang
membutuhkan akurasi jumlah produk dan
khususnya mesin mesin yang mengandalkan
gerak putar dalam mengemas produk
produknya. Counter Relay ini kompatible
dengan berbagai macam jenis sensor, asalkan
sesuai dengan nilai input sensor yang telah
ditetapkan pabrikan pembuatnya. Dan
memang penggunaan Counter Relay ini harus
selalu menggunakan sensor sebagai input

untuk menghasilkan output NO dan NC yang


diinginkan, sehingga pemanfaatannya bisa
untuk bermacam macam wiring rangkaian
automatis

Gambar 17. Counter Relay


Pada dasarnya setiap relay yang digunakan
dapat digantikan oleh sebuah Programmable
Logic Controller (PLC).
2.8. Motor DC
Motor DC, seperti terlihat pada Gambar 18,
adalah motor listrik yang memerlukan suplai
tegangan arus searah pada kumparan medan
untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut
stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Motor arus searah,
sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/directunidirectional.

1. Motor DC Tipe Shunt, Pada motor


shunt, gulungan medan (medan shunt)
disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo (A). Oleh karena itu
total arus dalam jalur merupakan
penjumlahan arus medan dan arus
dinamo.
2. Motor DC Tipe Seri Dalam motor seri,
gulungan
medan
(medan
shunt)
dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A).
3. Motor DC Tipe Kompon merupakan
gabungan motor seri dan shunt. Pada
motor kompon, gulungan medan (medan
shunt) dihubungkan secara paralel dan
seri dengan gulungan dinamo (A).
Sehingga, motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil.
2.9. Flow Control
Terdapat 2 macam flow control seperti one
way flow control dan two way flow control.
One Way Flow Control
Komponen ini, seperti terlihat pada
Gambar 19, berfungsi untuk mengatur
kecepatan cylinder/actuator atau mengatur
tekanan yang masuk.
One-way flow control valve
The one-way flow control valve is made up of a throttle valve and a check valve.
The check valve stops the flow from passing in a certain direction. The flow then
passes though the throttle valve. The cross-section of the throttle is adjustable
via a regular screw. In the opposite direction the flow can pass through the
check valve.

Adjustable parameters
Opening level:

0 ... 100 %

(100)

Standard nominal flow rate:

0.1 ... 5000 l/min

(100)

Related Topics
[94] One-way flow control valve
[95] Throttle valve

Gambar 19, One way flowcontrol


Throttle valve

Check valve with pilot control

Gambar 18. motor DC


Terdapat beberapa jenis motor DC seperti,
motor DC separately excited dan motor DC
self excited.

Two Way Flow Control


Komponen ini, seperti terlihat pada
Gambar 20, berfungsi untuk mengatur
kecepatan actuator dari dua arah yang
berbeda.
Orifice
The orifice repres ents a pneumatic res is ta nce.

Motor DC Separatel Excited


Motor Separatel Excited, Jika arus medan
dipasok dari sumber terpisah.

Adjustable parameters
Standard nomina l flow rate:

0.1 ... 5000 l/min

(100 )

Related Topics

Motor DC Self Excited


Pada jenis motor DC sumber daya sendiri
dibagi menjadi tiga tipe sebagi berikut :

Orifice, a djus tabl e


Nozzle

Gambar 20. Two Way Flow Control

III. METODE
IV.

V.

VI.
VII.

VIII.
IX.
X. PERANCANGAN DAN ANALISA
X.1.
Prancangan Storage 1
XI. Sketsa rancangan Storage dapat terlihat
pada

Gambar

21,

berfungsi

untuk

buah push button untuk tombol start dan


tombol stop.
XVII.
Dengan demikian diperlukan
data I/O sebanyak:

penampungan awal komponen bagian bawah


XVIII. I

sebelum berpindah ke konveyor.


XII.

nput
XXII. S

Magazin
e

ensor
Benda
XXVI. R

SA
C
Sliding
Slot

eed
switch
XXX. P

XIII.
XIV.Gambar 21. Rancangan Storage 1
XV.
XVI.
Untuk membuat storage ini
diperlukan beberapa komponen seperti
magazine, SAC, single solenoid valve,
sensor capasitive, sensor reed switch dan

ush

XIX.
Jumla

XX.
utput

h
XXIII.
1
XXVII.
2
XXXI.
2

XXIV. S
olenoid

XXXVIII.1.
XXXIX.

Jumla
h
XXV.
1

valve
XXVIII.

XXIX.

XXXII.

XXXIII.

Button
XXXIV. XXXV. XXXVI.
Jumlah

XXI.

XXXVII.

5
Jumlah
XXXVIII.

Perancangan Storage 2
Perancangan Storage ini, sepeti

sliding slot sebagai jalan komponen bagian

terlihat pada Gambar 22, berfungsi untuk

bawah menuju ke conveyor. Magazine,

penampungan awal komponen bagian atas.

seperti terlihat pada Gambar 21, berfungsi


untuk tempat dimana komponen akan
disusun secara vertikal didalamnya. SAC

Elevat
ed
Slidin
g Slot

Tempat
sensor

digunakan untuk mendorong komponen


bagian bawah menuju conveyor sedangkan
sensor

capacitive

digunakan

untuk

mendeteksi keberadaan benda di magazine.


Sensor

reed switch

mengetahui

posisi

diperlukan

untuk

minimum

dan

XL.
XLI. Gambar 22. Rancangan Storage 2
XLII.
XLIII.
Untuk membuat storage ini di
perlukan

beberapa

komponen

seperti

maksimum torak SAC. Sedangkan untuk

elevated sliding slot, stopper, sensor optic

menginisiasi proses diperlukan minimal 2

dan sensor capacitive.

XLIV.

Elevated sliding slot, seperti

dan untuk menginisiasi proses diperlukan

terlihat pada Gambar 22, adalah sebuah

minimal 2 buah push button untuk tombol

bidang miring yang berfungsi sebagai

start dan tombol stop.


XLVIII. Dengan demikian diperlukan

transportasi komponen bagian atas ke pick


up point. Benda dirancang akan bergerak di

data I/O sebanyak:


XLIX.

atas bidang miring ini akibat gravitasi


dengan bantuan tambahan pressurized air
yang keluar dari dasar bidang miring
tersebut.

Berdasarkan

rancangan

awal,

bidang miring tersebut akan mempunyai


kermiringan

sekitar

15.

Sehingga

komponen bagian atas akan terhindar dari


gesekan bidang miring ketika melaju
menuju pick up point.
XLV.
Kerja stopper dan kemiringan
bidang akan disesuaikan agar laju benda
tidak terlalu cepat sehingga stopper masih
sempat untuk menahan benda berikutnya
untuk tidak ikut melaju bersama dengan
benda pertama yang sedang menuju ke pick
up point. Kerja stopper dan pressurized air
akan diatur masing-masing oleh single
solenoid valve.
XLVI.
Sensor yang diperlukan adalah

L.

nput
LIV.

Jumla
h

ensor
Benda
LVIII. R
eed
switch
LXII. P
ush

LI.

LV.
2
LIX.
2
LXIII.
2

LII.

utput
LVI.

LIII.
Jumla
h

olenoid
valve

LVII.
2

LX.

LXI.

LXIV.

LXV.

Button
LXVI. J LXVII. LXVIII.

LXIX.

umlah
6
Jumlah
2
LXX.
LXX.1. Perancangan Handling System
LXXI.
Perancangan Handling system,
seperti terlihat pada Gambar 23, adalah
sistem pemindah komponen bagian atas dari
pick up point ke assembling point. Sistem ini

sensor tipe capacitive untuk mendeteksi

menggunakan prinsip mechanical handling

keberadaan benda di storage dan di pick up

dan memanfaatkan kevakuman dari udara

point. Berdasarkan kondisi bentuk dan

untuk mengikat dan mengangkat komponen

tempat

sensor

bagian atas sehingga dapat dipindahkan ke

capacitive di storage akan menggunakan

atas komponen bagian bagian bawah di

tipe diffuse optic sedangkan untuk di pick

assembling point.
LXXII.

yang

tersedia

maka

up point akan menggunakan standard


sensor capacitive dengan diameter 12 mm
dengan sensitivitas sejauh 2-4 mm.
XLVII.
Untuk mengetahui posisi torak
maka diperlukan 2 buah sensor reed switch

LXXX.
Lengan
pemindah

LXXXI.
DAC

sucker

Input
LXXXV.
Sensor
Vakum
LXXXIX.

LXXIII.

Reed

LXXIV.
Gambar 23.
Rancangan Handling System
LXXV.
LXXVI.
system

Untuk
diperlukan

seperti

switch
XCIII. R

membuat

handling

beberapa

komponen

DAC, generator vakum, sensor

vakum, lengan pemindah, single selonoid


valve, motor DC, sensor capasitive, micro
switch, reed switch dan one way flowcontrol.
LXXVII.
Single solenoid valve diperlukan
untuk 1) generator vakum, 2) meniup dan 3)
naik

turun

memutarkan

DAC.
arah

Sedangkan
dimana

untuk

otary

LXXXII.
Jumla
h

LXXXIII.
Output

LXXXIV.
Jumla
h

LXXXVII.
LXXXVI.
LXXXVIII.
Solenoi
1
3
d valve
XC.

XCI.

M XCII.

otor

XCIV.
2

XCV.

XCVI.

DAC
XCVII. J XCVIII. XCIX. J C.
umlah
CI.
CII.

umlah

CIII.
CIII.1.Perancangan Konveyor
CIV.
Rancangan konveyor yang akan
dibuat dapat dilihat pada Gambar 24.

komponen

dipindah menuju assembling point maka


diperlukan motor DC dengan putaran rendah.
Dengan demikian diperlukan 4 buah aktuator.
LXXVIII. Dilain pihak diperlukan sensor
untuk mengontrol gerakan aktuator mekanik
seperti DAC untuk naik dan turun diperlukan

CV.
CVI.

Gambar 24. Rancangan


Konveyor

2 reed switch, sedangkan untuk membatasi

CVII.
CVIII.

gerakan putarnya akan digunakan 2 buah

menggunakan profil alumunium tipe 2040

micro switch. Untuk menentukan kondisi

seperti terlihat pada Gambar 25.


CIX.

vakum maka diperlukan sebuah sensor


vakum.
LXXIX.

Inisiasi awal akan dilakukan

ketika menerima sinyal dari pick up point.


Dengan
sebanyak:

demikian

diperlukan

data

I/O

Main body dari konveyor akan

CX.

Gambar 25. Main Body


Konveyor

CXI.
CXII.

di

atas

komponen

Perancangan

Dikedua ujung main body ini

akan dipasang roller yang salah satu roller


tersebut akan digerakan oleh sebuah motor

gambar

berfungsi untuk menahan

pada

saat

assembling

dan

penekanan.
CXXVI.

DC 24 V dengan putaran rendah sekitar 6090 rpm. Dengan demikian memerlukan motor

bawah.

stopper terlihat seperti pada

26,

komponen

bagian

CXXVII.
Stopper
Arm

DC yang mempunyai gear box. Sedangkan

DAC

conveyor belt nya akan menggunakan tipe


polyurethane.
CXIII.
Pada saat komponen bagian
bawah berada di atas konveyor maka
komponen

akan

dideteksi

oleh

sensor

capacitive sehingga motor DC menggerakkan


sabuk

konveyor.

Komponen

kemudian

CXXVIII.

dibawa menuju assembling point pertama


(masih di atas konveyor) dan ditahan oleh
sebuah

stopper

dimana

stopper

akan

dipertimbangkan

sebagai

bagian

dari

assembling point station. Dengan demikian di


bagian konveyor hanya diperlukan sebuah
sensor dan sebuah aktuator motor DC.
CXV. I
nput

CXVI.
Jumla
h

CXIX. S
ensor

CXX.

CXVII. O
utput

atas

sebuah

stopper diperlukan beberapa komponen


sensor dan aktuator seperti

DAC, single

selonoid valve, dan reed switch.


CXXXI.
Pada assembling point
proses

sorting

untuk

ini

ketiga

diperlukan sensor yang dapat menentukan

otor

konveyor

membuat

Jumla

ketiga

bagian

perbedaan

bawah.
yang

Untuk
ada,

itu
yaitu:

alumunium, plastik putih dan plastik hitam.


Untuk itu diperlukan minimal 2 buah sensor,

yaitu sensor inductive untuk membedakan

CXXIV. 4.5 Rancangan Assembling Point


CXXV.
Assembling
point
pertama
di

Untuk

komponen

CXXIII.

berada

CXXIX.
CXXX.

CXVIII.

CXXI. M CXXII.

benda

Rancangan Stopper

dilakukan

CXIV.

Gambar 26.

dan

proses

logam dan non logan, kemudian sensor optic


untuk membedakan warna terang dan gelap.
Untuk

sensor

keberadaan

benda

dapat

berlangsung dengan adanya aksi dari stopper

menggunakan hasil dari sensor capacitive

dan handling system dimana memungkinkan

yang berada di konveyor.

terjadinya penempatan komponen bagian atas

CXXXII.

Untuk

mengaktifkan

stopper

hanya diperlukan sebuah single solenoid


valve saja. Sedangkan untuk memonitor

CLIII. .
Dudukan
silinder

DAC

gerakan DAC diperlukan 2 buah reed switch.


CXXXIII. Dengan demikian diperlukan
data I/O sebanyak:
CXXXIV.
Input

CXXXV.
Jumla

CXXXVI.
Output

CXXXVII.
Jumla

h
h
CXXXVIII.
CXL. S
CXXXIX.
CXLI.
Sensor
olenoid
2
1
sorting
valve
CXLII. R
CXLIII.
eed
CXLIV. CXLV.
2
switch
CXLVI.J CXLVII. CXLVIII. CXLIX.
umlah
CL.

Jumlah

Rancangan Sistem
Penekan
CLV.
CLVI.

Untuk membuat sistem penekan

ini membutuhkan beberpa komponen inti


CLI.

4.6

Perancangan

Sistem Penekan
Rancangan sistem penekan,

CLII.

seperti pada Gambar 27, adalah sebuah


sistem

CLIV. Gambar 27.

untuk

menggabungkan

kedua

komponen dengan menggunakan penekanan


yang sedemikian rupa sehingga kedua
komponen
sempurna.

dapat

berpasangan

secara

yaitu: DAC, single solenoid valve, sensor


pressure, dan sensor capacitive.
CLVII.
Dengan demikian diperlukan
data I/O sebanyak:
CLVIII.
CLIX. I
nput
CLXIII.S
ensor
Benda
CLXVII.
Sensor

CLX.
Jumla
h
CLXIV.
1

CLXI. O
utput
CLXV. S
olenoid
valve

CLXII.
Jumla
h
CLXVI.
1

Pressur

CLXVIII.
CLXIX.
1

e
CLXXI.

CLXXII. CLXXIII. CLXXIV.

Jumlah
CLXXV.

Jumlah

CLXX.

CLXXVI.

4.7 Perancangan Sorting

CLXXXIV. Dengan demikian diperlukan

Gate
CLXXVII. Rancangan sorting gate dapat
dilihat pada Gambar 28. Komponen ini
berfungsi untuk memisahkan komponen
berdasarkan
assembling

data
point

yang

diambil

pertama

yang

di
pada

dasarnya mendeteksi warna dan material


dari komponen terkait. Sorting gate ini
dirancang dengan menggunakan dua buah
DAC yang dipasang secara tolak belakang
sehingga dapat menghasilkan 3 posisi untuk
mengarahkan komponen ke storage akhir,
yaitu: storage aluminium, storage plastik
putih dan storage plastik hitam seperti
terlihat pada Gambar 29.
CLXXVIII.
CLXXIX.

data I/O sebanyak:


CLXXXVI.
CLXXXVIII.
CLXXXVII.
Jumla
Jumla
Input
Output
h
h
CLXXXIX.
CXCI. S
CXC.
CXCII.
Reed
olenoid
4
2
switch
valve
CXCIII. CXCIV. CXCV. J CXCVI.
CLXXXV.

Jumlah
CXCVII.
CXCVIII.

umlah

4.8 Perancangan Storage

akhir
CXCIX.

Rancangan storage ini seperti

terlihat pada Gambar 29, adalah komponen


untuk penyimpanan akhir dimana semua
komponen akan dikelompokan berdasarkan
sifat dari komponen bagian bawahnya

DAC

seperti telah dijelaskan pada point 4.7.


CC.
Sistem kerja storage
Guide
Arm

menggunakan sistem gravitasi dan sistem


pressurized air untuk membantu lancarnya
komponen turun ke bawah.
CCI.

CLXXX.

Gambar 28. Rancangan

Sorting Gate
CLXXXI.
CLXXXII. Untuk membuat

rancangan

sorting gate ini membutuhkan beberpa


komponen inti yaitu:
CLXXXIII. DAC, single solenoid valve, dan
reed switch.

ini

CCII.

CCXII. O
ptic
sensor
CCXVI.
Jumlah
CCXX.
CCXXI.

CCXIV. S

CCXIII.
1

olenoid

CCXV.

3
valve
CCXVII. CCXVIII. CCXIX.
1

Jumlah

Dengan

demikian

dari

perancangan yang dilakukan diperlukan PLC


dengan jumlah I/O sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Storage 1
Storage 2
Handling System
Konveyor
Assembling point
Sistem Penekan
Sorting Gate
Final Storage

I = 5;
I = 6;
I = 5;
I = 1;
I = 4;
I = 2;
I = 4;
I = 1;

CCXXII.
CCIII. Gambar 29.
Akhir
Rancangan

ini

memerlukan

komponen inti seperti single solenoid valve


untuk mengatur keluarnya tekanan udara ke
lubang-lubang kecil yang berada dibagian
permukaan storage. Selain itu diperlukan
sensor

untuk

mereset

semua

sehingga

dapat

melakukan

berikutnya

sesuai

dengan

proses
proses

data

dari

komponen yang baru masuk kedalam


sistem. Sensor ini dipilih dari jenis sensor
optic retro-reflective.
CCVI.
Dengan demikian diperlukan
data I/O sebanyak:
CCVII.
CCVIII.
Input

CCIX.
Jumla
h

dan 15 output sinyal.


CCXXIII.
Untuk
melibatkan
mahasiswa

CCX. O
utput

Jumla
h

yang

praktek lebih banyak


maka

sistem

assembling model ini


dapat

dijadikan

menjadi

station

besar, yaitu:
1. Sistem Storage 1 dan Storage 2
2. Sistem Handling dan
3. Sistem Assembling dan Sorting
CCXXIV.

Dengan

demikian diperlukan 3
buah

CCXI.

Total

diperlukan 28 input

Rancangan Storage
CCIV.
CCV.

O=1
O=2
O=4
O=1
O=1
O=1
O =2
O=3

PLC

minimum

dengan
20

I/O.

Contoh:

dapat

menggunakan

smart

relay seperti LOGO


Soft.
CCXXV.
V. KESIMPULAN
CCXXVI. Kesimpulan
CCXXVII. Setelah
dilakukan
p erencan aan dan perancangan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Diperlukan PLC dengan 43 I/O atau
dapat
disederhanakan
dengan
menggunakan 3 buah PLC dengan
minimal 20 I/O
2. Assembling model ini dapat dioperasikan
minimal oleh 3 mahasiswa dimana masing-

masing dapat mengendalikan sistem


storage 1 dan storage 2, sistem handling
dan sistem konveyor.
3. Diharapkan proses distribusi, handling dan
sorting dapat dipelajari dengan mudah oleh
setiap mahasiswa yang memerlukan.
4. Pembuatan produk yan diharapkan jauh
lebih murah dibandingkan bila harus
diadakan dengan proses tender.
CCXXVIII.
CCXXIX.
CCXXX.
CCXXXI.
CCXXXII.
CCXXXIII.
CCXXXIV.

CCXXXV.

Daftar Pustaka

CCXXXVI.
. . conveyor
CCXXXVII.
http://industrial-illustration.com/img/conveyor-drawing.jpg [16 April 2015].
CCXXXVIII.
CCXXXIX.
. 2010. Prinsip Kerja Elektro Mekanis Magnetik (dasar NO &
NC)
CCXL. http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-elektro-mekanismagnetik.html [11 April 2015].
CCXLI.
CCXLII.
. 2012. Teori Motor DC Dan Jenis-Jenis Motor DC. 4 July
CCXLIII. http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/teori-motor-dc-dan-jenis-jenis-motor-dc/
. [16 Maret 2015]
CCXLIV.
CCXLV.
. 2015.BELT KONVEYOR .
CCXLVI.http://domas09.blogspot.com/2013/02/belt-conveyor.html.[10 April 2015]
CCXLVII.
CCXLVIII.
. sensor
CCXLIX.
http://www.tankertruckparts.com/v/vspfiles/photos/C401300-2.jpg [16 April
2015]
CCL.
CCLI.
.stepper-hibrid
CCLII. http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/05/Gambar-penampangmelintang-motor-stepper-hibrid.jpg [16 April 2015].
CCLIII.
CCLIV.Ari setiawan, 2011.PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH
PLATMENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
CCLV. https://www.academia.edu/2554745/Perancangan_Lengan_Robot_Pneumatik_Pemindah_
Plat_Menggunakan_Programmable_Logic_Controller?login=&email_was_taken=true[16 April
2015].
CCLVI.
CCLVII.
Haryanto. 2013. Proximity Switch. 14 April
CCLVIII. http://sukasukapaktri.blogspot.com/2013/04/proximity-switch.html .[16 Maret 2015]
CCLIX.
CCLX. Noviady Raeki ,. komponen-utama-pneumatic.
CCLXI. https://raeki.wordpress.com/mechanical/pnematic/komponen-utama-pneumatic/ [10 April
2015].
CCLXII.
CCLXIII.
Pree. 2013. SAKLAR ELEKTRONIK. 12 November
CCLXIV.http://www.elektronika123.com/saklar-elektronik/[16 Maret 2015]
CCLXV.
CCLXVI.
Stria 11 April, 2013. Laporan Pneumatic
CCLXVII.
http://www.slideshare.net/SetriaTuyull/isi-pneumatik[16 April 2015]
CCLXVIII.
CCLXIX.
Suluh. 2012. Roller Conveyor. 4 April
CCLXX. https://suluhmania.wordpress.com/2012/04/04/anatomi-sistemroller-conveyor/ . [16
Maret 2015]
CCLXXI.
CCLXXII. Syaiful Mansyur , July 6, 2014. Flexible Manufacturing System.
CCLXXIII.
http://www.cvmulyajaya.co.id/flexible-manufacturing-system.html [9 Maret
2015].

CCLXXIV.
CCLXXV. Theo. 2014. Digital Counter Relay. 30 September
CCLXXVI.
http://electric-mechanic.blogspot.com/2012/09/digital-counter-relay.html . [16
Maret 2015]
CCLXXVII.
CCLXXVIII. Theo. 2014. Proximity Switch Sensor Jarak. 30 September
CCLXXIX.
http://electric-mechanic.blogspot.com/2012/09/proximity-switch-sensorjarak.html .[16 Maret 2015]
CCLXXX.
CCLXXXI. Trikueni dermanto, desain sistem kontrol
CCLXXXII.
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/03/Pengertian-SilinderPneumatik.html.[16 Maret 2015]
CCLXXXIII.
CCLXXXIV.
CCLXXXV.
CCLXXXVI.
CCLXXXVII.
CCLXXXVIII.
CCLXXXIX.
CCXC.
CCXCI.
CCXCII.
CCXCIII.
CCXCIV.
CCXCV.
CCXCVI.
CCXCVII.
CCXCVIII.
CCXCIX.
CCC.
CCCI.
CCCII.
CCCIII.
CCCIV.
CCCV.
CCCVI.
CCCVII.
CCCVIII.
CCCIX.
CCCX.
CCCXI.
CCCXII.
CCCXIII.
CCCXIV.
CCCXV.
CCCXVI.

CCCXVII.
CCCXVIII.
CCCXIX.
CCCXX.
CCCXXI.
CCCXXII.
CCCXXIII.
CCCXXIV.
CCCXXV.
CCCXXVI.
CCCXXVII.
CCCXXVIII.
CCCXXIX.
CCCXXX.
CCCXXXI.
CCCXXXII.
CCCXXXIII.
CCCXXXIV.
CCCXXXV.
CCCXXXVI.
CCCXXXVII.
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.
CCCXL.
CCCXLI.
CCCXLII.
CCCXLIII.
CCCXLIV.
CCCXLV.
CCCXLVI.

CCCXLVII.
CCCXLVIII.
CCCXLIX.
CCCL.
CCCLI.
CCCLII.
CCCLIII.

CCCLIV.
CCCLV.
CCCLVI.
CCCLVII.
CCCLVIII.
CCCLIX.
CCCLX.

CCCLXI.

You might also like